Category: Breaking News

Et ullamcorper sollicitudin elit odio consequat mauris, wisi velit tortor semper vel feugiat dui, ultricies lacus. Congue mattis luctus, quam orci mi semper

  • Opini: Hakikat Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW

    Opini: Hakikat Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW

    Hakikat Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW
    Prof. Dr. H. A. Kumedi Ja’far, S.Ag.,M.H.
    Ketua LP2M UIN Raden Intan Lampung
    Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Lampung

    Isradan Mi’raj yang diperingati setiap tanggal27 Rajab merupakan peristiwa penting dalamsejarah Islam, di mana peristiwa ini merupakanperjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW  dariMasjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa diYerussalem, dan kemudian naik ke langit ke-7 untuk bertemu dengan Allah SWT. Hal inisebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-IsraAyat 1, yang artinyaMaha suci (Allah) yang telahmemperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke MasjidilAqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia MahaMendengar lagi maha Melihat”.

    Isradan Mi’raj tentunya bukan hanyamerupakan perjalanan fisik saja, melainkan jugamerupakan perjalanan spiritual, di mana NabiMuhammad SAW yang ditemani malaikat Jibrilbertujuan untuk melihat keadaan alam semesta, bertemu dengan para nabi terdahulu dan menerimaperintah untuk melaksanakan sholat lima waktu.

    Isradan Mi’raj juga mengajarkan kepada kitaakan beberapa pelajaran penting, di antaranyapentingnya spiritualitas dan hubungan denganAllah SWT, meyakini akan kekuasaan dankebesaran Allah SWT (sebab hanya orang yang beriman-lah yang percaya akan peristiwan ini), pentingnya sholat dan ibadah lainnya, sertapentingnya menjaga ukhuwah islamiyah di antarakita.

    Isradan Mi’raj juga memberikan semangatbagi umat Islam untuk selalu mencari pencerahanspiritual dan berusaha untuk meningkatkankualitas ibadah serta kedekatan kepada Allah SWT, sehingga peristiwa ini mengingatkan kepada kitaakan pentingnya memiliki tujuan hidup yang lebihtinggi dan tidak hanya terfokus pada hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Ingat FirmanAllah dalam Surat Al-hadid Ayat 20, yang artinyaKetahuilah bahwasanya kehidupan dunia ituhanyalah permainan belaka”.

    Bahkan Isradan Mi’raj juga merupakansumber inspirasi dan motivasi bagi umat Islam, dimana peristiwa ini menunjukkan bahwa denganiman, tawakal dan usaha kita dapat mencapaikesempurnaan dan kebahagiaan sejati. Semoga kitasenantiasa dapat mengambil hikmah dan pelajarandi balik peristiwa yang sangat luar biasa ini.Wasllahu’alam Bishawab.

  • Lima (5) Program Studi di STISDA Lampung Tengah Siap Sambut Mahasiswa Baru 2025 / 2026

    Lima (5) Program Studi di STISDA Lampung Tengah Siap Sambut Mahasiswa Baru 2025 / 2026

    Lampung Tengah, MUI Lampung Digital

    Lima (5) program studi (prodi) Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Darusy Syafa’ah (STISDA) Lampung Tengah, Provinsi Lampung yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman RT 12/RW 06 Dusun Kotasari I, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, siap menerima mahasiswa baru gelombang 1 tahun akademik 2025/2026.

    Demikian disampaikan Ketua STISDA Lampung Tengah, Dr. KH. Andi Ali Akbar, M.Ag, di komplek kampus setempat, Jalan Jenderal Sudirman RT 12/RW 06 Dusun Kotasari I, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, pada Sabtu, (25/1/2025) siang, bertepatan 25 Rajab 1446 H.

    “Pendaftaran gelombang 1 ini dimulai sejak 1 November 2024 – 31 Januari 2025, saat ini STISDA Lampung Tengah membuka lima (5) program studi, yakni; Ekonomi Syari’ah (ESY), Hukum Keluarga Islam (HKI), Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)” tambahnya.

    Wakil Ketua STISDA Lampung Tengah, Bidang Akademik, Wahid Dalail, M.Pd, menambahkan, Program studi Hukum Keluarga Islam telah terakreditasi Peringkat Baik dari Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) ini berdasarkan SK BAN PT Nomor : 4656/SK/BAN-PT/Ak/S/VI/2024. Program studi Ekonomi Syari’ah telah terakreditasi Peringkat Baik dari Dewan Eksekutif Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) ini berdasarkan SK LAMEMBA Nomor : 1228/DE/A.5/AR.10/V/2024.

    “Selanjutnya, Program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan surat dari LAMDIK nomor : 4547/SU-A/LAMDIK/XII/2024, Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), berdasarkan surat dari LAMDIK nomor : 4021/SU-A/LAMDIK/XII/2024, Program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) berdasarkan surat dari LAMDIK nomor : 4021/SU-A/LAMDIK/XII/2024,” tutupnya.

    Untuk informasi lebih lanjut terkait penerimaan mahasiswa baru bisa langsung datang ke kampus STISDA Lampung Tengah, Jalan Jenderal Sudirman RT 12/RW 06 Dusun Kotasari I, Kampung Kotagajah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Atau via laman website : https://www.stisda.ac.id / facebook : STISDA Lamteng, atau https://www.stisda.ac.id/formulir-pendaftaran-mahasiswa-baru/

    Atau menghubungi panitia penerimaan mahasiswa baru, STISDA Lampung Tengah, tahun akademik 2025/2026 contact person : 0857-2725-7530 (Arif Ismunandar, M.M), 0857-5862-8109 (Muhammad Nashoihudin, S.E) atau 0853-3458-1813 (Rizki Rahmawan, S.Pd). (Akhmad Syarif Kurniawan)

  • Pendidikan Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Keberagaman Etnis

    Pendidikan Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Keberagaman Etnis

    Pendidikan Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Keberagaman Etnis

    Suryani
    Pengurus Bidang Organisasi dan Pelayanan Anggota DPW Asosiasi Dosen Indonesia Provinsi Lampung

    A. Pendahuluan
    Keberagaman etnis di Indonesia menjadi salah satu ciri khas yang memperkaya budaya bangsa.
    Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data menarik di tahun 2024 terkait pendidikan sarjana di Indonesia sebagai berikut : Batak (18,02%), Minangkabau (18,00%), Bali (14,54%), Bugis (14,54%), Betawi (14,38%), Melayu (12,67%), Banjar (11,24%), Jawa (9,56%), Sunda (7,59%), Madura (4,15%).

    Data tersebut menunjukkan bahwa suku Batak memimpin peringkat sebagai kelompok etnis dengan jumlah lulusan sarjana terbanyak di Indonesia. Hal ini memberikan gambaran tentang bagaimana pendidikan Sarjana Strata-1 tersebar di berbagai kelompok etnis di Indonesia.

    B. Peluang dalam Pendidikan Indonesia
    Pendidikan menjadi salah satu kunci untuk membuka pintu kesuksesan dan masa depan yang cerah. Dengan pendidikan, seseorang nggak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill), cara berpikir (mindset), dan kepercayaan diri (self convidence) untuk bersaing di dunia yang terus berubah dan berkembang. Apalagi di era sekarang, di mana teknologi dan inovasi berjalan sangat cepat, berpendidikan tinggi akan menjadi bekal untuk menghadapi tantangan global tersebut.

    Hal penting yang harus kita ingat bahwa pendidikan itu tidak hanya tentang nilai atau gelar, tetapi juga menyangkut tentang bagaimana kita berkembang sebagai individu yang kreatif, kritis, dan bisa membawa perubahan positif untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar.

    1. Pembelajaran Multikultural
    Keberagaman etnis di Indonesia memberikan peluang untuk mengembangkan pembelajaran berbasis multikulturalisme. Sistem pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan toleransi, menghargai perbedaan, dan memperkuat kesatuan bangsa. Pembelajaran yang mengintegrasikan budaya lokal ke dalam kurikulum akan membantu peserta didik memahami dan menghormati identitas bangsa.

    2. Penguatan Nilai Kebangsaan
    Melalui pendidikan, nilai-nilai kebangsaan seperti Bhinneka Tunggal Ika dapat diperkuat. Keragaman etnis menjadi alat untuk membangun semangat persatuan dalam keberagaman. Dengan pendekatan pendidikan yang inklusif, siswa dari berbagai latar belakang etnis dapat belajar bersama dan saling memahami.

    3. Inovasi dalam Pendidikan
    Keberagaman budaya dan tradisi memberikan peluang untuk menciptakan metode pembelajaran kreatif dan inovatif. Misalnya, cerita rakyat dari berbagai etnis dapat digunakan sebagai materi pendidikan untuk mengajarkan nilai moral dan kearifan lokal.

    C. Tantangan dalam Pendidikan Indonesia
    1. Kesenjangan Pendidikan Antar Daerah
    Perbedaan etnis sering kali berhubungan dengan disparitas wilayah. Beberapa kelompok etnis, terutama yang tinggal di daerah terpencil, menghadapi tantangan dalam akses terhadap fasilitas pendidikan. Hal ini menciptakan kesenjangan kualitas pendidikan di berbagai daerah.

    2. Bahasa dan Komunikasi
    Dengan beragam bahasa daerah, proses pembelajaran bisa terganggu jika tidak ada pendekatan bahasa yang tepat. Meski Bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar, siswa yang tidak fasih dalam bahasa tersebut bisa mengalami hambatan belajar.

    3. Kurangnya Representasi Budaya Lokal
    Meski Indonesia kaya akan budaya, sistem pendidikan sering kali belum sepenuhnya merepresentasikan keberagaman budaya lokal. Hal ini mengurangi potensi pelestarian warisan budaya etnis melalui pendidikan.

    Tantangan lain adalah potensi diskriminasi berbasis etnis dalam lingkungan pendidikan. Hal ini dapat memengaruhi keadilan dan inklusivitas dalam pendidikan. Pendidikan harus mampu menghilangkan stigma dan bias untuk menciptakan lingkungan yang setara bagi semua siswa.

    D. Rekomendasi Strategis
    1. Peningkatan Akses Pendidikan
    Pemerintah perlu fokus pada pengembangan infrastruktur pendidikan di daerah-daerah dengan akses terbatas, terutama yang dihuni oleh etnis minoritas.

    2. Kurikulum Inklusif
    Menyusun kurikulum yang mencakup kearifan lokal (local wisdom) dan budaya (culture) dari berbagai etnis di Indonesia untuk memperkaya wawasan anak didik.

    3. Pelatihan Guru
    Guru harus diberikan pelatihan tentang pendidikan multikultural agar mampu mengelola keberagaman di kelas dengan baik.

    4. Pemanfaatan Teknologi
    Teknologi pendidikan dapat menjadi solusi untuk menjangkau siswa dari daerah terpencil, sehingga disparitas pendidikan dapat dikurangi.

    Keberagaman etnis di Indonesia adalah kekayaan yang harus dimanfaatkan sebagai modal dalam membangun pendidikan yang inklusif dan berkeadilan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan yang ada, sistem pendidikan Indonesia dapat menjadi alat pemersatu bangsa, memperkuat identitas nasional, dan mencetak generasi yang berkompeten dalam menghadapi tantangan global.

  • Tembus Jurnal Sinta 4, Tyas Gesti Rahayu Mahasiswi Prodi HTN UIN RIL Lulus Tanpa Skripsi

    Tembus Jurnal Sinta 4, Tyas Gesti Rahayu Mahasiswi Prodi HTN UIN RIL Lulus Tanpa Skripsi

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Tyas Gesti Rahayu, mahasiswi Program Studi Hukum Tatanegara (HTN) Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, baru-baru ini mencatatkan prestasi dalam dunia akademik. Ia berhasil menyelesaikan studi S1-nya tanpa menulis skripsi, melainkan melalui publikasi jurnal yang tembus pada Jurnal Alauddin Law Development Journal (ALDEV) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Terakreditasi Nasional Science and Technology Index (Sinta) 4. Keberhasilan ini tentu menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa lainnya yang ingin mengejar prestasi melalui jalur yang lebih inovatif. Kamis, (23/01/2025)

    Artikel yang dipublikasikan oleh Tyas berjudul “Strategi KPU Kota Bandar Lampung dalam Menekan Angka Golput pada Pemilihan Presiden 2024: Pendekatan Fiqh Siyasah”. Artikel ini tidak hanya menarik perhatian akademisi, namun juga menjadi sorotan karena mengangkat isu penting dalam pemilu, yakni golput (golongan putih) yang semakin meningkat, khususnya di Kota Bandar Lampung.

    Tyas menjelaskan dalam artikelnya bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 menegaskan bahwa pemilihan umum adalah sarana bagi rakyat untuk mengekspresikan kedaulatannya. Namun, fenomena golput yang terus meningkat menggambarkan adanya penurunan partisipasi masyarakat dalam memilih. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan demokrasi dengan kenyataan di lapangan.

    Fenomena golput, menurut Tyas, sering kali dipicu oleh faktor ketidakpercayaan terhadap wakil rakyat yang terpilih. Banyak pemilih merasa bahwa suara mereka tidak akan membawa perubahan signifikan, sehingga mereka memilih untuk tidak berpartisipasi. Oleh karena itu, penurunan angka partisipasi ini perlu mendapat perhatian khusus dari penyelenggara pemilu, terutama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandar Lampung.

    Tyas menjelaskan apabila dilihat dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 KPU RI yakni 79,5% dengan partisipasi pemilih di Kota Bandarlampung 75,9%, maka partisipasi pemilih menurun, namun jumlah partisipasi pemilih di Pemilu 2024 di Kota Bandar Lampung lebih tinggi 50.000 dari Pemilu 2019.

    Dalam konteks hukum Islam, Tyas menyampaikan bahwa golput dianggap haram berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Golput dinilai sebagai tindakan yang merugikan umat, karena melewatkan kesempatan untuk memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman ini menjadi salah satu dasar yang digunakan Tyas dalam meneliti strategi yang dapat diterapkan oleh KPU Bandar Lampung.

    Penelitian yang dilakukan oleh Tyas menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan field research. Dalam proses penelitian, ia melakukan observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumentasi sebagai langkah untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Pendekatan ini memungkinkan Tyas untuk menggali lebih dalam mengenai fenomena golput dan berbagai faktor yang mempengaruhinya di Kota Bandar Lampung.

    Sebagai bagian dari kesimpulan, Tyas menyarankan agar KPU Bandar Lampung mengimplementasikan berbagai strategi untuk menekan angka golput dalam pemilu 2024. Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah dengan merujuk pada teori Gregory G. Dess dan Alex Miller yang mencakup penetapan sasaran, penyusunan kebijakan, dan pengembangan rencana yang lebih efektif dalam menarik partisipasi masyarakat.

    Keberhasilan Tyas dalam menyelesaikan studi tanpa menulis skripsi ini menjadi sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Ia berhasil memilih jalur yang lebih berfokus pada publikasi artikel ilmiah, dan hasilnya sangat memuaskan. Artikel ilmiah yang diterbitkan oleh Tyas dapat dijadikan referensi penting dalam studi-studi selanjutnya, baik di bidang hukum tatanegara maupun politik.

    Tak hanya sukses dalam publikasi, Tyas juga menunjukkan kemampuannya dalam mempertahankan jurnal ilmiahnya di hadapan tim penguji. Tim penguji yang terdiri dari H. Rohmat, S.Ag., M.H.I sebagai Ketua, Miswanto, M.H.I sebagai Sekretaris, Prof. Dr. H. Jayusman, M.Ag sebagai Penguji 1, Dr. Liky Faizal, S.Sos., M.H sebagai Penguji 2, dan Rudi Santoso, M.H.I., M.H sebagai Penguji 3, memberikan penilaian yang sangat memuaskan. Tyas berhasil meraih nilai 80,2 dengan predikat A, sebuah pencapaian luar biasa yang semakin menegaskan kualitas riset dan dedikasi Tyas dalam bidang akademik.

    Tentu saja, keberhasilan ini membuat Tyas merasa terharu dan sangat bersyukur. Ia mengungkapkan bahwa perjalanan akademiknya penuh tantangan, tetapi dukungan dari keluarga, dosen pembimbing, dan teman-teman sangat berarti. “Alhamdulillah, semua ini adalah hasil kerja keras dan doa. Saya sangat bersyukur bisa menyelesaikan studi ini dengan cara yang berbeda, dan semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya dengan penuh rasa haru.

    Dosen pembimbing Tyas, Dr. Liky Faizal, S.Sos., M.H, dan Rudi Santoso, M.H.I M.H, turut memberikan dukungan penuh terhadap pilihan yang diambil oleh Tyas. Mereka percaya bahwa dengan cara ini, mahasiswa dapat lebih bebas berkreasi dan memberikan kontribusi nyata dalam bidang keilmuan tanpa harus terjebak pada metode penulisan skripsi yang seringkali dianggap monoton.

    Dekan Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, Dr. Efa Rodiah Nur, M.H, juga memberikan apresiasi tinggi atas prestasi yang diraih oleh Tyas. Ia menilai bahwa prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Fakultas Syariah memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi dalam dunia akademik. Tyas Gesti Rahayu kini menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya untuk lebih kreatif dalam mencari solusi dalam dunia akademik dan sosial. (Rita Zaharah)

  • Kemenag Lampung Tengah Bedah Buku “Psikologi Pernikahan” Karya Dr. Agus Hermanto, M.H.I untuk Bangun Keharmonisan Keluarga

    Kemenag Lampung Tengah Bedah Buku “Psikologi Pernikahan” Karya Dr. Agus Hermanto, M.H.I untuk Bangun Keharmonisan Keluarga

    Lampung Tengah, MUI Lampung Digital

    Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lampung Tengah mengadakan kegiatan bedah buku Psikologi Pernikahan karya Dr. Agus Hermanto, M.H.I, dosen UIN Raden Intan Lampung, pada Kamis, (23/01/2025), di Aula Kemenag Lampung Tengah. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala KUA Lampung Tengah, para Penghulu, Penyuluh, dan seluruh BP 4 Kecamatan se-Lampung Tengah.

    Dalam kesempatan tersebut, Ketua Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Lampung Tengah, H. Tukijo, M.Ag, mengungkapkan bahwa pernikahan dan perceraian di Kabupaten Lampung Tengah memiliki keunggulan dan tantangannya sendiri. Hal yang paling penting dalam kegiatan ini, menurutnya, adalah bagaimana aparatur negara dapat berperan sebagai mediator, mengingat tingkat keberhasilan mediasi dalam penyelesaian masalah rumah tangga di wilayah ini masih tergolong rendah.

    Kepala Kantor Kemenag Lampung Tengah, H. Maryan Hasan, S.Ag., M.Pd.I., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggerakkan kembali seluruh stakeholder untuk berkhidmat kepada masyarakat. Hal ini terutama penting mengingat Kabupaten Lampung Tengah tercatat memiliki tingkat perceraian tertinggi di Provinsi Lampung. Pada tahun 2024, Pengadilan Agama (PA) Gunung Sugih mencatat 2.396 kasus permohonan cerai, angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 2.056 perkara. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para stakeholder dapat melakukan sosialisasi dan refleksi secara bertahap kepada masyarakat, guna menurunkan angka perceraian dan meningkatkan keharmonisan rumah tangga di wilayah ini.

    Penulis buku Psikologi Pernikahan Dr. Agus Hermanto, MHI dalam paparan materi menyampaikan pentingnya merajut kembali keharmonisan dalam rumah tangga, baik bagi mereka yang sudah berkeluarga maupun yang sedang mempersiapkan pernikahan. Ia menegaskan bahwa kunci utama dalam membangun rumah tangga yang sukses adalah komitmen bersama dan saling memahami antara suami dan istri. Setelah akad pernikahan, hak dan kewajiban masing-masing pasangan akan melekat pada keduanya, sehingga kebersamaan dan kepentingan bersama harus menjadi prioritas, mengutamakan apa yang menjadi kepentingan “kita” dibandingkan dengan kepentingan individu atau orang lain.

    “Dalam konteks keluarga, terdapat dua jenis keluarga: keluarga ideal yang terdiri dari suami, istri, dan anak, serta keluarga besar yang mencakup orang tua dan saudara-saudara dari kedua pihak. Dalam rumah tangga, konflik adalah hal yang tidak bisa dihindari, terutama ketika melibatkan banyak anggota keluarga. Oleh karena itu, komunikasi yang baik dan komitmen antara pasangan sangat penting untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul. Konflik yang ada harus dikelola dengan bijaksana agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar” kata Dr. Agus Hermanto, MHI

    Dr. Agus Hermanto, MHI juga menjelaskan perbedaan kebutuhan antara suami dan istri dalam psikologi pernikahan. Suami lebih memerlukan pemenuhan kebutuhan biologis dan ibadah, sementara istri lebih membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan. Untuk itu, pasangan suami istri perlu saling memahami dan memenuhi kebutuhan masing-masing. Suami tidak boleh hanya menuntut pemenuhan kebutuhan dirinya saja, tanpa memperhatikan kebutuhan istrinya, begitu juga sebaliknya.

    Menurut Dr. Agus Hermanto, MHI Konsep sakinah (ketenangan) yang tercantum dalam Surat al-Rum ayat 21, tidak hanya berlaku untuk pasangan muda, melainkan untuk semua usia dalam pernikahan. Mawaddah (kasih sayang) adalah kebutuhan suami, sementara rahmah (perlindungan) adalah kebutuhan istri sejak akad nikah, yang harus terus dipelihara dalam kehidupan rumah tangga.

    Lebih jauh, Dr. Agus Hermanto, MHI menegaskan bahwa suami dan istri berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, dan menyatukan dua individu dengan perbedaan tersebut dalam rumah tangga memang bukanlah hal yang mudah. Namun, yang terpenting adalah bersatu dalam kemitraan yang penuh kasih sayang dan akhlak mulia. Akhlakul karimah menjadi kunci utama untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga, karena seseorang yang memiliki akhlak mulia tidak akan tega menyakiti pasangannya dalam kondisi apapun.

    Dengan kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat mengambil pelajaran berharga untuk diterapkan dalam kehidupan rumah tangga mereka, serta dapat berperan aktif dalam mengurangi angka perceraian dan meningkatkan keharmonisan keluarga di Kabupaten Lampung Tengah. (Rita Zaharah)

  • Diskusi Ilmiah Bulanan Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung: Meningkatkan Budaya Akademik dan Menanggulangi KDRT

    Diskusi Ilmiah Bulanan Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung: Meningkatkan Budaya Akademik dan Menanggulangi KDRT

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung menggelar Diskusi Ilmiah Bulanan yang bertujuan untuk meningkatkan budaya akademik di kalangan dosen dan mahasiswa. Kegiatan ini diinisiasi oleh Dekan Fakultas Syariah, Dr. Efa Rodiah Nur, M.H., yang juga bertindak sebagai pemateri pada sesi pertama. Diskusi ilmiah ini telah direncanakan untuk berlangsung secara rutin hingga Desember 2025 dengan tema-tema yang relevan bagi perkembangan ilmu syariah.

    Pada kesempatan pertama ini, Dr. Efa Rodiah Nur, MH mengangkat topik yang sangat penting dan relevan, yaitu “Peran Women’s Crisis Center Terhadap Pencegahan Tindak Pidana KDRT Fisik Pada Ibu Rumah Tangga Ditinjau Dari Pasal 44 UU KDRT Tentang Sanksi Pidana KDRT Fisik”. Dalam pemaparannya, Dr. Efa menjelaskan bahwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik, psikis, seksual, hingga penelantaran. Meskipun korban KDRT umumnya adalah perempuan, namun hal ini juga sering terjadi pada laki-laki dan anak-anak, yang tentunya mengancam keharmonisan keluarga.

    Lebih lanjut, Dr. Efa menyampaikan pentingnya peran lembaga seperti Women’s Crisis Center (WCC) dalam menangani kasus KDRT. WCC hadir untuk memberikan konseling, menyediakan rumah aman, memberikan pendampingan hukum, serta melakukan sosialisasi mengenai pencegahan KDRT. Dalam konteks ini, Pasal 44 UU KDRT yang memberikan sanksi pidana hingga 5 tahun penjara diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

    Dr. Efa juga menegaskan bahwa penghapusan KDRT memerlukan dukungan dari berbagai pihak, dan WCC dapat menjadi mitra penting dalam upaya tersebut. Sebagai bagian dari upaya akademik, hasil diskusi ilmiah ini nantinya akan diterbitkan dalam bentuk buku bunga rampai sebagai kontribusi ilmiah yang bermanfaat.

    Pada sesi diskusi, berbagai pertanyaan dan saran disampaikan oleh peserta. Miswanto, M.H.I., misalnya, mengusulkan untuk memperdalam kajian mengenai kekerasan psikis, karena bentuk kekerasan ini sering kali terabaikan atau tidak dianggap sebagai kekerasan. Selain itu, Miswanto juga bertanya apakah terdapat perbedaan dalam kasus KDRT di kota dan di pedesaan. Dr. Efa menjawab bahwa dalam masyarakat pedesaan, korban KDRT seringkali lebih menerima kekerasan tersebut tanpa berani menempuh jalur hukum, sehingga kehadiran WCC menjadi sangat penting.

    Khoiruddin, M.Si., Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah, juga mengajukan pertanyaan mengenai batasan KDRT. Menurut Dr. Efa, batasan KDRT adalah setiap tindakan kekerasan yang memberikan dampak fisik maupun psikis terhadap korban, yang dapat mengakibatkan rasa sakit atau penderitaan.

    Erik Rahman Gumiri, M.H.I., dosen Fakultas Syariah, turut memancing diskusi dengan topik mengenai “suami takut istri”. Ia berpendapat bahwa fenomena tersebut juga dapat digolongkan sebagai bentuk KDRT, yang perlu menjadi perhatian dalam upaya pemberantasan kekerasan dalam rumah tangga.

    Diskusi ilmiah bulanan ini diharapkan dapat terus berkembang, memberikan wawasan baru, serta mendorong terciptanya lingkungan akademik yang produktif dan berkontribusi terhadap penyelesaian masalah sosial, seperti KDRT, di masyarakat. (Ahmad Fauzan/Rita Zaharah)

  • FKUB Kota Bandar Lampung Peduli Korban Banjir di Teluk Betung Selatan dan Panjang

    FKUB Kota Bandar Lampung Peduli Korban Banjir di Teluk Betung Selatan dan Panjang

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung menunjukkan kepeduliannya terhadap warga yang terdampak musibah banjir di Kecamatan Teluk Betung Selatan dan Panjang. Sebagai bentuk solidaritas, FKUB mengunjungi rumah ibadah serta masyarakat yang terkena dampak banjir. Ahad-Senin, (19-20/01/2025), dengan memberikan bantuan berupa 500 nasi bungkus, 100 dus air mineral, serta 40 dus mie instan.

    Bantuan tersebut langsung disalurkan kepada warga yang sedang menghadapi kesulitan akibat banjir. Harapannya, bantuan ini dapat sedikit meringankan beban yang mereka alami. Ketua FKUB Kota Bandar Lampung, H. Purna Irawan, S.Ag, menyatakan pentingnya kepedulian antarumat beragama dalam situasi sulit seperti ini. “Semoga bantuan ini dapat sedikit membantu dan memberikan harapan bagi mereka yang sedang berada dalam kesulitan. Kami berharap, melalui kerjasama dan kepedulian ini, kita bisa saling menguatkan dan meringankan beban yang dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya.

    H. Purna Irawan, S.Ag juga menambahkan, “Tentu bila dilihat dari jumlahnya tidaklah seberapa, namun yang lebih penting adalah bentuk empati serta spontanitas perduli dari umat beragama yang menunjukkan bahwa kerukunan dan kekompakan umat beragama memang terjalin dengan baik di Bandar Lampung.”

    Dengan adanya bantuan ini, diharapkan para korban banjir dapat merasa diperhatikan dan memperoleh dukungan yang sangat dibutuhkan untuk meringankan beban mereka. Semoga perhatian dari berbagai pihak ini dapat mempercepat proses pemulihan dan kehidupan warga kembali normal seperti sedia kala. (Rita Zaharah)

  • Rapat Pengelola Jurnal Nawa Islamia, Fokus Tingkatkan Kualitas Publikasi

    Rapat Pengelola Jurnal Nawa Islamia, Fokus Tingkatkan Kualitas Publikasi

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Pengelola Jurnal Nawa Islamia mengadakan rapat rutin redaksi yang berlangsung di Bento Kopi Lampung, Jl. Pulau Sebesi, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Selasa (15/01/2025). Rapat ini dipimpin oleh Ketua Yayasan Tarbiyah Thariqul Iman Lampung, Dr. Agus Hermanto, M.H.I, bersama Editor in Chief Jurnal Nawa Islamia, Muhammad Jayus, M.H.I, serta anggota tim redaksi, Gesit Yudha, M.I.P, dan Rudi Santoso, M.H.

    Salah satu pembahasan utama dalam rapat kali ini adalah proses seleksi naskah untuk edisi terbaru Jurnal Nawa Islamia. Dr. Agus Hermanto, M.H.I, menekankan pentingnya seleksi yang ketat untuk memastikan kualitas ilmiah jurnal serta kontribusinya terhadap pengembangan pemikiran Islam. “Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas tinggi jurnal ini. Proses seleksi naskah harus dilakukan dengan hati-hati dan profesional untuk memastikan bahwa setiap artikel memberikan kontribusi yang signifikan,” ujar Dr. Agus Hermanto, M.H.I.

    Muhammad Jayus, M.H.I, sebagai Editor in Chief, menambahkan bahwa tim redaksi akan semakin selektif dalam memilih naskah, dengan memperhatikan keaslian, relevansi, dan kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan Islam. “Kami ingin Jurnal Nawa Islamia menjadi platform yang memfasilitasi pemikiran dan riset terbaik dalam dunia keislaman,” jelasnya.

    Dalam rapat ini, juga disepakati bahwa semua naskah yang masuk harus melalui sistem Open Journal System (OJS) dan tidak dapat dikirimkan melalui saluran pribadi seperti WhatsApp. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah pengelolaan naskah dan mempercepat proses indeksasi Jurnal Nawa Islamia di platform seperti Sinta atau bahkan Scopus.

    Rapat yang berlangsung dengan suasana hangat dan penuh semangat ini turut membahas berbagai strategi untuk meningkatkan kualitas publikasi jurnal dan mengoptimalkan keterlibatan penulis serta pembaca. Ke depan, Yayasan Tarbiyah Thariqul Iman Lampung berencana untuk terus mengembangkan Jurnal Nawa Islamia sebagai salah satu referensi utama dalam dunia akademik Islam.

    Dengan langkah-langkah strategis yang telah dibahas, rapat ini diharapkan dapat memperkuat kredibilitas jurnal, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta meningkatkan daya tariknya di kalangan akademisi dan peneliti Islam. (Rita Zaharah)

  • Pengurus Perwakilan BWI Lampung Akan Dilantik Senin 13 Januari 2025

    Pengurus Perwakilan BWI Lampung Akan Dilantik Senin 13 Januari 2025

    Bandar Lampung, MUI Lampung Digital

    Pengurus Perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Lampung masa jabatan 2024-2027 akan resmi dilantik pada Senin 13 Januari 2025. Prosesi pelantikan ini dijadwalkan berlangsung di Aula Sai Batin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Hal ini dikatakan oleh H. Erwinto selaku Sekretaris Perwakilan BWI Provinsi Lampung melalui pesan WhatsApp pada Sabtu 11/01/2025

    Menurut Erwinto yang juga Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Kanwil Kemenag Provinsi Lampung menjelaskan bahwa yang akan melantik adalah Sekretaris Jenderal BWI Pusat. “Pelantikan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Badan Pelaksana BWI tertanggal 13 November 2024 yang mengesahkan susunan kepengurusan baru Perwakilan BWI Provinsi Lampung masa jabatan 2024-2027”, ujar Erwinto.

    Dalam SK bernomor 112/BWI/P-BWI/2024 tersebut termaktub sebagai Ketua Dewan Pertimbangan adalah Gubernur Lampung dengan anggota Ka Kanwil Kementerian Agama, dan Ketua Umum MUI Provinsi Lampung.

    Sedangkan sebagai Badan Pelaksana, H. Hery Suliyanto MM ditetapkan sebagai Ketua, didampingi H. Suryani M Nur MM sebagai Wakil Ketua, dan H. Erwinto M.Kom.I sebagai Sekretaris, serta Rycke Febri Yenny S.Sos.I sebagai Bendahara.

    Beberapa pejabat lainnya yang tergabung dalam badan pelaksana yakni Divisi Pembinaan Nazhir dan Pengelolaan Wakaf : Dr. Hj. Rita Linda, bersama H.M. Firdaus S.Kom MTI, Divisi Humas, Sosialisasi dan Literasi dijabat oleh Dr. H. Syamsul Hilal, Divisì Kerjasama, Kelembagaan dan Advokasi dijabat oleh Hj. Ria Andari M.Pd. bersama Ahmad Iskandar Hanafi SH MM, Divisi Pendataan, Sertifikasi dan Ruislagh dijabat oleh Dr. Agus Mardihartono, serta Divisi Pengawasan dan Tata Kelola dijabat oleh Syaiful Anwar SH.

    Kepengurusan baru ini diharapkan dapat melanjutkan dan meningkatkan program-program pengelolaan serta pemberdayaan wakaf di Provinsi Lampung, sesuai dengan amanat dan tugas yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

    Acara pelantikan ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk jajaran pemerintah provinsi, tokoh agama, dan organisasi masyarakat yang mendukung pengelolaan wakaf di wilayah ini. Dengan adanya pelantikan ini, diharapkan sinergi antar lembaga terkait semakin kuat guna mendorong pengembangan wakaf untuk kesejahteraan masyarakat. (Samsul Hilal/Rita Zaharah)

  • Dosen UIN RIL Presentasikan Inovasi Konseling Virtual Reality di Jepang

    Dosen UIN RIL Presentasikan Inovasi Konseling Virtual Reality di Jepang

    Tokyo, MUI Lampung Digital

    Dosen Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) Anisa Mawarni, M.Pd terpilih menjadi chairman pada Konferensi internasional di Tokyo, Jepang, Selasa (7-1-2025). Dia sukses mempresentasikan hasil risetnya mengenai Inovasi Konseling Virtual Reality untuk mengembangkan Academic Buoyancy bagi calon Pendidik.

    Anisa mengikuti kegiatan Internasional Conference Society & Interdisciplinary Business & Economics Research Tokyo, Jepang yang digelar selama tiga hari (6-8 Januari 2025).
    Dalam konferensi internasional tersebut, dia mempresentasikan penelitianya dengan judul “Academic Buoyancy Among Prospective Educators: A Comparative Analysis Based on Characteristic Aspects for Innovation Counselling Virtual Reality”. Dia Juga terpilih menjadi chairman yaitu ketua sidang dalam kegiatan internasional conference untuk memandu dan mengatur para presenter dari berbagai negara menyampaikan hasil penelitianya.

    Konferensi internasional tersebut diikuti sekitar 100 akademisi dari berbagai negara, antara lain, dari Amerika Serikat, India, Malaysia, Cina, Turki, dan Indonesia. Konferensi tersebut dibagi menjadi dua sesi dan membahas mengenai manajemen, management science serta perilaku organisasi.

    Anisa mengatakan, dengan mengikuti berbagai kegiatan internasional akan semakin menambah wawasan dan pemahaman terhadap berbagai fenomena baru, proses riset dan berbagai kemungkinan dan inovasi yang dapat dihasilkan.
    “Kegiatan ini sangat menarik, karena menghadirkan presenter dari berbagai disiplin ilmu yang berasal dari berbagai negara. Sehigga bisa membuka pemahaman, karena saat ini kita tidak hanya dituntut untuk berkompetisi namun juga berkolaborasi,” kata dia.

    Kegiatan di level internasional ini dengan proses seleksi yang cukup ketat bagi peneliti yang akan bertemu dengan peneliti dari negara lain. Kemudian masing-masing peneliti akan sharing penelitian yang dilakukan di negara masing-masing. “Pada saat sharing tersebut, peneliti akan mendapatkan masukan maupun tanggapan dari peneliti lain. Sehingga hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing peneliti.”

    Anisa saat ini tengah menempuh Pendidikan doctoral dalm bidang Keilmuan Bimbingan dan Konseling. Baginya kegiatan ini sangat menarik karena berhasil bergabung dalam konferensi internasional multidisipliner yang utamanya mengarah pada pengembangan ekonomi mikro maupun makro. Karena sudah saatnya kita sekarang mulai berani juga cross knowledge dan berkolaborasi antar multidisipliner. Dengan demikian, temuan pengembangan bimbingan dan konseling juga akan berdampak kepada berbagai sektor dan begitupun sebaliknya (Uni/Rita Zaharah)