Category: WARTA NASIONAL DAN DAERAH

  • Takmir Masjid Nurul Islam Way Halim Permai Gelar Kajian Sabtu Subuh Bersama Prof. Dr. KH. Yusuf Baihaqi

    Takmir Masjid Nurul Islam Way Halim Permai Gelar Kajian Sabtu Subuh Bersama Prof. Dr. KH. Yusuf Baihaqi

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Takmir Masjid Nurul Islam di Way Halim Permai, Bandar Lampung menggelar kegiatan Kajian Rutin Sabtu Subuh, yang pada 26 Oktober 2024 ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. KH. Yusuf Baihaqi, Lc., M.A., seorang guru besar dalam bidang Ilmu Tafsir di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.
    Pada kajian kali ini, Prof. Yusuf Baihaqi membawakan tema tafsir Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 139-148, yang membahas tentang kisah Nabi Yunus. Kajian Sabtu Subuh ini mendapat antusiasme yang tinggi dari jamaah. Terlihat hampir sekitar seratusan jamaah hadir mengikuti kajian tersebut dengan khidmat.

    Dalam penyampaian materinya Prof. Dr. KH. Yusuf Baihaqi, Lc., MA menjelaskan “Kisah Nabi Yunus yang Ditelan Ikan merupakan pelajaran tentang kesabaran dan keikhlasan, dimana kisah peristiwa ajaibnya ketika beliau ditelan oleh se-ekor ikan besar, kisah ini mengajarkan tentang kekuatan doa, pentingnya kesabaran, serta pelajaran tentang ikhlas dalam menerima ketentuan Allah. Dalam surat As-Saffat ayat 139-148, Al-Qur’an mengisahkan Nabi Yunus sebagai sosok yang diutus kepada kaum yang keras kepala dan menolak hidayah. Kisah ini menyimpan pelajaran yang sangat relevan untuk kehidupan sehari-hari.

    Nabi Yunus diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Ninawa, sebuah wilayah yang penduduknya cenderung ingkar terhadap perintah Allah. Mereka sering menyekutukan Allah dan menolak ajaran kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Yunus. Meskipun beliau telah berupaya keras menyampaikan risalah, masyarakat Ninawa tetap tidak menerima pesan tersebut. Merasa putus asa, Nabi Yunus akhirnya meninggalkan kaum tersebut sebelum Allah memberikan perintah untuk meninggalkan mereka. Tindakan ini yang kemudian mendatangkan teguran dari Allah.

    Ujian di Dalam Perut Ikan :
    Dalam perjalanan meninggalkan kaumnya, Nabi Yunus menaiki sebuah kapal. Saat di laut, kapal tersebut dilanda badai besar. Para penumpang merasa bahwa kapal tidak akan selamat kecuali mereka meringankan beban kapal. Setelah undian dilakukan beberapa kali, undian itu jatuh kepada Nabi Yunus, dan beliau harus dilemparkan ke laut. Saat terjatuh ke laut, seekor ikan besar yang telah diperintahkan oleh Allah menelan beliau hidup-hidup. Di dalam perut ikan itulah Nabi Yunus menjalani salah satu ujian terberat dalam hidupnya.

    Dalam kesendirian dan kegelapan perut ikan, Nabi Yunus menyadari kesalahannya dan dengan tulus memohon ampun kepada Allah. Doanya yang terkenal adalah, “La ilaha illa anta, subhanaka inni kuntu minadz-zalimin,” yang artinya, “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.” Doa ini menunjukkan penyerahan total Nabi Yunus kepada Allah dan pengakuan atas kesalahan yang telah diperbuatnya.

    Pembebasan dan Pengampunan :
    Allah SWT mendengar doa Nabi Yunus yang penuh kesungguhan. Karena keikhlasan dalam doanya, Allah kemudian memberikan pengampunan dan menyelamatkannya. Nabi Yunus dimuntahkan ke daratan oleh ikan tersebut dalam keadaan selamat. Kejadian ini menunjukkan bahwa Allah selalu mendengar doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam bertaubat, bahkan dalam keadaan yang tampaknya mustahil.

    Setelah melalui ujian ini, Nabi Yunus kembali kepada kaumnya dengan penuh kerendahan hati dan keimanan yang lebih kuat. Hal yang menakjubkan adalah bahwa kaum Ninawa akhirnya menerima ajaran yang dibawanya, dan mereka pun bertaubat kepada Allah. Ini merupakan balasan bagi keikhlasan dan ketulusan Nabi Yunus dalam melaksanakan tugas kenabian yang diembankan kepadanya.

    Kisah Nabi Yunus mengajarkan banyak hal, terutama tentang keikhlasan dalam menerima takdir dan kesabaran dalam menghadapi ujian. Kesalahan yang dilakukan Nabi Yunus adalah meninggalkan kaumnya tanpa izin Allah. Hal ini mengajarkan bahwa kita harus tetap sabar, bahkan ketika berada dalam kondisi yang sangat sulit. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali dihadapkan pada situasi yang membuat kita merasa putus asa atau ingin menyerah. Namun, kisah ini mengajarkan bahwa solusi terbaik adalah tetap bertahan, bersabar, dan tidak terburu-buru mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan kehendak Allah.

    Lebih lanjut Prof. KH. Yusuf Baihaqi yang juga Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung tersebut menjelaskan bahwa kisah ini mengingatkan kita tentang pentingnya bertaubat dan berdoa. Nabi Yunus mengajarkan bahwa dalam situasi seberat apapun, kita harus selalu berserah diri kepada Allah, mengakui kesalahan, dan memohon ampun dengan tulus. Doa yang beliau ucapkan di dalam perut ikan menjadi salah satu doa yang dianjurkan dalam Islam, terutama ketika berada dalam situasi sulit.

    Dalam akhir penyampaian closing statement-nya, Prof. Yusuf Baihaqi mengatakan “Kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan bukan sekadar cerita luar biasa, melainkan sebuah pengingat bahwa Allah memiliki rencana terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Keikhlasan dan kesabaran yang ditunjukkan Nabi Yunus dapat menjadi teladan bagi umat manusia dalam menjalani ujian hidup, Kisah ini memberikan motivasi agar selalu bersandar kepada Allah dalam setiap keadaan dan menyadari bahwa setiap ujian memiliki hikmah tersendiri. Allah SWT selalu bersama orang-orang yang bersabar dan senantiasa mendengar doa dari hati yang penuh keikhlasan”, pungkasnya. (Suryani/Rita Zaharah)

  • Cita Rasa Nusantara di Pameran P5: TKIT Fitrah Insani 2 Mengenalkan Makanan Khas Lampung Olahan Pisang untuk Memupuk Profil Pelajar Pancasila

    Cita Rasa Nusantara di Pameran P5: TKIT Fitrah Insani 2 Mengenalkan Makanan Khas Lampung Olahan Pisang untuk Memupuk Profil Pelajar Pancasila

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    TKIT Fitrah insani 2 menyelenggarakan kegiatan P5 Pameran Makanan Khas lampung Olahan Pisang pada tanggal (25/10/2024) Acara ini merupakan bagian dari Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertujuan untuk mengenal berbagai makanan khas lampung olahan pisang dan menjalin interaksi sosial yang positif dalam lingkungan keluarga dan sekolah.

    Pameran Makanan Khas Lampung Olahan Pisang ini menghadirkan berbagai stand kecil yang dikelola oleh anak-anak, dengan dukungan guru dan orang tua. Mereka menjual berbagai produk buatan sendiri, seperti keripik pisang aneka rasa, es kul kul, es pisang hijau, bolen pisang, pie pisang, bolen pisang, dan laian lain . Kegiatan ini dirancang agar anak-anak dapat belajar tentang proses jual-beli, pentingnya kerja sama, dan cara berinteraksi dengan pelanggan.

    Kepala TKIT Fitrah Insani 2 Menyampaikan “Terimakasih untuk ayah bunda yang luarbiasa antusias dan partisipasinya dalam program ini, antusias ayah bunda diluar ekspektasi saya sehingga terlaksana puncak P5 pada hari ini”

    Tujuan P5 pada hari ini untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada murid seperti kerja sama, gotong royong, mandiri, dan empati. Khususnya berempati kepada saudara saudara kita di Palestina, karena hasil penjualan pameran akan didonasikan 100% ke Palestina, Imbuhnya

    Acara Pameran Makanan Olahan Pisang Khas Lampung dihadiri oleh Fasilitator Sekolah penggerak angkatan 3 serta orang tua dan keluarga yang antusias mendukung kegiatan anak-anak mereka. Suasana ceria dan penuh semangat terlihat saat anak-anak menjual produk mereka dengan penuh percaya diri dan keceriaan.

    Dalam sambutan nya Fasilitator Sekolah Penggerak Bu Dona Dinda Pratiwi menyampaikan ” Bahwa Program P5 bukan ajang perlombaan melainkan sebagai wadah pembelajaran yang menyeluruh bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

    Pameran Makanan Khas Lampung ini bukan hanya memberikan pengalaman belajar bagi anak-anak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Pancasila seperti kerja sama, gotong royong, mandiri, dan empati.

    Acara ini diakhiri dengan orang tua keliling stand dan belanja berbagai makanan khas lampung olahan pisang. Semoga menjadi pengalaman yang bermakna dan menyenangkan. (Tsabitah Izzati)

  • Musyawarah Kerja Wilayah I PWNU Lampung: Memperkuat Kemandirian Jam’iyyah dan Netralitas dalam Pilkada

    Musyawarah Kerja Wilayah I PWNU Lampung: Memperkuat Kemandirian Jam’iyyah dan Netralitas dalam Pilkada

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung sukses menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) I pada Jumat, 25 Oktober 2024, di Gedung Lamban Raden Intan Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung, dengan tema ‘Meneguhkan Kemandirian Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’.

    Ketua PWNU Lampung, Dr. H. Puji Raharjo, M.Hum, dalam sambutannya menyatakan harapan agar acara ini memberi manfaat signifikan bagi organisasi dan masyarakat. “Semoga muskerwil I ini membuahkan hasil bagi PWNU dan Provinsi Lampung. Kita semua diharapkan meningkatkan hikmat untuk mewujudkan cita-cita NU,” ujarnya.

    Menjelang Pilkada 2024, Dr. Puji menegaskan pentingnya menjaga netralitas organisasi. Ia menekankan bahwa pengurus yang terlibat dalam politik praktis harus nonaktif atau cuti selama masa kampanye. “Arahan PBNU jelas, semua pengurus yang terlibat dalam kepengurusan harus nonaktif,” tegasnya, menunjukkan posisi NU sebagai jami’yyah yang tidak terlibat langsung dalam politik. Hal ini penting untuk menjaga netralitas, sehingga NU tetap berperan sebagai organisasi yang mengayomi seluruh masyarakat.

    Pj Gubernur Provinsi Lampung, Dr. Samsudin, juga berharap Muskerwil ini memperkuat persatuan dan berdampak positif bagi masyarakat. Ia menilai kolaborasi antara pemerintah dan organisasi masyarakat seperti NU sangat penting untuk kesejahteraan daerah. “Kerja sama ini dapat meningkatkan kesejahteraan di Provinsi Lampung,” tuturnya.

    Samsudin juga mengajak kader NU untuk aktif menggunakan hak suara mereka dalam Pilkada mendatang. “Mari kita berpartisipasi aktif dalam pilkada dan menjaga demokrasi kita,” ajaknya, menekankan pentingnya partisipasi dalam proses demokrasi.

    Muskerwil I ini juga menjadi forum diskusi mengenai program-program PWNU untuk meningkatkan peran dan kontribusi NU di masyarakat. Peserta diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat dan saran dalam merumuskan langkah strategis ke depan.

    Dengan semangat kebersamaan, Muskerwil I PWNU Lampung diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat kemandirian serta peran Nahdlatul Ulama di tengah dinamika sosial dan politik, terutama menjelang Pilkada 2024. (Rita Zaharah)

  • BNPT selenggarakan Acara Penguatan Kapasitas Personel TNI, Polri, dan Instansi Terkait Dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Lampung

    BNPT selenggarakan Acara Penguatan Kapasitas Personel TNI, Polri, dan Instansi Terkait Dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Lampung

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. Wawan Ridwan S.I.K., S.H., M.H., membuka acara Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI, Polri, dan Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Provinsi Lampung, pada Rabu (23/10/2024) di Swiss Belhotel Lampung.

    Dalam sambutannya Brigjen Pol Wawan Ridwan mengatakan bahwa Maksud diselenggarakannya acara tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan koordinasi antarinstansi dalam mendukung upaya penanggulangan terorisme. “Kegiatan ini bertujuan agar setiap lembaga terkait, termasuk TNI, Polri, dan instansi pemerintah, mampu bersinergi secara efektif dalam menghadapi ancaman terorisme yang semakin kompleks dan untuk memperkuat kesiapsiagaan, meningkatkan pemahaman tentang strategi penanggulangan terorisme, serta membangun kerja sama lintas sektoral untuk menciptakan stabilitas dan keamanan nasional, khususnya di Provinsi Lampung”, ujarnya

    Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat penting, di antaranya Kapolda Lampung Irjen Pol. Helmy Santika S.H., S.I.K., M.Si., Kasubdit Penggunaan Kekuatan BNPT Kolonel Marinir Indrayanto, M.Tr. Hanla., M.M., Direktur Intelkam Polda Lampung Kombes Pol. Nowo Hadi Nugroho S.I.K., Irwasda Polda Lampung Kombes Pol. Yudi Hermawan S.H., S.I.K., M.H., Dansat Brimob Polda Lampung Kombes Pol. Yustanto Mujiharso, Kasi Intel Kasrem 043/Gatam Letkol Inf Harizoni Pulungan, S.E., Pasintel Lanal Lampung Mayor Laut (E) Nur Hamzah, dan Kasi Pam Intel Brigif 4 Marinir/BS Piabung Mayor Mar. Rizaldi. Selain itu, Ketua MUI Provinsi Lampung KH. Suryani M. Nur dan Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Lampung Drs. H.M. Firsada M.Si. juga turut hadir.

    Acara ini akan berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai lembaga terkait : BNPT (Peran BNPT dalam Penanggulangan Terorisme di Indonesia), Polda Lampung (Peran Polda Lampung dalam Penanganan Tindak Pidana Terorisme di Wilayah Provinsi Lampung), Korem 043/Garuda Hitam (Kebijakan dan Pelibatan TNI dalam Penanggulangan Terorisme), BIN Daerah Lampung (Analisis Ipoleksosbud Terhadap Perkembangan Radikal Terorisme di Wilayah Lampung), Badan Kesbangpol Provinsi Lampung (Peningkatan Wawasan Kebangsaan Untuk Menangkal Penyebaran Paham Radikal Terorisme di Wilayah Provinsi Lampung), Satgaswil Densus 88 A/T Polri Lampung (Analisa Perkembangan Radikal Terorisme dan Jaringan Terorisme di Wilayah Lampung), MUI Provinsi Lampung (Konsep Keagamaan di Indonesia dalam rangka Menangkal Radikal Terorisme), dan Mitra Deradikalisasi BNPT (sharing experiences). Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari personel POLRI, TNI, dan ASN dari instansi terkait.

    Brigjen Pol Wawan Ridwan dalam mengakhiri sambutannya menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi dalam upaya penanggulangan terorisme yang semakin kompleks. “Kolaborasi yang kuat antara TNI, Polri, dan instansi terkait sangat diperlukan untuk mengantisipasi ancaman terorisme yang terus berkembang, terutama di tingkat daerah,” pungkasnya. (SMN & HY/Rita Zaharah)

  • Musyawarah Kerja Wilayah I PWNU Lampung: Momen Penting untuk Kemandirian dan Inovasi

    Musyawarah Kerja Wilayah I PWNU Lampung: Momen Penting untuk Kemandirian dan Inovasi

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital  

    Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung akan menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) I pada hari Jum’at (25/10/2024) hingga Sabtu (26/10/2024) di Auditorium Lamban Raden Intan, Kompleks Pascasarjana UIN Raden Intan, Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Dalam kesempatan ini, juga akan digelar Expo Kemandirian Pesantren yang bertujuan untuk menampilkan berbagai inovasi dan potensi yang dimiliki oleh pesantren di Lampung. Kamis (24/10/2024)

    Ketua Pelaksana Muskerwil I, Dr. Safari Daud, M.Kom.I, mengungkapkan bahwa acara ini akan dibuka oleh Rois Am PBNU dan melibatkan berbagai agenda penting. “Kami akan membahas program kerja, sosialisasi hasil bahtsul masail, kemandirian pesantren, serta mengeluarkan rekomendasi untuk internal dan eksternal,” jelas Dr. Safari dengan semangat yang tinggi.

    Muskerwil ini dipandang sebagai momentum strategis untuk memperkuat kerjasama antar lembaga di lingkungan PWNU. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan memperkuat peran NU di tengah masyarakat. Muskerwil ini adalah kesempatan bagi kita untuk merumuskan langkah-langkah inovatif yang akan mengantar NU Lampung menuju masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

    Expo Kemandirian Pesantren diharapkan menjadi platform bagi pesantren untuk memamerkan produk dan program unggulannya, termasuk di bidang pertanian, kerajinan, dan teknologi. “Dengan expo ini, kami ingin menunjukkan bahwa pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat kemandirian ekonomi dan inovasi,” tambah Dr. Safari.

    Kemandirian pesantren menjadi fokus utama dalam diskusi, mengingat perannya yang vital dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat. “Pesantren harus menjadi pilar dalam pembangunan karakter dan keilmuan. Kita harus mendorong kemandirian pesantren agar dapat berkontribusi lebih besar dalam memajukan masyarakat,” tambahnya.

    Selain itu, dalam acara ini juga akan dilakukan pengukuhan sejumlah lembaga di lingkungan PWNU Lampung, seperti Lakpesdam NU, LPT NU, LPNU, dan lainnya. Acara pembukaan Muskerwil I direncanakan berlangsung selepas Salat Jum’at dan akan dihadiri oleh Pj Gubernur Lampung, Samsudin.

    “Harapan kami, seluruh jajaran pengurus PWNU Lampung dapat hadir dalam acara pembukaan Muskerwil I ini,” tutup Dr. Safari.

    Muskerwil I PWNU Lampung diharapkan menjadi wadah bagi para pengurus untuk merumuskan langkah-langkah strategis demi kemajuan organisasi dan penguatan kemandirian pesantren di wilayah ini. Forum ini juga diharapkan mampu menjawab tantangan zaman dan memperkuat peran NU dalam pembangunan masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan sosial. Dengan semangat kolaborasi, PWNU Lampung optimis dapat menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat bagi umat dan bangsa.

    Acara ini juga akan menjadi ajang silaturahmi bagi para pengurus dan anggota NU, di mana berbagai pengalaman dan ide akan dipertukarkan. “Kami mengajak semua pihak untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi dan perumusan kebijakan. Setiap ide yang muncul dari Muskerwil ini akan menjadi aset berharga bagi kita semua,” pungkas Dr. Safari, menutup sambutannya dengan optimisme dan harapan untuk masa depan yang lebih cerah bagi PWNU Lampung.  (Rita Zaharah)

  • Pelantikan dan Sarasehan Lazisnu PWNU Lampung: Membangun Ekonomi Umat Melalui Zakat

    Pelantikan dan Sarasehan Lazisnu PWNU Lampung: Membangun Ekonomi Umat Melalui Zakat

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung menggelar acara pelantikan dan sarasehan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) di Hotel Kyriad Bandar Lampung. Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk pengurus PWNU, tokoh masyarakat, PBNU, Lazisnu PCNU, Baznas Lampung, Kemenag Lampung, serta organisasi pemuda seperti Ansor, Fatayat, IPPNU, dan IPNU. Senin, (21 /10/2024).

    Dalam sambutannya, H.A. Jalaludin, S.Ag, M.Kom.I selaku pengurus Lazisnu PWNU Lampung menekankan pentingnya peran Lazisnu dalam pemberdayaan masyarakat dan filantropi Islam. “Pelantikan ini menjadi momentum untuk meningkatkan kinerja Lazisnu dalam menjalankan amanah dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ujarnya.

    Ketua PWNU Lampung, Dr. H. Puji Raharjo, M.Hum, juga memberikan dorongan semangat kepada para pengurus Lazisnu yang baru dilantik. “Setelah Lazisnu PWNU Lampung yang sudah dilantik, segera berkerja untuk kelancaran kinerja kita bersama,” tegasnya.

    Acara tersebut dilanjutkan dengan sarasehan bertema “Merawat Jagat Membangun Peradaban: Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat yang Profesional.” Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan-gagasan inovatif untuk pengelolaan zakat yang lebih efektif dan profesional, serta meningkatkan kesejahteraan umat.

    Dengan pelantikan ini, diharapkan Lazisnu PWNU Lampung dapat semakin solid dan berkontribusi nyata dalam menyalurkan zakat dan sedekah masyarakat. Acara ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan dan kerja sama yang lebih erat antara Lazisnu dan semua elemen masyarakat di Lampung.

    Kegiatan ini mencerminkan semangat kolaborasi untuk membangun peradaban yang lebih baik melalui pengelolaan sumber daya yang profesional dan bertanggung jawab. (Rita Zaharah)

  • IPNU IPPNU UIN RIL Harus Cakap Digital

    IPNU IPPNU UIN RIL Harus Cakap Digital

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung mengadakan masa kesetiaan anggota sebagai bentuk kaderisasi tingkat awal untuk berkhidmat di IPNU IPPNU khususnya di UIN Raden Intan Lampung, Salah satu materi yang di sampaikan adalah tentang kecakapan dalam media sosial. Sabtu (19/10/2024)

    Rekan Ade Erlangga mengatakan untuk mewujudkan generasi unggul dan berkompeten di era serba digital, Pelajar NU di perguruan tinggi harus memiliki kecakapan digital sebagai bekal dalam membangun digital platform yang berfungsi untuk menyebarkan banyak informasi penting dan menarik khususnya di kalangan mahasiswa.

    Hal ini disampaikan Rekan Ade Erlangga saat mengisi materi Teologi Media Sosial dalam acara Masa Kesetiaan Anggota PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung di Ponpes Mutiara Miftahul Jannah Lampung Selatan, dengan mengambil tema “Peran Pelajar NU Dalam Rangka Memelihara Eksistensi Kultur Ahlussunah Wal Jamaah Di Era Transisi Revolusi
    Industri 5.0” yang diikuti oleh Mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UINRIL) dan Universitas Negeri Lampung (UNILA).

    “Ada dua hal yang perlu kita perhatikan, pertama kita hidup di era disrupsi, era yang tidak menentu. Sekarang kita sudah memasuki teknologi 5.0. Intinya, perbedaan antara revolusi digital 4.0 dengan 5.0, bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk kemaslahatan ummat. Supaya mahasiswa kedepannya makin maju,” ujarnya.

    “Baik santri/santriwati maupun pelajar yang ada di perguruan tinggi memiliki kewajiban meng-upgrade keilmuannya sebagai modal utama dalam berkompetisi 5-10 tahun mendatang. Tentunya, keilmuan yang dimiliki harus dibagikan kembali ke lingkungan sekitar. Pesan saya, penguasaan digital platform itu penting sekali dan harus diaplikasikan. Dengan membangun digital platform melalui media sosial atau e-commerce, kaum milenial generasi Z akan jauh lebih berkarya dan berdaya. Dengan demikian juga akan berkontribusi dalam Pembangunan, “ucapnya. (Saibani)

  • Opini: Dawuh Kyai Pada Santri

    Opini: Dawuh Kyai Pada Santri

    Dawuh Kyai Pada Santri
    Dr. Agus Hermanto, MHI
    Dosen UIN Raden Intan Lampung

    Hubungan antara Kyai dan santri adalah suatu yang tidak terpisahkan. Dalam dunia pesantren, Kyai adalah figur, dan santri adalah hamba Allah Ta’ala yang selalu taat, tunduk dan patuh pada dawuh Kyai, sehingga tugas santri adalah menimba ilmu agar mendapatkan jati diri.

    Dawuh Kyai adalah pancaran cahaya Ilahi, yang menjadi petunjuk dan isyarat bagi santri, kemanapun harus pergi dan melangkahkan kaki. Seorang santri telah yakin bahwa dawuh kyai adalah jalan yang akan menghantarkan santri untuk sukses melewati segala rintangan dan segala fenomena yang mungkin akan terjadi.

    Pengabdian santri terhadap Kyai adalah suatu hal yang lazim terjadi, hal ini dimulai sejak masih proses nyantri, yaitu mengaji dan tirakat hati, untuk menemukan jati diri, hingga telah betkiprah di segala lini, dawuh Kyai selalu menjadi pedoman yang dipatuhi dan selalu ditaati. Apapun kiprah santri, kedudukan Kyai tetaplah menjadi figur yang ditakdzimi. Bahkan ketika menjadi orang hebat dan populer di tengah masyarakat umum, hingga dianggap sebagai Kyai, ia tetap tawadhu’ atas dawuh Kyai, demi ngalap barokah pada sesok orang yang layak diteladani.

    Karismatik Kyai adalah keberkahan bagi santri, bahkan kerap kali menjadi motivasi dan sugesti pada setiap langkah santri. Seorang santri tidak akan melepaskan tali silaturahmi, sehingga jarak Kyai dan santri seakan tiada dipungkiri, senantiasa menjadi sebuah jaringan yang sangat berarti. Kepedulian Kyai kepada santri, tiada batas hingga menembus ruang yang jauh dari jangkauan sirkulasi.

    Mengaji adalah tradisi santri kepada Kyai, sehingga firman Allah Ta’ala berbunyi,

    اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

    “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Al-Taubah: 41).

    Beban berat atau ringan adalah perasaan hamba yang datang pada setiap relung-relung hati. Sehingga ketika kalimat suci ini disampaikan oleh Kyai akan berisi dan penuh arti.

    Dunia pesantren adalah tempat yang paling strategis untuk belajar dan mendalami agama samawi, yaitu agama yang dibawa oleh kanjeng Nabi, yang menjadi panutan dan suri tauladan sepanjang perjalanan untuk birrul waalidaini dan juga ridha Ilahi rabbi.

    Perasaan haus akan ilmu agama kerap kali menjadi ciri santri. Apapun rintangan dan tantangan pada setiap perjalanan yang dilalui adalah hikmah dan anugrah Ilahi, yang tidak akan dapat dipungkiri adalah garis dari kodrat Ilahi, sehingga jalan yang paling mulia adalah ikhtiar dengan cara berusaha, agar senantiasa menjadi hikmah dan langkah yang lebih pasti dan menjanjikan diri.

  • PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung Gelar Acara Makesta

    PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung Gelar Acara Makesta

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PKPT IPNU IPPNU) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung mengadakan acara Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dengan tema “Mewujudkan Kader IPNU IPPNU dalam Rangka Menjaga Eksistensi Kultur Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyah di Era Transisi Revolusi Industri 5.0”. Sabtu (19/10/2024)

    Acara ini diadakan pada Sabtu, 19 Oktober 2024, dan diikuti oleh 240 calon anggota yang diberangkatkan dari Bandar Lampung menuju Aula Gedung PCNU Pringsewu. Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah pembahasan mengenai sejarah terbentuknya PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung, yang diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam kepada para calon anggota tentang proses awal terbentuknya organisasi ini di kampus mereka.

    Materi sejarah ini disampaikan oleh Amir Mahmud, S.Pd., yang merupakan Ketua Pertama sekaligus perintis dan pembina PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung. Dalam penyampaiannya, Amir Mahmud menjelaskan bahwa berdirinya PKPT di UIN Raden Intan Lampung melalui dua tahapan penting, yaitu fase perintisan dan fase kelahiran. PKPT ini resmi terbentuk pada 1 April 2018, dengan dirinya sebagai Ketua IPNU pertama, serta Sella Selviana sebagai Ketua IPPNU pertama.

    Amir Mahmud juga menekankan pentingnya peran PKPT IPNU IPPNU dalam menjaga dan membumikan kembali amaliyah ala Nahdlatul Ulama di lingkungan kampus. “Tantangan terberat bagi PKPT adalah membumikan kembali amaliyah ala Nahdlatul Ulama di kalangan mahasiswa,” ungkapnya. Meskipun sudah menjadi demisioner, Amir Mahmud masih aktif dalam mengawal kepengurusan selanjutnya, termasuk memberikan bimbingan kepada ketua-ketua berikutnya, seperti Dicky dan Andi.

    Acara Makesta ini diharapkan dapat mencetak kader-kader IPNU dan IPPNU yang mampu menjaga nilai-nilai dan tradisi Ahlussunah Wal Jamaah An-Nahdliyah di era Revolusi Industri 5.0, serta menjadi motor penggerak dakwah Nahdlatul Ulama di kalangan mahasiswa. (Susi Meldayani)

  • MAKESTA PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan: Membangun Karakter Kader Melalui Pemahaman Ke-Indonesia-an

    MAKESTA PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan: Membangun Karakter Kader Melalui Pemahaman Ke-Indonesia-an

    Lampung Selatan, MUI Lampung Digital

    PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung berhasil menyelenggarakan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) dengan tema “Mewujudkan Kader IPNU IPPNU dalam Rangka Menjaga Eksistensi Kultur Ahlhssunah wal Jamaah An-Nahdliyah di Era Transisi Revolusi Industri 5.0.” Salah satu fokus utama acara ini adalah penguatan karakter kader melalui pemahaman mendalam tentang ke-Indonesia-an. Kegiatan berlangsung di Pondok Pesantren Mutiara Miftahul Jannah, yang menciptakan suasana kondusif untuk pembelajaran dan refleksi nilai-nilai kebangsaan. Sabtu (19/10/2024).

    Materi mengenai ke-Indonesia-an disampaikan oleh Rudi Santoso, M.H.I., M.H., dosen UIN Raden Intan Lampung. Dalam sesi ini, Rudi membahas berbagai fase penting dalam sejarah bangsa Indonesia, termasuk pengaruh kolonialisme, perjuangan para pahlawan, dan pergerakan nasional yang mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan. “Penting bagi kita untuk memahami sejarah agar dapat menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh pendiri bangsa,” ujarnya, menekankan pentingnya belajar dari pengalaman masa lalu.

    Rudi juga menggarisbawahi peran pemuda dalam perjuangan kemerdekaan. Ia mengajak peserta untuk meneladani semangat juang yang ditunjukkan oleh para pendiri bangsa. Antusiasme peserta terlihat ketika menyimak tentang aspek-aspek sejarah Indonesia, mencerminkan rasa ingin tahu yang tinggi di kalangan generasi muda.

    Kegiatan MAKESTA ini memiliki dua tujuan utama: menumbuhkan rasa cinta tanah air dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghargai sejarah bangsa. Rudi berharap, dengan pemahaman yang baik tentang sejarah, generasi muda dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam membangun Indonesia yang lebih baik, terutama di tengah tantangan era transisi saat ini.

    Selama acara, peserta tidak hanya belajar dari paparan materi, tetapi juga terlibat dalam diskusi interaktif yang memfasilitasi pertukaran pemikiran. Ini menjadikan MAKESTA sebagai platform yang ideal untuk berbagi pengetahuan mengenai identitas dan sejarah Indonesia, di mana peserta saling memberi inspirasi dan memperkuat solidaritas di antara mereka.

    Rudi menekankan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat karakter kader IPNU IPPNU. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ke-Indonesia-an, diharapkan para kader dapat menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat, serta menjaga dan meneruskan nilai-nilai Ahlhssunah wal Jamaah An-Nahdliyah.

    Di akhir acara, semua peserta diharapkan keluar dengan semangat baru untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa. MAKESTA ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga sebuah perjalanan yang membentuk kader yang lebih memahami dan menghargai warisan sejarah bangsa. (Rita Zaharah)