Muslimat NU Helat Edukasi Gizi dan Pengukuhan Ibu Asuh Stunting : Kental Manis Berbahaya untuk Kesehatan Anak

Lampung Tengah, MUI Lampung Digital
Kental manis atau yang dikenal sebagai Susu Kental Manis (SKM) berbahaya untuk kesehatan anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 3 dari 5 anak stunting mengkonsumsi SKM saat bayi atau anak-anak.
Hal tersebut disampaikan Arief Hidayat SE MM, Ketua harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mengatakan hal tersebut pada kegiatan edukasi gizi dan peruntukan kental manis, pengukuhan kader ibu asuh anak terindikasi stunting, pemberdayaan ekonomi perempuan. “Kental manis bukanlah susu dan tidak bisa menggantikan ASI, ” kata dia.
Pimpinan Pusat Muslimat NU menggelar edukasi gizi dan peruntukan kental manis, pengukuhan kader ibu asuh anak terindikasi stunting, pemberdayaan ekonomi perempuan. Kegiatan dilaksanakan di Hotel BBC, Bandar Jaya, Lampung Tengah, Sabtu (5/10/2024).
Ketua PW Muslimat NU Lampung Fita Nahdia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk percepatan penurunan stunting di Lampung. “Kami berharap dengan pengukuhan kader ibu asuh stunting ini, bisa mempercepat penurunan angka stunting di Lampung,” ujar Fita saat memberikan sambutan saat pembukaan.
Ketua VIII PP Muslimat NU Hj. Ariza Agustina dalam sambutannya mengatakan, berdasarkan survei SKI stunting Lampung naik tahun 2023 dibanding tahun 2022. “Mari kita merefleksik diri mengapa ada anak stunting di sekitar kita. Para ibu asuh harus bekerja keras untuk membantu anak stunting di sekitar kita agar terhindar dari stunting, ” kata dia.
Sebab, dengan stunting anak terkendala daya pikirnya, terjadi penurunan kualitas tumbuh kembang, kemampuan kognitif berkurang, gangguan postur tubuh, dan mudah sakit. “Kita ingin agar bangsa Indonesia senantiasa sehat dan berkontribusi terhadap pembangunan, ” ujarnya.
Menurutnya, periode emas pertumbuhan yakni 1000 hari pertama kehidupan. Oleh karena itu, kita harus bersama membantu tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Kegiatan yang digelar PP Muslimat NU ini dihadiri pengurus PW NU Lampung, Pengurus PC Muslimat NU se-Lampung, dan PAC Muslimat NU se-Lampung Tengah.
Kegiatan ini menghadirkan 4 pembicara yakni, Arief Hidayat SE MM – Ketua harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI). Kemudian, Zahro Mutnainah, S. Gz dari Dinas Kesehatan Lampung Tengah, dr. Erna Yulia dari PP Muslimat NU, dan Kepala Kementerian Agama Lampung Tengah Marian Hasan. Arief mengatakan, kental manis bukanlah susu dan tidak bisa menggantikan ASI.
Zahro Mutmainah, S. Gz. dari Dinas Kesehatan Lampung Tengah membawakan materi tentang stunting dan 1000 hari pertama kehidupan. “Jangan memberikan susu kental manis kepada bayi, karena bisa membahayakan kesehatan anak,” kata dia.
dr. Erna mengatakan, Muslimat NU mempercepat penuntasan stunting dengan membentuk kader ibu asuh anak terindikasi stunting. (Sri Wahyuni)