Breaking NewsOpini

Atlet dalam Pilkada

Atlet dalam Pilkada
oleh

Kahfi (Panwascam Tanjung Senang Kota Bandar Lampung)

Pemilihan kepala daerah serentak yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juni mendatang sudah memasuki minggu terakhir para kandidat melakukan sosialisasi dan kampanye untuk memperkenalkan diri dengan para voter yang menentukan apakah akan berakhir pada kursi kepala daerah atau justru berakhir dimeja hijau?

Dimana pengalaman masa lalu dapat menjadi rujukan dalam kontestasi pilkada serentak ini. Karena, kandidat selalu menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan tanpa memperhatikan kemaslahatan orang banyak. Sehingga pada akhir penghitungan suara yang kalah selalu memperkarakan yang menang di meja hijau.

Padahal, dalam setiap kontestasi menang dan kalah adalah hal yang biasa terjadi, sebagaimana slogan yang biasa tertulis dalam baleho dan spanduk event-event pertandingan olahraga. “Junjung Sportifitas Dalam Bertanding”

Oleh karenanya, bagi para kandidat sudah seharusnya mempersiapkan diri dari sejak dini sebelum mendaftarkan diri sebagai calon kandidat sehingga dalam mengikuti kontestasi pilkada tidak menggunakan cara-cara yang tidak terpuji dan mencoreng arti sportifitas kontestasi pemilihan kepala daerah.

Atlet dan Paslon
Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk menyibak persamaan aktifitas atlet dan kandidat kepala daerah. Atlet dalam sehari-hari biasa dieja sebagai atlit, yang berasal dari bahasa Yunani (athlos) yang berarti “kontes”. Sehingga atlit dapat diartikan adalah olahragawan yang berpartisipasi dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Dalam beberapa cabang olahraga seorang atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata.

Dengan demikian, seorang kandidat kepala daerah dapat dikategorikan sebagai seorang atlet dikarenakan memiliki beberapa persamaan dengan atlet olahragawan. Dimana hal ini, tentu bukanlah hal mudah untuk mengarungi kompetisi yang padat. Dalam segi fisik, mental maupun pengalaman, hal ini sangat berpengaruh pada kemampuan seorang kandidat pilkada dalam meraih kepercayaan dari masyarakat sebagai pemilih yang menentukan para kandidat dapat duduk sebagai kepala daerah atau tidak.

Karena kandidat pilkada pun harus melalui berbagai macam tes didalamnya yaitu kesehatan jasmani, integritas, administrasi, dan tekanan untuk memenangkan kontestasi pilkada, sehingga pemberian motivasi sangat menentukan karakter diri seorang calon kandidat tersebut (Psikologi Olahraga).

Hal ini sesuai dengan pendapat Singgih D Gunarsa, Psikologi Olahraga diartikan sebagai psikologi yang diterapkan dalam bidang olahraga yang meliputi atlet sebagai individu atau kelompok yang akan bertanding serta faktor–faktor lain yang berpengaruh terhadap kepribadian dan penampilan atlet tersebut.

Setiap calon kandidat akan mendapatkan prestasi dalam hal ini ialah memenangkan simpati (trust) masyarakat dengan berbagai proses interaksi yang dilakukan sejak jauh-jauh hari bukan saat mendaftarkan diri sebagai calon kandidat.

Hal ini berdasarkan pendapat Sardiman,A.M. (2001), prestasi merupakan suatu hasil dari interaksi antara berbagai faktor dari dalam maupun luar individu dalam belajar. Dalam hal ini prestasi yang dicapai seorang atlet akan dapat terealisasi dengan adanya latihan rutin yang sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam meraih prestasi banyak sekali faktor yang harus diperhatikan seperti yang telah diungkapkan diatas.

Untuk itu, sudah saatnya para kandidat pilkada (atlet), bersama kpu dan bawaslu (wasit) serta masyarakat pemilih (supporter) menciptakan pilkada yang sehat, jujur, adil, bersih, dan aman. Sehingga dapat menghasilkan sosok pemimpin yang telah ditempa dengan latihan yang keras, teruji dengan melewati berbagai rintangan yang diberikan dalam proses latihan, dan mampu menghasilkan kursi kepala daerah dengan sportifitas bukan dengan cara-cara yang tidak terpuji.

Akhirnya, semoga masyarakat sebagai komponen pemilih dapat memberikan dukungan terhadap atlet (peserta pilkada) pada 27 Juni mendatang bukan hanya didasari kedekatan emosional dan nominal rupiah melainkan, atlet tersebut mampu menciptakan keamanan, kenyamanan, dan menjunjung nilai-nilai sportifitas dalam kontestasi pilkada.

Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button