Category: Ormas

  • Dakwah dengan Hikmah Lahirkan Cinta, Dakwah dengan Keangkuhan Munculkan Benci

    Jakarta: Pengurus Lembaga Dakwah PBNU KH Muhammad Nur Hayid yang akrab disapa Gus Hayid mengajak segenap umat Islam untuk senantiasa meneladani Rasulullah SAW dalam kehidupan dan dakwah sehari-hari. Ajakan tersebut disampaikannya saat menjelaskan Al-Qur’an Surat Al Ahzab ayat 21 yang merupakan perintah gamblang untuk mengambil suri tauladan dari Rasul.

    Salah satu suri tauladan dari Rasulullah, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Skill Jakarta ini adalah pandai mensyukuri nikmat dan anugerah dari Allah SWT. Walaupun Rasulullah adalah sosok yang makshum (dilindungi dari dosa) dan dijamin masuk surga, namun ia senantiasa tidak mengurangi frekwensi ibadahnya.

    “Tekunnya Rasul dalam beribadah merupakan ungkapan syukur yang diwujudkan dengan senantiasa menggunakan segala nikmat Allah untuk menambah ketaatan dan keimanan kepada Allah SWT,” jelasnya, Senin (11/12).

    Kehidupan bahagia dan tenang juga menurut Gus Hayid dapat dirasakan dari rasa bersyukur ini.

    “Jika ingin berbahagia, hidup senantiasa tenang maka pandailah bersyukur. Jika tidak pintar bersyukur maka pastilah hidup penuh dengan kesesakan dan selalu suudzon (buruk sangka) kepada orang lain,” tambahnya.

    Sifat lain Rasul yang patut diteladani adalah selalu sabar dalam menerima ujian dan mampu menahan emosi dari sikap orang lain yang menyakitinya. Rasulullah adalah sosok yang selalu mampu memaafkan orang lain.

    “Akhlak rasulullah adalah Al-Qur’an. Walaupun terus di-zalimi, namun beliau mampu menahan emosinya dengan tidak meluapkannya kepada orang yang menzaliminya. Sebenarnya jika ia mau berdoa kepada Allah untuk membalas orang yang menzaliminya, niscaya Allah akan mengabulkannya. Namun ini tidak dilakukan Rasul,” terangnya.

    Sementara itu, cara dakwah yang patut dicontoh dari Rasul menurut Pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat ini adalah dengan cara memberikan hikmah. Dakwah menggunakan hikmah menurutnya akan dapat lebih diterima dan memperoleh hasil yang maksimal.

    “Dakwah dengan hikmah melahirkan cinta. Dakwah dengan keangkuhan akan memunculkan rasa benci,” tegasnya.

    Oleh karenanya dalam mengajak seseorang kepada hal yang baik, haruslah senantiasa mengedepankan dakwah dengan hikmah. Jika dakwah dengan hal ini tidak diterima maka ada langkah lain yaitu dengan mauidzatul hasanah.

    “Jika harus saling memberikan argumentasi pun, haruslah senantiasa dilakukan dengan cara yang ahsan (yang paling baik). Tidak dengan blaming (menyalahkan) orang lain,” pungkas dai muda yang kerap menjadi pemateri Syiar Kemuliaan di salah satu stasiun televisi swasta nasional ini. (Muhammad Faizin)

  • PMII Kota Metro Lampung Siap Membangun Gerakan Yang Produktif, inilah Pengurus PMII Kota Metro Lampung Masa Khidmat 2017-2018

    Kota Metro: Setelah menunggu satu semester  lamanya, akhirnya pelantikan sebanyak 32 Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Metro masa khidmat 2017 – 2018 dapat terwujud dikomplek aula pesantren Raudlotul Quran Kota Metro Provinsi Lampung, Sabtu malam (2/11/2017).

    Ketua PC PMII Kota Metro Lampung Galih Pangestu menyampaikan, bahwa pengurus yang dilantik pada malam ini adalah hasil dari proses Konfercab XXIV PMII Kota Metro enam bulan yang lalu tepatnya pada 16 Juli 2017 di kampus hijau IAIM NU Kota Metro.

    “PMII Kota Metro Siap untuk berperan aktif bersinergi membangun gerakan yang lebih produktif dan langkah solutif  terhadap berbagai persoalan kebangsaan khususnya yang ada di Kota Metro Lampung,”  imbuh alumnus IAIN Metro sekaligus pemuda asal  Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah ini.

    Hadir dalam pelantikan PC PMII Kota Metro; Pengasuh Pesantren Raudlotul Quran Kota Metro KH Ali Qomarudin al Hafidz, Ketua PB PMII Bidang Hubungan Internasional Ahmad Romzi , Ketua Umum KOPRI PB PMII Septi Rahmawati, PKC PMII Provinsi Lampung, Rektor IAIM NU Kota Metro Mispani Ramli, Jajaran Mabincab PMII Kota Metro, IKA PMII Kota Metro, ratusan mahasiswa dari Komisariat dan Rayon se Kota Metro, PC PMII se Provinsi Lampung, dan lain-lain.

    Berikut Pengurus PC PMII Kota Metro Lampung masa khidmat 2017 – 2018 sesuai Surat Keputusan Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia : 017.PB – XIX.01-014.A-1.11.2017 :

    MAJELIS PEMBINA CABANG   :

    Ketua                                                               : Agus Setiawan

    Sekretaris                                                        : Iwanuddin

    Bendahara                                                      : H. Aguswan Khotibul Umam

    Anggota                                                           : Hendro Edi Saputro

                                                                              Diana Ambarwati

                                                                              Sunaryo

                                                                              Budi Wahyono

                                                                              Helyani

                                                                              Nurhayati

    BADAN PENGURUS HARIAN    :

    Ketua                                                   : Galih Pangestu

    Wakil Ketua I                                       : Riki Ardiyanto

    Wakil Ketua II                                      : Abid Mustofa Abroziq

    Wakil Ketua III                                     : Andi Rahmaniakim

    Sekretaris                                            : Ahmad Sabiqul Mustofa

    Wakil Sekretaris I                                : Winarso

    Wakil Sekretaris II                               : Refky Rajabi Ali

    Wakil Sekretaris III                              : Ahmad Kurniawan

    Bendahara                                          : Cici Lutfiastuti

    Wakil Bendahara                                : Tri Yunita Sari

    BIRO-BIRO                                          :

    Kaderisasi dan Sumber Daya Anggota : Harmoko

    Pendayagunaan Potensi dan Kelembagaan Organisasi : Akip Santosa

    Kajian Pengembangan Intelektual dan Eksplorasi Teknologi : Temu Irawan

    Pemberdayaan Ekonomi : Ahmad Sahroni

    Hubungan dan Komunikasi Pemerintahan dan Kebijakan : Ayus Mustofa

    Hubungan dan Komunikasi Organ Gerakan, Kepemudaan dan Perguruan Tinggi : Febi Trihandoko

    Kajian Pengembangan Media dan Informasi : Nur Salim

    Hubungan dan Kerjasama LSM : Candra Putra

    Advokasi, HAM dan Lingkungan Hidup : Primunandar Sahri

    Dakwah dan Kajian Islam : Ikhwan Nurrokhim

    Komunikasi dan Hubungan Pesantren : Safnedi

    Hubungan dan Komunikasi Lintas Agama : Beni Indra Kusuma

    BADAN SEMI OTONOM

    KORPS PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA PUTERI (KOPRI) METRO

    Ketua                                                   : Mauzotul Hasanah

    Wakil Ketua I                                       : Icha Aquinalda

    Wakil Ketua II                                      : Nur Lailia Rahmayanti

    Wakil Ketua III                                     : Novita Damayanti

    Sekretaris                                            : Susi Pikasari

    Wakil Sekretaris I                                : Tuatul Imah

    Wakil Sekretaris II                               : Siti Fatimah

    Wakil Sekretaris III                              : Ade Hepta Purwati

    Bendahara                                          : Nur Inayah

    Wakil Bendahara                                : Hayani

    (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • Hati-Hati politisasi Agama Jelang Pilpres dan Pilkada Serentak 2018

    Jakarta: Sekjen Kementerian Agama Dr. H. Nursyam mengajak segenap elemen banga Indonesia untuk mencermati mewaspadai efek yang dapat muncul dari gelaran pesta demokrasi pilkada serentak dan pilpres tahun 2018.

    “Bagi bangsa Indonesia, tahun 2018 merupakan tahun politik, karena saat itu akan dilaksanakan pilkada serentak dan di bulan Agustus nanti harus sudah ada calon presiden dan calon wakil presiden. Ini yang harus dicermati,” katanya saat hadir pada Silaturahmi Nasional Tokoh Agama dan Rakornas FKUB di Royal Kuningan Hotel Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Dalam situasi tersebut, lanjutnya, akan muncul isu kesenjangan sosial di masyarakat, seperti dikotomi kaya dan miskin, yang berujung pada justifikasi kegagalan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat.

    “Di sinilah posisi FKUB dan tokoh agama menjadi penting untuk mampu menempatkan diri sebagai posisi tawar yang netral, sebab isu itu terkait dengan kelompok minoritas yang menguasai mayoritas,” jelas mantan Rektor UIN Surabaya itu.

    Selain isu kesenjangan, isu Sara juga akan mewarnai gegap gempita perpolitikan tanah air. Menurutnya akan muncul upaya membenturkan antara satu suku dengan yang lain serta pemeluk agama yang satu dengan lainnya.

    “Sebenarnya tidak ada konflik agama, yang ada hanya kesenjangan sosial, politik, ekonomi yang kemudian dibungkus dengan isu agama, atau konflik yang bernuansa agama,” tambahnya.

    Mengutip hasil survey yang dilakukan oleh CSIS dan Alfara Research Center, Nursyam memaparkan bahwa ada sekitar 10% kalangan muda yang menginginkan dasar negara Pancasila diganti dengan sistem khilafah.

    Walaupun persentase kelompok tersebut kecil, namun harus diwaspadai karena berpotensi menjadi sumber konflik dan kerawanan sosial. Dan yang mengherankan lagi lanjutnya, yang sebagian yang berpandangan seperti itu adalah dari Aparatur Sipil Negara (ASN).

    “Yang kita perlukan sekarang ini adalah Gerakan Moderatisme, guna mengembalikan yang terlalu ke kanan fundamentalis, radikalis dan literalis serta yang terlalu ke kiri liberalis, sosialis dan komunis, agar supaya kembali ke tengah. Jadilah ini kelompok wasathan atau moderat,” ajaknya.

    Nursyam menilai bahwa kehidupan beragama saat ini masih sebatas ‘Boutique Multikulturalisme dan Pluralisme’ yaitu keharmonisan sosial masih sebatas pajangan saja, belum mengakar.

    “Sehingga muncul jargon Toleransi…yes, kerukunan yes, tapi kerja sama…nanti dulu,” katanya.

    Menanggapi fenomena ini, Ketua Forum Komunikasi Ummat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung H. Afif Ansori yang hadir pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa terbukanya kran demokrasi di era reformasi, telah membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Saat ini setiap orang bebas mengemukakan pendapat, berekspresi dan berorganisasi.

    Jika euphoria kebebasan ini tidak dibarengi dengan kesadaran hukum maka akan berakibat pada diterabasnya berbagai aturan formal, etika dan tata krama. Dan yang lebih ekstrem lagi penerimaan masyarakat terhadap paham-paham keagamaan yang radikal, fundamental.

    “Mereka (paham radikal) cenderung membenarkan pendapatnya sendiri, dan menyalahkan kelompok lain yang berbeda,” kata Afif dihubungi via telepon.

    Di sisi lain lanjut Ketua Sako Ma’arif NU Provinsi Lampung ini, perubahan besar ini juga dapat memunculkan paham liberalisme yang mempengaruhi pola pikir masyarakat yang kearah paham sosialis bahkan komunis.

    “Oleh karena itu, kedua pola yang berseberangan secara diametral tersebut harus ditarik ke tengah dalam bentuk Moderatisme beragama. Cara pandang Moderatisme inilah yang akan mampu menciptakan harmonisasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” terang Afif memberikan solusi terhadap kondisi ini. (Muhammad Faizin)

  • Ansor Lampung Tengah Gelar DTD ke VI di Pesantren Bumi Sholawat

    Lampung Tengah: Keluarga Besar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lampung Tengah kembali menggelar proses pengkaderan yakni DTD  (Diklat Terpadu Dasar) ke – VI. DTD ke – VI diselenggarakan pada Kamis,- Ahad, tanggal pada 11 Rabiul Awwal – 14 Rabiul Awwal  1439 H bertepatan 30 November  – 3 Desember  2017 M.

    Demikian disampaikan sahabat Saryono selaku Ketua PC GP Ansor Kabupaten Lampung Tengah daerah setempat, disela-sela agenda  DTD ke VI di komplek  pesantren Bumi Sholawat, Jalan Bumi Sholawat No. 27 Dusun Banyuwangi Kampung Wates Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu  malam (2/12/2017).

    “DTD  ke VI pada tahun 1439 H /2017 M ini diikuti oleh utusan – utusan / kader-kader GP Ansor tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) Zona Tengah kabupaten Lampung Tengah, PAC GP Ansor zona kabupaten Lampung Tengah meliputi; Bekri, Trimurjo, Bumi Ratu Nuban, Punggur, Kotagajah, Gunung Sugih, Terbanggi Besar, Seputih Mataram, Terusan Unyai dan Way Pengubuan”, tambah mantan Ketua Panwaskab Kabupaten Lampung Tengah

    “Dan alhamdulilah peserta yang mengikuti  DTD ke – VI berjumlah 170 peserta dan 4 peserta Fatser”, tutupnya.

    Beberapa materi DTD ke – VI PC GP Ansor Lampung Tengah antara lain : Ke-Ansoran, Ke-Banseran, Ahlussunnah Wal Jama’ah, Amaliah dan Tradisi Keagamaan NU, Kewirausahaan, Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, Teknik Komunikasi dan Teknik Intelijen dan Teknik Pengamanan dan Pengendalian Massa, Problem solving, Rencana Tindak Lanjut (RTL), Sosialisasi KTA Ansor Banser Online  dan lain-lain.

    Hadir dalam agenda DTD ke – VI PC GP Ansor Lampung Tengah antara lain; Ketua PCNU Lampung Tengah KH Imam Suhadi, Sekretaris Lampung Tengah PCNU H. Ahmad Wagimin, Pengasuh pesantren Bumi Sholawat Lampung Tengah KH Achmad Karimullah (Gus Mad), Pengasuh pesantren Walisongo Lampung Tengah Kiai Syaikhul Ulum Syuhada (Gus Ulum), Ketua PW GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim, Wakil Ketua PC LP Ma’arif  NU Lampung Tengah H. Muhyidin Thohir, Ketua KPUD Lampung Tengah Budi Hadi Yunanto, Ketua Panwaskab Lampung Tengah Harmono.

    Hadir pula, Kasatkorwil Banser Lampung Tatang Sumantri, Sekretaris PW GP Ansor Lampung Budi Hadi Yunanto, MWC NU Bumi Ratu Nuban, perwakilan Dandim 0411 Lampung Tengah, perwakilan Polres Lampung Tengah dan tokoh masyarakat setempat, dan lain-lain.

    DTD ke – VI PC GP Ansor Lampung Tengah mengusung tema “Memperkokoh Nilai Kebangsaan Menguatkan Tradisi dan Menjaga NKRI”.

    Setelah selesai DTD ke – VI di Zona Tengah ini PC GP Ansor Lampung Tengah agar menggelar kembali DTD ke – VII di Zona Barat yakni pada 22 – 25 Desember 2017 di Kecamatan Pubian. Dan DTD ke – VIII di Zona Timur pada 28 – 31 Desember 2017 di Kecamatan Rumbia. (Akhmad Syarif Kurniawan)

  • Dr. H. M. Afif Ansori, M.Ag : FKUB Memiliki Peran Membangun Harmonisasi Kehidupan Bermasyarakat

    Jakarta: Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung Dr. H. M. Afif Ansori, M.Ag menilai saat ini isu agama sering dimanfaatkan kelompok tertentu untuk memuluskan kepentingan mereka khususnya hasrat politik praktis. Kondisi ini menurutnya berimbas pada munculnya dan meluasnya konflik sosial ditengah masyarakat.

    “Di ranah inilah peran tokoh agama sangat signifikan untuk memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa kita ini bersaudara. Dalam bahasa Jawa, tokoh agama harus bisa “ngayomi” (melindungi) dan “ngayemi” (menenangkan),” kata Dr. H. M. Afif Ansori, M.Ag dihubungi via telepon, Selasa (29/11/2017) saat menghadiri Silaturahmi Nasional Tokoh Agama di Istana Negara Jakarta.

    Peran signifikan dari Tokoh Agama yang ada dalam FKUB lanjutnya juga memiliki peran vital dalam ikut berkontribusi membangun harmonisasi kehidupan bermasyarakat.

    “Oleh karena itu Pemerintah Daerah harus dapat menjalin komunikasi intensif dan baik serta memberikan perhatian lebih kepada FKUB. Ini juga yang menjadi harapan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pada acara ini,” jelasnya.

    Pada kesempatan tersebut Afif juga mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo saat memberikan amanat pada acara yang dihadiri oleh perwakilan FKUB seluruh Indonesia ini.

    Presiden menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara besar yang berpenduduk 260 juta jiwa dengan 714 suku dan lebih dari 1.100 bahasa lokal. Selama bertahun-tahun bisa hidup damai dengan penuh keragaman agama, etnis, bahasa dan budaya. Hal ini yang menjadikan perhatian dan kekaguman dunia internasional.

    “Presiden menceritakan bahwa baru saja Ia bertemu Perdana Menteri Denmark dan beberapa waktu yang lalu Presiden Afghanistan. Mereka mengagumi kerukunan kehidupan beragama di Indonesia. Anehnya sebagian masyarakat kita tidak sadar bahwa kita dikagumi bangsa lain. Hanya gara-gara pilkada kita mau pecah belah,” kata Afif mengutip cerita Presiden Jokowi.

    Presiden mencontohkan bagaimana kedua Presiden tersebut kagum terhadap bangunan Masjid Istiqlal yang dibangun berdampingan dengan Gereja Katedral.

    Menurut Afif, Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa tahun 2018 merupakan tahun politik. Presiden berharap hendaknya jangan sampai pesta demokrasi twrsebut meretakkan kerukunan umat beragama.

    “Kita boleh berbeda dalam pilihan, tapi setelah terpilih harus rukun kembali, karena kita bersaudara,” katanya mengutip pernyataan Presiden yang juga mengingatkan misi utama Forum Kerukunan Umat Beragama untuk mengeratkan tokoh-tokoh agama dan menjaga dari konflik horizontal. (Muhammad Faizin)

  • Ketua FKUB Kota Bandar Lampung: Tokoh Agama Harus Ngayomi dan Ngayemi

    Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin berharap Presiden Joko Widodo memerintahkan kepala daerah untuk memaksimalkan peran dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Hal tersebut beliau sampaikan pada sambutan silaturahmi tokoh nasional di Istana Negara,  Jakarta (28/11) kemarin.

    “Presiden Jokowi hendaknya dapat memerintahkan kepada para kepala daerah untuk memberikan perhatian lebih kepada FKUB mengingat peran signifikan nya dalam membangun harmonisasi kehidupan bermasyarakat,” ujar alumni Universitas Islam As-Syafiiyah tersebut.

    Misi utama dari FKUB sendiri, menurut Presiden Jokowi  adalah mengeratkan tokoh-tokoh agama dan menjaga konflik horizontal. “Tahun depan merupakan tahun politik. Hendaknya jangan sampai meretakkan kerukunan umat beragama. Kita boleh berbeda dalam pilihan, tapi setelah terpilih harus rukun kembali, karena kita bersaudara. Misi utama FKUB adalah mengeratkan tokoh-tokoh agama dan menjaga dari konflik horizontal,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Mantan Walikota Solo ini menyampaikan pesan bahwa Indonesia telah bertahun-tahun bisa hidup damai dengan penuh keragaman agama, etnis, bahasa dan budaya. “Baru saja saya menerima Perdana Menteri Denmark dan beberapa waktu yang lalu Presiden Afghanistan, mereka mengagumi kerukunan kehidupan beragama di Indonesia. Anehnya sebagian masyarakat kita tidak sadar bahwa kita dikagumi bangsa lain. Hanya gara-gara pilkada kita mau pecah belah,” lanjutnya.

    Merespon hal tersebut, Dr. H. M. Afif Ansori M. Ag selaku Ketua FKUB Kota Bandar Lampung sangat mengapresiasi arahan Presiden pun Menag.  “Memang, kadang untuk keperluan pilkada, agama selalu ditarik-tarik untuk keperluan politik, sehingga rentan terjadinya gesekan sosial di masyarakat. Di ranah inilah peran tokoh agama sangat signifikan untuk memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa kita ini bersaudara. Dalam bahasa Jawa, tokoh agama harus bisa ngayomi (melindungi) dan ngayemi (menenangkan),” pungkasnya. (Matura)

  • Katib Syuriah PCNU Pringsewu Tanggapi Peraturan Kepemilikan Kartanu dan Sertifikat Kaderisasi

    Pringsewu: Katib Syuriyah PCNU Pringsewu KH. Munawir menilai sangat tepat keputusan Komisi Organisasi pada Munas dan Konbes NU tahun 2017 yang mensyaratkan kepemilikan Kartanu dan Sertifikat Kaderisasi bagi seseorang yang akan menjadi pengurus NU.

    Dihubungi setelah mengikuti kegiatan Munas dan Konbes yang dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, ia menjelaskan bahwa dengan adanya Kartanu dan Sertifikat Pengkaderan, seseorang akan lebih jelas kesemangatan dalam ber-NU-nya dan tentunya akan lebih komit terhadap perjuangan dan khidmah dalam jamiyyah.

    Dalam Peraturan Organisasi (PO) Bab III tentang Tata Cara dan Prosedur Penerbitan Surat Keputusan pasal 12 nomor 1 poin d disebutkan, salah satu syarat pengurus NU adalah melengkapi diri dengan Kartanu dan Sertifikat telah mengikuti kaderisasi.

    “Calon Pengurus yang tidak memenuhi syarat tersebut tidak akan dimasukkan dalam Surat Keputusan sampai dengan yang bersangkutan bisa memenuhi persyaratan dimaksud,” jelasnya.

    Hal ini menurutnya merupakan sebuah langkah konkret penataan Jamiyyah NU jelang Satu Abad pada 2026. Penataan organisasi harus dilakukan secara menyeluruh, baik secara fisik, manajemen maupun kualitas sumber daya manusianya.

    Dengan ikut dalam kaderisasi diharapkan tidak lagi dijumpai pengurus yang tidak mengerti visi dan misi Jamiyyah NU serta tidak memahami konsep Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyyah.

    “Jadi pengurus NU harus meresapi ruh NU dzahiran wa Bathinan (Dzahir dan Batin) dan tahu apa yang terbaik bagi kemajuan Jamiyyah,” katanya, Ahad (26/11).

    Selain itu kaderisasi bertujuan untuk menciptakan regenerasi NU yang berkelanjutan. Ia tidak menginginkan pengurus NU malah akan merusak NU.

    “Bisa jadi seseorang yang tidak pernah ikut kaderisasi dan tiba-tiba menjadi pengurus adalah orang yang oportunis memanfaatkan NU untuk sebuah kepentingan dan sebenarnya mau merusak NU,” katanya. (Muhammad Faizin)

  • Tidak Hanya Ketua, Seluruh Pengurus Harian NU Dilarang Merangkap Jabatan Politik

    Mataram: Berbagai perubahan menuju tatanan yang lebih baik terus dilakukan Jamiyyah Nahdlatul Ulama. Salah satunya adalah peraturan tatanan organisasi yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta Peraturan Organisasi (PO).

    Penataan organisasi saat ini tengah dibahas dalam Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 23-25 November 2017. Diantara perubahan tatanan tersebut adalah tidak diperbolehkannya pengurus Harian NU menduduki jabatan politik.

    Hal ini tertuang dalam draft PO Bab IV tentang Perangkapan Jabatan Pengurus di Lingkungan Nahdlatul Ulama dengan Jabatan Politik Pasal 8, 9 dan 10.

    Dalam poin tersebut ditegaskan bahwa Jabatan Pengurus Harian NU dan Ketua Badan Otonom disemua tingkatan tidak dapat dirangkap dengan jabatan Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, Wakil Walikota dan Anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten atau Kota.

    Terkait hal tersebut, Wakil Rais Syuriyah PWNU Provinsi Lampung KH. Khairuddin Tahmid menilai peraturan tersebut sangat strategis dalam upaya sungguh-sungguh menjaga netralitas Jamiyyah NU dari ranah politik praktis sesuai dengan khittah NU.

    “Kalau PO yang dulu hanya Rais dan Ketua Tanfidziyyah saja yang tidak boleh rangkap jabatan politik, sekarang seluruh pengurus harian baik syuriyah dan tanfidziyyah serta ketua banom tidak boleh. Ini langkah positif yang perlu didukung,” tegas pria yang juga Ketua Umum MUI Provinsi Lampung dihubungi via telepon, Kamis (23/11) pagi.

    Selain itu Dosen Pascaasarjana Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung ini juga memberikan tanggapan terhadap perubahan Lajnah menjadi Badan Khusus. Badan Khusus nantinya berfungsi sebagai pengelola, penyelenggara, dan pengembangan kebijakan organisasi di bidang tertentu.

    “Badan khusus ini dibentuk untuk pengembangan organisasi dengan prioritas pada bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan bidang lain yang diperlukan,” jelasnya.

    Menurutnya Badan Khusus nantinya akan memiliki posisi strategis dalam pengembangan amaliyah organisasi yang akan meningkatkan kekuatan jamiyyah serta memberikan kemaslahatan bagi jamaah. (Muhammad Faizin)

  • Inilah Susunan Pengurus FKUB Kota Bandar Lampung Tahun 2017

    Bandar Lampung:  Susunan struktur Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung Tahun 2017 secara resmi telah ditandatangani oleh Walikota Bandar Lampung Drs. H. Herman HN, MM.

    “Struktur FKUB Kota Bandar Lampung Tahun 2017 adalah struktur yang terbaik, inilah pilihan yang dipercaya oleh Walikota Bandar Lampung Drs. H. Herman HN, MM. untuk menjalankan tugas mulia, menjaga dan menguatkan kerukunan umat beragama di Kota Bandar Lampung,” kata Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag Ketua FKUB Kota Bandar Lampung saat memberikan sambutan perdananya, Kamis (23/11/2017)  di Gedung Semergau Ruang Rapat Walikota Bandar Lampung.

    Berikut Susunan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung Tahun 2017 berdasarkan SK Walikota Bandar Lampung Nomor: 564/IV.05/HK/2017.

    NO NAMA KEDUDUKAN
    1 Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag Ketua
    2 Dr. Arsyad Sobby Kesuma, M.Ag Wakil Ketua I
    3 Dr. Abdul Syukur, M.Ag Wakil Ketua II
    4 Drs. Hj. Ratna Juita Sekretaris
    5 H. Said Karimin, S.Ag., M.Kom.I Wakil Sekretaris
    6 Dr. H. Idrus Ruslan, M.Ag Anggota
    7 Abdul Qodir Zaelani, MA Anggota
    8 Piet Mensana, SH Anggota
    9 H. Purna Irawan, S.Ag Anggota
    10 Pdt. Fransisca Sahulata Anggota
    11 Agustinus Warso, S.Sos Anggota
    12 Ir. H. Yaumil Khair, MS Anggota
    13 Ketut Sudama Anggota
    14 Dr. Sairul, S.Ag., M.Ag Anggota
    15 Paolus Petrus, SE Anggota
    16 Deddy Wijaya Candra, S.Kom Anggota
    17 Rudi Santoso, MHI., MH Anggota

    (Rudi Santoso)

  • Kepala Kemenag Kota Bandar Lampung Minta FKUB Menjaga dan Menguatkan Kerukunan Umat Beragama

    Bandar Lampung: Kepala Kantor Kementerian Agama  Kota Bandar Lampung Drs. H. Seraden, M.H meminta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung yang di pimpin oleh Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag dapat menjaga dan menguatkan kerukunan umat beragama, Kamis (23/11/2017) di Gedung Semergau Ruang Rapat Walikota Bandar Lampung.

    Menurut Drs. H. Seraden, M.H kedepan FKUB perlu menjalin kerjasama terhadap lintas agama, terutama tokoh-tokoh agama dan masyarakat, sehingga kerukunan dan keberagaman yang toleran dan harmonis serta kondusif di kota tapis berseri dapat terus terjaga.

    “Kementerian Agama Kota Bandar Lampung juga siap bersinergi bersama FKUB dalam pembinaan kerukunan umat beragama, dan meningkatkan partisipasi tokoh agama dan masyarakat dalam penyelesaian konflik-konflik yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama” ujar Drs. H. Seraden, M.H.

    Pada kesempatan rapat koordinasi, Drs. H. Seraden, M.H juga mengucapkan selamat dan sukses kepada pengurus baru FKUB Kota Bandar Lampung Tahun 2017.

    Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Kepala Kesbangpol Bandar Lampung Suhendar Zubair, Kepala Kantor Kementerian Agama  Kota Drs. H. Seraden, M.H dan Pengurus FKUB Kota Bandar Lampung. (Rudi Santoso)