Category: Ormas

  • LTN NU Lampung Tengah Optimis Duet Kepemimpinan Kiai Muhsin dan Prof. Moh. Mukri

    Lampung Tengah: Belum genap sepekan, ribuan warga nahdliyyin di Bumi Ruwa Jurai Provinsi Lampung baru saja menghadiri agenda rutinan lima tahun sekali Konferensi Wilayah (Konferwil) ke X Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Lampung, di komplek pesantren Darussa’adah Dusun Mojoagung Kelurahan Seputih Jaya Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung, Kamis – Sabtu lalu, 8 – 10 Maret 2018.

    Bagi kalangan aktivis muda Nahdlatul Ulama di Kabupaten Lampung Tengah, menyampaikan rasa optimisnya, seperti disampaikan Wakil Ketua Pengurus Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Kabupaten Lampung Tengah, Rahmat Basuki, melalui sambungan via seluler, Selasa (13/3) siang, Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung selama ini menjadi barometer perkembangan Nahdlatul Ulama di luar Jawa. Mau tidak mau pengurus Nahdlatul Ulama yang baru terpilih dan jajarannya harus segera bergerak dan mewujudkan hasil-hasil keputusan Konferwil.

    “Kami sangat optimis dengan duet kepemimpinan Romo KH Muhsin Abdillah selaku Rois Syuriyah dan H. Moh. Mukri selaku Ketua Tanfidziyah lima tahun kedepan memimpin Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung”, imbuh Magister Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.

    “Semoga dengan duet kepemimpinan beliau berdua diberi kesehatan, tetap istiqomah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung fokus pada pengembangan kemandirian ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan kebencanaan”, pungkas mantan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Lampung Tengah ini.

    Sekretaris Pengurus Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Kabupaten Lampung Tengah, Miftahul Izza, menambahkan, semoga dibawah kepemimpinan Ketua Tanfidziyah H. Moh. Mukri, menumbuhkan spirit kepada kader-kader muda Nahdlatul Ulama dan para santri untuk lebih memberikan perhatian lebih pada peningkatan kapasitas pengembangan sumber daya manusia jamaah Nahdlatul Ulama berbasis membaca dan menulis.

    “Semoga tradisi literasi dikalangan warga nahdliyyin semakin hidup dan survive, mengingat potensi kaum muda nahdliyyin di Provinsi ini sangat besar, semoga terwujud kelak”, tutup alumnus Fakultas Syariah IAIM Kota Metro Lampung ini.

    Kiai muda Lampung Tengah yang juga pengasuh Pesantren Sunan Ampel Kampung Totokaton Kecamatan Punggur, Gus Alie Fadhilah Musthofa, menambahkan, berharap dengan kepemimpinan KH Muhsin Abdillah selaku Rois Syuriyah dan H. Moh. Mukri selaku Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung masa khidmat 2018 – 2023, selain mengokohkan nilai-nilai Aswaja an Nahdliyyah di seluruh pelosok 15 Kabupaten / Kota di Provinsi Lampung, tantangan kedepan adalah maraknya radikalisme, melawan arus berita hoax, pemberantasan korupsi, dan lain-lain. (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • Harapan Lintas Aktivis NU Untuk Konferwil ke X PWNU Lampung

    Lampung Tengah: Jika tidak ada aral melintang, dipastikan besok Kamis Siang (8/3) akan digelar Pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) ke X Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung, akan dihadiri Rais Aam Dr KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj, M.A.

    Pelaksanaan Konferwil ke X PWNU Provinsi Lampung akan digelar selama tiga hari, Kamis – Sabtu, 8-10 Maret 2018 di komplek Pesantren Darussa’adah Kelurahan Seputih Jaya Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung dibawah asuhan KH Muhsin Abdillah.

    Harapan dan cita-cita disampaikan beberapa tokoh lintas aktivis bahkan akademisi untuk hajat jam’iyyah terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, untuk Provinsi di ujung timur Pulau Sumatera ini.

    Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung, Dr. Nasir, M.Pd, melaui via telpon menyampaikan dari Bandar Lampung, Rabu (7/3/2018), menyampaikan, perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama yang ada wilayah Provinsi Lampung perlu didorong secara serius menjadi pendidikan yang terus berkelanjutan dari Pondok Pesantren. Perguruan Tinggi dan Pondok Pesantren tidak bisa dipisahkan.

    “Peran dua pendidikan ini jangan dipandang sebelah mata, inilah aset / warisan peradaban dunia, Islam Nusantara, semoga Konferwil tahun 2018 ini dapat membuka Arab baru khas Indonesia dan memutuskan kebijakan strategis yang kompetitif diera perkembangan revolusi industrial”, imbuh dosen Pascasarjana UIN Raden Intan Bandar Lampung ini.

    Mabincab PMII Kabupaten Lampung Timur, Ahmad Fauzi ditempat berbeda menambahkan, selaku kader muda Nahdlatul Ulama berharap calon Ketua Tanfidziyah NU Provinsi Lampung lima tahun kedepan adalah seorang pemimpin yang mampu membawa Nahdlatul Ulama kearah kemandirian organisasi baik jama’ah maupun jam’iyyah.

    “Dan yang tak kalah penting adalah dapat menjaga amanah organisasi sesuai hasil Muktamar NU di Jombang Jawa Timur beberapa tahun lalu”, tutup alumnus IAIN Kota Metro Lampung ini.

    Ketua Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Tulang Bawang Barat Nuril Iman menyampaikan, semoga komposisi kepengurusan PWNU Provinsi Lampung lima tahun kedepan lebih giat, aktif hadir secara periodik di Cabang-Cabang / Kabupaten / Kota. Sehingga NU Lampung bisa mengawal program Aswaja an Nahdliyyah hingga jenjang masyarakat yang paling bawah.

    Dosen Fakultas Syariah IAIN Metro Lampung, Imam Mustafa-pun ikut rembug (berpendapat), baginya NU back to pesantren (kembali ke pesantren).  Pesantrenlah yang menjadi pilar penopang dakwah NU. Moralitas dan misi pesantren bersandar pada citra ilahi yang menekankan pengabdian dan keihlasan yang berorientasi pada dimensi esoterik yang bersifat metafisik. Inilah yang seharusnya terus dipegangi NU, baik jam’iyah maupun jamaah.

    “Dakwah dan politik kebangsaan NU tidak terbatas oleh kepentingan, tempat dan waktu. Dakwah untuk memperjuangkan dan membangun kecerdasan emosional, intelektual, spiritual dan sosial umat dan bangsa demi terciptanya masyarakat yang adil, damai, sejahtera dalam bingkai multikulturalisme Bangsa Indonesia”, tutup alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • GP Ansor Kec. Gedung Aji Baru Kab. Tulang Bawang Rutin Gelar Istighosah

    Tulang Banwang: GP Ansor Kabupaten Tulang Bawang Gelar Istighosah, Sabtu (12/3/2018). Kegiatan Istighosah ini menjadi agenda rutin tiap bulan dan menjadi program Gerakan Pemuda Ansor Kec. Gedung Aji Baru Kab. Tulang Bawang.

    Ketua PAC Ansor Gedung Aji Baru mengatakan Istighosah ini menjadi agenda rutin tiap bulan dari desa satu kedesa yang lainnya.

    “Kami sangat mengapresiasi setingi tingginya kepada Agus Waluyo, SH Camat Gedung Aji Baru yang telah mendukung dan memfasilitasi kami untuk  menggelar agenda istighosah,” kata Ketua PAC Ansor Gedung Aji Baru.

    Agus Waluyo, SH Camat Kecamatan Gedung Aji Baru mengatakan pihaknya sangat mendukung kegiatan seperti ini, selain sebagai wadah silaturahmi kegiatan ini sebagai saran mendekatkan diri kepada Allah Swt.

    Alhamdulillah istighosah berjalan sangat khidmat dan khusuk, istighosah yang dipimpin oleh Abah Syamhudi Pengasuh Ponpes Darussalam Simpang Mesir dan tausiah Ust. Ahmad Supriyanto.

    Turut hadir acara tersebut alim ulama Abah Syamhudi, Ust. Akbarudin, Ust. Aries, Camat Gedung Aji Baru, Kepala Kampung Sidomukti Yuniati, Kepala Kampung Sumber Jaya Ali Musa, Kepala Kampung Setiatama, Ari Lisyato, jajaran PAC Ansor Gaba, jajaran Ranting Sekematan Gedung Aji Baru, Tokoh Masyarakat, Tokoh Lingkungan, Kader Ansor dan Banser se-Kecamatan Gedung Aji Baru.

    Selain kegiatan istighosah juga di lakukan sosialisasi oleh pihak kepolisian dari polsek penawartama yang di wakili oleh Sigit dan Hendra, yang berisi tentang instruksi Kapolri terhadap penolakan hoak, mari kita bersama sama cerdas bermedia dan jangan mudah terpancing isu isu hoaks, tutup Brigpol Sigit. (Eko Setiono/Rudi Santoso)

  • Hadapi Seabad NU, Rais Aam Minta Perkuat Empat Hal Ini

    Lampung Tengah: Saat memberikan tausiyah kebangsaan pada Konferwil ke-10 PWNU Provinsi Lampung di Pondok Pesantren Darussaadah Lampung Tengah, Kamis (8/3), Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi Jamiyah NU akan memasuki usianya yang ke-100 tahun.

    Menghadapi era tersebut, Kiai Ma’ruf mengajak seluruh Jamaah NU untuk memperkokoh pondasi atau landasan sehingga Jamiyah NU akan benar-benar kuat.

    Dalam rangka penguatan Jamiyah, Ketua Umum MUI ini mengingatkan 4 hal yang harus difokuskan untuk dilakukan sebagai penguatan oleh NU. Empat hal tersebut meliputi penguatan di bidang dakwah, pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

    Penguatan di bidang dakwah ditujukan untuk penguatan dan pengamalan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah dan Fikrah Nahdliyyah. Hal ini menurutnya sesuai dengan tantangan zaman saat ini dimana mulai bermunculan kelompok tekstualis yang berpatokan pada nash saja.

    Penguatan di bidang pendidikan perlu dilakukan sebagai langkah regenerasi kader yang akan meneruskan Jamiyah warisan para ulama ini. Oleh karenanya Kiai Ma’ruf mengingatkan agar warga NU mendidik putera-puterinya di pondok pesantren.

    “Kirim putera-puteri kita ke pesantren. Setidaknya satu orang yang paling pintar agar nantinya juga akan menjadi ulama yang pintar,” imbaunya.

    Kesehatan dan ekonomi, lanjutnya juga harus diperkuat sebagai bentuk hidmah nahdliyah. NU harus mampu menguatkan arus baru ekonomi Indonesia dengan sistem bottom up (bawah ke atas) bukan top down (atas ke bawah).

    Menurutnya sudah terbukti sistem ekonomi top down yang digunakan di era orde baru tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

    “Diharapkan dulu dengan sistem top down ekonomi kuat di atas dan nantinya dapat mengalir ke bawah. Faktanya, jangankan mengalir, netes pun tidak,” katanya. (Muhammad Faizin)

  • Rais ‘Aam: NU Bukan Saja Berjasa Bagi Negara, Tapi Pendiri Negara

    Lampung Tengah: Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama KH Ma’ruf Amin menegaskan, Nahdlatul Ulama bukan saja telah berjasa bagi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, NU merupakan pendiri dari NKRI melalui perjuangan para ulama yang menjadi inspirator para pejuang untuk merebut kemerdekaan.

    “NU bukan saja berjasa kepada negara. Tapi NU adalah pendiri negara,” tegas Kiai Ma’ruf saat memberikan tausiyah kebangsaan pada Konferensi Wilayah Ke-10 PWNU Lampung di Pondok Pesantren Darussa’adah Lampung Tengah, Kamis (8/3) malam.

    Oleh karena NU sudah melakukan kewajibannya memperjuangkan terwujudnya NKRI, maka sudah sewajarnya hak-hak NU diakomodir oleh pemerintah.

    “Adil adalah memberikan sesuai dengan kewajibannya dan menerima sesuai haknya,” jelas Ketua Umum MUI ini di depan ribuan warga NU yang memadati arena Konferwil ini.

    Bukan cuma sampai di situ saja, NU tegasnya akan terus berjuang membela dan mempertahankan NKRI dari kikisan kelompok yang ingin menghancurkan dan menggantinya dengan paham-paham yang intoleran dengan keberagaman.

    “Teologi Islam adalah teologi toleran dan NU itu moderat, tidak galak dan tidak keras,” tegasnya seraya mengingatkan dengan beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang toleransi.

    Untuk mewujudkan toleransi ini, lanjutnya, NU dengan konsisten membangun hubungan tidak saja secara vertikal (hablun minallah) namun juga secara horisontal (hablun minannas) melalui ukhuwah insaniyah, wathaniyah Islamiyyah, dan ukhuwah wathaniyah.

    “Imam Ghazali mengatakan bahwa Negara lahir karena saling membutuhkan (interdependensi). Sebab itu perlu saling membantu dalam memenuhi kebutuhan,” jelasnya mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk sosial.

    Pada kesempatan taushiyah tersebut, Kiai Ma’ruf juga mengingatkan eksistensi NU saat ini mendekati umur satu abad. Setiap satu abad menurutnya akan terjadi pembaruan besar dalam tatanan kehidupan.

    “Kita berharap NU akan memperbarui pergerakannya dengan terus memperkuat landasan melalui Rekonfu yaitu revitalisasi, konsolidasi, dan fungsionalisasi,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • KH Makruf Amin: NU Sudah Mendunia

    Lampung Tengah: Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H Makruf Amin mengatakan saat ini, NU tidak hanya di Indonesia, melainkan sudah mendunia. Selain sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU juga organisasi terbesar di dunia. “Ini nikmat Allah yang harus disyukuri,” kata Makruf dalam Halaqoh Kebangsaan dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) X NU Lampung di Pondok Pesantren Darussa’adah, Kamis (8/3/2018) malam.

    Saat ini, banyak organisasi yang dilahirkan, tetapi memiliki umur yang tak panjang. Ada organisasi yang berumur panjang, tapi tak pernah besar. “Bersyukurlah NU tetap besar hingga menjelang usia satu abad pertama,” kata dia.

    Bahkan, kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, banyak peneliti luar negeri yang ingin tahu Islam di Indonesia. Peneliti merasa takjub dengan beragam agama, suku, budaya, tetapi tetap rukun hidup dalam satu negara. “Peneliti membuat film, bahkan saya dijadikan penasehat film,” kata dia.

    Lebih luar biasa, kata dia, orang luar negeri mengatakan santri Indonesia, khususnya NU, adalah masa depan pemimpin bangsa. Karena dari pesantren lahirlah pemimpin Islam yang toleran terhadap perbedaan. “Ini suatu kebanggaan bagi warga Indonesia, khususnya warga NU,” kata dia. (Syahreza)

  • Inilah Pesan dan Tekad Pengurus Pasca Konferwil Ke-10 NU Lampung

    Bandar Lampung: Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung periode 2013-2018 KH Sholeh Bajuri mengajak seluruh warga NU Lampung terus berkhidmah dan bergandengan tangan guna memajukan Jam’iyah NU Lampung lebih baik lagi ke depan.

    Eksistensi NU Lampung saat ini menurutnya sudah diakui sebagai Jawa Timurnya NU di luar pulau Jawa dan PBNU juga telah mewujudkannya melalui predikat cluster nilai A bagi PWNU Lampung.

    “Mari berkhidmah di NU dengan benar. Mari rawat dan kembangkan. Jangan karena NU milik kita, kita campakkan NU dan memanfaatkannya untuk kepentingan sesaat. Kita ini milik NU artinya kita harus berhidmah untuk NU. Semua aktifitas kita untuk NU. Apa saja kita berikan utuh untuk NU. Ayo tetap tegar dan semangat karena NU adalah Aswaja untuk menggapai surga dan ridloNya,” ajaknya, Ahad (11/3).

    Pasca Konferwil ke-10 PWNU Lampung beberapa waktu lalu, Kiai Sholeh mengingatkan semua elemen pengurus NU di provinsi Lampung untuk kembali menatap masa depan NU sekaligus memantapkan niat berkhidmah untuk NU Lampung.

    Senada dengan Kiai Sholeh, Ketua PWNU Lampung periode 2018-2023 H Muhammad Mukri menyatakan siap untuk memajukan NU Lampung lebih baik kedepan dengan memaksimalkan program pada bidang-bidang strategis.

    Ia memaparkan tiga bidang strategis yang akan dimaksimalkan PWNU Lampung yaitu bidang pendidikan, ekonomi dan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga NU.

    “Dengan tiga program itu kita akan lakukan usaha-usaha ataupun terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan warga khususnya Nahdliyin,” kata pria yang akrab disapa Prof. Mukri sebagaimana dikutip dari Radar Lampung , Ahad (11/3).

    Melalui maksimalisasi bidang ini, Rektor UIN Raden Intan Lampung ini optimis ke depan NU lampung akan mampu terus menjadi organisasi yang mandiri dan akan memberikan kemaslahatan bagi jamaahnya.(Muhammad Faizin)

  • KH. Muhsin Abdillah dan Prof. Dr. KH. Moh. Mukri,  MAg Resmi Pimpin NU Lampung Periode 2018-2023

    Lampung Tengah: Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof. Dr. KH. Moh. Mukri,  MAg terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Lampung Periode 2018-2023.

    Prof. Dr. KH. Moh. Mukri,  MAg terpilih dalam forum Konferensi Wilayah (KONFERWIL) X PWNU Lampung di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Sabtu (10/3/2018).

    Forum KONFERWIL yang dihadiri dua Ketua PBNU, Marsudi Syuhud dan Umarsyah, juga memilih kembali KH. Muhsin Abdillah sebagai Rais Syariah PWNU Lampung.

    Sidang pemilihan Rais Syuriah dan Ketua Ranfdziyah yang dimulai Jumat malam, (9/3/2018), sekira pukul 23.45 WIB hingga 03.16 WIB, dipimpin oleh KH. Marsudi Syuhud PBNU.

    “Dinamika selama Konferwil cukup sampai di sini. Jangan ada permusuhan. Saya tidak akan membedakan siapa yang memilih saya atau tidak. Mari kita bersatu semakin membesarkan NU Lampung. InsyaAllah dengan kebersamaan kita semua, harapan agar NU Lampung bisa menjadi ‘NU Jawa Timur’ di luar Pulau Jawa, bisa terwujud,” ujar Prof. Dr. KH. Moh. Mukri,  MAg dalam sambutan pertamanya setelah terpilih.

    KH. Muhsin Abdillah terpilih sebagai Rais Syuriah PWNU Lampung secara musyawarah mufakat dalam forum Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) beranggotakan tujuh kiai sesepuh, termasuk Kiai Muhsin. Forum AHWA sebelumnya dipilih oleh peserta Konferwil yang memiliki hak suara dari 15 PCNU kabupaten/kota dan satu suara PWNU.

    Sementara Prof. Dr. KH. Moh. Mukri,  MAg terpilih setelah melalui mekanisme pemungutan suara. Ia bersaing dengan ketua periode sebelumnya, KH. RM Soleh Bajuri, MHI. Dalam pemilihan bakal calon, baik Prof. Mukri maupun KH. Soleh sama-sama meraih 8 suara. Keduanya memenuhi sayarat minimal 5 kursi untuk menjadi calon.

    KH. Muhsin selaku Rais Syuriah terpilih sejatinya berwenang untuk setuju atau tidak terhadap kedua bakal calon untuk dijadikan calon.  Meski begitu KIai Muhsin kembali mengajak para kai anggota AHWA untuk urun rembuk beberapa menit.

    Hasilnya ada dua opsi. Pertama, KH Soleh disarankan tidak jadi mencalonkan diri sebagai Ketua Tanfidziyah dan dinaikkan posisinya sebagai Wakil Rais Syuriah. Kedua, pemilihan kembali dilakukan dengan dua calon.

    Menimbang sejumlah pendapat dari PCNU akhirnya diputuskan kembali dilakukan pemilihan. Dan lagi-lagi hasilnya draw 8-8. Saat itu lah Kiai Soleh melakukan interupsi. Di muka forum ia menyatakan mundur dari pencalonan Ketua Tanfidziyah dan bersedia menjadi Wakil Rais Syuriah.

    “Saya ikhlas 1.000 persen sahabat saya Prof. Dr. KH. Moh. Mukri,  MAg sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung. Mari kita lupakan perbedaan. Terima kasih kepada PCNU yang mendukung saya,” kata Soleh. (Rudi Santoso)

  • Duo MM Jadi Jagoan PCNU Kota Bandar Lampung Pada Konferwil ke X NU Lampung

    Bandar Lampung: PCNU Kota Bandar Lampung membentuk Presidium Penjaringan Aspirasi PCNU Kota Bandar Lampung yang di Ketuai oleh Diky Hidayat, M.Si Sekretaris Abdul Azis, SH., M.Pd.I dan anggota Rudy Irawan, M.SI., Rudi Santoso, MHI., MH., dan Kusairi, MHI. Pada Kamis, (1/3/2018) lalu.

    Presidium ini diberi tugas untuk menyerap aspirasi dari jajaran Ranting NU, MWC NU, hingga PCNU Kota Bandar Lampung untuk memberikan masukan dan saran terkait calon Ketua Tanfidziyah dan Rais Syuriah PWNU Lampung kedepan, berdasarakan tabung aspirasi yang masuk pada Presidium PCNU Kota Bandar Lampung muncul 4 nama calon Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung diantaranya Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag., KH. RM. Soleh Bajuri, MHI., Dr. H. Aqil Irham, M.Si dan Gus Ma’sum.

    Dari nama tersebut mengerucut kepada 2 Tokoh NU Lampung diantaranya Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag., dan KH. RM. Soleh Bajuri, MHI..

    Setelah para Pengurus NU Kota Bandar Lampung memberikan pandangan terkait 2 Tokoh terbaik NU Lampung tersebut, disepakati melalui sidang Pleno PCNU Kota Bandar Lampung Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag dipandang mampu dan cakap untuk direkomendasikan menjadi Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung kedepan. Sedangkan untuk Rais Syuriah PWNU Lampung disepakati KH. Muhsin Abdilah.

    “Dalam proses penentuan ketua tanfidziah dan syuriah, kami melakukan proses demokrasi di kalangan internal. Sebelumnya tim presidium yang terdiri dari akademisi dari UIN Raden Intan Lampung dan UNILA, Praktisi Hukum/Advokat, dan tokoh agama sudah turun langsung menjaring aspirasi dari kalangan akar rumput sampai ke tataran NU paling atas,” tutur Ketua Presidium, Diky Hidayat, M.Si

    Dukungan terhadap Duo MM tersebut dipertegas oleh Ketua PCNU Bandar Lampung, Ichwan Adji Wibowo, S.Pt., MM. “Setelah Pleno PCNU Kota Bandar Lampung akhirnya secara mufakat mendukung KH. Muhsin Abdillah sebagai Rais Syuriah PWNU Lampung dan Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag sebagai Ketua Tanfidziah.

    “Saya rasa tradisi pengambilan keputusan melalui kolektif kolegial ini sangat bagus untuk ke depannya,” ucap Ketua PCNU Kota Bandar Lampung.

    KH. Izzuddin Abdus Salam sebagai Rais Syuriah PCNU Kota Bandar Lampung berharap NU Lampung semakin baik atas pilihan ini.

    “InsyaAllah PCNU Kota Bandar Lampung, saya selaku Rais Syuriah mewakili PCNU Kota Bandar Lampung mendukung sepenuhnya KH. Muhsin Abdillah sebagai Rais Syuriah PWNU Lampung dan Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag sebagai Ketua Tanfidziah.

    Semoga dengan dipimpin kedua tokoh tersebut, NU di Provinsi Lampung lebih bermarwah,” tutupnya. (Matura/Rds)

  • Lailatul Ijtima’ MWCNU Punggur Lampung Tengah Angkat Tema Hubbul Wathan Minal Iman

    Lampung Tengah: Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung kembali menggelar agenda rutin bulanan, yakni Lailatul Ijitima’ Sabtu (3/3) malam, bertempat di Masjid Al Hikmah Dusun I Kampung Nunggal Rejo Kecamatan Punggur.

    Tema utama yang diusung pada malam ini adalah “NU dan Indonesia Cinta Tanah Air Sebagian Dari Iman”. Diawali dengan Istighotsah yang dipimpin  oleh Rais Syuriyah MWCNU Kecamatan Punggur KH Junaidi.

    KH Muhtar Ghozali dalam tausiyahnya menyampaikan, Nahdlatul Ulama selalu tampil untuk Indonesia disetiap masa, mulai dari masa pra kemerdekaan hingga saat ini, Nahdlatul Ulama ikut memperjuangkan kemerdekaan, menentukan falsafah negara, mempertahankan lewat fatwa Resolusi Jihad.

    “Peran serta membasmi PKI, menerima asas tunggal Pancasila bahkan hingga hari ini Nahdlatul Ulama ikut andil dalam melawan konsep khilafah, Nahdlatul Ulama hadir di Indonesia senantiasa mencintai tanah air (hubbul wathan minal iman)”, imbuh Mustasyar PCNU Lampung Tengah ini.

    “Nahdlatul Ulama sudah tresno (cinta) Indonesia sejak belum merdeka, jangan meragukan nasionalisme warga nahdliyyin, hal ini dibuktikan dengan adanya mars lagu syubbanul wathan yang diciptakan oleh mbah Wahab,” imbuh Ketua Idaroh Syu’biyah Jatman Kabupaten Lampung Tengah itu.

    Kiai Alie Fadhilah Musthofa selaku Wakil Ketua MWCNU Kecamatan Punggur menambahkan, alhmadulillah kami melaksanakan Lailatul Ijtima’ sudah memasuki putaran yang ke-13, kami berkeliling dari Kampung ke Kampung se Kecamatan Punggur, dilaksanakan disetiap bulan minggu pertama, sebelum mauidhoh hasanah diawali Istighotsah, dengan tema yang berbeda tentunya.

    “Alhamdulillah banyak manfaat yang kami rasakan dengan adanya agenda rutin ini, sebagai wadah silaturahim warga nahdliyyin dan antar Pengurus NU baik tingkat Ranting maupun MWCNU”, imbuh alumni pesantren Walisongo Bumi Ratu Nuban.

    Kini, secara geografis MWCNU Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah memiliki sembilan (9) Ranting NU, yaitu ; Ranting NU Sidomulyo, Ranting NU Tanggul Angin, Ranting NU Badran Sari, Ranting NU Sri Sawahan, Ranting Nunggal Rejo, Ranting NU Totokaton, Ranting NU Astomulyo, Ranting NU Ngestirahayu, dan Ranting NU Mojopahit. (Akhmad Syarief Kurniawan).