Category: Ormas

  • Pentingnya Keseimbangan Pikiran dan Hati dalam Menghadapi Masalah

    Pringsewu: Kehidupan di dunia tidak terlepas dari permasalahan yang datang silih berganti seakan tiada henti. Dalam menghadapi permasalahan tersebut kita hendaknya dapat memilah dan memilih mana permasalahan yang bisa diselesaikan oleh pikiran dan mana yang harus diselesaikan dengan hati.

    “Masalah ada yang untuk dipikirkan ada yang harus dipasrahkan,” demikian dikatakan Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Anwar Zuhdi saat Ngaji Kitab Bidayatul Hidayah di Jihad (Ngaji Ahad) pagi di Aula Gedung NU Pringsewu, Ahad (13/8/2017).

    Kiai kharismatik yang biasa dipanggil Abah Anwar ini menambahkan bahwa ketika pikiran tidak bisa lagi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, maka sebaiknya tidak dipaksakan. Karena, jika memaksakan diri maka akibatnya permasalahan tidak akan terselesaikan dan menjadi beban mental kita.

    “Biarkan hati yang menyelesaikan. Ini yang kita kenal dengan istilah tawakkal (berserah diri),” katanya.

    Abah Anwar menambahkan bahwa keseimbangan dalam hidup diperlukan agar segala sesuatu dapat berjalan dengan baik serta mengurangi masalah lainnya muncul.

    “Kita sering menghadapi masalah karena memang sering tidak terjadi keseimbangan. Semua kalau tidak seimbang jadinya pincang,” ujarnya.

    Ia mencontohkan bagaimana hidup didunia harus seimbang antara kebutuhan dunia dan akhirat. Tidak baik selalu mengejar kebutuhan kehidupan di dunia dan tidak bijak pula melulu mengejar kepentingan akhirat.

    “Ini sudah disebutkan baik dalam Al-Qur’an maupun hadits bahwa kita tidak boleh melupakan bagian kita didunia. Namun akhirat juga harus diraih,” tegasnya.

    Selain membahas masalah tersebut, dalam kesempatam tersebut Abah Anwar juga menjelaskan 3 tipe golongan manusia yang dapat ditemui dalam kehidupan di dunia. Golongan pertama adalah orang yang tidak memanfaatkan lisan dan hatinya untuk menyebut dan mengingat Allah.

    “Golongan ini adalah golongan ahli maksiat. Mereka ini seperti bangkai yang hidup,” tegasnya.

    Yang kedua adalah orang yang memanfaatkan lisannya untuk mengajak kepada kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah, tapi hatinya kosong. Mereka tidak melakukan apa yang dikatakannya.

    “Kelompok ini sangat dimurkai oleh Allah SWT,” katanya sambil mengutip ayat Al-Qur’an tentang orang yang tidak konsisten antara yang dikatakan dan dikerjakannya.

    Dan yang ketiga adalah orang yang memanfaatkan lisannya untuk menyebut Allah sekaligus menghidupkan hatinya dengan asma Allah.

    “Mereka ini adalah orang yang beriman yang akan dijaga boleh Allah karena mereka sejatinya adalah kekasih Allah SWT,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • Kapolda Lampung Dukung Penuh Bal-Balan Santri  

    Bandar Lampung: Liga Santri Nusantara (LSN) Region Sumatera VIII Lampung adalah kegiatan yang sangat positif dan melibatkan santri antar pondok pesantren se Propinsi Lampung. Momentum ini sangat bagus untuk menebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin yang selama ini menjadi ciri khas ajaran keagamaan Islam Nusantara sebagaimana yang diajarkan di pesantren-pesantren.

    Demikian disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Propinsi Lampung Irjend. Pol. Sudjarno ketika menerima rombongan panitia pelaksana dan Koordinator Liga Santri Nusantara (LSN) Region Sumatera VIII Lampung di ruang kerjanya, Bandar Lampung, Rabu lalu, (9/8/2017).

    “Saya akan hadir dalam pembukaan pada Kick Off tanggal 28 Agustus 2017 di Lapangan Merdeka Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, dan mendukung penuh Bal-Balan (sepakbola) santri”, imbuhnya.

    Munir A Haris, S.Sos.I selaku Koordinator Liga Santri Nusantara (LSN) Region Sumatera VIII Lampung mengatakan, pada tahun 2017 ini Liga Santri Nusantara (LSN) Region Sumatera VIII Lampung akan diikuti 48 pesantren se Propinsi Lampung. Liga Santri Nusantara (LSN) Region Sumatera VIII Lampung memperebutkan Piala Bupati Lampung Timur dengan total hadiah 28 Juta rupiah.

    “Insyaallah pada laga perdana nanti akan dihadiri Ketua Umum PBNU Prof Dr. KH Said Aqil Siradj, MA, Ketua PP RMI NU KH Abdul Ghofarrozin, Menteri Pemuda dan Olahraga H. Imam Nahrowi, Ketua PWNU Propinsi Lampung KH RM Sholeh Bajuri, M.H.I, Bupati Lampung Timur Hj Chusnunia Chalim, P.h.D, para pengasuh pesantren dan lain-lain”, tutup mantan aktivis PMII (Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia) Yogyakarta ini.

    Hadir dalam pertemuan dengan Kapolda Lampung antara lain; KH Qudratullah Sidiq (Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Kabupaten Lampung Timur), Sugirin Tjastoni, S.Sos (Ketua pelaksana), Ahmad Fauzi, S.Ag, M.M  (Sekretaris pelaksana) dan lain-lain. (Akhmad Syarif Kurniawan)

  • Soal FDS, KBNU Kota Bandar Lampung Ingatkan Mendikbud  Tidak Melupakan Jasa Ulama

    Bandar Lampung: Kebijakan Full Day School (FDS) terus mendapat penolakan dari sejumlah kalangan tokoh agama dan aktivis. Rabu Malam, (9/8/2017) Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Kota Bandar Lampung berdiskusi terkait aturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy tentang Full Day School (FDS) yang akan diterapkan.

    Diskusi ini dihadiri oleh KH. RM Soleh Bajuri, MHI Ketua PWNU Lampung, Drs. Aryanto Munawar Sekretaris PWNU Lampung, Prof. Dr. Aom Karomani, M.Si Wakil Rektor 3 Unila, KH. Syaiful Islam PWNU Lampung, KH. Basyaruddin Maisir AM Pengasuh Ponpes Al-Hikmah, H. Jamaluddin Malik, MPd.I Ketua Pergunu Lampung, Ansor Lampung, LBH NU Lampung, PMII Lampung, IPNU-IPPNU Lampung, Ikatan Pondok Pesantren Se-Kota Bandar Lampung, dll.

    Ichwan Adji Wibowo, S.Pt., MM Ketua PCNU Kota Bandar Lampung menilai Permendikbud 23 Tahun 2017 sangat berpotensi mematikan layanan pendidikan keagamaan berbasis masyarakat yang telah hadir sebelum Indonesia ini lahir, seperti Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren, Pendidikan al-Quran, dan lain-lainnya.

    Senada dengan hal tersebut KH. RM Soleh Bajuri, MHI Ketua PWNU Lampung Ingatkan Mendikbud tidak melupakan jasa para ulama yang telah banyak berjasa dalam mendirikan bangsa ini, salah satunya pendidikan agama seperti Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren, Pendidikan al-Quran, dan lain-lainnya. Bangsa ini lahir, merdeka dan menjadi NKRI atas jasa dan pengabdian iklas serta tulus tanpa pamrih dari para ulama.

    Ketua PWNU Lampung juga menginstruksikan kepada (KBNU) Keluarga Besar Nahdlatul Ulama, supaya bersama-sama melakukan aksi penolakan kebijakan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.

    Sebelumnya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan surat intruksi kepada seluruh pengurus lembaga dan badan otonom NU untuk melakukan unjuk rasa terkait kebijakan lima hari sekolah atau full day school. Pasalnya, kebijakan sekolah lima hari dan delapan jam belajar itu dianggap akan menggerus eksitensi Madrasah Diniyah.

    Intruksi tersebut disampaikan melalui surat resmi bernomor 1460/C.I.34/08/2017 yang ditandangani oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Katib Aam PBNU KH Yahya C Staquf, Ketum PBNU Said Aqil Siradj, dan Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini.

    Dalam surat intruksi tersebut, PBNU menegaskan, bahwa Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 sama sekali tidak menyinggung secara serius implementasi penguatan pendidikan karakter sebagaimana yang dikampanyekan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Konsentrasi kebijakan tersebut malah cenderung terfokus mengatur kebijakan soal jam sekolah. Penguatan karakter tidak bisa secara serta merta disamakan dengan penambahan jam belajar.

    Kebijakan sekolah lima hari tersebut hanya akan menggerus eksitensi Madrasah Diniyah. Padahal, menurut dia, selain Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah merupakan tulang punggung yang membentengi persemaian paham dan gerakan radikalisme.
    Berdasarkan hal itu, PBNU menginstruksikan kepada seluruh pengurus lembaga NU dan pengurus organisasi badan otonom NU untuk menolak kebijakan tersebut. Berikut isi intruksi PBNU:

    1. Melakukan aksi dan menyatakan sikap menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah dan kebijakan-kebiajakan lain yang merugikan pendidikan di Madrasah Diniyah.
    2. Mendesak pemerintah di masing-masing tingkatan (Gubernur/Bupati/Walikota) untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, pendidikan Madrasah Diniyah.
    3. Melakukan upaya-upaya lain di masing-masing wilayah untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah dan kebijakan yang merugikan pendidikan Madrasah Diniyah, demi menjaga harga diri dan martabat Nahdlatul Ulama. (Rudi Santoso)
  • Mantan Wasekjend PP IPNU:  Sekolah Lima Hari Menjauhkan Siswa Dari Realitas Dunia Nyata

    Lampung Tengah: Sejak awal Full Day School  (FDS) dibuat bukan berdasarkan kebutuhan pendidikan secara menyeluruh. Kebijakan parsial yang sangat sulit diterima dikalangan pendidik. FDS hanyalah memindahkan dunia nyata anak-anak pada lingkungan kesekolah, sekolah lima hari itu justru menjauhkan siswa dari realitas dunia nyata, dunia yang akan dihadapinya pasca lulus dari madrasah / sekolah kelak.

    Demikian disampaikan Rahmat Basuki, M.Pd selaku pengamat pendidikan sekaligus mantan Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (Wasekjend PP IPNU) melalui via sambungan telpon, Selasa (8/8/2017).

    “Selain itu, masalah mendasar  yang tak dipahami oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) adalah, di Indonesia selain pendidikan formal ada pendidikan informal, dan non formal. Dua pendidikan terakhir sepertinya oleh Pak Mendikbud tidak menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan sekolah lima hari itu”, imbuh  alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

    “Jadi adalah hal yang wajar dan lumrah jika akhirnya banyak penolakan disana-sini yang dimotori oleh para Lurah pesantren dan Pengasuh pesantren dan madrasah diniyah (Madin). Pesantren dan Madrasah Diniyah-lah yang telah menolong pemerintah untuk mendidik anak negeri ini disemua level saat sekolah “plat merah” terbatas oleh tenaga pendidik maupun pembiayaannya”, pungkas jebolan Pesantren Ash Shiddiqi Dusun Sragen Kampung Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah ini. (Akhmad Syarif Kurniawan)

  • KH. Hambali Kembali Pimpin MUI Kabupaten Pringsewu

    Pringsewu: Melalui Mufakat, Peserta Musyawarah Daerah (Musda) kedua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pringsewu yang diselenggarakan di Aula Kantor Bupati Pringsewu, Selasa (8/8/2017) akhirnya sepakat memilih KH. Hambali untuk melanjutkan nahkoda kepemimpinan MUI Pringsewu masa khidmah 2017-2022.

    Kiai yang terkenal sangat sederhana ini didukung secara mutlak dan mufakat tanpa melakukan voting oleh 16 suara yang berhak memberikan hak pilihnya. 16 suara tersebut berasal dari 1 suara MUI Provinsi Lampung, 2 suara MUI Kabupaten, 9 suara MUI Kecamatan, dan 4 suara dari perwakilan Ormas, Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi.

    Sesaat setelah terpilih menjadi Ketua Umum MUI keduakalinya, Kiai Hambali mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tanggungjawab yang sangat berat. “Ini merupakan tugas yang tidak ringan. Namun saya yakin akan menjadi ringan jika dilakukan dengan bersama-sama oleh seluruh pengurus yang nantinya akan disusun,” kata Wakil Ketua Tanfidziyyah PCNU Pringsewu ini.

    Beberapa Program kerja MUI masa khidmah 2012-2017 yang selama ini Ia pimpin akan dievaluasi secara komprehensif dengan memperhatikan berbagai hal sehingga akan lebih baik lagi. “Nanti kita perdalam lagi Program Kerja kita pada Raker setelah Kepengurusan baru telah terbentuk, katanya.

    Sesaat setelah terpilih, KH. Hambali bertemu dengan Bupati Pringsewu H. Sujadi di Kantor Bupati yang kebetulan berdampingan dengan Aula tempat diselenggarakannya Musda. Dalam kesempatan tersebut Bupati menyampaikan selamat atas terpilihnya kembali H. Hambali.

    Ia juga menyampaikan selamat dengan telah terselenggaranya Musda dengan lancar dan berharap kedepan kepengurusan MUI Pringsewu akan lebih baik lagi.

    Bupati berharap juga MUI Pringsewu dapat melakukan terobosan-terobosan baru dalam berkhidmah memberikan kesejukan kepada Ummat. Sinergitas dan peningkatan kualitas hubungan dengan Pemerintah daerah juga diharapkan akan terjain lebih baik lagi.

    Hal ini sesuai dengan tema besar Musda kedua ini yaitu yaitu “Peningkatan Kualitas Hubungan Antara Umara, Ulama dan Cendikiawan Muslim Dalam Rangka Pembangunan Pringsewu Bersahaja dan Bersenyum Manis”. (Muhammad Faizin)

  • Buka Musda Ke 2, Bupati Apresiasi Kiprah MUI Kabupaten Pringsewu

    Pringsewu: Bupati Pringsewu H. Sujadi menyampaikan apresiasi atas kiprah Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pringsewu masa khidmah 2012-2017 selama ini. Hal ini disampaikannya saat hadir membuka Acara Musyawarah Daerah ke 2 MUI Kabupaten Pringsewu di Aula Pemda Pringsewu, Selasa (8/8/2017).

    “Terimakasih kepada segenap Pengurus MUI atas kerjasama dan peran sertanya selama ini yang cukup baik dalam membangun Kabupaten Pringsewu,” katanya pada Acara yang dihadiri oleh Ketua MUI Provinsi Lampung, Kapolres Tanggamus, Sekda Pringsewu, Seluruh Pengurus MUI Kabupaten dan Kecamatan di Pringsewu, Pengasuh Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi ini.

    Majelis Ulama Indonesia lanjutnya, merupakan wadah yang menghimpun para ulama, zuama’ dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama.

    Ia berharap MUI mampu memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah SWT. Selain itu MUI memiliki peran vital dalam memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan masyarakat.

    “Saya berharap MUI lebih meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhuwwah Islamiyyah dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadi penghubung antara ulama dan umaro’ (pemerintah), meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslim,” harapnya.

    Bupati yang juga seorang ulama ini juga berharap MUI lebih optimal dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat Kabupaten Pringsewu agar Kabupaten Pringsewu memiliki daya saing yang tinggi, harmonis dan sejahtera.

    “Semoga Musda akan berjalan lancar, aman dan kondusif, serta dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang dapat membawa kemaslahatan bagi ummat dan negara. sebagaimana salah satu tujuan MUI yaitu terwujudnya masyarakat yang berkualitas (khaira ummah) dan negara yang aman, damai, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, yakni pola kehidupan yang Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur,” katanya.

    Dengan kiprah optimal MUI diharapkan dapat bermitra dengan pemerintah dalam rangka membangun ummat sekaligus mengibarkan panji-panji kebenaran berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan hadits, mengimplementasikan Islam rahmatan lil alamin di Bumi Jejama Secancanan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

    “Majelis Ulama Indonesia harus mampu menjadi benteng dan penangkal radikalisme, meluruskan aliran yang menyimpang, serta menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, membimbing ummat untuk hidup bersama secara damai dalam keberagaman, memegang teguh Pancasila dan UUD 1945,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • Generasi Indonesia Perlu Kenali Pemikiran Pahlawan Bangsa

    Way Kanan: Generasi muda Indonesia perlu mengenal pemikiran para pahlawan  yang telah berjuang memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari belenggu penjajahan, ujar mahasiwa Universitas Lampung (Unila), Ahmad Nur Fuadi, di Blambangan Umpu, Selasa (8/8/2017).

    “Mahasiswa pun juga perlu mengenal karena pasti banyak yang lupa atau malah tidak tahu,” ujar Ketua Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Unila masa khidmat 2016-2017 itu.

    Mahasiswa Pendidikan Fisika yang tengah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Umpu Bhakti itu menambahkan, upaya PC GP Ansor Way Kanan mendekatkan pemikiran-pemikiran pahlawan dan guru bangsa kepada masyarakat disela kegiatan bakti sosial penyembuhan alternatif penyakit medis dan non medis Aji Tapak Sesontengan sangat bagus mengingat kemerdekaan harus diisi dengan gerakan positif.

    Sebagaimana sejumlah masyarakat di kampung itu, Fuad juga tak canggung berpose membawa pemikiran-pemikiran pahlawan yang disiapkan panitia pada kegiatan yang berlangsung di Mushola At Taqwa, antara lain pesan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan: Kasih sayang dan toleransi adalah kartu identitas orang Islam, lalu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari: Agama dan nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Keduanya saling menguatkan.

    Pemikiran pahlawan lain disiapkan panitia untuk pose masyarakat ialah dari Jenderal Sudirman yang berbunyi: Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga.

    Adapula pemikiran dari pahlawan nasional, jurnalis perempuan yang menjadi Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia, SK Trimurti yang namanya diabadikan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebagai penghargaan tahunan bagi jurnalis atau aktivis perempuan yang berperan dalam perjuangan kebebasan pers, kebebasan berekspresi, kesetaraan gender dan hak publik atas informasi: Kami adalah angkatan yang harus punah agar dari kubur kami tumbuh angkatan-angkatan wanita yang lebih megah.

    Perihal penyembuhan ATS metode, Fuad yang sejak sekolah menengah pertama mengalami mata minus 0,5 dan 1 serta kini mencapai minus 6 dan 7 mengaku ada dampak positif setelah diterapi Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto dan anggota Banser Husada Satkorwil Lampung Muhammad Ridho.

    “Setelah disentuh, mata yang semula berat terasa lebih ringan dan pandangan lebih tajam dari sebelumnya,” ujar Fuad yang mengaku sudah beberapa kali mencoba penyembuhan.

    Komentar positif mengenai ATS juga disampaikan warga setempat, Ponijah yang mengalami gangguan pendengaran selama satu bulan akibat kemasukan airsehingga jika bicara dengan suaminya seperti orang bertengkar.

    “Alhamdulillah, tadi diterapi sebentar pendengaran semakin jelas dan gemuruh di telinga juga berkurang,” tutur Ponijah.

    Warga Kampung Setia Negara, Baradatu, Sukimin yang kesusahan berjalan selama dua tahun lebih juga mengaku lebih baik setelah diterapi dua kali dengan ATS  metode.

    “Biasanya kalau pagi keliling rumah sekali nafas sudah ngos-ngosan. Alhamdulillah setelah diterapi sebentar dua kali pinggang terasa enteng, bengkak di kaki berkurang, mata yang semula buram sudah mulai terang, lalu BAB yang semula tidak lancar menjadi lancar dan sudah kuat keliling rumah tiga kali,” ujar Sukimin. (Erli Badra)

  • Besok, MUI Kabupaten Pringsewu Gelar MUSDA Ke-2

    Pringsewu: Setelah lima tahun masa khidmah pada periode 2012-2017, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pringsewu akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke 2 untuk menentukan Kepengurusan baru 5 tahun kedepan. Musda ke 2 yang akan memilih kepengurusan masa khidmah 2012-2017 tersebut akan dilaksanakan satu hari di Aula Pemda Kabupaten Pringsewu, Selasa (8/8/17).

    Menurut Ketua Pelaksana Musda, KH. Munawir, Kegiatan tersebut akan dibuka secara langsung oleh Bupati Pringsewu H. Sujadi dan dihadiri oleh beberapa tamu undangan. “Peserta Musda terdiri dari unsur MUI Kabupaten, Kecamatan, Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi di Kabupaten Pringsewu,” kata Pria yang juga Sekretaris MUI Pringsewu Periode 2012-2017 ini.

    Gus Nawir, begitu Pria sederhana ini biasa disapa menambahkan bahwa dengan Musda ke 2 dan terpilihnya kepengurusan baru nantinya mampu meningkatkan peran MUI dalam ikut membangun Kabupaten Jejama Secancanan Bersenyum Manis tersebut. “Siapapun yang terpilih nantinya kita harap akan dapat bersinergi dengan Pemerintah dalam membangun khususnya dibidang mental warga masyarakat Pringsewu,” harapnya.

    Oleh karenanya, Panitia pelaksana kegiatan Musda mengangkat Tema besar terkait dengan harapan tersebut yaitu “Peningkatan Kualitas Hubungan Antara Umara, Ulama dan Cendikiawan Muslim Dalam Rangka Pembangunan Pringsewu Bersahaja dan Bersenyum Manis”.

    Gus Nawir menjelaskan juga bahwa sebagai Payung Besar Umat Islam, MUI Kabupaten Pringsewu juga diharapkan dapat mengayomi seluruh ummat Islam di Pringsewu. Dengan tingkat kemajemukan yang tinggi Ia berharap MUI mampu memberikan pencerahan dan kesejukan kepada ummat Islam ditengah perkembangan informasi yang sangat cepat dewasa ini.

    “Berseliwerannya informasi yang bisa jadi itu valid atau bisa jadi juga hoax dapat mempengaruhi mental ummat dalam keyakinan beragama. MUI harus dapat mengambil peran dalam hal ini,” tegasnya.

    Dalam Musda ke 2 nantinya, peserta juga akan mendapatkan materi pengarahan dari beberapa unsur terkait seperti dari Bupati Pringsewu, Kepala Kantor Kementerian Agama Pringsewu dan Ketua MUI Provinsi Lampung.

    “Semoga Musda Ke 2 ini akan dapat berjalan dengan lancar dan dapat menyepakati keputusan terbaik untuk kemaslahatan MUI Pringsewu dan seluruh Ummat Islam di Pringsewu,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • Perkuat Syiar Media, PCNU Kota Bandar Lampung Gandeng RRI

    Bandar Lampung: Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bandar Lampung kunjungi (RRI) Radio Republik Indonesia Lampung, Senin, (7/8/2017) di Jl. Jendral Gatot Subroto No.26 Pahoman Bandar Lampung.

    Rombongan PCNU Kota Bandar Lampung yang dipimpin oleh Ichwan Adji Wibowo, S.Pt., MM Ketua PCNU Kota Bandar Lampung didampingi oleh Kyai Khabibul Mutaqin Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung, KH. Lukman Hakim, S.Ag Wakil Ketua PCNU Kota Bandar Lampung, Abdul Azis, M.Pd.I Wakil Ketua PCNU Kota Bandar Lampung, Rudi Irawan, M.Si Wakil PCNU Kota Bandar Lampung, Rudi Santoso, MHI Wakil Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung, Muhammad Ali Wakil Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung, Ahmad Sukandi, MHI Syuriah PCNU Kota Bandar Lampung, disambut hangat oleh Muhsin Zein, SE Kepala Bidang Program Siaran RRI dan jajaran pimpinan RRI.

    Kedatang PCNU Kota Bandar Lampung tersebut dalam rangka sinergi dan penguatan Islam Rahmatan Lil Alamin antara PCNU Kota Bandar Lampung dan RRI.

    Ichwan Adji Wibowo, S.Pt., MM Ketua PCNU Kota Bandar Lampung menjelaskan, pertemuan PCNU dan RRI dipandang perlu agar adanya keserasian dalam merespon isu-isu yang berkaitan dengan keumatan.

    RRI merupakan salah satu media elektronik dengan jangkauan yang cukup luas, Sehingga ketika NU ingin mensyiarkan Islam Rahmatan Lil Alamin dapat sampai kemasyarakat baik perkotaan dan perdesaan.

    Senada dengan hal tersebut Muhsien Zen, SE mengatakan, secara organisasi pihaknya siap mendukung PCNU Kota Bandar Lampung dalam syiar dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin, dalam rangka memberikan pemahaman kepada umat Islam khususnya yang ada di Kota Bandar Lampung. (Rudi Santoso)

  • Ketua PCNU Kota Bandar Lampung Himbau Umat Islam Sholat Gerhana Bulan

    Bandar Lampung: Bulan purnama Senin malam ini akan disertai dengan Gerhana Bulan Sebagian (GBS) hingga Selasa pagi, 7-8 Agustus 2017.

    Melalui surat himbauan sholat gerhana bulan yang diterbitkan oleh PCNU Kota Bandar Lampung, Senin (7/8/2017) masyarakat Lampung dapat mengamati prosesnya sejak pukul 22:50:01 WIB.

    Adapun rincian Lembaga Falakiyah NU mengklasifikasi berlangsungnya gerhana bulan dalam 5 fase. Pertama, tahap awal penumbra yang akan berlangsung pada pukul 22:50:01, kedua tahap awal GBS yang dimulai pada pukul 00:22:55 WIB (8 Agustus 2017), ketiga pertengahan GBS (Pukul 01:20:37 WIB), keempat tahap akhir GBS (Pukul 01:18:19 WIB), kelima akhir penumbra (Pukul 03:51:13).

    Bulan yang bersinar terang memantulkan cahaya matahari akan tampak lebih redup dan ada bagian yang gelap sehingga tidak tampak oleh pengamat. Gerhana bulan sebagian pada 7-8 Agustus 2017 itu berdasarkan kalkulasi akan berlangsung selama 5 jam 53 detik. Dari keseluruhan gerhana, 20 persen permukaan bulan akan berada dalam bayang-bayang bumi selama 1 jam 55 menit 14 detik.

    Berkaitan dengan hal tersebut Ichwan Adji Wibowo, SPt., MM Ketua PCNU Kota Bandar Lampung mengajak kepada Pengasuh Pondok Pesantren Se-Bandar Lampung, Majelis Ta’lim NU Se-Kota Bandar Lampung, MWC NU Se-Kota Bandar Lampung, umat Islam untuk melakukan sholat gerhana bulan dan pengamatan peristiwa GBS.

    “Momentum peristiwa ini harus disikapi dengan dzikir, ibadah, dan amal saleh,” kata Ketua PCNU Kota Bandar Lampung. (Rudi Santoso)