Category: Breaking News

Et ullamcorper sollicitudin elit odio consequat mauris, wisi velit tortor semper vel feugiat dui, ultricies lacus. Congue mattis luctus, quam orci mi semper

  • PW PERGUNU Lampung Sukses Gelar RAKERWIL 2024

    PW PERGUNU Lampung Sukses Gelar RAKERWIL 2024

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW PERGUNU) Lampung sukses menyelenggarakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Tahun 2024 dengan tema “Guru Mulia Pemersatu Bangsa Membangun Peradaban”. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (19/12/2024) di Swiss-Bel Lampung.

    Ketua PW PERGUNU, Prof. Dr. Imam Syafe’i, M.Ag., dalam sambutannya, menekankan pentingnya sinergi antara guru NU di berbagai tingkatan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermartabat dan berlandaskan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah. “Guru NU memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter islami. Rakerwil ini menjadi momentum strategis untuk menyusun program kerja yang relevan dan solutif,” ungkapnya.

    Rakerwil 2024 PW PERGUNU Lampung dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri atas pengurus PW PERGUNU, perwakilan Pengurus Cabang PERGUNU dari seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, serta tokoh-tokoh pendidikan NU. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua PWNU Lampung Dr. Maulana Mukhlis, S.Sos., M.IP yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kiprah PERGUNU dalam meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan Nahdlatul Ulama.

    Rangkaian acara Rakerwil meliputi pembahasan komisi organisasi, komisi program kerja dan komisi rekomendasi untuk tahun 2025, seperti peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan berkelanjutan, pengembangan kurikulum berbasis Aswaja, dan kolaborasi dengan lembaga pendidikan formal maupun non-formal. Selain itu, forum ini juga membahas isu-isu strategis terkait tantangan pendidikan di era digital.

    Salah satu peserta, Dr. Abdul Mujib, M.Pd.I., menyatakan bahwa Rakerwil ini memberikan banyak inspirasi dan motivasi bagi para guru NU untuk terus berinovasi. “Kami merasa semakin termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaik dalam dunia pendidikan, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama,” ujarnya.

    Dengan terselenggaranya Rakerwil 2024, PW PERGUNU Lampung berharap dapat merealisasikan program-program yang telah disepakati guna mendukung terciptanya generasi emas Indonesia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Hasil dari Rakerwil ini juga akan menjadi pedoman bagi pengurus di tingkat wilayah dan cabang untuk melaksanakan kegiatan yang sejalan dengan visi besar PERGUNU.

    Rakerwil ditutup dengan doa, dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen dan perjanjian kerja sama antara Universitas Lampung dengan PERGUNU. Kegiatan dilanjutkan dengan Seminar Nasional yang di isi oleh Wakil Ketua Umum PP PERGUNU Achmad Zuhri, M.I.Kom; Dekan FKIP Universitas Lampung Prof. Sunyono, M.Si; Guru Besar UIN Raden Intan Lampung Prof. Dr. Chairul Anwar, M.Pd; serta Ketua PW PERGUNU Lampung Prof. Dr. Imam Syafi’i, M.Ag.

    Kegiatan pungkasan melakukan MoU dan perjanjian kerja sama antara Universitas Lampung dengan PERGUNU yang ditandatangani langsung oleh Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriyani, S.T., D.E.A., IPM., ASEAN.Eng. yang disaksikan oleh Wakil Rektor I Unila Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T.; Wakil Rektor II Unila Dr. Habibullah Jimad, S.E., M.Si. dan jajaran Rektorat Universitas Lampung.

    Prof Lusi biasa ia disapa mengatakan Unila sangat bersemangat untuk berkolaborasi dan dedikasi yang terpancar dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kemajuan pendidikan di Lampung dan Indonesia, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama. (rls/Muhammad Idris/Rita Zaharah)

  • Opini: Refleksi Peringatan Hari Ibu Indonesia Saat Ini

    Opini: Refleksi Peringatan Hari Ibu Indonesia Saat Ini

    Refleksi Peringatan Hari Ibu Indonesia Saat Ini
    Dr. Efa Rodiah Nur, MH
    Dekan Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung

    Sosok Ibu memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ibu adalah sosok yang memberi kehidupan, merawat, dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Ibu adalah orang yang memberikan cinta tanpa syarat dan pengorbanan besar untuk kesejahteraan anak-anaknya. Dari mengandung, melahirkan, hingga membesarkan, Ibu selalu ada untuk memberikan perhatian dan kasih sayang. Maka seorang Ibu adalah sumber kasih sayang dan pengorbanan, sehingga tak heran apabila memang betul bahwa surga berada ditelapak kaki Ibu.

    Ada pendapat mengatakan Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, artinya Ibu adalah guru pertama dan pendidik utama bagi anak-anak. Di rumah, Ibu mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan keterampilan hidup yang sangat penting untuk perkembangan anak. Kepada anak-anaknya Ibu memberikan rasa aman, baik secara fisik maupun emosional. Melindungi anak-anak dari bahaya dan membantu mereka melewati berbagai tantangan hidup. Kemudian Ibu adalah seorang yang berperan dalam pembentukan karakter kepribadian. Karakter anak banyak dipengaruhi oleh didikan dan perhatian Ibu. Ibu berperan penting dalam membentuk sikap, kebiasaan, dan pola pikir anak.

    Ibu sering kali menjadi pusat bagi keluarga, tempat bertanya, meminta saran, dan mencari dukungan emosional bagi setiap anggota keluarga. Dengan demikian, ibu memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi perkembangan pribadi dan kehidupan sosial anak-anak mereka. Dengan segala arti penting seorang Ibu tersebut masyarakat di berbagai negara pada saat ini banyak merayakan hari ibu sebagai hari peringatan nasional. Ada lebih dari 75 negara seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Jepang, China, Taiwan, Malaysia yang menjadikan hari Ibu sebagai hari perayaan. Di beberapa negara Timur Tengah juga merayakan hari ibu dengan sebutan lain yaitu Hari Perempuan Internasional. Biasanya hari Ibu dirayakan dengan membebastugaskan Ibu dari kegiatan sehari-hari. Pekerjaan rumah yang biasa dikerjakan menjadi perkerjaan yang dilakukan oleh Suami dan anak-anaknya, dan tak jarang pada Hari Ibu Suami dan anak-anaknya memberikan bingkisan serta ucapan sebagai bentuk rasa syukur dan kasih sayang kepada Ibu.

    Hari Ibu di Indonesia dirayakan setiap tanggal 22 Desember. Peringatan ini bermula dari Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali diadakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri oleh wanita dari berbagai wilayah di Indonesia dan menjadi momen krusial dalam upaya pemenuhan dan perlindungan hak-hak perempuan, yaitu hak atas pendidikan, kesehatan, dan keterlibatan dalam kehidupan sosial-politik. Melalui kongres ini juga terbentuk sebuah organisasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI). Kemudian organisasi ini berubah nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII) pada tahun 1929. Tahun 1938 diadakan Kongres Perempuan Ketiga di Bandung, hasil dari kongres tersebut menyepakati bahwa setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.

    Kongres perempuan adalah bagian dari upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan yang lebih luas, serta untuk memperkuat posisi perempuan dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan peringatan Hari Ibu pertama kali secara resmi diakui dan disahkan oleh negara pada masa kepemimpinan Presiden Sukarno melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Keputusan ini menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu. Hal ini sebagai inisiatif dari pemerintah Indonesia untuk menghormati dan mendukung semangat perjuangan perempuan Indonesia.

    Seiring berjalannya waktu, Hari Ibu di Indonesia tidak hanya dirayakan sebagai penghargaan terhadap peranan wanita dalam perjuangan kemerdekaan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada Ibu sebagai figur penting dalam keluarga dan masyarakat. Peringatan ini merupakan saat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada para Ibu di seluruh Indonesia atas pengorbanan dan kontribusi mereka dalam membangun keluarga dan negara. Hari Ibu sangat berarti sebagai tanda penghormatan dan penghargaan terhadap peran Ibu dalam kehidupan keluarga, komunitas, dan bangsa. Peringatan ini mengingatkan kita tentang peranan penting Ibu dalam berbagai bidang kehidupan, baik sebagai pendidik awal bagi anak-anak, pengasuh keluarga, maupun sebagai sosok yang sering kali menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter dan moral bangsa.

    Secara khusus, Hari Ibu juga memiliki arti yang signifikan dalam konteks sejarah perjuangan perempuan di Indonesia. Peringatan yang bermula dari Kongres Perempuan Indonesia yang pertama pada tahun 1928, yang menjadi landasan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, termasuk dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan hak untuk ikut serta dalam kehidupan politik dan sosial. Dengan demikian, Hari Ibu tidak hanya untuk menghormati Ibu sebagai sosok, tetapi juga sebagai lambang dari perjuangan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hari Ibu juga membuka peluang bagi setiap orang untuk menyampaikan rasa syukur dan penghargaan kepada Ibu mereka, serta menyadari seberapa pentingnya peran Ibu dalam membangun generasi yang lebih baik. Peringatan ini mengajak kita untuk lebih menghargai usaha Ibu dalam keluarga, sekaligus mendorong kita untuk terus mendukung dan memperjuangkan hak-hak wanita di berbagai tempat di dunia.

    Hari Ibu pada masa sekarang dapat dilihat sebagai momen untuk merenungkan dan menghargai peran signifikan Ibu dalam keluarga, masyarakat, dan negara, yang tidak hanya terbatas pada merawat anak, tetapi juga kontribusinya di berbagai bidang kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Di zaman sekarang, banyak Ibu menjalani peran ganda, yaitu sebagai pengasuh rumah tangga dan juga sebagai pekerja di luar. Mengartikan Hari Ibu saat ini berarti mengakui tantangan besar yang dihadapi Ibu dalam menyeimbangkan tugas rumah tangga dan pekerjaan, serta menghargai pengorbanan dan usaha mereka. Dalam pekerjaan mereka tetap dituntut untuk selalu profesional dan mengembangkan karir yang mereka miliki, kemudian di rumah kepada anak-anaknya Ibu merupakan sosok pertama yang mengajarkan nilai-nilai fundamental. Memberikan makna pada Hari Ibu kini juga berarti menghargai peran ibu-ibu di seluruh dunia dalam membentuk karakter dan moral generasi berikutnya, serta dampak mereka terhadap masa depan dan pembangunan bangsa. Maka Ibu memiliki tugas besar dalam pengembangan karakter bangsa.

    Hari Ibu juga merupakan saat yang tepat untuk mengingatkan kita akan pentingnya pemberdayaan wanita di berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga dunia kerja. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, para wanita memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan bangsa. Sebagai akibatnya, merayakan Hari Ibu kini juga berarti memperjuangkan kesetaraan gender, memberikan kesempatan bagi perempuan untuk terlibat aktif dalam masyarakat, serta menghilangkan rintangan yang menghalangi mereka. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2024 memberikan tema Peringatan Hari Ibu yaitu “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045”. Tema ini mengajak untuk semua masyarakat akan sadar bahwa pentingnya pemberdayaan perempuan terutama Ibu. Mereka perlu didukung untuk terus berkarya demi kemajuan bangsa. Tema ini juga menyiratkan bahwa peran ibu sangat penting demi kemajuan bangsa

    Kemudian melalui Hari Ibu kita perlu menyadari bahwa menghargai kesehatan dan kesejahteraan Ibu. Di berbagai lokasi, Ibu menghadapi kesulitan dalam akses layanan kesehatan, kesejahteraan finansial, serta perlindungan hukum. Mengartikan Hari Ibu saat ini juga berarti membela hak-hak Ibu di bidang ini, agar mereka dapat hidup dengan layak dan sehat, serta mendapatkan kesempatan yang setara dalam segala aspek. Melalui Hari Ibu kita perlu menyadari perlunya ada perlakuan adil kepada Ibu dalam hubungannya di keluarga, masyarakat dan negara.

    Hari Ibu juga merupakan refleksi sosial dan keluarga. Menyikapi Hari Ibu saat ini juga dapat menjadi momen bagi keluarga untuk saling menghormati dan memperkuat hubungan emosional. Ini mengingatkan kita bahwa kontribusi seorang ibu tidak hanya diakui satu hari setahun, tetapi adalah bentuk penghargaan yang perlu terus diperlihatkan sepanjang tahun. Pemenuhan hal tersebut tentu akan berdampak kepada ketahanan keluarga, dengan memberikan kesejahteraan kepada Ibu maka keharmonisan keluarga dapat terjaga, Suami dan anak-anak akan mendapatkan perhatian serta kasih sayang yang cukup bahkan lebih dari seorang Ibu. Secara umum, Hari Ibu saat ini merupakan kesempatan untuk menghormati perjuangan para ibu di seluruh dunia, untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan mereka, serta untuk mendorong kesetaraan yang lebih luas bagi perempuan dalam setiap aspek kehidupan.

  • Opini: Hakekat Hari Ibu

    Opini: Hakekat Hari Ibu

    Hakekat Hari Ibu
    Prof. Dr. H. A. Kumedi Ja’far, S.Ag., M.H.
    Ketua LP2M UIN Raden Intan Lampung
    Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Provinsi Lampung

    Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember tentunya merupakan momen penting bagi kita untuk mengingat dan mengenang akan perjuangan dan pengorbanan seorang ibu, di mana ibu yang mengandung kita, ibu yang melahirkan kita, ibu yang merawat dan membesarkan kita. Ingat Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Lukman Ayat 14, yang artinya “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada dua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam waktu dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah (kamu) kembali”. Berdasarkan ayat ini jelas bahwa betapa besar perjuangan dan pengorbanan seorang ibu dalam mengandung, melahirkan, menyusui, merawat dan membesarkan anaknya. Maka Allah SWT memerintahkan kepada kita agar kita selalu berbuat baik kepada kedua orang tua, khususnya kepada ibu.

    Ibu merupakan sosok perempuan yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian dan kebahagiaan. Ibu juga merupakan sosok perempuan yang tidak mengenal lelah dalam mengarungi kehidupan rumah tangganya, baik mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali. Semua itu dilakukan dengan penuh cinta dan keikhlasan demi menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga.

    Peringatan Hari Ibu tentunya juga mendorong kita untuk lebih sadar akan pentingnya dukungan emosional, fisik dan mental yang telah diberikan oleh seorang ibu. Dalam masyarakat yang serba modern ini kerap kali kita lupa bahwa ibu adalah penjaga utama nilai-nilai pendidikan dan kasih sayang dalam membentuk karakter kita. Bahkan ibu tidak hanya berperan dalam membesarkan anak-anak, tetapi ibu juga berfungsi sebagai penyangga dalam berbagai aspek kehidupan.

    Dan perlu diketahui  bahwa peringatan Hari Ibu seharusnya juga mengingatkan kepada kita akan pentingnya kesetaraan peran gender/perempuan dalam keluarga dan masyarakat, di mana banyak ibu yang menjalankan fungsi ganda, baik di rumah maupun di luar rumah. Di rumah ibu harus menyelesaikan tugas rumahnya seperti memasak, mencuci, menyapu, dan lain sebagainya. Di luar rumah ibu juga ikut membantu suami dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Sehingga wajar kalau ibu merupakan perempuan yang hebat, perempuan yang tangguh dan perempuan yang kuat. Bahkan ibu juga disebut sebagai perempuan yang berdaya dan berkarya.

    Oleh karena itu bagi kita ibu adalah segalanya, di mana ibu merupakan pelita jiwa, penyemangat hidup, curahan hati dan pahlawan sejati yang selalu merawat, membimbing dan mendidik kita hingga dewasa seperti sekarang ini. Sehingga wajar kalau ibu diabadikan dalam berbagai nama, seperti ibu kota (tidak ada bapak kota), ibu pertiwi (tidak ada bapak pertiwi), ibu jari (tidak ada bapak jari), dan lain sebagainya. Untuk itu mari kita jadikan Hari Ibu sebagai momen untuk merayakan dan mengekspresikan rasa terima kasih kita kepada ibu, tentunya dengan senantiasa menghormati, memuliakan, membahagiakan dan mensejahterakan mereka. Ingat, kalau kalian ingin hidup terhormat dan mulia, maka hormati dan muliakan ibumu, dan kalau kalian ingin hidup bahagia dan sejahtera, maka bahagiakan dan sejahterakan ibumu. Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW yang artinya “Setiap langkah yang diambil oleh seorang anak ketika ia berusaha untuk berbuat baik kepada ibunya maka akan mendekatkannya kepada surga”. Ini artinya bahwa setiap usaha untuk berbakti kepada ibu akan mendapatkan pahala besar, bahkan setiap langkah yang dilakukan dalam rangka berbuat baik kepada ibu dianggap sebagai amal yang dapat mendekatkan kita kepada surga. Sementara apabila ibu kita sudah tiada, tentu sebagai wujud bakti, ketaatan, rasa hormat, cinta dan kasih sayang kita adalah dengan senantiasa mendo’akan beliau. Semoga kita menjadi anak-anak yang selalu berbakti kepada ibu, sehingga kita berhak mendapatkan surga Allah SWT. Wallahualam Bishawab.

  • Besok, PW PERGUNU Lampung Siap Gelar Rakerwil 2024 di Swiss-Bel Hotel Bandar Lampung

    Besok, PW PERGUNU Lampung Siap Gelar Rakerwil 2024 di Swiss-Bel Hotel Bandar Lampung

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Dalam rangka menyongsong Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Provinsi Lampung Tahun 2024 panitia terus mematangkan berbagai persiapan yang akan berlangsung besok Kamis (19/12/2024) di Swiss-Belhotel Bandar Lampung.

    “Alhamdulillah hingga H-1 pelaksanaan Rakerwil PW Pergunu Lampung yang diikuti 100 orang peserta perwakilan wilayah dan cabang se-Provinsi Lampung persiapannya sudah 95% dan mohon doanya insyaallah besok pelaksanaannya sukses lancar”, ucap Sekretaris Panitia Rakerwil Pergunu Lampung Dr. Muhammad Idris, M.Pd.I mewakili Ketua Panitia Rakerwil Dr. M. Nur Wahidin, M.Ag, M.Si

    Lebih lanjut Idris mengatakan Rakerwil 2024 PW PERGUNU Lampung ini nantinya akan dilaksanakan Pleno berkaitan Laporan Perkembangan PW dan PC Pergunu se-Provinsi Lampung serta Sidang Komisi yang terbagi dalam tiga komisi yaitu Komisi Organisasi, Komisi Program Kerja dan Komisi Rekomendasi. Kemudian Pleno Pembahasan Pengesahan Hasil Sidang Komisi sebagai tindak lanjut sosialisasi hasil Kongres PERGUNU se-Indonesia di Ponpes Amanatul Umah Mojokerto, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

    Ketua PW PERGUNU Provinsi Lampung Prof. Dr. Imam Syafe’i, M.Ag mengatakan Rakerwil akan dilaksanakan selama satu hari dengan tujuan silaturahmi antara pengurus wilayah dan juga pengurus cabang, juga sebagai titik fokus kepada penguatan jejaring sosial termasuk pendataan anggota dengan pembuatan KTA (Kartu Tanda Anggota) serta pembentukan PAC dan Ranting. “Bismillah, Insyaallah Rakerwil PW PERGUNU Lampung akan digelar besok hari Kamis (19/12/2024) di Swiss-Belhotel Bandar Lampung, mohon doanya semoga terlaksana tanpa ada kendala”, terangnya.

    “Tentunya Rakerwil tahun 2024 akan berjalan lurus dengan rekomendasi dari hasil Kongres III PERGUNU beberapa waktu lalu di Pacet Mojokerto Jawa Timur. Insyaallah kita menekankan beberapa poin yang menjadi fokus PW PERGUNU Lampung sebagaimana yang menjadi instruksi dari Ketum PP PERGUNU Abahyai Asep Saifudin Chalim”, ujar Prof. Imam biasa ia disapa.

    Terpisah, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat PERGUNU Dr. Aris Adi Leksono, M.M.Pd mengucapkan selamat dan sukses kepada PW PERGUNU Provinsi Lampung yang akan melaksanakan Rapat Kerja Wilayah Tahun 2024. “Semoga Rakerwil PW PERGUNU Lampung bisa menghasilkan keputusan-keputusan strategis untuk kemajuan PERGUNU”, ucap Dr. Aris yang juga sebagai Komisioner KPAI.

    Selain menggelar Rapat Kerja Wilayah PERGUNU Lampung juga dijadwalkan akan dilakukan penandatanganan bersama Memorandum of Understanding antara Universitas Lampung dengan Pimpinan Pusat PERGUNU.

    Pembukaan Rakerwil 2024 PW PERGUNU Lampung rencananya akan dibuka langsung oleh Ketua PWNU Lampung Dr. H. Puji Raharjo, S.S, S.Ag, M.Hum juga akan melaksanakan Seminar Nasional berkaitan Pembemdayaan Guru dalam naungan PERGUNU tentang Penguatan Organisasi Profesi yang akan mendatangkan narasumber Achmad Zuhri, M.I.Kom (Wakil Ketua Umum PP PERGUNU) dengan tema Pengelolaan Lembaga Pendidikan Perspektif Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA; kemudian Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, DEA., IPM (Rektor Universitas Lampung) dan Prof. H. Wan Jamaluddin Z, M.Ag, Ph.D (Rektor UIN Raden Intan Lampung) yang bersama-sama membahas tentang Penguatan Sinergitas Tri Dharma Perguruan Tinggi serta Prof. Dr. Imam Syafe’i, M.Ag (Ketua PW PERGUNU Lampung) yang membahas Peran PW PERGUNU dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia di Provinsi Lampung. (Muhammad Idris)

  • Program Studi S2 Pengembangan Masyarakat Islam Raih Akreditasi “Unggul” dari BAN-PT

    Program Studi S2 Pengembangan Masyarakat Islam Raih Akreditasi “Unggul” dari BAN-PT

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Program Studi S2 Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Raden Intan Lampung kembali mencetak prestasi membanggakan dengan meraih akreditasi “Unggul” berdasarkan penilaian dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

    Penilaian akreditasi ini dilakukan melalui asesmen lapangan selama tiga hari, yakni pada 4 hingga 6 November 2024. Kegiatan visitasi dibuka secara resmi di Ruang Teater Gedung Academic Center & Research UIN Raden Intan Lampung. Dua asesor dari BAN-PT, yaitu Dr. Rasyidah, M.Ag dari UIN Ar-Raniry Aceh dan Dr. Abdur Rozaki, M.Si dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hadir untuk melakukan asesmen langsung terhadap program studi.

    Ketua Program Studi S2 Pengembangan Masyarakat Islam, Dr. Fitri Yanti, MA, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas pencapaian ini. “Hasil akreditasi ini adalah bukti kerja keras semua pihak, mulai dari dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, hingga pimpinan universitas. Saya sangat berterima kasih kepada seluruh tim yang telah berkontribusi untuk mendukung keberhasilan ini,” ujarnya.

    Dr. Fitri Yanti juga menambahkan bahwa pencapaian akreditasi “Unggul” ini merupakan momentum untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap mutu Program Studi S2 PMI.

    Tim asesor BAN-PT memberikan penilaian berdasarkan berbagai aspek, termasuk mutu akademik, pengelolaan program studi, kualitas lulusan, dan kontribusi dalam pengembangan masyarakat. Pencapaian ini diharapkan dapat semakin memotivasi Program Studi S2 PMI untuk melahirkan lulusan yang unggul, kompeten, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. (Rita Zaharah)

  • Membangun Generasi Berintegritas: HIMA Bisnis UTB Gelar Seminar Anti Korupsi

    Membangun Generasi Berintegritas: HIMA Bisnis UTB Gelar Seminar Anti Korupsi

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Himpunan Mahasiswa (HIMA) Bisnis Universitas Tulang Bawang (UTB) Bandar Lampung menggelar seminar bertajuk Generasi Jujur, Generasi Unggul, Mahasiswa Lawan Korupsi, bertempat di Aula Kampus UTB pada Kamis (12/12/2024).

    Acara seminar ini menghadirkan tiga narasumber: Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi Lampung Armen Wijaya, Ketua MUI Provinsi Lampung Suryani M. Nur yang juga akademisi/Kaprodi Administrasi Bisnis UTB, serta Suradi akademisi/Kepala Biro Administrasi Umum UTB. Seminar dipandu oleh moderator Aprilianto Amir dan diikuti oleh sekitar 150 mahasiswa.

    Acara ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UTB, Rosidah. Dalam sambutan pembukaannya, Rosidah menyatakan bahwa seminar ini merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif di kalangan mahasiswa tentang pentingnya integritas dalam kehidupan sehari-hari. “Dengan seminar ini, UTB berkomitmen untuk terus mendukung gerakan anti-korupsi melalui pendidikan dan pemberdayaan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Kami berharap mahasiswa UTB dapat menjadi agen perubahan yang berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia yang bebas korupsi,” ujarnya.

    Acara Seminar ini dihadiri oleh Wakil Rektor III UTB Riza Yudha Patria, Dekan Fakultas Hukum UTB Ahadi Fajrin Prasetya, Kepala Biro Humas UTB Thabita Carolina, Presiden BEM, Gubernur BEM, dan para Ketua Himpunan Mahasiswa serta Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan kampus setempat.

    Dalam pemaparan materinya, Suradi menjelaskan bahwa korupsi merupakan masalah serius dan merupakan extra ordinary crime yang merusak pembangunan dan kepercayaan publik. Strategi pencegahan korupsi melibatkan pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sejak dini, serta pelatihan bagi pegawai negeri untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang bersih. Pencegahan juga dilakukan dengan membangun sistem transparan melalui teknologi seperti e-governance, pengawasan lembaga independen, dan pelibatan masyarakat dalam pengawasan serta pelaporan anonim.

    Lebih lanjut Suradi mengatakan “Jika korupsi tetap terjadi, penindakan tegas diperlukan. Aparat hukum harus bertindak cepat, adil, dan transparan untuk memberikan efek jera dan memulihkan kepercayaan masyarakat. Sinergi antara pendidikan, pencegahan, dan penindakan menjadi kunci dalam upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan berintegritas”, ujarnya.

    Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Lampung, Armen Wijaya dalam pemaparan materinya mengatakan Pemuda adalah pembawa angin baru yang dapat memberikan perubahan signifikan dalam pembangunan bangsa. Dengan semangat juang, inovasi, dan keterlibatannya dalam berbagai bidang, pemuda memiliki potensi besar untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan ruang bagi pemuda untuk berperan aktif dan memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera.

    Armen Wijaya lebih lanjut menjelaskan “Pencegahan korupsi adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan penerapan langkah-langkah di atas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan bebas dari praktik korupsi. Dibutuhkan komitmen, kerjasama, dan kesadaran dari semua pihak untuk memastikan bahwa upaya pemberantasan korupsi berjalan dengan efektif”.

    Sedangkan Suryani M. Nur dalam penyampaian materinya menekankan perlunya Kolaborasi Multi Sektor Anti Korupsi untuk Indonesia Lebih Baik. Ia menjelaskan dampak korupsi terhadap ekonomi yakni menghambat pertumbuhan dan investasi, terhadap sosial dapat meningkatkan ketidakadilan dan ketimpangan, dan terhadap politik dapat mengikis demokrasi dan kepercayaan publik terhadap institusi negara.

    Lebih lanjut Suryani mengemukakan pentingnya kolaborasi multi sektor untuk memperkuat pengawasan, pencegahan, dan pemberantasan korupsi, dengan menggerakkan seluruh elemen bangsa (pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan media). Selain itu tantangan dalam pemberantasan korupsi diantaranya budaya toleransi terhadap korupsi dimana norma sosial yang permisif terhadap praktik suap dan nepotisme, juga kurangnya transparansi karena sistem birokrasi yang tertutup dan kompleks, keterbatasan sumber daya (kapasitas lembaga anti-korupsi yang terbatas), serta tekanan dan intervensi politik (hambatan dalam penegakan hukum akibat kepentingan politik tertentu), ujarnya.

    Masih menurut Suryani, peran dan kontribusi setiap sektor dalam kolaborasi : (1) Pemerintah membuat regulasi yang mendukung transparansi dan akuntabilitas, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis digital, serta memperkuat peran lembaga penegak hukum. (2) Sektor Swasta menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), dan melakukan audit internal secara rutin, serta menolak praktik suap dan gratifikasi. (3) masyarakat sipil nengawasi pelaksanaan kebijakan pemerintah, dan meningkatkan kesadaran publik melalui edukasi anti-korupsi, serta melaporkan dugaan kasus korupsi melalui mekanisme yang tersedia, (4) Media dan Teknologi memberikan informasi yang objektif tentang kasus korupsi, menggunakan platform digital untuk mendorong transparansi, seperti e-procurement dan open data, serta meningkatkan literasi digital masyarakat untuk melawan hoaks terkait isu korupsi, (5) Akademisi dan Peneliti melakukan kajian tentang pola korupsi dan solusi pencegahannya, menyediakan rekomendasi berbasis data untuk kebijakan anti-korupsi.

    Di akhir penyampaian materi nya, Suryani mengemukakan Strategi Efektif Kolaborasi Multi Sektor, yaitu membangun sistem transparansi nasional, penggunaan teknologi untuk memastikan keterbukaan data keuangan publik, penguatan kerangka hukum, harmonisasi regulasi anti-korupsi di semua level pemerintahan, serta kampanye anti-korupsi bersama. Selain itu perlu kolaborasi pemerintah, swasta, dan NGO dalam kampanye kesadaran publik, pemberdayaan masyarakat lokal, memberikan akses informasi kepada komunitas tentang anggaran publik, pungkasnya.

    Seminar ini mendapat sambutan antusias dari peserta yang aktif berdiskusi dan bertukar ide dengan para narasumber, dan diakhiri dengan penandatanganan Deklarasi dan Komitmen Bersama Anti Korupsi. (Thabita/Zaharah)

  • Drs. I Made Bagiasa Meninggal Dunia, Ketum PATRI Lampung Prof. Mukri Sampaikan Rasa Kehilangan Mendalam

    Drs. I Made Bagiasa Meninggal Dunia, Ketum PATRI Lampung Prof. Mukri Sampaikan Rasa Kehilangan Mendalam

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Kabar duka datang dari Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (DPD PATRI) Provinsi Lampung. Drs. I Made Bagiasa, mantan Anggota DPRD Provinsi Lampung, telah meninggal dunia pada Sabtu (7/12/2024) pukul 10.10 WIB di Rumah Sakit Budi Medika, Telukbetung, Bandar Lampung, dalam usia 65 tahun.

    Kepergiannya meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga besar DPD PATRI Provinsi Lampung, rekan-rekan seorganisasi, serta masyarakat yang mengenalnya. Alm. Drs. I Made Bagiasa dikenal sebagai sosok yang ramah, rendah hati, dan memiliki komitmen kuat dalam membangun kerukunan antar berbagai elemen masyarakat, baik dalam konteks budaya maupun agama.

    Jenazah almarhum akan disemayamkan di rumah duka yang terletak di Perumahan Griya Sejahtera, Gunung Terang, Langkapura, Bandar Lampung.

    Ketua Umum DPD PATRI Provinsi Lampung, Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, yang juga mengenal almarhum dengan baik, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam. “Saya merasa sangat kehilangan dan cukup kaget mendengar kabar ini, karena beberapa waktu lalu, sekitar sebulan yang lalu, kami sempat berbincang dan bercanda bersama almarhum. Ia adalah sahabat baik saya,” ujar Prof. Mukri.

    Menurut Prof. Mukri, almarhum adalah pribadi yang sangat baik dan bersahabat. “Alm. Drs. I Made Bagiasa adalah orang yang pandai bergaul, luwes dalam berinteraksi dengan berbagai teman, lintas budaya, dan agama. Ia tidak pernah menunjukkan sikap jumawa atau sombong,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Prof. Mukri menambahkan, “Ketokohannya di masyarakat sangat terasa. Alm. Drs. I Made adalah sosok yang bisa menjadi perekat dan pemersatu bangsa, terutama di Lampung, di mana masyarakatnya sangat plural, baik dalam budaya maupun agama. Keberadaan almarhum diterima dengan baik di semua kalangan.”

    Kepergian I Made Bagiasa meninggalkan ruang kosong yang besar, namun kenangan dan jejak positif yang ditinggalkannya akan terus dikenang. Keluarga besar DPD PATRI Provinsi Lampung dan masyarakat akan terus mengenang almarhum sebagai seorang tokoh yang penuh dedikasi, menghargai keberagaman, dan selalu berusaha menciptakan kedamaian. (Rita Zaharah)

  • Resensi Buku: Perempuan Indonesia Berdaulat Dalam Ekonomi, Kebudayan, Pendidikan dan Politik Peresensi

    Resensi Buku: Perempuan Indonesia Berdaulat Dalam Ekonomi, Kebudayan, Pendidikan dan Politik Peresensi

    Resensi Buku:
    Perempuan Indonesia Berdaulat Dalam Ekonomi, Kebudayan, Pendidikan dan Politik
    Peresensi
    Akhmad Syarief Kurniawan

    Buku ini merupakan panduan singkat dan praktis bagi siapapun yang ingin memahami ajaran Islam terkait posisi dan kedudukan perempuan. Sangat mudah dipahami karena ditulis dengan bahasa yang lugas dan sederhana disertai dengan dalil-dalil Al-Quran dan Hadits. Buku ini menjelaskan pentingnya interpretasi Islam yang akomodatif terhadap nilai-nilai kemanusiaan, interpretasi yang sejuk, memihak dan ramah terhadap perempuan.

    Islam datang memproklamirkan kemanusiaan perempuan sebagai manusia utuh. Perempuan adalah makhluk mulia yang memiliki harkat dan martabat. Islam menegaskan bahwa semua manusia (perempuan dan laki-laki) diciptakan dari unsur yang satu (nafs wahidah). Islam sangat tegas menempatkan perempuan sebagai mitra sejajar laki-laki.

    Karena itu, menurut doktor bidang pemikiran politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini, Islam menolak semua bentuk ketimpangan dan ketidakadilan, terutama dalam relasi gender. Islam juga menolak semua bentuk budaya patriarkal, budaya feodal, dan semua sistem tiranik, despotik, dan totaliter. Sebaliknya, Islam sangat vokal mendorong manusia untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan universal.

    Buku istimewa yang diterbitkan oleh Megawati Institute, Jakarta ini, diuraikan dalam delapan (8) BAB besar, yakni; BAB I, mari memahami Islam dengan benar. BAB II, budaya jahiliyah merendahkan perempuan. BAB III, mengapa posisi perempuan tetap terpuruk. BAB IV, kesetaraan perempuan dan laki-laki.

    Selanjutnya, BAB V, ciri – ciri perempuan dalam Al-Quran. BAB VI, posisi penting perempuan. BAB VII, peran perempuan dalam politik, dan BAB VIII, pesan moral keagamaan, halaman v.

    Islam diyakini pemeluknya sebagai agama yang sempurna, didalam ajarannya sudah tercakup semua tuntunan ideal dan luhur bagi manusia dimuka bumi agar selamat dan bahagia menuju kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Ajaran Islam terbagi dalam dua (2) kategori, yakni; ajaran dasar dan non dasar.

    Ajaran dasar Islam termaktub dalam kitab suci Al-Quran dan hadits shahih. Teks-teks suci inilah yang bersifat abadi, mutlak dan tidak dapat diubah. Sedangkan ajaran non dasar mengambil bentuk hasil ijtihad para ulama dari sejak Rasulullah SAW masih hidup sampai sekarang. Sesuai dengan bentuknya, jenis ajaran kedua ini bersifat relativ, tidak mutlak dan tidak absolut, dan bisa diubah. Ajaran non dasar itu ditemukan dalam kitab-kitab fiqih, tafsir, dan kitab-kitab keagamaan lain sejak zaman klasik Islam.

    Rasulullah SAW dengan sukses menyemai ajaran persamaan dan penghormatan kepada manusia dalam masyarakat Madinah yang sangat heterogen sebagaimana tertuang dalam Piagam Madinah.

    Piagam Madinah menegaskan lima hal pokok sebagai dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pertama, prinsip persaudaraan. Semua manusia berasal dari satu unsur dan karenanya mereka bersaudara, tidak boleh menyakiti satu sama lain. Kedua, prinsip menolong dan melindungi, penduduk Madinah yang beragam suku dan agama harus saling membantu dalam menghadapi lawan. Ketiga, prinsip melindungi yang lemah dan teraniaya. Keempat, prinsip saling menasehati, dan terakhir, kelima, prinsip kebebasan berekspresi dan beragama. Semua orang bebas mengemukakan opini dan menjalankan ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing-masing dengan penuh tangggung jawab, halaman, 4.

    Fakta – fakta sejarah mengungkapkan, beribu tahun sebelum Islam datang khususnya dizaman jahiliyah, perempuan dipandang tidak memiliki kemanusiaan yang utuh dan oleh karenanya perempuan tidak berhak bersuara, tidak berhak berkarya, dan tidak berhak memiliki harta.

    Dalam budaya jahiliyah, perempuan hanya diperlakukan sebagai obyek seks. Kalaupun dijadikan istri, maka dia hanya dipaksa melakukan tugas-tugas reproduksi, melahirkan anak, memenuhi kepuasan syahwat suami, serta mengerjakan kewajiban rumah tangga.

    Semua bangsa dan masyarakat yang menempatkan perempuan sebagai mahluk domestik akan menjadi bangsa tertinggal dan terbelakang. Mengapa demikian ? sebab, bangsa tersebut tidak memberikan akses bagi perempuan untuk menjadi subjek dan berkiprah dalam semua bidang pembangunan. Akibatnya, perempuan hanya menjadi objek dan beban masyarakatnya, halaman 11.

    Berbeda dengan pencitraan jahiliyah yang sangat merendahkan perempuan Al-Quran melakukan sebaliknya. Al-Quran melukiskan gambaran perempuan ideal sebagai perempuan yang aktif, produktif, dinamis, sopan dan mandiri, namun tetap terpelihara iman dan akhlaknya. Bahkan, Al-Quran memberi ciri-ciri ideal seorang perempuan muslimah sebagai berikut; pertama, perempuan yang memiliki keteguhan iman dan tidak berbuat syirik, terjaga kemuliaan akhlaqnya dengan tidak berdusta, tidak mencuri, tidak berzina, dan tidak menelantarkan anak-anak, sesuai pesan QS al –Mumtahanah ayat 12.

    Kedua, perempuan yang adil dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan dan memiliki kemandirian politik (al istiqlal al siyasah) seperti figur Ratu Bulqis, Ratu Kerajaan Saba’, sebuah kerajaan super power (‘arsyun ‘adzim), lihat QS an Naml ayat 23.

    Ketiga, perempuan yang memiliki kemandirian ekonomi (al istiqlal al iqtishadi) seperti figur perempuan pengelola peternakan dalam kisah Nabi Musa diwilayah Madyan, yang termaktub dalam QS al Qashash ayat 23.

    Keempat, perempuan yang memiliki integritas yang kokoh dan kemandirian dalam menentukan pilihan pribadi (al istiqlal al syakhshi) yang diyakini kebenarannya, seperti istri Fir’aun yang bernama ‘Asiyah binti Muzahim yang sangat tegar menolah kezaliman, seperti tertuang dalam QS al Tahrim ayat 11.

    Dan, kelima, perempuan yang menjaga kesucian diri, berani mengambil sikap oposisi atau menentang pendapat orang banyak (public opinion) karena meyakini pendapatnya benar, seperti ibunda Nabi Isa AS, Maryam binti Imran, simak dalam QS al Tahrim ayat 12, halaman 47.

    Prof. Dr. Musdah Mulia, perempuan pertama yang dikukuhkan LIPI sebagai Profesor Riset bidang lektur keagamaan di Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 1999, juga berpesan agar perempuan Indonesia aktif dalam ranah politik. Perempuan harus belajar politik dan perlu mensosialisasikan pengertian baru tentang politik dan kekuasaan yang tidak selamanya bernuansa maskulin. Politik dan kekuasaan dapat dibuat berwajah feminim sehingga perempuan tidak harus mengeliminir unsur-unsur feminitas dalam dirinya untuk menggapai tujuan politik dan kekuasaan.

    Peran politik perempuan, antaralain dapat dilihat dari keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan publik, proses penyelenggaraan negara, dan politik perwakilan. Dibandingkan dengan peran politik laki-laki, porsi peran politik perempuan masih sangat kecil, dan dirasakan tidak efektif.

    Mengapa perempuan harus aktif dalam politik? Tujuannya, agar perempuan dapat menampilkan karya produktifnya secara optimal sebagai khalifah, sebagai agen perubahan moral masyarakat. Tujuan hakiki dari politik bagi kaum perempuan Indonesia, bukan semata meraih kekuasaan. Akan tetapi, tujuan esensinya adalah membangun kesejahteraan dan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia, dan semua makhluk di alam semesta.

    Mari berharap semoga semua perempuan Indonesia yang kini menduduki posisi penting sebagai pimpinan dan kader-kader partai politik, pegawai negeri sipil, baik di pusat maupun di daerah, aktivis LSM, dan ormas kemasyarakatan, anggota legislatif, anggota korporasi, seniman, budayawan, intelektual, dan cendekiawan, serta lainnya mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam yang luhur dan mulia ini. Kita berharap, para politisi Indonesia (perempuan dan laki-laki) mampu mengubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik, lebih maju, lebih produktif, dan lebih beradab, halaman 80.

    Peraih penghargaan internasional Yap Thiam Hien Human Rights tahun 2008 ini, menjelaskan dalam pesan-pesan moralnya, antaralain; Islam menegaskan bahwa perempuan dan laki-laki diciptakan setara. Satu-satunya yang membedakan diantara mereka hanyalah ketaqwaan. Islam melarang semua bentuk perkawinan paksa, apalagi perkawinan yang mengeksploitasi perempuan. Islam memerintahkan para pemuda untuk menikah jika sudah dewasa dan memiliki kesanggupan fisik, mental, ekonomi, dan sosial. Islam mengecam semua bentuk stigma (label negatif) dan diskriminasi, halaman 120.

    Buku ini sangat penting untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya perempuan yang masih bekerja keras menegakkan kesetaraan dan keadilan gender, para peneliti Pusat Studi Wanita (PSW), atau Pusat Studi Gender (PSG), para aktivis perempuan, dan lain-lain.

    IDENTITAS BUKU :

    Judul : Kemulian Perempuan Dalam Islam
    Penulis : Prof. Dr. Musdah Mulia
    Penerbit : Megawati Institute, Jakarta
    Tahun Terbit : Cetakan II, September, 2014
    Tebal : xiv + 130 Halaman
    Nomor ISBN : 978-602-98477-1-9
    Peresensi : Akhmad Syarief Kurniawan, Peneliti PC LTN NU Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

  • Benchmarking FKUB Lampung ke Biksu Buddhisme Theravada Thailand

    Benchmarking FKUB Lampung ke Biksu Buddhisme Theravada Thailand

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Rombongan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung yang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Muhammad Bahruddin M.A., melakukan kunjungan ke Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn di Wat Arunrajavararam (Temple of Dawn), Bangkok. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka benchmarking untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama lintas agama, khususnya antara komunitas lintas agama di Provinsi Lampung yang berhimpun dalam FKUB dan komunitas agama-agama di Thailand.

    Rombongan FKUB disambut hangat oleh Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn, seorang biksu terkemuka dalam tradisi Buddhisme Theravāda. Beliau dikenal dengan nama Sawai Chotiko, memegang gelar akademik Ph.D., serta gelar kehormatan Aggamahapandita. Saat ini, beliau menjabat sebagai Asisten Abbot di Wat Arunrajavararam, salah satu kuil paling ikonik di Thailand yang terletak di distrik Bangkok Yai.

    Dalam sambutannya, Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn menyampaikan pentingnya dialog antaragama sebagai fondasi perdamaian global. Beliau juga memaparkan peran Wat Arun sebagai pusat pendidikan spiritual dan toleransi. Dengan pengalamannya yang luas sebagai mantan Wakil Rektor Urusan Luar Negeri di Mahachulalongkornrajavidyalaya University (MCU) selama 12 tahun (2010-2022), beliau menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan agama di tingkat internasional. Beliau juga pernah mengunjungi Candi Borobudur, ke Bali, Jakarta, dan Medan.

    Lebih lanjut Ven. Dr. Phra menjelaskan (dalam bahasa Inggris) tentang peran Pemerintah Thailand dalam Pendidikan dan Pengembangan Keagamaan serta Tempat Ibadah, dimana Thailand, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha, memiliki sistem pemerintahan yang aktif dalam mendukung pendidikan dan pembinaan keagamaan. Pemerintah Thailand telah menunjukkan peran penting dalam memastikan keberlanjutan nilai-nilai budaya, spiritual, dan keagamaan melalui kebijakan yang terintegrasi dalam pendidikan formal dan pengelolaan tempat ibadah.

    Pendidikan di Thailand merupakan salah satu prioritas utama pemerintah. Sistem pendidikan Thailand didesain untuk menanamkan nilai-nilai moral, budaya, dan patriotisme kepada generasi muda. Pemerintah memberikan dukungan terhadap pendidikan umum melalui subsidi biaya sekolah dan pengadaan fasilitas pendidikan di daerah perkotaan maupun pedesaan. Selain itu, kurikulum nasional Thailand mencakup pelajaran agama Buddha sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Hal ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap ajaran agama yang menjadi mayoritas di negara tersebut, seperti prinsip “Dhamma” dan nilai-nilai moralitas universal. Namun, pemerintah juga memberikan ruang bagi siswa dari agama lain untuk belajar sesuai kepercayaan mereka, mencerminkan toleransi antaragama yang dijunjung tinggi.

    Pemerintah Thailand juga mendukung pendidikan berbasis agama di institusi keagamaan, seperti kuil atau “wat”. Banyak anak muda di pedesaan mendapat pendidikan dasar melalui program pendidikan di kuil Buddha, yang mengajarkan tidak hanya agama tetapi juga keterampilan hidup, seperti pertanian ebagai negara yang dikenal dengan julukan “Tanah Seribu Kuil”, Thailand memiliki ribuan tempat ibadah Buddha yang tersebar di seluruh negeri. Pemerintah memegang peran besar dalam mendukung keberlanjutan tempat ibadah ini, baik melalui alokasi anggaran negara maupun pengaturan regulasi.

    Departemen Urusan Agama di bawah Kementerian Kebudayaan Thailand bertanggung jawab atas pengelolaan tempat ibadah. Pemerintah memberikan dana untuk perawatan kuil, pengelolaan aktivitas keagamaan, dan pelatihan bagi para biksu. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam mengatur program retret dan meditasi yang terbuka bagi masyarakat lokal maupun wisatawan internasional.

    Meski mayoritas penduduk Thailand beragama Buddha, pemerintah tetap memberikan perhatian kepada kelompok agama lain, seperti Islam, Kristen, dan Hindu. Masjid, gereja, dan kuil Hindu di Thailand mendapat perlakuan yang adil dari pemerintah, baik dalam bentuk izin pembangunan maupun dukungan keamanan. Hal ini menunjukkan komitmen Thailand dalam memelihara kerukunan beragama.

    Selain untuk tujuan keagamaan, tempat ibadah di Thailand juga menjadi pusat daya tarik wisata. Wat Arun, Wat Pho, dan Wat Phra Kaew adalah contoh kuil Buddha yang menjadi ikon pariwisata. Pemerintah memanfaatkan potensi ini untuk mendukung ekonomi lokal dengan mempromosikan tempat ibadah sebagai destinasi wisata budaya dan spiritual. Pendapatan dari sektor pariwisata digunakan untuk melestarikan kuil dan mendukung kegiatan keagamaan.

    Peran pemerintah Thailand dalam bidang pendidikan dan pengembangan keagamaan sangatlah signifikan. Melalui kebijakan yang mendukung pendidikan berbasis moralitas dan spiritualitas, serta pengelolaan tempat ibadah, pemerintah berhasil menjaga keseimbangan antara tradisi budaya dan perkembangan modernitas. Selain itu, komitmen terhadap toleransi dan keberagaman agama menunjukkan upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Dengan langkah-langkah ini, Thailand tidak hanya menjadi pusat spiritualitas bagi masyarakatnya tetapi juga dunia internasional.

    Di sisi lain, Prof. Dr. H. Muhammad Bahruddin M.A., menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat yang diberikan oleh Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn di Wat Arun. Beliau menekankan bahwa kunjungan ini menjadi momen penting bagi FKUB Lampung untuk mempelajari praktik-praktik toleransi dan harmoni antarumat beragama yang telah diterapkan di Thailand.

    Dalam diskusi tersebut, kedua pihak berbagi pengalaman tentang pengelolaan kerukunan umat beragama di masing-masing negara. FKUB Lampung juga menyampaikan komitmennya untuk menjalin kerja sama lebih lanjut, khususnya dalam program-program yang mempromosikan dialog antaragama.

    Kunjungan ini mencerminkan semangat persaudaraan antarbangsa dan agama, sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Thailand melalui jalur diplomasi keagamaan. Di akhir pertemuan, Ketua FKUB Provinsi Lampung Prof. Dr. H. M. Bahrudin MA memberikan plakat FKUB sebagai tanda kenang-kenangan, dan yang lebih mengharukan lagi, Sawai Chotiko membersamai rombongan FKUB untuk berphoto bersama di depan temple of Dawn, dan menghantar kepulangan rombongan sampai di depan bus.(Suryani/Rita Zaharah)

  • Ratusan Kader Fatayat NU Lampung Gelar Aksi Solidaritas dan Doa Bersama untuk Alm. Riyas Nuraini

    Ratusan Kader Fatayat NU Lampung Gelar Aksi Solidaritas dan Doa Bersama untuk Alm. Riyas Nuraini

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Ratusan kader Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah di Lampung menggelar aksi solidaritas dan doa bersama di Polda Lampung, Rabu (4/12/2024). Kegiatan bertema “Mengetuk Pintu Langit dan Pintu Keadilan” ini digelar sebagai bentuk dukungan atas kasus pembunuhan tragis yang menimpa Alm. Riyas Nuraini, kader Fatayat NU Lampung Timur.

    Alm. Nuraini (32), anggota Ranting Fatayat NU Rajabasa Lama, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada 18 Juli 2024. Jasadnya ditemukan terbungkus karung di atas sepeda motor miliknya di kebun jagung, Desa Rajabasa, Lampung Timur. Lokasi penemuan hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari rumah korban.

    Desakan kepada Aparat Kepolisian

    Ketua PW Fatayat NU Lampung, Wirdayati, menyatakan bahwa aksi ini dilakukan untuk meminta kejelasan perkembangan penyelidikan kasus Riyas kepada pihak kepolisian.

    “Sudah lima bulan berlalu, tetapi sampai sekarang belum ada kepastian mengenai siapa pelaku pembunuhan ini. Padahal, sudah puluhan saksi diperiksa. Kami ingin mendengar langsung dari pihak kepolisian tentang perkembangan kasus ini,” ujar Wirdayati.

    Ia juga menegaskan bahwa Fatayat NU hanya mampu memberikan pendampingan dan dukungan moral kepada keluarga korban. Selain itu, doa bersama digelar sebagai upaya spiritual agar kasus ini segera terungkap.

    “Kami berharap, dengan doa bersama ini, ada kekuatan yang membantu pihak kepolisian dalam menyelesaikan kasus ini. Kami masih percaya bahwa Kapolda Lampung dan jajarannya mampu mengungkap pelaku pembunuhan ini,” tambahnya.

    Harapan Keluarga Korban

    Riyanto, kakak almarhumah Riyas, turut hadir dalam acara tersebut. Ia menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian adiknya dan berharap agar kasus ini segera terungkap.

    “Riyas adalah pribadi yang aktif, ramah, dan harmonis dengan keluarga. Kami sangat kehilangan. Saya mohon kepada pihak kepolisian agar sungguh-sungguh menuntaskan kasus ini demi keadilan bagi adik saya,” ucap Riyanto.

    Respons dari Kepolisian

    Aksi solidaritas ini diterima langsung oleh Karo Ops Polda Lampung Kombes Pol Ardiansyah Daulay, didampingi Dirintelkam Kombes Nowo Hadi Nugroho, Dirkrimum Kombes Pahala Simanjuntak, dan Kabid Humas Kombes Umi Fadilah.

    Dirkrimum Kombes Pahala Simanjuntak menjelaskan bahwa kasus ini masih dalam penyelidikan. Hingga saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa 62 saksi, namun belum menemukan bukti yang cukup untuk mengidentifikasi pelaku.

    “Kami telah memeriksa rekaman CCTV di lokasi sekitar kejadian, tetapi aksesnya sangat terbatas. Salah satu rumah yang memiliki CCTV pun tidak merekam aktivitas mencurigakan. Namun, kami tidak akan menyerah untuk mengungkap kasus ini,” tegas Pahala.

    Ia juga meminta dukungan masyarakat agar memberikan informasi sekecil apa pun yang dapat membantu penyelidikan.

    “Kami sangat membutuhkan petunjuk tambahan. Kami mohon doa dan bantuan dari masyarakat agar kasus ini segera terungkap,” pungkasnya.

    Aksi solidaritas ini menjadi pengingat pentingnya sinergi antara masyarakat dan pihak berwenang dalam menuntaskan kasus-kasus kriminal yang belum terpecahkan. (LTN-NU Lampung/Rita Zaharah)