Opini: Moderasi Beragama Menurut Prof Mukri

Moderasi Beragama Menurut Prof Mukri
Dr. Agus Hermanto, MHI
Dosen UIN Raden Intan Lampung
Orang yang moderat adalah orang yang mampu menguasai banyak ilmu, karena ilmu adalah alat dan senjata. Ibarat orang memiliki palu, maka ia hanya bisa digunakan untuk memukul paku, sehingga ia akan kesulitan ketika dihadapkan dengan mangga, apakah mangga akan dipukul juga sebagaimana paku, tentu tidak. Maka untuk mencapai tidak moderat dalam berpikir dan bertindak haruslah seseorang mampu memiliki banyak ilmu. Hal ini seirama dengan sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan dunia, maka haruslah dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan (dunia dan akhirat) haruslah dengan ilmu” (HR. Muslim).
Seorang yang moderat harus mampu mengintegrasikan keilmuan, antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya, sehingga seseorang tidak terjebak pada egosentris yang akan menjadikannya memiliki asumsi yang eksklusif. Kita bisa bayangkan, betapa banyak persoalan yang harus kita hadapi di masyarakat, ketika seseorang mampu memahami dengan benar dan mampu menyelesaikan dengan baik maka pada saat itulah seseorang akan teruji dari segala hal yang akan menyudutkannya pada sebuah pemikiran yang sempit. Ketika seseorang menyelesaikan segala perkara hanya dengan satu alat yaitu satu disiplin ilmu, maka sejatinya ia akan dibenturkan dengan tuntutan logis pada disiplin ilmu lainnya, disanalah seseorang akan terlihat betapa sempit dan luasnya cara berpikir seseorang.
Dalam kehidupan ini, segala tingkah laku kita telah diatur dalam agama. Namun demikian, tentunya tidaklah mungkin semua sunah itu dapat kita jalannya secara utuh. Maka disanalah kita akan terukur pada sebuah mindset kita, dan gelombang berpikir kita, apakah kita mampu mengimplementasikan sunah-sunah nabi secara kaku dan baku atau kita akan sangat dinamis dan realistis pada kebutuhan konteks yang sedang berkembang.
Kemajuan teknologi dan kenaikan jumlah populasi mendesak pada setiap kita untuk berpikir cerdas. Cara berpikir cerdas dengan cara open mind, open heart, dan open will adalah cara berpikir yang moderat, kita hidup tidak boleh baper, terus berpikir positif dan selalu berpikir untuk kemaslahatan umat, jika kita berpikir pada umat, maka kita pun akan hidup bersama dengan umat, dan itulah hakekat dari ukhuwah.