Ribuan Ummat Islam Padati Pendopo Pringsewu Laksanakan Shalat Id 1438 H
Pringsewu: Ribuan Ummat Islam yang ada diseputaran Kecamatan Pringsewu pada Ahad (25/6/2017), berduyun-duyun menuju Halaman Pendopo untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri 1438 H. Mereka nampak sudah hadir dan memenuhi tempat yang sudah disiapkan oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Pringsewu sejak pukul 06.00 WIB.
Seiring dengan datangnya para Jamaah, lantunan Takbir, Tahmid dan Tahlil terus berkumandang membuat suasana rangkaian Ibadah Shalat dan Khutbah Id di Pendopo Pringsewu tersebut terasa lebih khidmah. Semakin mengalirnya para Jamaah, Sebagian Jamaah nampak menggunakan Jalan Raya Lintas Barat Kabupaten Pringsewu untuk melaksanakan Shalat Id.
Jajaran petugas dari Kepolisian Sektor Pringsewu terlihat mengatur keamanan dan lalu lintas dengan menutup sementara Jalan Raya tersebut.
Sebelum pelaksanaan Shalat Id, diumumkan perolehan Zakat Infaq da Shadaqah yang berhasil dikelola oleh para Panitia Zakat di Masjid dan Musholla yang ada disekitar Pendopo Pringsewu. Camat Pringsewu juga memberikan sambutan membacakan Sambutan tertulis Bupati Pringsewu. Dalam Sambutannya, Camat Pringsewu berharap warga Pringsewu terus bersatu padu membangun Pringsewu yang Bersahaja (Berdaya Saing Harmonis dan Sejahtera).
Bertindak selaku Imam Shalat Idul Fitri 1438 H Ustadz Ahmad Syaifuddin dan sebagai Khotib Drs. Basridho yang merupakan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sukoharjo sekaligus Bendahara PHBI Kecamatan Pringsewu.
Mengangkat tema khutbah “Saatnya Kembali Suci Di Hari yang Fitri”, Khotib menyampaikan bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan keimanan. Iman seseorang diuji apakah lebih berat mengikuti ajakan setan untuk tidak berpuasa dengan menahan lapar dan dahaga ataukah mengikuti perintah Allah SWT untuk mendapatkan predikat orang-orang yang bertaqwa.
“Jujur kita saksikan bersama selama bulan Ramadhan, masih ada disekitar kita orang yang mengaku Islam dengan gampangnya tidak berpuasa dan terkadang dengan rasa tidak malu menunjukkan diri dengan makan dan minum ditempat umum,” jelasnya.
Khotib juga menegaskan bahwa manusia sering takbir dalam shalat namun dikehidupan sehari-hari ditengah masyarakat manusia sering melupakan Allah SWT. “Mulut kita bertakbir namun hati kita ditutupi dengan rasa takabbur, bangga dengan ke-akua-an kita. Kita sering merasa paling penting, paling hebat dan paling segala-galanya. Kita sering memanfaatkan jabatan, harta dan gelar yang seharusnya dipergunakan untuk kemaslahatan ummat namun malah kita manfaatkan untuk kemafsadatan dan kepentingan diri sendiri,” ujarnya. (Muhammad Faizin)