Breaking News

Peringati Hari Santri, PW ISNU Lampung Baca 1 Milyar Shalawat Nariyah

img_20161021_215309

Bandar Lampung: Ratusan Masyarakat, Santri, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, mengikuti pengajian PW. ISNU Provinsi Lampung  kegiatan pembacaan Sholawat Nariyah 1 Milyar di Pondok Pesantren Hafidz Al-Qur’an “Maulana Rosyid” Jl. Imba Kusuma Kemiling No.40 Bandar Lampung, Jum’at (21/10/2016).

img_20161021_201956

Drs. Lazuardi Alwi, Ketua PW ISNU Lampung dalam sambutannya mengatakan “Kegiatan membaca sholawat nariyah adalah rangkaian Peringatan Hari Santri, dan warga Nahdlatul Ulama secara serentak di seluruh Indonesia dan beberapa kota di dunia 1 Milyar Sholawat Nariyah.  Sebagai generasi penerus kita tidak boleh lupa sejarah, Resolusi Jihad NU adalah salah satu bukti bahwa Umat Islam Indonesia selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanpa adanya Resolusi Jihad NU ini, mungkin kita masih terjajah oleh Sekutu yang saat itu ingin kembali menguasai Indonesia setelah sukses mengalahkan Jepang dalam perang dunia II. Resolusi Jihad NU tersebut, Umat Islam menjadi terbakar semangatnya untuk berperang karena selain tak ingin kembali terjajah oleh Belanda, mereka juga merindukan mati syahid yang sudah dijanjikan akan memperoleh jaminan masuk surga oleh Allah Swt.”

Sebelum terjadinya peristiwa perang antara arek surabaya melawan tentara Inggris tanggal 10 Nopember 1945, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) Hadlratussyaikh KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan Fatwa Jihad bagi seluruh umat islam yang berada dekat dengan Kota Surabaya untuk mau ikut berperang melawan penjajah. Itulah Resolusi Jihad NU yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945. Sejak masa perjuangan, peran para ulama dan kyai khususnya di lingkungan pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU), dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tak bisa diabaikan apalagi dihapuskan. Ulama lebih banyak melakukan perjuangan diplomasi lewat organisasi dan mengiringi proses pembentukan watak dan karakter bangsa (nation and character building). Oleh Pemerintah Republik Indonesia, tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.

Menurutnya ISNU merupakan organisasi yang telah menjadi badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada kelompok sarjana dan kaum intelektual. ”Dari sejumlah literatur, ISNU ini didirikan di Surabaya pada 19 November 1999, ISNU baru ditetapkan sebagai Badan Otonom NU pada tahun 2010 ketika Muktamar ke-32 NU di Makassar. Sebagai wadah sarjana NU, keanggotaan ISNU meliputi seluruh sarjana NU atau orang yang dianggap berjasa kepada NU,”. ISNU untuk mewadahi kegiatan-kegiatan para sarjana, ilmuwan, intelektual, dan profesional NU Provinsi Lampung. Yang tentu saja, berlatar belakang dari berbagai disiplin ilmu agar terarah efektif dan efisien.

Oleh karenanya seluruh kegiatan ISNU, akan selalu bersinergi dengan NU. Sebab, selain itu, untuk meningkatkan pengembangan faham Islam Ahlusunnah wal Jama’ah, ilmu pengetahun, dan teknologi; Meningkatkan sinergitas kegiatan NU dalam mencapai dan memperjuangkan kesejahteraan umat, dalam bingkai NKRI.

Yusuf Musa, Lurah Kemiling Raya dalam sambutannya “Sangat mengapresiasi kegiatan yang dimotori IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA pembacaan sholawat nariyah dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. Begitu besar jasa para pendiri bangsa ini, mengorbankan tenaga, pikiran bahkan harta benda serta nyawa demi merdekanya Republik Indonesia. Semoga dengan dibacakannya sholawat nariyah menambah keimanan dan kecintaan kita terhadap Rasulullah Muhammad SAW. Bangsa Indonesia diberi keberqahan secara ekonomi, diberi ketertiban dan keamanan, dijadikan Negeri yang Baldatun, Toyibatun, Warrabun ghofur. (Meli)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button