Apakah Benar Corona Tentara Allah Swt?
Oleh: Dr. H. Yusuf Baihaqi, M.A.
Pengurus MUI Lampung
Dosen UIN Raden Intan Lampung
Tidak ada satupun yang mengetahui secara pasti, berapa jumlah tentara Allah swt dan seberapa besar kekuatan yang dimilikinya, kecuali Dia Sang Pemiliknya (Q.S. Al Muddatstsir: 31). Alam semesta, baik yang ada di atas langit, di daratan maupun di lautan yang semuanya merupakan ciptaan-Nya, dapat difungsikan sebagai tentara-Nya kalau Dia berkehendak (Q.S. Al Fath: 4). Seperti: banjir bandang yang menenggelamkan kaumnya nabi Nuh as (Q.S. Al Anbiya’: 77), angin yang sangat kencang yang membinasakan kaum `Ad (Q.S. Fushshilat: 16), sambaran petir yang meluluhlantakan kaum Tsamud (Q.S. Fushshilat: 17), hujan batu yang menimbun negeri Shadom (Q.S. Hud: 82), lautan yang menenggelamkan Fir`aun dan tentaranya (Q.S. Al Isra’: 103), dan bumi yang menelan Qarun dan hartanya (Q.S. Al Qashash: 81).
Ketika Allah swt mengirimkan tentaranya, seperti pada kisah diatas, dapat dipastikan kemenangan akan diraih (Q.S. Ash Shaffat: 173) dan tepat sasaran dan tidak mungkin mengenai orang-orang yang baik dari hamba-hamba-Nya yang beriman, karena ini merupakan sebuah kezhaliman, dan mustahil bagi Allah swt sekecilpun melakukan kezhaliman atas hamba-Nya (Q.S. Yunus: 44). Atas dasar itulah, kenapa Allah swt terlebih dahulu memerintahkan nabi Nuh as untuk menaikkan orang-orang yang beriman ke dalam bahteranya sebelum menurunkan banjir bandang (Q.S. Hud: 40), memerintahkan nabi Luth as untuk mengajak keluar kaumnya yang beriman dari negeri Shadom sebelum mengirimkan hujan batu (Q.S. Hud: 81), dan memerintahkan nabi Musa as untuk membawa keluar kaumnya yang beriman dari negeri Mesir untuk diselamatkan dari kejaran Fir`aun dan tentaranya, sebelum laut menenggelamkan mereka (Q.S. Ad Dukhan: 23).
Rahmat Allah swt sangat luas, mencakup seluruh makhluk-Nya, dan rahmat-Nya jauh lebih luas dibandingkan dengan murka-Nya, dikarenakan rahmat-Nya merupakan sifat bawaan-Nya, sedangkan murka-Nya tergantung kepada kedurhakaan makhluk-Nya (Q.S. Al A`raf: 156). Tidak mungkin Allah swt mengirim tentara-Nya, kecuali apabila makhluk-Nya sudah melampaui batas dalam kedurhakaan (Q.S. Al A`raf: 81).
Berdasarkan firman-firman Allah swt diatas, seputar murka-Nya yang diwujudkan dengan pengiriman tentara-Nya, virus Corona yang mengenai hampir seluruh belahan bumi saat ini, dan menjangkiti orang yang beriman dan tidak beriman, orang yang baik dan yang tidak baik, dalam hemat kami jauh untuk dikatagorikan sebagai tentara Allah swt, melainkan ia sebatas musibah dan ujian, yang dengannya Allah swt hendak menguji keimanan dan ketaatan hamba-hamba-Nya, dengan alasan:
Pertama, tidak selalu yang menyusahkan dan menyedihkan identik dengan adzab dan murka Allah swt. Dalam sebuah ayat, Allah swt tegaskan bahwasannya Dia sesekali menguji manusia dengan musibah, sesekali lain dengan kenikmatan, agar terlihat siapa diantara manusia yang bersyukur dan ingkar, dan siapa diantaranya yang bersabar dan berputus asa (Q.S. Al Anbiya’: 35).
Kedua, sosok nabi Ayyub as merupakan sosok nabiyullah yang patut diteladani dalam menanamkan kesabaran dalam menghadapi sejumlah musibah. Ia sabar ketika Allah swt mengujinya dengan kemiskinan. Ia sabar ketika Allah swt mengujinya dengan kematian anak keturunannya. Ia pun sabar ketika Allah swt mengujinya dengan penyakit yang tidak kunjung sembuh, sampai-sampai dia ditinggalkan oleh keluarganya, bahkan kaumnya mengganggapnya sebagai sosok yang diadzab oleh Tuhannya dengan penyakit yang dideritanya. Disaat itulah dia berdoa kepada Tuhannya untuk kesembuhannya, sebagai pembuktian bahwa penyakit yang dideritanya bukanlah dikarenakan adzab Tuhan yang ditimpakan kepadanya (Q.S. Al Anbiya’: 83).
Ketiga, secara kasat mata, yang menjadi korban virus Corona banyak juga orang-orang baik dan tulus dari kalangan orang yang beriman. Dan Allah swt tidak mungkin mengirim bala tentaranya untuk menyerang orang-orang baik dan tulus dari kalangan orang-orang yang beriman. Diantara alasan kenapa adzab tidak jadi diturunkan atas umatnya nabi Yunus as, padahal adzab tersebut sudah dihadapan mata mereka, adalah ketulusan pernyataan keimanan mereka. (Q.S. Yunus: 98).
Keempat, banyak dari yang orang yang sudah dinyatakan positif terpapar virus Corona, setelah melalui proses isolasi dan perawatan intensif, mereka dinyatakan negatif dan sembuh. Fenomena ini menguatkan keyakinan kami bahwasannya orang yang terinfeksi virus Corona tidak bisa dipastikan bahwasannya yang bersangkutan adalah orang yang dimurkai oleh Allah swt, sebagaimana fenomena ini juga menguatkan keyakinan kami bahwasannya Corona bukanlah tentara Allah swt, karena kalau benar itu adalah tentara Allah swt dapat dipastikan tidak ada satupun pasien yang sudah dinyatakan positif terpapar virus Corona akan sembuh dan selamat dari murka Allah swt, ketika Allah swt telah mengirimkan tentara-Nya kepadanya (Q.S. Hud: 33).
Demikian, mudah-mudahan Allah swt mengangkat derajat kita dengan musibah dan ujian Corona yang dikenakannya kepada kita, dengan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang lebih pandai menanamkan kesabaran, keridhaan, keimanan dan ketawakkalan kepada-Nya, amin.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.