Author: muilampungdigital

  • Ini Harapan Pj. Gubernur Lampung pada Lomba Dai/Daiyyah LD PWNU Lampung

    Ini Harapan Pj. Gubernur Lampung pada Lomba Dai/Daiyyah LD PWNU Lampung

     

    Bandarlampung, MUI Lampung Digital

    Hari Santri merupakan momen penting bagi bangsa kita, khususnya umat Islam, karena mengingatkan kita akan peran besar Santri dalam sejarah perjuangan bangsa, baik dalam menegakan syariat Islam maupun mempertahankan pelestarian bangsa, hal tersebut dikatakan Pj. Gubernur Lampung Dr. Drs. Samsudin, SH , MH., M.Pd. dalam acara Pembukaan Lomba Da’i/Daiyyah Milenial Se-Provinsi Lampung, diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah PWNU Provinsi Lampung di Aula Arafah Asrama Haji Rajabasa Bandarlampung pada Ahad (20/10/2024).

    Lebih lanjut Pj. Gubernur yang diwakili oleh Staf Ahli bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Ganjar Jationo, S.E., M.AP. mengatakan “Da’i/Daiyyah harus dapat menyampaikan ajaran Islam yang Rahmatan Lil Alamin di tengah era digital yang penuh tantangan, dakwah saat ini harus semakin kreatif, inovatif dan mampu menyentuh hati setiap lapisan masyarakat, terutama generasi muda”, ujarnya. Pj. Gubernur berharap Lomba Da’i/Daiyyah Milenial ini dapat menghasilkan para Da’i dan Daiyyah muda yang cerdas dan berwawasan luas, dan memiliki kemampuan dakwah yang unggul, sehingga mampu menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Dalam akhir sambutannya Pj. Gubernur berharap “Lomba Da’i/Daiyyah Milenial Se-Provinsi Lampung Tahun 2024 ini juga menjadi ajang untuk memperkuat al-ukhuwah al-Islamiyyah demi menjaga kondusifitas provinsi Lampung”, pungkasnya.

    Tampak hadir pada acara Pembukaan Lomba Da’i/Daiyyah Milenial ini Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, Dr. KH. Puji Raharjo, S.S., S.Ag., M.Hum., yang juga sebagai Ka Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, Ketua MUI Provinsi Lampung, Kepala Biro Kesra Pemprov Lampung, Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, Pimpinan PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) Area Lampung, PT. Bank DKI Syariah Cabang Lampung, PT. Pegadaian, dan PT. Pegadaian Syariah Cabang Bandar Lampung, serta undangan lainnya.

    Dalam sambutannya, KH. Puji Raharjo menekankan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting dalam mencetak generasi muda yang berkompeten di bidang dakwah. Menurutnya, perlombaan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga media bagi para da’i dan da’iyah muda untuk mengasah kemampuan retorika, wawasan keagamaan, serta memperkuat komitmen mereka dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. “Saya sangat mengapresiasi kerja keras Lembaga Dakwah PWNU Lampung yang telah berhasil menyelenggarakan acara ini”. KH. Puji mengatakan “Kegiatan seperti ini penting untuk melahirkan kader-kader muda yang tidak hanya cakap dalam berdakwah, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam serta mampu menyampaikan dakwah dengan cara yang relevan bagi generasi milenial,” ujar KH. Puji Raharjo.

    Lebih lanjut Ketua PWNU jebolan pesantren ini mengutip ayat al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 160, berbunyi : Man jā’a bil-ḥasanati fa lahū ‘asyru amṡālihā, wa man jā’a bis-sayyi’ati falā yujzā illā miṡlahā wa hum lā yuẓlamūn(a), yang artinya: “Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya”. Oleh karenanya ia mengajak untuk terus berbuat kebaikan meskipun sekecil apapun, karena sesungguhnya kebaikan tersebut akan kembali untuk kita, ungkapnya

    Lomba Da’i/Daiyyah Milenial 2024 ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Lampung, dengan penilaian meliputi kemampuan penyampaian materi dakwah, ketepatan isi, serta kreativitas dalam menyampaikan pesan-pesan agama. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan untuk terus mengembangkan potensi para da’i muda dalam mendukung misi dakwah di era digital.

    KH. Puji Raharjo berharap “ke depan, PWNU Lampung melalui Lembaga Dakwah bisa terus berinovasi dalam menciptakan program-program dakwah yang adaptif dan relevan, khususnya dalam menghadapi tantangan dakwah di era globalisasi”, pungkasnya. (Suryani).

  • IPNU IPPNU UIN RIL Harus Cakap Digital

    IPNU IPPNU UIN RIL Harus Cakap Digital

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung mengadakan masa kesetiaan anggota sebagai bentuk kaderisasi tingkat awal untuk berkhidmat di IPNU IPPNU khususnya di UIN Raden Intan Lampung, Salah satu materi yang di sampaikan adalah tentang kecakapan dalam media sosial. Sabtu (19/10/2024)

    Rekan Ade Erlangga mengatakan untuk mewujudkan generasi unggul dan berkompeten di era serba digital, Pelajar NU di perguruan tinggi harus memiliki kecakapan digital sebagai bekal dalam membangun digital platform yang berfungsi untuk menyebarkan banyak informasi penting dan menarik khususnya di kalangan mahasiswa.

    Hal ini disampaikan Rekan Ade Erlangga saat mengisi materi Teologi Media Sosial dalam acara Masa Kesetiaan Anggota PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung di Ponpes Mutiara Miftahul Jannah Lampung Selatan, dengan mengambil tema “Peran Pelajar NU Dalam Rangka Memelihara Eksistensi Kultur Ahlussunah Wal Jamaah Di Era Transisi Revolusi
    Industri 5.0” yang diikuti oleh Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UINRIL) dan Universitas Negeri Lampung (UNILA).

    “Ada dua hal yang perlu kita perhatikan, pertama kita hidup di era disrupsi, era yang tidak menentu. Sekarang kita sudah memasuki teknologi 5.0. Intinya, perbedaan antara revolusi digital 4.0 dengan 5.0, bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk kemaslahatan ummat. Supaya mahasiswa kedepannya makin maju,” ujarnya.

    “Baik santri/santriwati maupun pelajar yang ada di perguruan tinggi memiliki kewajiban meng-upgrade keilmuannya sebagai modal utama dalam berkompetisi 5-10 tahun mendatang. Tentunya, keilmuan yang dimiliki harus dibagikan kembali ke lingkungan sekitar. Pesan saya, penguasaan digital platform itu penting sekali dan harus diaplikasikan. Dengan membangun digital platform melalui media sosial atau e-commerce, kaum milenial generasi Z akan jauh lebih berkarya dan berdaya. Dengan demikian juga akan berkontribusi dalam Pembangunan, “ucapnya. (Saibani)

  • Opini: Peran Strategis DPD PATRI Lampung terhadap Pembangunan Daerah yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Opini: Peran Strategis DPD PATRI Lampung terhadap Pembangunan Daerah yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Peran Strategis DPD PATRI Lampung terhadap Pembangunan Daerah yang Inklusif dan Berkelanjutan
    Dr. KH. Andi Warisno, MM.Pd.
    (Ketua Harian DPD PATRI Provinsi Lampung)

    Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam program transmigrasi. Program transmigrasi yang dimulai sejak masa kolonial hingga era pasca kemerdekaan bertujuan untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan mendistribusikan populasi ke daerah-daerah yang kurang berkembang, termasuk Lampung. Salah satu dampak positif dari program ini adalah terbentuknya komunitas anak-anak transmigran yang kini tergabung dalam organisasi yang bernama Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI). Organisasi ini memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan di Provinsi Lampung, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun budaya.

    1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

    PATRI memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Lampung. Sebagai organisasi yang beranggotakan anak-anak transmigran, PATRI memiliki akses langsung ke masyarakat yang hidup di daerah-daerah transmigrasi, yang pada umumnya masih menghadapi tantangan dalam hal pendidikan dan akses terhadap informasi. PATRI dapat menjadi jembatan dalam memberikan pelatihan, program pendidikan, dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat transmigran, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih maksimal terhadap pembangunan daerah.

    Selain itu, PATRI juga dapat memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta untuk menciptakan program-program beasiswa atau pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di Lampung. Dengan demikian, kualitas sumber daya manusia di Provinsi Lampung dapat terus berkembang seiring dengan meningkatnya kompetensi generasi muda, khususnya dari kalangan anak-anak transmigran.

    2. Penguatan Ekonomi Daerah

    Selain meningkatkan kualitas sumber daya manusia, PATRI juga memiliki peran penting dalam memperkuat ekonomi daerah. Wilayah-wilayah transmigrasi sering kali menjadi pusat pertanian dan perkebunan yang produktif. PATRI dapat mendukung pemberdayaan masyarakat transmigran dalam pengelolaan sumber daya alam dan potensi agribisnis yang ada di Provinsi Lampung. Dengan memberikan pelatihan terkait teknologi pertanian, manajemen usaha, hingga akses ke pasar, PATRI dapat mendorong lahirnya wirausaha-wirausaha baru di sektor pertanian.

    PATRI juga dapat berperan sebagai penghubung antara para pelaku usaha lokal dengan pihak-pihak yang membutuhkan produk-produk dari wilayah transmigrasi. Hal ini akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi para petani dan pengusaha kecil di wilayah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal.

    3. Pembangunan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi

    Pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan daerah, dan PATRI memiliki peran strategis dalam mendorong hal ini. Organisasi ini dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur, seperti jalan, sarana transportasi, fasilitas kesehatan, dan pendidikan di wilayah transmigrasi. Dengan keterlibatan PATRI dalam proses perencanaan pembangunan, kebutuhan masyarakat transmigran dapat lebih terakomodasi dan pembangunan yang dilakukan akan lebih sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.

    PATRI juga bisa menjadi mitra pemerintah dalam mengadvokasi pembangunan yang berkelanjutan, khususnya terkait pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Provinsi Lampung. Pengembangan sektor pariwisata berbasis alam dan budaya di wilayah transmigrasi, misalnya, dapat menjadi salah satu fokus yang dapat dikembangkan PATRI sebagai upaya diversifikasi ekonomi daerah.

    4. Pelestarian Budaya dan Penguatan Identitas Lokal

    Lampung dikenal dengan kekayaan budaya lokal, dan kehadiran komunitas transmigran menambah kekayaan budaya tersebut. PATRI dapat berperan dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal serta memperkenalkan budaya asal masyarakat transmigran ke masyarakat luas. Interaksi antara masyarakat asli Lampung dengan masyarakat transmigran menciptakan akulturasi budaya yang kaya dan harmonis, yang pada akhirnya memperkuat persatuan di tingkat daerah.

    PATRI juga bisa mengadakan berbagai kegiatan seni dan budaya, seperti festival atau pameran, yang mempromosikan kekayaan budaya dari berbagai daerah asal transmigran. Dengan demikian, organisasi ini tidak hanya berperan dalam pelestarian budaya, tetapi juga dalam memperkuat identitas lokal yang plural dan inklusif.

    5. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Swasta

    Peran strategis PATRI tidak dapat dipisahkan dari pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan sektor swasta. Organisasi ini dapat berfungsi sebagai mitra strategis dalam berbagai program pembangunan daerah. Dengan kemampuan untuk menggalang sumber daya dan dukungan dari berbagai pihak, PATRI dapat membantu pemerintah daerah dalam mencapai target-target pembangunan, terutama di wilayah-wilayah yang masih tertinggal.

    Kolaborasi dengan sektor swasta juga penting dalam menciptakan peluang kerja dan pengembangan usaha di wilayah transmigrasi. PATRI dapat menjadi fasilitator antara investor atau pengusaha dengan masyarakat transmigran, sehingga terjadi sinergi yang saling menguntungkan.

    Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung pembangunan di Provinsi Lampung. Dengan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi daerah, pembangunan infrastruktur, pelestarian budaya, serta kolaborasi dengan berbagai pihak, PATRI dapat menjadi motor penggerak yang signifikan dalam upaya memajukan Lampung sebagai salah satu provinsi yang berkembang di Indonesia. Peran PATRI ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat transmigran, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Lampung dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan (inclusive and sustainable development).

  • Opini: Dawuh Kyai Pada Santri

    Opini: Dawuh Kyai Pada Santri

    Dawuh Kyai Pada Santri
    Dr. Agus Hermanto, MHI
    Dosen UIN Raden Intan Lampung

    Hubungan antara Kyai dan santri adalah suatu yang tidak terpisahkan. Dalam dunia pesantren, Kyai adalah figur, dan santri adalah hamba Allah Ta’ala yang selalu taat, tunduk dan patuh pada dawuh Kyai, sehingga tugas santri adalah menimba ilmu agar mendapatkan jati diri.

    Dawuh Kyai adalah pancaran cahaya Ilahi, yang menjadi petunjuk dan isyarat bagi santri, kemanapun harus pergi dan melangkahkan kaki. Seorang santri telah yakin bahwa dawuh kyai adalah jalan yang akan menghantarkan santri untuk sukses melewati segala rintangan dan segala fenomena yang mungkin akan terjadi.

    Pengabdian santri terhadap Kyai adalah suatu hal yang lazim terjadi, hal ini dimulai sejak masih proses nyantri, yaitu mengaji dan tirakat hati, untuk menemukan jati diri, hingga telah betkiprah di segala lini, dawuh Kyai selalu menjadi pedoman yang dipatuhi dan selalu ditaati. Apapun kiprah santri, kedudukan Kyai tetaplah menjadi figur yang ditakdzimi. Bahkan ketika menjadi orang hebat dan populer di tengah masyarakat umum, hingga dianggap sebagai Kyai, ia tetap tawadhu’ atas dawuh Kyai, demi ngalap barokah pada sesok orang yang layak diteladani.

    Karismatik Kyai adalah keberkahan bagi santri, bahkan kerap kali menjadi motivasi dan sugesti pada setiap langkah santri. Seorang santri tidak akan melepaskan tali silaturahmi, sehingga jarak Kyai dan santri seakan tiada dipungkiri, senantiasa menjadi sebuah jaringan yang sangat berarti. Kepedulian Kyai kepada santri, tiada batas hingga menembus ruang yang jauh dari jangkauan sirkulasi.

    Mengaji adalah tradisi santri kepada Kyai, sehingga firman Allah Ta’ala berbunyi,

    اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

    “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Al-Taubah: 41).

    Beban berat atau ringan adalah perasaan hamba yang datang pada setiap relung-relung hati. Sehingga ketika kalimat suci ini disampaikan oleh Kyai akan berisi dan penuh arti.

    Dunia pesantren adalah tempat yang paling strategis untuk belajar dan mendalami agama samawi, yaitu agama yang dibawa oleh kanjeng Nabi, yang menjadi panutan dan suri tauladan sepanjang perjalanan untuk birrul waalidaini dan juga ridha Ilahi rabbi.

    Perasaan haus akan ilmu agama kerap kali menjadi ciri santri. Apapun rintangan dan tantangan pada setiap perjalanan yang dilalui adalah hikmah dan anugrah Ilahi, yang tidak akan dapat dipungkiri adalah garis dari kodrat Ilahi, sehingga jalan yang paling mulia adalah ikhtiar dengan cara berusaha, agar senantiasa menjadi hikmah dan langkah yang lebih pasti dan menjanjikan diri.

  • Opini: Urgensi Eksistensi Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI)

    Opini: Urgensi Eksistensi Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI)

    Urgensi Eksistensi Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI)
    Prof. Dr. KH. Moh. Mukri, M.Ag.
    Ketua Umum DPD PATRI Lampung

    Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman suku, budaya, dan bahasa. Salah satu program penting yang pernah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia adalah program transmigrasi, yang bertujuan untuk memindahkan penduduk dari wilayah-wilayah yang padat penduduknya, seperti Jawa dan Bali, ke wilayah-wilayah yang lebih jarang penduduknya, seperti pulau Sumatra (khususnya Lampung), Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk, tetapi juga untuk memajukan pembangunan di daerah-daerah tertinggal. Salah satu produk dari program ini adalah terbentuknya komunitas-komunitas anak transmigran yang memiliki identitas, sejarah, dan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, munculnya Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) memiliki urgensi yang tidak dapat diabaikan.

    1. Meningkatkan Solidaritas dan Kebanggaan Identitas.

    PATRI hadir sebagai wadah yang menyatukan generasi muda anak-anak transmigran yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung. Transmigran sering kali dihadapkan pada tantangan integrasi sosial dan kultural, terutama karena mereka datang dari latar belakang etnis dan budaya yang berbeda dari masyarakat lokal. Eksistensi PATRI penting untuk memperkuat solidaritas di antara mereka dan memupuk rasa kebanggaan terhadap identitas sebagai anak transmigran. Dengan adanya perhimpunan ini, mereka dapat saling berbagi pengalaman, mendiskusikan tantangan yang dihadapi, serta memperkuat jati diri sebagai bagian penting dari sejarah pembangunan bangsa.

    2. Memfasilitasi Pemberdayaan dan Partisipasi dalam Pembangunan

    Banyak anak-anak transmigran yang berasal dari daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang, sehingga mereka sering kali mengalami kesenjangan akses terhadap pendidikan, ekonomi, dan kesempatan kerja. PATRI dapat menjadi organisasi yang memainkan peran penting dalam memfasilitasi pemberdayaan anak-anak transmigran melalui berbagai program pelatihan, pendidikan, dan pembinaan. Organisasi ini dapat bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, maupun LSM untuk menciptakan peluang yang lebih besar bagi generasi muda transmigran dalam bidang pendidikan, keterampilan, dan ekonomi.

    Selain itu, dengan adanya PATRI, anak-anak transmigran bisa lebih mudah terlibat dalam proses pembangunan nasional. Mereka bisa menjadi agen perubahan di daerah mereka masing-masing, berkontribusi dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik daerah transmigrasi. Pengalaman dan pengetahuan mereka tentang daerah transmigrasi dapat menjadi aset penting bagi pemerintah dalam mengembangkan kebijakan yang lebih inklusif dan merata.

    3. Menjaga Warisan Budaya dan Sosial Komunitas Transmigran

    Komunitas transmigran memiliki sejarah panjang dalam menciptakan dinamika sosial dan budaya yang unik. Mereka hidup di antara dua budaya: budaya asal mereka dan budaya lokal di tempat mereka menetap. Dalam jangka panjang, ada potensi bahwa budaya dan identitas komunitas transmigran dapat tergerus oleh proses asimilasi dan globalisasi. PATRI dapat memainkan peran penting dalam menjaga warisan budaya dan sosial tersebut, dengan mengadakan kegiatan yang mempromosikan dan melestarikan tradisi, bahasa, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh komunitas transmigran.

    Selain itu, PATRI juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan dan memperkuat hubungan antara budaya asal transmigran dengan budaya lokal, sehingga menciptakan harmoni sosial yang lebih baik. Dengan demikian, PATRI dapat berkontribusi dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keragaman yang ada.

    4. Mengadvokasi Hak-Hak Anak Transmigran

    Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian anak-anak transmigran masih menghadapi diskriminasi atau keterbatasan akses terhadap layanan publik, seperti pendidikan dan kesehatan. PATRI bisa menjadi organisasi yang mengadvokasi hak-hak anak transmigran, memastikan bahwa mereka mendapatkan perlakuan yang adil dan setara, serta memiliki akses yang memadai terhadap layanan-layanan dasar. Organisasi ini bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan anak-anak transmigran untuk memperjuangkan kebijakan yang lebih inklusif dan berpihak pada mereka.

    5. Kontribusi dalam Menjaga Keberlanjutan Program Transmigrasi

    Program transmigrasi, meskipun menuai berbagai pro dan kontra, tetap memiliki dampak signifikan terhadap pembangunan wilayah-wilayah di luar Jawa. PATRI dapat berperan dalam menjaga keberlanjutan program transmigrasi melalui pendekatan yang lebih modern dan relevan dengan kebutuhan zaman. Misalnya, melalui program yang mendukung transmigran muda dalam bidang teknologi, kewirausahaan, dan pertanian berkelanjutan. PATRI bisa menjadi aktor utama yang mempromosikan transmigrasi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ketimpangan pembangunan antar daerah di Indonesia.

    Eksistensi Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (PATRI) sangat penting dalam menjaga, memberdayakan, dan memperjuangkan komunitas anak-anak transmigran di Indonesia. PATRI tidak hanya berfungsi sebagai wadah solidaritas dan identitas, tetapi juga sebagai motor pemberdayaan, pelestari budaya, dan penggerak pembangunan. Dengan peran-peran strategis ini, PATRI diharapkan dapat menjadi organisasi yang mampu membawa perubahan positif bagi komunitas anak transmigran dan berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan bangsa Indonesia yang lebih merata dan inklusif.

  • PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung Gelar Acara Makesta

    PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung Gelar Acara Makesta

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PKPT IPNU IPPNU) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung mengadakan acara Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dengan tema “Mewujudkan Kader IPNU IPPNU dalam Rangka Menjaga Eksistensi Kultur Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyah di Era Transisi Revolusi Industri 5.0”. Sabtu (19/10/2024)

    Acara ini diadakan pada Sabtu, 19 Oktober 2024, dan diikuti oleh 240 calon anggota yang diberangkatkan dari Bandar Lampung menuju Aula Gedung PCNU Pringsewu. Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah pembahasan mengenai sejarah terbentuknya PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung, yang diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam kepada para calon anggota tentang proses awal terbentuknya organisasi ini di kampus mereka.

    Materi sejarah ini disampaikan oleh Amir Mahmud, S.Pd., yang merupakan Ketua Pertama sekaligus perintis dan pembina PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung. Dalam penyampaiannya, Amir Mahmud menjelaskan bahwa berdirinya PKPT di UIN Raden Intan Lampung melalui dua tahapan penting, yaitu fase perintisan dan fase kelahiran. PKPT ini resmi terbentuk pada 1 April 2018, dengan dirinya sebagai Ketua IPNU pertama, serta Sella Selviana sebagai Ketua IPPNU pertama.

    Amir Mahmud juga menekankan pentingnya peran PKPT IPNU IPPNU dalam menjaga dan membumikan kembali amaliyah ala Nahdlatul Ulama di lingkungan kampus. “Tantangan terberat bagi PKPT adalah membumikan kembali amaliyah ala Nahdlatul Ulama di kalangan mahasiswa,” ungkapnya. Meskipun sudah menjadi demisioner, Amir Mahmud masih aktif dalam mengawal kepengurusan selanjutnya, termasuk memberikan bimbingan kepada ketua-ketua berikutnya, seperti Dicky dan Andi.

    Acara Makesta ini diharapkan dapat mencetak kader-kader IPNU dan IPPNU yang mampu menjaga nilai-nilai dan tradisi Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyah di era Revolusi Industri 5.0, serta menjadi motor penggerak dakwah Nahdlatul Ulama di kalangan mahasiswa. (Susi Meldayani)

  • MAKESTA PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan: Membangun Karakter Kader Melalui Pemahaman Ke-Indonesia-an

    MAKESTA PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan: Membangun Karakter Kader Melalui Pemahaman Ke-Indonesia-an

    Lampung Selatan, MUI Lampung Digital

    PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung berhasil menyelenggarakan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) dengan tema “Mewujudkan Kader IPNU IPPNU dalam Rangka Menjaga Eksistensi Kultur Ahlhssunah wal Jamaah An-Nahdliyah di Era Transisi Revolusi Industri 5.0.” Salah satu fokus utama acara ini adalah penguatan karakter kader melalui pemahaman mendalam tentang ke-Indonesia-an. Kegiatan berlangsung di Pondok Pesantren Mutiara Miftahul Jannah, yang menciptakan suasana kondusif untuk pembelajaran dan refleksi nilai-nilai kebangsaan. Sabtu (19/10/2024).

    Materi mengenai ke-Indonesia-an disampaikan oleh Rudi Santoso, M.H.I., M.H., dosen UIN Raden Intan Lampung. Dalam sesi ini, Rudi membahas berbagai fase penting dalam sejarah bangsa Indonesia, termasuk pengaruh kolonialisme, perjuangan para pahlawan, dan pergerakan nasional yang mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan. “Penting bagi kita untuk memahami sejarah agar dapat menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh pendiri bangsa,” ujarnya, menekankan pentingnya belajar dari pengalaman masa lalu.

    Rudi juga menggarisbawahi peran pemuda dalam perjuangan kemerdekaan. Ia mengajak peserta untuk meneladani semangat juang yang ditunjukkan oleh para pendiri bangsa. Antusiasme peserta terlihat ketika menyimak tentang aspek-aspek sejarah Indonesia, mencerminkan rasa ingin tahu yang tinggi di kalangan generasi muda.

    Kegiatan MAKESTA ini memiliki dua tujuan utama: menumbuhkan rasa cinta tanah air dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghargai sejarah bangsa. Rudi berharap, dengan pemahaman yang baik tentang sejarah, generasi muda dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam membangun Indonesia yang lebih baik, terutama di tengah tantangan era transisi saat ini.

    Selama acara, peserta tidak hanya belajar dari paparan materi, tetapi juga terlibat dalam diskusi interaktif yang memfasilitasi pertukaran pemikiran. Ini menjadikan MAKESTA sebagai platform yang ideal untuk berbagi pengetahuan mengenai identitas dan sejarah Indonesia, di mana peserta saling memberi inspirasi dan memperkuat solidaritas di antara mereka.

    Rudi menekankan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat karakter kader IPNU IPPNU. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ke-Indonesia-an, diharapkan para kader dapat menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat, serta menjaga dan meneruskan nilai-nilai Ahlhssunah wal Jamaah An-Nahdliyah.

    Di akhir acara, semua peserta diharapkan keluar dengan semangat baru untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa. MAKESTA ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga sebuah perjalanan yang membentuk kader yang lebih memahami dan menghargai warisan sejarah bangsa. (Rita Zaharah)

  • Opini: Menyongsong Hari Santri, Isi Konten Berarti

    Opini: Menyongsong Hari Santri, Isi Konten Berarti

    Menyongsong Hari Santri, Isi Konten Berarti
    Dr. Agus Hermanto, MHI
    Komisi Penelitian MUI Lampung

    Egosentris seseorang kerap kali membuat sebuah pandangan dan cara berpikir yang tidak objektif, sehingga kerap kali membuat diri seseorang berasumsi pada sesuatu yang benar dalam anggapannya, meskipun kerap kali pandangan tersebut dirasa tidak benar secara norma agama. Egosentris kerap kali menjadikan seseorang terjebak pada suatu pandangan semu, karena seseorang kemudian mudah mengabaikan sebuah informasi yang ada di luar informasi yang dia yakini benar, bahkan kerap kali terjebak pada suatu pandangan yang sempit hingga merasa bahwa pandangannya adalah perspektif yang paling benar dan yang lain salah.

    Dalam konteks digital, kerap kali kita melihat seliweran informasi yang datang dan berlalu, dan dari banyaknya informasi tersebut, seyogyanya kita mampu memilah dan memilih pada kebenaran informasi yang bermanfaat dan sebaliknya, sehingga kita tidak terjebak pada suatu pandangan yang akan menjebak kita pada suatu informasi yang ditanggap berdasarkan egosentris yang kita miliki.

    Pada realitanya, santri di era digital ini juga termasuk generasi yang terlibat pada dunia yang serba digital yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Sehingga, seyogyanya seorang santri mampu memilah dan memilih sebuah informasi dengan cara ishlah, yaitu mencari kebenaran pada informasi tersebut lalu menyebar luaskan, sehingga informasi yang kita dapatkan akan bermanfaat pada diri kita dan juga akan bermanfaat bagi orang lain, begitulah sebuah akhlak mulia yang diajarkan baginda Rasulullah, (خير الناس أحسنهم خلقا و أنفعهم للناس) sebaik-baiknya manusia adalah yang paling baik akhlaknya dan paling beanfaat bagi orang lain. Menyongsong hari santri 22 Oktober 2024, mari kita ramaikan konten-konten yang bermanfaat yang bisa mengajak orang lain pada suatu hal yang positif dan bernilai kemaslahatan. Dengan kemajuan teknologi terutama digital, mari kita sebarkan konten-konten bermakna dan bernilai kemaslahatan bagi orang banyak. Dakwah digital merupakan salah satu metode untuk mengisi muatan-muatan pemikiran ilmiah yang logis dan islami.

  • Opini: Santri, Manfaatkan Digital Untuk Konten Bermartabat

    Opini: Santri, Manfaatkan Digital Untuk Konten Bermartabat

    Santri, Manfaatkan Digital Untuk Konten Bermartabat

    Dr. Agus Hermanto, MHI
    Komisi Penelitian UIN Raden Intan Lampung

    Digital adalah suatu aplikasi yang merupakan perkembangan teknologi yang diminati oleh generasi era ini. Hadirnya digital, tidak hanya memudahkan dalam berkomunikasi, namun juga dapat membantu setiap aktivitas yang berarti, dunia digital tidak hanya sekedar berselancar menikmati uraian yang sudah terpublikasi, melainkan juga dapat berleran aktif dan berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, dan menyebarkan kedamaian tiada henti.

    Dunia digital adalah realita yang harus disikapi oleh generasi masa kini, program digitalisasi tidak hanya dinikmati oleh sebagian kalangan saja, melainkan juga dapat dinikmati oleh banyak kalangan termasuk santri. Modernisasi pondok pesantren juga merupakan salah satu wacana yang dapat membekali para santri untuk pandai menyikapi hiruk-pikuk nya informasi yang berseliweran pada setiap sesi. Langkah yang paling bijak dan tidak terelokkan bahwa digital bukan hanya dinikmati, melainkan juga diisi dengan konten-konten Islami.

    Perjalanan digitalisasi pada saat ini telah mencapai titik yang merata, baik dikalangan kota, hingga masyarakat desa. Digitalisasi tidak cukup hanya dengan memanfaatkan, namun juga upaya untuk mengenalkan dan berpikir pada kemaslahatan. Dakwah agama yang dulu hanya menggunakan media yang terbatas dan di ruang yang terbuka, namun kini, berdakwah dapat kita lakukan lebih luas hingga pemanfaatan digitalisasi. Konten-konten sederhana dan opini-opini ringan yang bernuansa kearifan dipublikasikan demi menangkal konten-konten yang akan menggerogoti pada generasi masa kini. Dakwah singkat yang merangkul lebih dapat menyentuh dan diterima oleh sanubari setiap insan yang haus akan pemahaman akan jati diri, mengingat banyaknya konten negatif yang juga harus ditangkal, bukan dengan kekerasan, melainkan dengan cara yang arif dan bijak sebagaimana Rasulullah mengajarkan, (bil hanafiyati samhah) dengan cara yang santun.

    Potensi santri sejatinya sangat besar terhadap program digitalisasi, karena masyarakat, terutama generasi muda, tidak mudah menerima pesan agama kecuali seirama dengan hati nurani yang dimiliki, sehingga potensi untuk berdakwah di era digital haruslah disesuaikan dengan khitab dan kebutuhan generasi. Menyongsong hari santri mari gerakkan hari penuhi konten-konten media dengan selalu menjaga kualitas iman dan taqwa.

  • Seminar Permuseuman 2024 Bahas Bentuk Adaptasi Masyarakat Transmigrasi di Lampung

    Seminar Permuseuman 2024 Bahas Bentuk Adaptasi Masyarakat Transmigrasi di Lampung

    Pesawaran, MUI Lampung Digital

    UPTD Museum Ketransmigrasian Lampung menyelenggarakan Seminar Permuseuman 2024 dengan tema “Bentuk Adaptasi Masyarakat Transmigrasi, di Gedung Serba Guna (GSG) Museum Transmigrasi di Gedung Tataan (Pesawaran) pada Jum’at 18/10/2024.

    Acara seminar dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung yang diwakili oleh Kepala UPTD Museum Ketransmigrasian Lampung Hana Kurniati, S.E.

    Dalam sambutannya, Hana Kurniati menyampaikan pentingnya mengenali sejarah transmigrasi sebagai bagian integral dari pembangunan masyarakat Lampung. Ia juga menekankan bahwa adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat transmigrasi menjadi salah satu fondasi kuat bagi kemajuan daerah tersebut. “Peran transmigrasi dalam membangun Lampung sangat besar. Kita perlu mempelajari dan memahami bentuk-bentuk adaptasi masyarakat transmigran agar bisa terus mengembangkan potensi daerah,” ujar Hana.

    Seminar ini menghadirkan dua narasumber dari akademisi Universitas Lampung (Unila), yakni Dr. Purwanto Putra, M.Hum. dan arsitektur Diana Lisa, ST., MT. yang masing-masing memberikan pandangan mendalam mengenai adaptasi masyarakat dalam program transmigrasi di Lampung. Purwanto Putra secara khusus membahas “Bentuk Adaptasi Masyarakat Program Kolonisasi dan Transmigrasi di Lampung”, mengupas tentang bagaimana masyarakat transmigran beradaptasi dengan lingkungan baru, budaya, dan tantangan ekonomi di daerah transmigrasi.

    Purwanto menjelaskan, “Transmigran yang datang ke Lampung tidak hanya harus beradaptasi dengan kondisi geografis, tetapi juga harus membangun hubungan sosial dengan masyarakat lokal. Dalam beberapa dekade, kita telah melihat bagaimana mereka berhasil menciptakan harmoni sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.” ujar Purwanto.

    Narasumber Diana Lisa menambahkan bahwa perubahan sosial dan budaya yang terjadi akibat transmigrasi merupakan contoh konkret dari bagaimana manusia mampu beradaptasi dan berkembang dalam situasi baru.

    Acara ini dihadiri oleh ratusan peserta para pelajar SMA di Pesawaran, para mahasiswa dan dosen pendamping dari berbagai universitas di Lampung, termasuk Universitas Lampung (Unila), UIN Raden Intan Lampung, dan Institut Teknologi Sumatera (ITERA), serta para Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Perhimpunan Anak Transmigrasi Republik Indonesia (DPD PATRI) Provinsi Lampung.

    Dalam sambutannya Hana Kurniati berharap melalui seminar ini para peserta, khususnya generasi muda, dapat memahami lebih dalam mengenai sejarah transmigrasi di Lampung dan belajar dari bentuk-bentuk adaptasi masyarakat yang telah dijalankan oleh para transmigran, “yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan perkembangan daerah tersebut,” pungkasnya. (Abdul Qodir Zaelani/Suryani M Nur)