Keluarga dan Lembaga Pendidikan Sasaran Utama Paham Radikalisme
Bandar lampung: Workshop yang diselenggarakan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Senin (22/5/2017) dengan tema Peran Keluarga dan Sekolah dalam Pencegahan Radikalisme yang dipaparkan oleh Dr. Siti Mahmudah, M.Ag., salah satu pemateri dalam acara tersebut menyatakan bahwa radikalisme saat ini sedang menyebar di masyarakat tanpa disadari oleh kebanyakan orang.
Ia menjelaskan radikalis adalah perbuatan kasar yang bertentangan dengan norma dan nilai sosial. Sedangkan radikalisme adalah paham yang ekstrem atau fudamentalistik (membela secara mati-matian agama atau ideologi yang dianutnya), menginginkan pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan, drastis, eksklusivisme dan melampaui dengan yang diajarkan oleh Nabi SAW, tidak ada tahapan dan proses yang di tempuh. “Mereka menginginkan yang praktis dan cepat. Penganut paham radikalis dinamakan kaum fundamentalis atau biasa disebut kaum radikal,” ujar Dr. Siti Mahmudah, M.Ag.
Ia juga menjelaskan sasaran paham radikalisme biasanya adalah lembaga pendidikan seperti TK, SD, SMP, SMA, bahkan perguruan- perguruan tinggi di Indonesia. “Jadi tidak heran, jika UIN juga menjadi salah satu lembaga yang terserang radikalisme. Mereka menyebarkan melalui doktrin-doktrin yang disampaikan melalui guru, murid dan pemuda. Tidak sedikit juga melalui orang-orang yang berperan dalam kegiatan majelis ta’lim seperti ustadz, orang tua, kepala keluarga dan ibu rumah tangga, jama’ah shalat Jum’at melalui khutbah-khutbah yang disampaikan,” jelas Dr. Siti Mahmudah, M.Ag.
“Tanpa kita sadari di lingkungan terdekat kita, keluarga kita bahkan diri kita sendiri bisa terkena paham radikalisme melalui doktrin atau pemahaman-pemahaman ilmu yang kurang kita kuasai dalam bidang keagamaan dan sumber kebenarannya. Terkadang kita hanya melihat satu sisi dari apa yang kita ketahui dari orang lain tanpa ingin mencari tahu kebenarannya melalui rujukan-rujukan yang sahih dan yang diajarkan oleh panutan kita Nabi Saw,” tambahnya.(Ria Rhisthiani/Abdul Qodir Zaelani)