Ciptakan Kader Militan, PCNU Kota Metro Gelar Pendidikan Instruktur
Metro: Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung Prof Dr H Moh Mukri MAg dalam sambutan Pembukaan Pendidikan Instruktur Kader Penggerak Nahdlatul Ulama mengatakan, kegiatan ini semacam TOT untuk instruktur PKP. “(Pelatihan Instruktur) Ini pertama di Lampung. Tentu ini merupakan hal yang strategis untuk memajukan NU ke depan,” imbuhnya.
Prof Mukri memaparkan, ketika dirinya menjadi Ketua Anshor Lampung tahun 2000-an NU terlihat kurang greget. Dari hasil penelitian, ternyata persoalan manajemen. Setelah dibenahi, ternyata perubahan tidak drastis.
“Setelah dilakukan penelitian lagi, ternyata persoalan utamanya adalah militansi. Secara amaliyah memang NU, tetapi ruhnya itu tidak dapat untuk menggerakkan organisasi. Maka pendidikan kader sangat diperlukan,” ungkap Rektor UIN Raden Intan ini.
Pendidikan Instruktur Kader Penggerak Nahdlatul Ulama yang dilaksanakan oleh PCNU Kota Metro di IAIM NU Metro, selama 3 hari mulai 16-18 Juli 2018. Kegiatan ini diikuti 48 peserta dari 4 pengurus wilayah yakni Lampung, Banten, Jakarta dan Jawa Tengah.
Rois Syuriah PCNU Metro KH Zainal Abidin menyampaikan, peserta Pendidikan Instruktur Kader Penggerak diharapkan dapat menjadi penggerak NU di daerah masing-masing khususnya di provinsi Lampung. “Kami ingin NU di Lampung berkembang. Begitupun daerah lain. Kami tidak ingin maju sendiri, tetapi maju bersama-sama,” ujarnya saat menyampaikan sambutan pada pembukaan acara tersebut, Senin (16/7) malam.
Menurutnya, Sejak adanya Pendidikan Kader Penggerak (PKP) di Kota Metro, terasa benar kemajuannya. Dengan adanya pelatihan kader, NU dapat menjadi organisasi yang lebih mandiri dan dinamis.
Hadir pada pembukaan acara tersebut sejumlah pengurus wilayah Lampung, pengurus cabang kota Metro, para ulama dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
KH Abdul Mun’im Jazuli selaku Instruktur Nasional PKP PBNU berkesempatan membuka acara tersebut. Dia menjelaskan bahwa peserta yang diikuti dari beberapa wilayah ini biasa terjadi dalam organisasi NU.
“Silang kaderisasi biasa terjadi di kita (NU). Semoga ini menjadi kebangkitan NU di masa mendatang,” harap Kyai Abdul Mun’im.
PBNU berharap, dengan adanya pendidikan instruktur ini diharapkan, NU memiliki instruktur yang cukup banyak untuk pengkaderan. Selain itu, pendidikan instruktur ini bukan hanya untuk mencetak instruktur, tetapi juga untuk pemimpin/komandan.
“Jadi ke depan (para instruktur) tidak hanya memimpin kader NU di kelas, tetapi warga NU secara keseluruhan,” pungkasnya. (Fahmi Naseli/Andira Putri Isnaini)