KH. Amin Budi Harjono: “Merawat Bhinneka Tunggal Ika dan Filosofi Caping”
Lampung Timur: Pondok Darussalamah Braja Dewa kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, mengadakan pengajian akbar dalam rangka memperingati Haul Syekh Abdul Qodir al Jailani dan Imtihan Santri pondok pesantren Darussalamah, Senin malam (9/1/2017).
Acara Haul Syekh Abdul Qodir al Jailani dan Imtihan santri bertema menempatkan ajaran islam rahmatan lil alamin sebagai orientasi nilai peningkatan ukhuwah, menghadirkan KH. Amin Budi Harjono dari Semarang Jawa Tengah.
30.000 an jamaah hadir dari berbagai daerah seperti Palembang, Bengkulu dan Jambi. Walau kondisi cuaca diguyur hujan lebat namun para pengunjung khusyuk mendengarkan tausiah yang disampaikan oleh KH. Amin Budi Harjono, bahkan pengunjung rela mengelar tikar dan koran dihalaman pondok pesantren darusalamah.
Dalam acara yang dihadiri Dr. KH. Khairuddin Tahmid, MH Ketua Umum MUI Lampung, Drs. Heri Suliyanto, MM Kepala Dinas Pendidikan Lampung, Chusnunia Chalim Bupati Lampung Timur, Kapolres Lampung Timur, Dandim Lampung Timur, Tokoh Agama dan masyarakat, KH. Amin Budi Harjono membahas bagaimana merawat Bhinneka Tunggal Ika dan filosofi caping.
“Merawat Bhinneka Tunggal Ika adalah keharusan dan amanat bersama bangsa Indonesia, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat terwujud apabila ulama dan umaronya tidak saling membenci dan menyakiti,” kata KH. Amin Budi Harjono.
Menurutnya caping memiliki filosofi yang dalam, sambil memegang caping ia menjelaskan caping merupakan miniatur gunung yang mempunyai ujung meruncing, bentuk kerucut caping itu beralas lebar lalu menyempit di ujungnya. Ini artinya, orang Indonesia memang berbeda-beda tetapi semua mengerucut ke satu titik, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
“Caping ini sebagai simbol persatuan, saya ingin tokoh-tokoh ulama dan umaro yang hadir mari kita mengenakannya sebagai bentuk kesepakatan menjaga dan merawat Bhinneka Tunggal Ika,” tutur KH. Amin Budi Harjono
Dihadapan 30.000 an jamaah yang memadati halaman para ulama dan umaro yang telah mengenakan caping bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia yang diiringi oleh musik hadroh dan tarian sufi serta diakhiri dengan mendokan Indonesia madani yang dipandu oleh KH. Amin Budi Harjono. (Rudi Santoso)