Media Bisa Menolong Umat Lewat Informasi Menyejukkan
Bandar Lampung: Wakil Ketua PWNU Provinsi Lampung Juwendra Asdiansyah yang juga seorang jurnalis mengatakan bahwa Media Online saat ini bisa menjadi media untuk menolong umat dalam bentuk informasi dan pemberitaan yang menyejukkan. Namun kondisi Media Online yang bernafaskan Islam wasathiyah (moderat) saat ini menurutnya masih perlu berakselerasi agar dapat menangkal mereka yang radikal.
“Saat ini banyak orang baik tapi hanya diam sementara mereka yang lain aktif sekali memproduksi dan menyebarkan konten-konten radikal. Jadi jangan heran kalau sekarang tiba-tiba banyak remaja yang memiliki pemikiran radikal,” katanya saat menjadi pemateri Refleksi 1 tahun MUI Lampung Online, Rabu (3/8/2017).
Juwendra mengatakan bahwa saat ini banyak sekali motif orang atau kelompok membuat Media Online. Selain sebagai alat propaganda untuk tujuan mempengaruhi ideologi orang lain, terkadang ada juga yang memanfaatkan situasi tersebut untuk mencari keuntungan materi semata.
“Terkadang ada media yang kerjaannya framing berita. Mengambil sebagian fakta dan dicocokkan dengan berita lainnya sesuai dengan keinginan mereka kemudian ditambah dengan judul yang menarik agar banyak yang membaca dan membagikan,” katanya.
Tindakan ini tentunya menurutnya akan merugikan orang banyak sekaligus akan menciderai dunia jurnalistik. ” Wartawan tidak boleh bohong. Wartawan tidak boleh melebih-lebihkan berita. Wartawan baik memiliki sifat sidiq, selalu tabayun dan mengedepankan hatinurani,” jelas Juwendra.
Sebab itu, ia mengingatkan agar masyarakat khususnya netizen (warganet) agar dengan bijak memanfaatkan perkembangan teknologi khususnya internet dan media sosial. “Medsos banyak sekali manfaatnya. Tinggal pemakainya yang akan menentukan baik buruknya perilaku dalam bermedia sosial,” katanya.
Pada kegiatan yang mengangkat tema “Syiar Islam Wasatiyah di Era Teknologi” ini Bang Juwe juga mengajak masyarakat untuk melakukan revolusi dalam bermedsos. “Kalau Pak Jokowi ada Revolusi Mental, sekarang harus ada Revolusi Jempol,” tegasnya karena saat ini melalui jempol diatas smartphone orang dapat menjadi baik dan juga dapat menjadi orang buruk. (Muhammad Faizin)