Breaking NewsHOMEWARTA NASIONAL DAN DAERAH

Benchmarking FKUB Lampung ke Biksu Buddhisme Theravada Thailand

Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

Rombongan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung yang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Muhammad Bahruddin M.A., melakukan kunjungan ke Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn di Wat Arunrajavararam (Temple of Dawn), Bangkok. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka benchmarking untuk memperkuat pemahaman dan kerja sama lintas agama, khususnya antara komunitas lintas agama di Provinsi Lampung yang berhimpun dalam FKUB dan komunitas agama-agama di Thailand.

Rombongan FKUB disambut hangat oleh Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn, seorang biksu terkemuka dalam tradisi Buddhisme Theravāda. Beliau dikenal dengan nama Sawai Chotiko, memegang gelar akademik Ph.D., serta gelar kehormatan Aggamahapandita. Saat ini, beliau menjabat sebagai Asisten Abbot di Wat Arunrajavararam, salah satu kuil paling ikonik di Thailand yang terletak di distrik Bangkok Yai.

Dalam sambutannya, Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn menyampaikan pentingnya dialog antaragama sebagai fondasi perdamaian global. Beliau juga memaparkan peran Wat Arun sebagai pusat pendidikan spiritual dan toleransi. Dengan pengalamannya yang luas sebagai mantan Wakil Rektor Urusan Luar Negeri di Mahachulalongkornrajavidyalaya University (MCU) selama 12 tahun (2010-2022), beliau menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya dan agama di tingkat internasional. Beliau juga pernah mengunjungi Candi Borobudur, ke Bali, Jakarta, dan Medan.

Lebih lanjut Ven. Dr. Phra menjelaskan (dalam bahasa Inggris) tentang peran Pemerintah Thailand dalam Pendidikan dan Pengembangan Keagamaan serta Tempat Ibadah, dimana Thailand, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha, memiliki sistem pemerintahan yang aktif dalam mendukung pendidikan dan pembinaan keagamaan. Pemerintah Thailand telah menunjukkan peran penting dalam memastikan keberlanjutan nilai-nilai budaya, spiritual, dan keagamaan melalui kebijakan yang terintegrasi dalam pendidikan formal dan pengelolaan tempat ibadah.

Pendidikan di Thailand merupakan salah satu prioritas utama pemerintah. Sistem pendidikan Thailand didesain untuk menanamkan nilai-nilai moral, budaya, dan patriotisme kepada generasi muda. Pemerintah memberikan dukungan terhadap pendidikan umum melalui subsidi biaya sekolah dan pengadaan fasilitas pendidikan di daerah perkotaan maupun pedesaan. Selain itu, kurikulum nasional Thailand mencakup pelajaran agama Buddha sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Hal ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap ajaran agama yang menjadi mayoritas di negara tersebut, seperti prinsip “Dhamma” dan nilai-nilai moralitas universal. Namun, pemerintah juga memberikan ruang bagi siswa dari agama lain untuk belajar sesuai kepercayaan mereka, mencerminkan toleransi antaragama yang dijunjung tinggi.

Pemerintah Thailand juga mendukung pendidikan berbasis agama di institusi keagamaan, seperti kuil atau “wat”. Banyak anak muda di pedesaan mendapat pendidikan dasar melalui program pendidikan di kuil Buddha, yang mengajarkan tidak hanya agama tetapi juga keterampilan hidup, seperti pertanian ebagai negara yang dikenal dengan julukan “Tanah Seribu Kuil”, Thailand memiliki ribuan tempat ibadah Buddha yang tersebar di seluruh negeri. Pemerintah memegang peran besar dalam mendukung keberlanjutan tempat ibadah ini, baik melalui alokasi anggaran negara maupun pengaturan regulasi.

Departemen Urusan Agama di bawah Kementerian Kebudayaan Thailand bertanggung jawab atas pengelolaan tempat ibadah. Pemerintah memberikan dana untuk perawatan kuil, pengelolaan aktivitas keagamaan, dan pelatihan bagi para biksu. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam mengatur program retret dan meditasi yang terbuka bagi masyarakat lokal maupun wisatawan internasional.

Meski mayoritas penduduk Thailand beragama Buddha, pemerintah tetap memberikan perhatian kepada kelompok agama lain, seperti Islam, Kristen, dan Hindu. Masjid, gereja, dan kuil Hindu di Thailand mendapat perlakuan yang adil dari pemerintah, baik dalam bentuk izin pembangunan maupun dukungan keamanan. Hal ini menunjukkan komitmen Thailand dalam memelihara kerukunan beragama.

Selain untuk tujuan keagamaan, tempat ibadah di Thailand juga menjadi pusat daya tarik wisata. Wat Arun, Wat Pho, dan Wat Phra Kaew adalah contoh kuil Buddha yang menjadi ikon pariwisata. Pemerintah memanfaatkan potensi ini untuk mendukung ekonomi lokal dengan mempromosikan tempat ibadah sebagai destinasi wisata budaya dan spiritual. Pendapatan dari sektor pariwisata digunakan untuk melestarikan kuil dan mendukung kegiatan keagamaan.

Peran pemerintah Thailand dalam bidang pendidikan dan pengembangan keagamaan sangatlah signifikan. Melalui kebijakan yang mendukung pendidikan berbasis moralitas dan spiritualitas, serta pengelolaan tempat ibadah, pemerintah berhasil menjaga keseimbangan antara tradisi budaya dan perkembangan modernitas. Selain itu, komitmen terhadap toleransi dan keberagaman agama menunjukkan upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Dengan langkah-langkah ini, Thailand tidak hanya menjadi pusat spiritualitas bagi masyarakatnya tetapi juga dunia internasional.

Di sisi lain, Prof. Dr. H. Muhammad Bahruddin M.A., menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat yang diberikan oleh Ven. Dr. Phra Sophonvachirabhorn di Wat Arun. Beliau menekankan bahwa kunjungan ini menjadi momen penting bagi FKUB Lampung untuk mempelajari praktik-praktik toleransi dan harmoni antarumat beragama yang telah diterapkan di Thailand.

Dalam diskusi tersebut, kedua pihak berbagi pengalaman tentang pengelolaan kerukunan umat beragama di masing-masing negara. FKUB Lampung juga menyampaikan komitmennya untuk menjalin kerja sama lebih lanjut, khususnya dalam program-program yang mempromosikan dialog antaragama.

Kunjungan ini mencerminkan semangat persaudaraan antarbangsa dan agama, sekaligus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Thailand melalui jalur diplomasi keagamaan. Di akhir pertemuan, Ketua FKUB Provinsi Lampung Prof. Dr. H. M. Bahrudin MA memberikan plakat FKUB sebagai tanda kenang-kenangan, dan yang lebih mengharukan lagi, Sawai Chotiko membersamai rombongan FKUB untuk berphoto bersama di depan temple of Dawn, dan menghantar kepulangan rombongan sampai di depan bus.(Suryani/Rita Zaharah)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button