Breaking News

PTKIN se-Indonesia Harus Mengembangkan Kajian Moderasi Islam  dan Islam Kebangsaan

 

Jakarta: Menteri Agama mengajak kepada PTKIN se-Indonesia agar betul-betul mengoptimalkan kinerjanya dalam mengembangkan kajian Moderasi Islam (Islam Moderat) dan Islam Kebangsaan (Islam dan Indonesia). Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Agama Drs. Lukman Hakim Syaifuddin pada saat memberikan sambutan pada acara FGD Evaluasi SPAN-UM PTKIN Kementerian Agama tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI/Pendis di Hotel Milenium Jakarta pada 8/11/2017.

“Dua hal tersebut yakni Moderasi Islam (Islam Moderat) dan Islam Kebangsaan (Islam dan Indonesia) tidak bisa dipisahkan, karena pada hakikatnya keberadaan PTKIN itu merupakan keharusan sejarah yaitu konsekuensi dari perkembangank eberadaan pesntren dan madrasah di masyarakat yang tumbuh secara alami,” ujar Menteri Agama.

Menteri Agama juga menekankan bahwa tugas pokok PTKIN ke depan sangatlah berat, di satu sisi harus mampu mempertahankan jati dirinya sebagai lembaga yang mengembangkan ilmu-ilmu agama, namun di sisi lain PTKIN juga diberikan  mengembangkan ilmu-ilmu umum.

“Oleh karena itu, PTKIN harus mampu mengembangkan distingsinya pada masing-masing kelembagaannya agar lebih diminati oleh masyarakat,” tegasnya.

Dan dalam sambutannya pula, Menteri Agama mengajak seluruh pimpinan PTKIN untuk bersama-sama mengevaluasi mengapa alumni-alumni madrasah dan pondok pesantren justru tidak banyak yang mau masuk ke PTKIN.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Wakil Rektor III UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. Syaiful Anwar, M.Pd. Wakil Rektor III menanggapi pernyataan Menteri Agama terkait alumni-alumni madrasah dan pondok pesantren tidak banyak yang mau masuk ke PTKIN.

“Ke depan perlu strategi baru dalam perekrutan mahasiswa baru UIN Raden Intan Lampung agar basis rumput input mahasiswa PTKIN dari madrasah dan pondok pesantren tersebut tidak hilang dimonopoli input siswa dari sekolah umum. Jika hal itu dibiarkan maka jati diri PTKIN lambat laun akan tergerus dalam mengembangkan dan mempertahankan Islam modernisasiny,” ujarnya. (Andri Latif/Abdul Qodir Zaelani)

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button