Rais ‘Aam: NU Bukan Saja Berjasa Bagi Negara, Tapi Pendiri Negara
Lampung Tengah: Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama KH Ma’ruf Amin menegaskan, Nahdlatul Ulama bukan saja telah berjasa bagi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, NU merupakan pendiri dari NKRI melalui perjuangan para ulama yang menjadi inspirator para pejuang untuk merebut kemerdekaan.
“NU bukan saja berjasa kepada negara. Tapi NU adalah pendiri negara,” tegas Kiai Ma’ruf saat memberikan tausiyah kebangsaan pada Konferensi Wilayah Ke-10 PWNU Lampung di Pondok Pesantren Darussa’adah Lampung Tengah, Kamis (8/3) malam.
Oleh karena NU sudah melakukan kewajibannya memperjuangkan terwujudnya NKRI, maka sudah sewajarnya hak-hak NU diakomodir oleh pemerintah.
“Adil adalah memberikan sesuai dengan kewajibannya dan menerima sesuai haknya,” jelas Ketua Umum MUI ini di depan ribuan warga NU yang memadati arena Konferwil ini.
Bukan cuma sampai di situ saja, NU tegasnya akan terus berjuang membela dan mempertahankan NKRI dari kikisan kelompok yang ingin menghancurkan dan menggantinya dengan paham-paham yang intoleran dengan keberagaman.
“Teologi Islam adalah teologi toleran dan NU itu moderat, tidak galak dan tidak keras,” tegasnya seraya mengingatkan dengan beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang toleransi.
Untuk mewujudkan toleransi ini, lanjutnya, NU dengan konsisten membangun hubungan tidak saja secara vertikal (hablun minallah) namun juga secara horisontal (hablun minannas) melalui ukhuwah insaniyah, wathaniyah Islamiyyah, dan ukhuwah wathaniyah.
“Imam Ghazali mengatakan bahwa Negara lahir karena saling membutuhkan (interdependensi). Sebab itu perlu saling membantu dalam memenuhi kebutuhan,” jelasnya mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Pada kesempatan taushiyah tersebut, Kiai Ma’ruf juga mengingatkan eksistensi NU saat ini mendekati umur satu abad. Setiap satu abad menurutnya akan terjadi pembaruan besar dalam tatanan kehidupan.
“Kita berharap NU akan memperbarui pergerakannya dengan terus memperkuat landasan melalui Rekonfu yaitu revitalisasi, konsolidasi, dan fungsionalisasi,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)