Bandar Lampung: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung akan menyelenggarakan kegiatan Akademi Da’i Wasathiyah (ADW) pada tanggal 13 s/d 15 Desember 2018 di Asrama Haji Lungsir Bandar Lampung bagi para mubaligh/da’i. Opini dan pendapat tentang Islam yang benar, Islam yang damai, Islam yang sejuk dan menentramkan bagi semua orang bahkan bagi alam semesta (rahmatan lil ‘alamin), akan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pesan (message) para da’i dan mubaligh yang menjadi garda depan dalam dakwah Islam. Oleh karena itu, penataan, pembekalan dan pelatihan kader dakwah yang berwawasan moderat (wasathiyah), yang mencintai tanah air (hubbul wathan) dan perekat NKRI perlu untuk digalakkan untuk menjaga tetap tegaknnya NKRI, Pancasila dan UUD 1945 dari tafsir-tafsir lain dari golongan kiri seperti Partai Komunis Indonesia, maupun dari golongan kanan , seperti Darul Islam (DI), dan Negara Islam Indonesia (NII), Islamic State in Iraq and Syiria (ISIS), yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara berdasarkan agama. Hal tersebut disampaikan Hi. Suryani M Nur selaku Sekretaris Pelaksana kegiatan ini.
Suryani menjelaskan bahwa kegiatan ini akan dilakukan berkelanjutan yang pada angkatan pertama ini diikuti sekitar lima puluhan peserta yang merupakan utusan dari pengurus MUI Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung dan Ormas Islam serta Pondok Pesantren yang diundang. Adapun kualifikasi peserta yakni mampu membaca al-Qur’an dengan baik, mampu berbahasa arab (minimal pasif), diutamakan alumni pondok pesantren dan/atau sarjana keilmuan agama, memiliki motivasi tinggi untuk menjadi da’i profesional, sehat jasmani rohani, memiliki kemampuan berceramah (public speaking), menulis naskah/berita, dan berusia 22-50 tahun. “Tujuan kegiatan ini untuk mencetak kader da’i yang memiliki kemampuan dan wawasan wasathiyah dalam menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, meningkatkan kualitas da’i dalam penguasaan materi dakwah (maddah), cara berfikir moderat (manhaj wasathiyah) maupun media (washilah), membentuk da’i yang memahami kearifan lokal (local wisdom) dan dinamika sosial untuk keberhasilan tugas dakwah di tengah masyarakat majemuk, membentuk da’i yang memegang teguh akhlakul karimah, membentuk da’i yang memupuk ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah, dan membentuk da’i yang senantiasa memelihara dan melestarikan akidah Islamiyah ala manhaj ahlussunah wa al-jama’ah yang mendukung tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
“Adapun materi pembelajarannya meliputi fiqih dakwah/metodologi dakwah, sosiologi dan psikologi dakwah, publik speaking, moderasi Islam Indonesia, Islam wasathiyah dan kerukunan umat beragama, kontribusi ormas Islam dalam pembangunan, peran ulama dan santri dalam pembangunan nasional dan menjaga NKRI, bahaya paham radikal dan pencegahannya, dan sejarah perkembangan dakwah di Indonesia dan kearifan lokal. Sedangkan Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Komisi Dakwah MUI Pusat, Dewan Pimpinan dan Komisi Dakwah MUI Provinsi Lampung, Akademisi Fakultas Dakwah UIN Raden Intan Lampung, Kakanwil Kemenag, Polda, Binda, Pimpinan Ormas Islam, dan praktisi dakwah”, pungkasnya. (Rudi Santoso)