Breaking News

Cetak Dai Berwawasan Moderat, MUI Provinsi Lampung Akan Gelar Madrasah Dai Wasathiyah

Bandar Lampung: Islam sejuk dan damai yang bisa menjadi pengayom semua komunitas di Indonesia, belakangan ini banyak terusik dengan berbagai kasus kekerasan dan tindakan teror yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan gerakan jihadi atau dakwah untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

Berbagai peristiwa kekerasan atas nama agama atau dilakukan oleh orang yang membawa simbol agama belakang banyak terjadi. Beberapa orang pelakunya sudah banyak yang dihukum berat sampai dengan dihukum mati namun masih tetap saja tumbuh pengikut dan pelanjutnya yang memiliki pemikiran serupa.

Adakah yang salah dengan dakwah Islam sehingga memunculkan orang-orang yang rela bunuh diri dan membunuh orang lain? Mengapa Islam damai yang menghormati nilai-nilai budaya lokal (local wisdom) peninggalan para Walisongo kini sudah memudar seiring dengan munculnya kelompok-kelompok Islam garis keras yang cenderung memaksakan kehendak, menabrak norma dan kehilangan akal sehat?

Di bagian lain muncul juga kelompok-kelompok yang ingin merubah dasar negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi negara yang berdasarkan khilafah Islamiyah. Tentu saja yang hal ini akan mengingkari dari kesepakatan para pendiri bangsa yang sudah susah payah bersepakat untuk mendirikan negara berdasarkan Pancasila yang bisa diterima oleh semua golongan.

Selain a historis, kelompok pengusung khilafah juga tidak cocok dengan konsep negara kesatuan yang masyarakatnya multi etnis, multi agama dan budaya.

Menyikapi kondisi ini Ketua Umum MUI Lampung KH Khairuddin Tahmid mengingatkan bahwa Islam melarang umatnya memaksakan kehendak, termasuk dalam berdakwah untuk menyebarkan agama di tengah masyarakat.

“Tidak ada paksaan dalam beragama. Al-Qur’an mengajarkan agar dakwah dilakukan dengan bijak dan memperhatikan kondisi masyarakat yang diseru dengan nasehat dan dialog secara baik. Karena Allah lah yang mengerti siapa orang yang mendapat petunjuk dan siapa orang yang tersesat,” terangnya mengutip ayat Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125.

Islam juga, lanjutnya, melarang pengikutnya untuk menyerang orang lain kecuali untuk membela dan mempertahankan diri pada saat diserang orang lain.

“Mencari kekuasaan dalam Islam bukanlah tujuan, tetapi untuk kemaslahatan lil ummah. Tidak dibenarkan mendirikan negara Islam dengan pertumpahan darah, apalagi menyerang dan membunuh orang yang yang tidak bersalah hanya untuk ambisi dunia dan kekuasaan semata,” ujarnya beberapa waktu lalu, Jumat (22/6).

Dalam hal ini peran para da’i atau mubaligh sangat penting untuk menjadi patron atau panutan bagi masyarakat. Opini dan pendapat tentang Islam yang benar, Islam yang damai, Islam yang sejuk dan menentramkan bagi semua orang bahkan bagi alam semesta (rahmatan lil ‘alamin), akan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pesan (message) para da’i dan mubalig.

“Da’i menjadi garda depan dalam penyiaran Islam. Oleh karena itu, penataan, pembekalan dan pelatihan kader dakwah yang berwawasan moderat (wasathiyah), yang mencintai tanah air dan perekat NKRI perlu untuk digalakkan,” kata Kiai Khairuddin.

Hal ini ditujukan untuk menjaga tetap tegaknnya NKRI Pancasila dan UUD 1945 dari tafsir-tafsir lain yang bisa merusaknnya baik dari golongan kiri maupun dari golongan kanan. (Muhammad Faizin/Abdul Qodir Zaelani)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button