Category: Ormas

  • PCNU Tulang Bawang Gelar MKNU

    Tulang Bawang:  Bertempat di pondok pesantren Darul Ishlah Kampung Purwa Jaya Kec. Banjar Margo Kab.Tulang Bawang di Laksanakan MKNU Ke 1 PCNU Tulang Bawang, Sabtu (05/05/2018)

    Ketua Panitia Ustadz Taufiq, M.pd.I mengatakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung tanggal 5 sampai 6 Mei 2018 dengan jumlah peserta 120 kader di lingkup PCNU Tulang Bawang, Banom Ansor ,IPNU, Muslimat, dan  Fatayat.

    Menurut Ustadz Taufiq, M.pd.I sebenarnya banyak permintaan untuk menjadi peserta tapi kita batasi bahkan ada permintaan dari kabupaten lain tapi kita sudah batasi.

    Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi di wakili oleh Wakil Suryah KH. Sodiqul Amin yang juga selaku pengasuh Pon pes Darul Ishlah sangat mengapresiasi kegiatan yang di laksanakan pengkaderan di PCNU Tulang Bawang ini bertujuan untuk mengkader pengurus NU dan Banom untuk lebih memberi pemahaman lebih terkait NU dan Aswaja.

    Di tempat yang sama ketua PCNU Tulang Bawang KH. Dimyati Rifa’i menyampaikan betapa pentingnya kegiatan ini untuk memberikan dan mendorong seluruh kader NU agar selalu memahami yang menjadi keterpanggilan jiwanya militansinya bagaimana kita berNU secara kaffah dan satu komando dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama baik secara amaliyah dan fikriyah.

    Dalam Sambutannya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang di Wakili Oleh KH.ir.Suwandi, Mm Wakil Sekjnd PBNU menjelaskan bahwa merawat bangsa sudah jauh sebelum merdeka sudah di jadikan pedoman dalam kehidupan Hadrotu Syeih KH.Hasym As’ari mewariskan secara lengkap yakni Dua hal penting yakni Diniyah dan Fattoniyah yang di maksut adalah beliau mewarisi bagamana beribadah secara Islam Rahmatalli Alamin Aswaja Annahdliyah bagaimana Secara ubudiyah atau beragama bagaimana NU itu sangat memperhatikan Sanad atau guru yang bersambung dari berbagai macam keilmuan baik Fiqih Hadis Tasawuf dan Toriqoh semua bersanad dan watoniyah yakni bernegara secara utuh atau NKRI Harga Mati. (Eko Setiono/Rudi Santoso)

  • Resmi Dilantik, PWNU Lampung Fokus 4 Program Kerja  

    Bandar Lampung: Ketua PBNU K.H. Ahmad Ishomuddin, M.Ag mewakili Prof. Dr. K.H Said Aqil Siradj, M.A. melantik Prof. Dr. K.H Moh Mukri, MAg sebagai Ketua PWNU Lampung masa khidmat 2018 – 2023, Kamis (3/4/2018) di Graha Parahita Hotel Marcopolo Bandar Lampung.

    Usai dilantik Ketua PWNU Lampung Mukri mengatakan Alhamdulillah 100 persen pengurus NU Lampung yang dilantik  sudah mengikuti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama. Setelah lulus madrasah kader NU diharapkan semua pengurus memiliki perspektif yang sama tentang Islam yang rahmatan lil alamin.

    “MKNU ini penting bagi pengurus baru untuk menyamakan frekuensi dan cara pandang atau perspektif yang sama dalam berkhidmat memajukan NU,” kata Prof. Mukri.

    Prof. Dr. K.H Moh Mukri, MAg yang juga Rektor UIN Lampung itu juga menjelaskan program yang akan dijalankannya yaitu memajukan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan  dakwah.

    “Kami sepakat dalam kepengurusan ini perhatian fokus untuk memajukan ekonomi,pendidikan, kesehatan dan dakwah. Untuk itu kami meminta agar kepala daerah memberikan concernya kepada NU,” ujar Prof. Mukri.

    Hadir dalam pelantikan Ketua PWNU Lampung, Plt Gubernur lampung diwakili Asisten III Heyi Suliyanto, Bupati Pringsewu Sujadi. calon Gubernur Lampung nomor urut 1 Ridho Ficardo, dan calon Wakil Gubernur Lampung nomor urut 3 Chsnunia Chalim.

    Hadir pula Muhtasyar atau Penasehat PWNU Lampung Alzier Dianis Thabrani, mantan Kapolda Lampng Edwarsyah Pernong, dan  mantan Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri. (Rudi Santoso)

  • STIS Darusy Syafa’ah Lampung Tengah Tuan Rumah Bedah Buku “Santri dan Pendidikan Politik”  

    Lampung Tengah: Pekan depan direncanakan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa’ah Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah, akan menjadi tuan rumah bedah buku “Santri dan Pendidikan Politik”. Bedah buku akan digelar pada Selasa, 1 Mei 2018, pukul 13.00 sampai dengan selesai.

    Demikian disampaikan Sekretaris Lembaga Ta’alif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Kabupaten Lampung Tengah, Miftakhul Izza disela-sela persiapan bedah buku di kampus setempat, Jumat, (27/4) siang.

    “Buku yang akan kami bedah ini adalah buah karya dari khidmat para pengurus Pimpinan Wilayah Lembaga Ta’alif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PW LTN NU) Provinsi Lampung periode kepengurusan 2013-2018”, imbuh alumnus IAIM NU Kota Metro Lampung itu.

    “Kabupaten Lampung Tengah adalah tempat yang kedua untuk lokasi bedah buku “Santri dan Pendidikan Politik”. Sebelumnya, tiga minggu yang lalu buku ini telah di bedah di Kota Bandar Lampung oleh para aktivis PC PMII Kota Bandar Lampung”, tambahnya.

    “Alhamdulillah, mohon doa restu dan dukungan agenda bedah buku ini bagian dari ikhtiar menumbuhkan tradisi sekaligus semangat literasi dikalangan generasi muda Nahdlatul Ulama di Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Tengah” tambahnya.

    “Bedah buku ini kerjasama dengan beberapa pihak Badan Otonom Nahdlatul Ulama dan stakeholder, antara lain: PC GP Ansor Kabupaten Lampung Tengah, PC IPNU Kabupaten Lampung Tengah, PC IPPNU Kabupaten Lampung Tengah, KPUD Kabupaten Lampung Tengah dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafaah Kabupaten Lampung Tengah tentunya.

    Para pembicara pada bedah buku “Santri dan Pendidikan Politik” nanti antara lain ; Ila Fadilasari (Editor), Dr Kiai Andi Ali Akbar, M.Ag (Ketua STIS Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah), Budi Hadi Yunanto (Ketua KPUD Kabupaten Lampung Tengah), Imam Kastolani, M.Pd.I (Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Lampung Tengah), dan Rahmat Basuki, M.Pd (Wakil Ketua PC LTN NU Kabupaten Lampung Tengah). (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • Tantangan Ansor Banser kedepan Semakin Kompleks, Kita Tangkal Sedini Mungkin

    Lampung Tengah: Sebagai anaknya jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang paling tua, Gerakan  Pemuda Ansor mampu bersinergi dalam segala, baik berupa kegiatan keagamaan menjaga tradisi Aswaja an Nahdliyyah maupun dalam agenda kebangsaan lainnya.

    Sambutan tersebut di sampaikan Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah, Edi Hermawan, dalam agenda silaturahim Triwulanan kader Ansor – Banser sekaligus tasyakkur Hari Lahir Gerakan Pemuda Ansor ke 84 di Aula Lembaga Pendidikan MTs Ma’arif  Kampung Nyukang Harjo, Ahad lalu (29/3/2018) .

    “Alhamdulillah puji syukur  semoga di tahun yang sudah cukup matang ini Ansor – Banser semakin kompak, dan kehadirannya benar-benar dirasakan masyarakat. Kita jangan sampai terlena, karena tantangan Ansor – Banser di era globalisasi ini semakin kompleks, mari kita tangkal sedini mungkin, seperti; radikalisme, intoleransi, terorisme, liberalisme, dan lain-lain”, tambah alumni Fakultas Tarbiyah IAIM NU Kota Metro dan Bendahara PC LTN NU Kabupaten Lampung Tengah ini.

    “Kepala Kampung Nyukang Harjo Pur Nurcahyo, dalam sambutannya, sangat bangga dengan Ansor – Banser, kami atas nama Pemerintah Kampung Nyukang Harjo selalu siap bermitra dengan Ansor – Banser dalam rangka proses pemberdayaan dan pembangunan di kampung ini”, imbuhnya.

    “Misalnya, fasilitas pariwisata Banyu Asri bisa digunakan untuk kegiatan Ansor – Banser Ranting Nyukang Harjo maupun PAC Ansor Selagai Lingga”, tambahnya.

    Diakhir sambutannya Kepala Kampung Nyukang Harjo Pur Nurcahyo memberikan kejutan doorprize berupa umroh kepada salah satu anggota Banser Kampung Nyukang Harjo, yakni Komandan Banser Kampung (Kasatkorpok) Nyukang Harjo yaitu sahabat Slamet Riyadi. Dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng secara kolektif.

    Hadir dalam peringatan  tasyakkur Hari Lahir Gerakan Pemuda Ansor ke 84 Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah antara lain; MWC NU Kecamatan Selagai Lingga, Pengurus Ranting NU Nyukang Harjo, Kastakoryon Selagai Lingga Sobihin, Muslimat NU, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, dan lima puluhan kader GP Ansor  dan Banser se Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah.

    Hingga saat ini Gerakan Pemuda Ansor di wilayah kecamatan Selagai Lingga, berjumlah 14 ranting / kampung yakni: Negeri Agung, Gilih Karang Jati, Karang Anyar, Tanjung Ratu, Negeri Katon, Gedung Harta, Taman Sari, Sidoharjo, Nyukang Harjo, Mekar Harjo, Negeri Jaya, Lingga Pura, Gedung Aji, dan Marga Jaya. (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • Jangan Meremehkan Peran Santri, Sudah Teruji Sebelum Negara ini Merdeka  

    Lampung Tengah: Seharusnya negara ini punya hutang budi dengan pondok pesantren, dalam hal ini peran Kiai dan santri dalam proses kemerdekaan, lebih-lebih pra kemerdekaan. Mereka telah berkorban berupa materi dan bahkan hingga nyawa dipertaruhkan, maka, jangan meremehkan peran santri, santri yang ada di republik ini karena mereka sudah teruji sebelum merdeka.

    Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Tengah Kiai Imam Kastolani dalam agenda bedah buku “Santri dan Pendidikan Politik” sekaligus Sosialisasi Pemilu untuk Pemilih Pemula, di Aula Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (1/5/2018) siang.

    “Santri jaman now selain telah bergumul dan menguasai dengan Kitab-kitab Kuning  juga dituntut peka dengan suasana kebatinan bangsa ini. Kiprah santri tidak hanya dalam ranah keagamaan saja, santri diharapkan mampu dan cakap dalam bidang ekonomi, budaya, pendidikan, politik, teknologi, dan garapan sosial lainnya”, imbuh alumnus Pascasarjana UIN Raden Intan Bandar Lampung ini.

    Ketua KPUD Kabupaten Lampung Tengah, Budi Hadi Yunanto, dalam sesi berikutnya menyampaikan, kiprah santri atau pemuda hari ini harus aktif, jangan pasif, momentum tahun politik menjelang Pilgub dan tahun depan Pileg, Pilpres ikutlah berpartisipasi, jangan apatis/pesimis atau golput.

    “Warga masyarakat yang tidak peduli dengan keadaan negaranya berarti dia tidak cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau tidak cinta dengan tanah airnya, padahal pesan ulama kita bahwa, cinta tanah air adalah sebagian dari iman (hubbul wathan minal iman)”, tutup alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Kota Metro sekaligus mantan Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Metro ini.

    Wakil Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Kabupaten Lampung Tengah, Rahmat Basuki, menyampaikan, mengajak para santri, pelajar dan mahasiswa untuk terus memperbanyak membaca referensi dan memperkaya wacana ke-Islaman, ke-Indonesiaan dan kebangsaan.

    “Tuangkanlah ide-ide, gagasan sahabat-sahabat  dalam bentuk tulisan. Yakinlah yang abadi itu adalah karya yang tertulis. Tidak sedikit para Ulama, Kiai, tokoh-tokoh Nahdalatul Ulama di Republik ini yang mana tulisannya menjadi referensi di mimbar-mimbar kampus, pesantren dan perpustakaan dan bahkan hingga ke dunia internasional” tutup alumnus Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.

    Bedah buku ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Tengah bekerjasama dengan Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama dan stakeholder, antara lain: PC GP Ansor Kabupaten Lampung Tengah, PC IPNU Kabupaten Lampung Tengah, PC IPPNU Kabupaten Lampung Tengah, KPUD Kabupaten Lampung Tengah dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah.

    Hadir dalam agenda bedah buku “Santri dan Pendidikan Politik” antara lain; Sekretaris PCNU Kabupaten Lampung Tengah H. Ahmad Wagimin, Editor buku “Santri dan Pendidikan Politik” Ila Fadilasari, Ketua STIS Darusy Syafa’ah Kabupaten Lampung Tengah Kiai Andi Ali Akbar, Ketua PC IPNU Kabupaten Lampung Tengah Andi Sobihin,  PC IPPNU Kabupaten Lampung Tengah Sinta Nurbaiti, Muslimat NU, Fatayat NU, PC Lakpesdam NU Kabupaten Lampung Tengah, PC PMII Kabupaten Lampung Tengah, puluhan santriwan-santriwati Pondok pesantren Darusy Syafa’ah Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah. (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • MKNU Lahirkan Kader Militansi Tinggi

    Bandar Lampung: Hari ini (Selasa, 1/5/2018) Pengurus Wilayah NU Provinsi Lampung menggelar Madrasah Kader NU di Hotel Marcopolo. Kegiatan ini diikuti lebih dari tujuhpuluan peserta. Pemateri kegiatan ini langsung diisi oleh PBNU dari Jakarta.

    Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag, Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung menyatakan bahwa kegiatan MKNU dalam upaya menyamakan dan menyatukan frekuensi dan persepsi tentang NU. Karena menurutnya, lahirnya ide MKNU berawal dari hasil dari penelitian UGM beberapa tahun lalu. Penelitian tersebut menyebutkan pada umumnya pengurus NU lemah dalam bidang manajemen.

    “Berdasarkan penelitian tersebut, PBNU melakukan pembenahan manajemen. Namun nyatanya, meskipun pembenahan manajemen telah dilakukan, namun hasilnya masa seperti dulu. Belum ada peningkatan signifikan,” ujarnya saat menyampaikan sambutan pada Selasa, (1/5/2018) di Hotel Marcopolo.

    Iapun menjelaskan, karena tidak ada peningkatan signifikan, maka diteliti ulang kenapa manajemen NU masih terbilang lemah. Jawabannya adalah tidak adanya militansi dan ghiroh dalam ber NU.

    “Warga NU merasa menjadi NU hanya dengan melaksanakan qunut subuh, istighosah dan tahlil. Bahkan berdasarkan penelitian, 70 persen pengurus NU tidak paham NU,” ungkapnya.

    “Maka untuk dapat meningkatkan militansi dilakukanlah Madrasah Kader NU. Dalam MKNU yersebut diberi pemahaman ber NU bukan sekedar amaliah dan fikroh tapi juga diperlukan harokah,” jelasnya.

    KH Sultanul Huda, Kepala Madrasah Kader NU juga menjelaskan kegiatan MKNU dalam upaya membentuk, menyatukan, menyelaraskan dan mempertahankan Nahdlatul Ulama.

    “Sehingga akan terbangun kekuatan Indonesia yang memiliki karakter, militansi, cara pandang, kecakapan dan kesejahteraan hidup, gaya hidup dan harokah yang berperspektif NU,” ujarnya saat menyampaikan sambutan di hadapan peserta.

    “Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, frekuensi dalam ber NU memiliki kesamaan dan kesatuan. Warga NU dapat bertindak cepat, tepat dan akurat. Memiliki kesatuan dalam cara pandang melihat sesuatu. Memiliki semangat dan gairah yang tinggi serta memiliki haluan yang keras. Dapat menggerakkan kehidupan berbangsa dan bernegara serta dapat menyesualan peradaban,” jelasnya.

    Ia juga menjelaskan bahwa MKNU merupakan amanah muktamar Jombang, Jawa Timur. MKNU merupakan bagian dari kaderisasi selain kaderisasi keulamaan, pendidikan kader penggerak, dan kader fungsional. (Abdul Qodir Zaelani)

  • Sukseskan MKNU dan Pelantikan PWNU Lampung, Panitia Roadshow Ke Media

    Bandar Lampung: Besok, Pengurus Wilayah NU Lampung akan menyelenggarakan Sekolah Kader NU (1-3/5/2018) dilanjutkan malamnya pelantikan pengurus Wilayah NU Provinsi Lampung masa khidmat 2018-2023. Dalam upaya menyukseskan dan mensyiarkan kegiatan tersebut, panitia roadshow ke berbagai media di Lampung.

    “Kami datang ke sini dalam upaya silaturahim dengan media massa. Dan mengabarkan beberapa agenda PWNU Provinsi Lampung setelah keluarnya SK Kepengurusan masa khidmat 2018-2023 yang sebelumnya sukses selenggarakan Konferwil di Lampung Tengah,” ujar Teguh Wibowo, S.TP saat bersilaturahmi bersama panitia pelaksana ke Lampung Post, Tribun dan Radar Lampung.

    Ia menambahkan, pada tanggal 1-3 Mei akan diselenggarakan Madrasah Kader NU yang dilanjutkan pada malam harinya pelantikan PWNU. Kegiatan yang akan dilaksanakan di Graha Parahita Hotel Marcopolo menghadirkan pemateri MKNU dari PBNU, yang dilanjutkan pada malam harinya, Ketum Tanfidziyah PBNU, Prof. Dr. Said Aqil Siraj, akan melantik kepengurusan baru.

    Maskut Candranegara, Koordinator Humas, menyatakan dalam silaturahim tersebut, kegiatan MKNU bertujuan agar pengurus PWNU yang akan mengabdi selama lima tahun ke depan satu gelombang dan satu frekuensi dalam memajukan NU.

    “MKNU merupakan amanah muktamar ke 33 tahun 2015 di Jombang. Tujuannya sebagai pembekalan atau orientasi pengurus NU dalam mengabdikan diri kepada umat dengan satu nafas amaliyah aswaja an-nahdhiyyah dan dalam upaya menggerakkan ekonomi umat,” ujarnya didampingi panitia lainnya.

    Ia juga menambahkan, dalam MKNU ada beberapa materi yang akan disampaikan yakni pengantar MKNU, arah dan cita-cita strategi NU, relasi NU dan negara, relasi NU dan ideologi dalam hal ini ideologi Aswaja an-Nahdhiyyah.

    “Selain itu, dibahas juga isu-isu yang sedang berkembang seperti peran NU terhadap perkembangan medsos, reformasi agraria, Indonesia dan era digital. Semua persoalan tersebut perlu menjadi perhatian dan kepedulian NU dalam merespon perkembangan dan dinamika yang tengah terjadi pada masyarakat,” jelasnya yang juga akan dilantik sebagai pengurus wilayah.

    Pengelola media massa yang dikunjungi, semuanya mendukung dan mensupport kegiatan yang akan dilakukan PWNU. Karena menurut mereka, NU telah berperan penting dalam perkembangan bangsa Indonesia dan telah banyak mewarnai dinamika bangsa selama ini, apalagi usia NU saat ini sudah mencapai 95 tahun. Hampit satu abad eksistensi NU mewarnai perjalan republik ini.

    Hal ini sebagaimana pernyataan Yose, redaktur Tribun, menyatakan kegiatan MKNU merupakan kegiatan yang menarik. Sebab didalamnya dikaji bukan hanya persoalan normatif atau teoritis namun juga menjawab persoalan masyarakat.

    “Terutama terkait reformasi agraria, dimana persoalan ini, khususnya di Lampung sangat kompleks. Mudah-mudahan persoalan agraria dapat diurai secara luas di MKNU. NU juga sudah berbuat dalam upaya menangkal sunami berita yang begitu dahsyat dengan adanya media sosial. Sementara NU sudah mempunyai web dan TV sendiri dalam menjawab persoalan keumatan dan kebangsaan,” ujarnya di hadapan panitia.

    Pemimpin Redaksi Radar Lampung, Wirahadikusumah, juga mengapresiasi dan mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan PWNU. Ia juga setuju dalam kegiatan MKNU membahasa isu-isu kontemporer seperti persoalan hoax yang dapat mengikis nilai-nilai kebangsaan.

    “Selain itu, kami juga berharap kemitraan antara Radar Lampung dan PWNU Lampung bisa berjalan sebagaimana mestinya.  Maka itu, kami siap mendukungg kegiatan yang dilakukan PWNU Lampung,” ujarnya. (Abdul Qodir Zaelani)

  • Menjaga Toleransi, Pemerintah Rancang UU Kerukunan Umat Beragama

    Bandar Lampung: Belum lama ini, DPR RI mengadakan rapat Koordinasi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (Rakornas FKUB) yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, Rabu (18/4/2018). Rapat ini juga dihadiri oleh DPD RI serta tokoh-tokoh negara lainnya. Dalam rapat ini DPR RI mengeluarkan Rancangan Undang-Undang tentang Kerukunan Umat Beragama.

    Maraknya penistaan agama belakangan ini di Indonesia, pemerintah cukup resah karena belum ada undang-undang dan sanki yang pasti untuk kasus-kasus penistaan agama dan lain sebagainya.

    Salah satu tokoh yang menghadiri rapat tersebut adalah Dr. Afif Anshori, M.Ag. Menurutnya, bukanlah tanpa alasan pemerintah mengeluarkan RUU tentang kerukunan umat beragama di Indonesia yang memiliki beragam budaya dan enam agama yang diakui oleh negara.

    “Konflik-konflik horizontal di Indonesia selalu membawa unsur agama atau sentimen agama, dan apabila sudah berkenaan dengan sentimen agama semua orang berani bela mati demi agama masing-masing” ujarnya yang juga menjabat sebagai Ketua FKUB Kota Bandar Lampung.

    Masih menurutnya, dalam RUU tersebut berisikan kepastian hukum bagi siapa saja yang menistaagama dan menyebarkanucapan kebencian (hate speech), karena selama ini belum ada sanksi pasti untuk konflik-konflik seperti ini.

    “Kerukunan yang dimaksudkan dalam RUU tersebut adalah untuk menjaga kerukunan umat beragama, bukan agamanya. Karena tidaklah mungkin agama yang berbeda bisa disatukan dan dirukunkan, karena yang dapat dirukunkanhanya umat yang memeluk agama tersebut untuk tetap menjaga toleransi dalam bersosialisasi antar umat beragama dan menjalankan ajaran agama masing-masing tanpa harus menjatuhkan satu sama lain,” jelasnya.

    Ia juga menjelaskan, Rancangan Undang-Undang tentang Kerukunan Umat Beragama ini sangatlah dibutuhkan negara ini karena memiliki banyak manfaat untuk menjaga masyarakat Indonesia jauh dari perpecahan dan juga agar pelaku penistaan agama, penyebaran hate speech, dan lain sebagainya bisa jera.

    “Memang tidaklah mudah untuk mewujudkan RUU tersebut, dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat agar semakin sadar akan pentingnya toleransi antar umat beragama dan perlunya penambahan wawasan kepada masyarakat agar tidak mempercayai kabar-kabar yang belum bisa dipastikan kebenarannya (hoax) karena hal-hal tersebut dapat merusak kerukunan dan menghilangkan toleransi antar umat beragama,” pungkas Dr. Afif Anshori, M.Ag. (Indah Ramadhoniyah Adri/Abdul Qodir Zaelani)

  • Ketua PCNU Kota Bandar Lampung: Merajut Persatuan dan Keberagaman Perlu Upaya Serius

    Bandar Lampung: Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Kurnia II, Sabtu (28/4/2018).

    Agenda yang berbertajuk Merayakan Persatuan dalam Keberagaman ini menghadirkan tokoh lintas agama.

    Pembicara yang hadir dalam FGD tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan perbedaan dalam mewujudkan keutuhan NKRI.

    Kyai Khabibul Mutaqin, SHI mengatakan keberagaman ini harus kita jaga untuk mengantisipasi berbagai persoalan yang mungkin muncul pada tahun politik.

    “Semangat kebhinekaan harus kita pupuk sehingga 4 konsensus kebangsaan bisa terus dilestarikan dibumi nusantara,” kata Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung.

    Senada dengan hal tersebut Ichwan Adji Wibowo, MM Ketua PCNU Kota Bandar Lampung mengatakan merajut keberagaman etnis dan budaya menjadi bangsa yang bersatu membutuhkan berbagai upaya serius, simultan dan berkelanjutan. Di tengah-tengah berkembangan berbagai bidang dalam skala global menuntut Indonesia untuk tidak boleh lengah terhadap pengaruh perkembangan tersebut. Pemerintah perlu mengantisipasi perkembangan tersebut agar Indonesia mampu beradaptasi. (Rudi Santoso)

  • Pemuda Lintas Agama Lampung Deklarasi Anti Politik SARA

    Bandar Lampung: Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung bersama Pemuda Lintas Agama Lampung melakukan deklarasi anti politik SARA. Sabtu (28/4/2018) di Hotel Kurnia Bandar Lampung.

    Ichwan Adji Wibowo, MM Ketua PCNU Kota Bandar Lampung mengatakan deklarasi ini bertujuan menciptakan pilkada yang aman dan tenteram di Lampung.

    Isi deklarasi tersebut yakni:

    DEKLARASI ANTI POLITIK SARA

    PEMUDA LINTAS AGAMA SE-LAMPUNG

    Dengan Ini Pemuda Lintas Agama Se-Lampung menyatakan,

    1. Kami berjanji untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan memelihara kebhinnekaan, ketertiban, kebersamaan, dan toleransi berlandaskan PANCASILA.
    2. Memelihara kerukunan sebangsa dan setanah air.
    3. Mencegah penggunaan tempat ibadah dari kegiatan-kegiatan yang berbau politik dan atau mengandung unsur SARA agar kesucian tempat ibadah tetap terjaga.
    4. Memohon kepada Tuhan YME agar semua proses pemilukada serentak 2018 bisa terlaksana secara jujur, adil, aman dan damai, serta menghasilkan pemimpin-pemimpin yang bertakwa, dan memiliki semangat juang yang tinggi guna mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, dan sejahtera dalam lindungan Tuhan YME.

     

    Bandar Lampung, 28 April 2018

    Atas Nama Pemuda Lintas Agama Se-Lampung

     

    (Rudi Santoso)