Breaking News

Media Sosial Jadi Medan Pertarungan Baru di Era Digital

Bandar Lampung: Saat ini dunia maya khususnya Media Sosial menjadi medan pertarungan baru di era digital dengan konten-konten yang diproduksi untuk mempengaruhi siapa pun yang masuk di dalamnya. Berbagai informasi silih berganti tiada henti memenuhi dunia maya dan dengan tingkat keshahihan yang patut untuk diteliti lagi.

Hal ini dikatakan praktisi media yang juga Direktur NU Online Savic Ali di depan peserta Forum Dialog Literasi Media Sosial Berbasis Islam Wasathiyah yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI bekerja sama dengan MUI Provinsi Lampung di Hotel Novotel Bandar Lampung, Sabtu (14/10).

Ia mengingatkan bahwa saat ini sebuah tulisan dalam media sosial yang tidak jelas sumber dan penulisnya layak dan patut untuk tidak dipercaya. “Saat ini sebuah tulisan seperti hadits. Kalau sanad dan rowinya tidak jelas walaupun matannya bagus layak untuk tidak dipercaya,” katanya.

Savic juga menambahkan bahwa konten-konten yang beredar di Media Sosial dari hari ke hari semakin beragam. “Jempol kita lebih cepat dari kepala kita dan saat ini yang dibaca di media online cenderung lebih gampang dipercayai,” katanya.

Melihat manfaat media sosial untuk mempengaruhi masyarakat khususnya terkait pemahaman keagamaan, Savic menilai bahwa saat ini media sosial banyak didominasi oleh dai yang memahami ilmu agama secara tekstual.

“Banyak Dai di dunia maya tekstualis. Tidak melihat dan merasakan kondisi sosiologis dan kultur masyarakat di Indonesia,” katanya seraya mengingatkan jika kondisi ini dibiarkan maka dapat mengakibatkan perwajahan Indonesia berubah di masa depan.

Sehingga Ia mengajak kepada para kiai dan tokoh agama yang memiliki fikrah wasathiyah (moderat) untuk ikut mengisi dunia maya dengan konten-konten memyejukkan dalam bentuk tulisan, audio maupun video.

“Mari isi konten dunia maya dengan hal positif yang menerima keragaman di Indonesia. Kalau kita tidak aktif bisa jadi generasi kita akan dibentuk oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ajaknya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan beberapa langkah dalam mengisi konten di antaranya menyiapkan konten yang akan dipublikasikan, menentukan platform yang akan digunakan sebagai media publikasi dan mengorganisir konten sehingga dapat maksimal diakses oleh warganet. (Muhammad Faizin)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button