Pringsewu: Itulah pesan yang disampaikan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung KH. Khairuddin Tahmid kepada ratusan kader anggota Ansor dan Barisan Ansor Serba Guna (BANSER) Kabupaten Pringsewu, Sabtu Malam (31/12). Pesan tersebut diberikan kepada para kader yang mengikuti Latihan Kepemimpinan Dasar (PKD) ANSOR & Pendidikan latihan dasar (DIKATSAR) BANSER, FATSER Angkatan IV Di Ponpes Roudlotut Tholibin Sidodadi Pardasuka.
Menurut Kiai yang cukup aktif mengikuti perkembangan media sosial ini, Anggota Ansor dan Banser harus peka terhadap perkembangan teknologi saat ini yang menjadi media peting dalam berjuang. “Sekarang ini bukan zamannya lagi perang fisik. Saat ini sudah ada perang ideologi atau pemikiran melalui media baik cetak maupun elektronik,” tegasnya.
Apalagi perkembangan media sosial diera digital sekarang ini, banyak sekali paham-paham yang mencoba menyerang ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah melalui pemberitaan dan berbagai macam tulisan. “Ansor dan Banser harus cerdas untuk terus membentengi aqidah Aswaja sebagai ajaran yang dianut oleh Nahdlatul Ulama,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Kiai Khairuddin, begitu Ia biasa disapa juga mengingatkan 2 tugas utama para kader muda NU terutama Banser. “Tugas utama Banser ada dua. Pertama menjaga para ulama dan yang kedua menjaga NKRI,” tegas Kiai yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung ini.
Jika kedua tugas utama tersebut dapat diemban dengan baik Ia optimis NU dan NKRI akan tetap tegak berdiri dan akan dapat mengalahkan kelompok-kelompok yang berusaha merongrongnya. “Indonesia bisa aman dan tetap berdiri sampai dengan saat ini karena penyangga utamanya juga terus ada yaitu NU,” tegasnya.
Pada Kegiatan yang dibarengkan dengan khaul Tokoh NU KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini juga dihadiri para Alumni Ansor dan Banser Kabupaten Pringsewu angkatan 90 an. Kiai Khairuddin yang pernah menjabat sebagai Sekretaris PW GP Ansor Provinsi Lampung ini juga memotivasi para kader dengan berbagi pengalaman tentang kiprah dan khidmah para anggota Ansor dan Banser terdahulu. (Muhammad Faizin).
