Bandar Lampung: Diantara 12 bulan dalam kalender hijriyah, terdapat satu bulan istimewa yang didalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang istimewa tersebut selalu ditunggu-tunggu oleh kaum muslim dari seluruh dunia. Kita mengenal bulan yang istimewa tersebut sebagai bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah dan pengampunan.
Keistimewaan ramadhan tidak hanya sebatas pada adanya malam lailatul qodar, melainkan banyak aspek lain yang menjadikannya istimewa. Salah satu diantaranya adalah perintah menjalankan puasa yang dilakukan umat Islam sejak fajar sampai tenggelamnya matahari dan dilakukan selama satu bulan penuh.
Pentingnya pemahaman tentang keistimewaan bulan ramadhan tersebut yang menjadikan Ketua MUI Lampung, Khairuddin Tahmid, mengangkatnya sebagai tema pada khutbah jumat yang dilakukan di jumat pertama pada bulan ramadhan 1438 H di Masjid Agung Al-Furqon Bandarlampung.
Bertindak sebagai Khatib, beliau menyampaikan tentang esensi beribadah. “Dalam Islam, semua ibadah pasti memiliki 2 unsur, yaitu substansilistik dan formalistik. Keduanya harus berimbang, tidak boleh antara yang satu lebih tinggi dari yang lain. Maksudnya, ibadah yang berhasil adalah ibadah yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosial,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wakil Dekan 3 FSH UIN Raden Intan tersebut mengatakan kalau momentum radadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki kualitas ibadah. “Banyak diantara yang berpuasa di bulan ramadhan tidak mendapat apa-apa, selain lapar dan haus. Padahal seharusnya bulan yang penuh kasih ini adalah waktu yang tepat bagi muslim untuk menjadi insan yang benar-benar bertakwa sesuai dengan firman Allah pada Al-Quran Surat Al-Baqaroh ayat 83,” tambahnya.
Salah satu hikmah dari puasa, masih menurutnya, adalah mampu mengurangi sifat materialistic dan hedonistik. Selepas menjadi khatib, beliau melanjutkan sebagai Imam Sholat jumat pada siang hari tersebut. (Rizki Idsam Matura)
