Breaking NewsHOMEOpiniWARTA NASIONAL DAN DAERAH

Opini: Dawuh Kyai Pada Santri

Dawuh Kyai Pada Santri
Dr. Agus Hermanto, MHI
Dosen UIN Raden Intan Lampung

Hubungan antara Kyai dan santri adalah suatu yang tidak terpisahkan. Dalam dunia pesantren, Kyai adalah figur, dan santri adalah hamba Allah Ta’ala yang selalu taat, tunduk dan patuh pada dawuh Kyai, sehingga tugas santri adalah menimba ilmu agar mendapatkan jati diri.

Dawuh Kyai adalah pancaran cahaya Ilahi, yang menjadi petunjuk dan isyarat bagi santri, kemanapun harus pergi dan melangkahkan kaki. Seorang santri telah yakin bahwa dawuh kyai adalah jalan yang akan menghantarkan santri untuk sukses melewati segala rintangan dan segala fenomena yang mungkin akan terjadi.

Pengabdian santri terhadap Kyai adalah suatu hal yang lazim terjadi, hal ini dimulai sejak masih proses nyantri, yaitu mengaji dan tirakat hati, untuk menemukan jati diri, hingga telah betkiprah di segala lini, dawuh Kyai selalu menjadi pedoman yang dipatuhi dan selalu ditaati. Apapun kiprah santri, kedudukan Kyai tetaplah menjadi figur yang ditakdzimi. Bahkan ketika menjadi orang hebat dan populer di tengah masyarakat umum, hingga dianggap sebagai Kyai, ia tetap tawadhu’ atas dawuh Kyai, demi ngalap barokah pada sesok orang yang layak diteladani.

Karismatik Kyai adalah keberkahan bagi santri, bahkan kerap kali menjadi motivasi dan sugesti pada setiap langkah santri. Seorang santri tidak akan melepaskan tali silaturahmi, sehingga jarak Kyai dan santri seakan tiada dipungkiri, senantiasa menjadi sebuah jaringan yang sangat berarti. Kepedulian Kyai kepada santri, tiada batas hingga menembus ruang yang jauh dari jangkauan sirkulasi.

Mengaji adalah tradisi santri kepada Kyai, sehingga firman Allah Ta’ala berbunyi,

اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Al-Taubah: 41).

Beban berat atau ringan adalah perasaan hamba yang datang pada setiap relung-relung hati. Sehingga ketika kalimat suci ini disampaikan oleh Kyai akan berisi dan penuh arti.

Dunia pesantren adalah tempat yang paling strategis untuk belajar dan mendalami agama samawi, yaitu agama yang dibawa oleh kanjeng Nabi, yang menjadi panutan dan suri tauladan sepanjang perjalanan untuk birrul waalidaini dan juga ridha Ilahi rabbi.

Perasaan haus akan ilmu agama kerap kali menjadi ciri santri. Apapun rintangan dan tantangan pada setiap perjalanan yang dilalui adalah hikmah dan anugrah Ilahi, yang tidak akan dapat dipungkiri adalah garis dari kodrat Ilahi, sehingga jalan yang paling mulia adalah ikhtiar dengan cara berusaha, agar senantiasa menjadi hikmah dan langkah yang lebih pasti dan menjanjikan diri.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button