Category: Ormas

  • Kiai Maruf Amin: Sikap Intoleran dan Kesenjangan Ekonomi Jadi Tantangan Bangsa Indonesia Kini

    Bandar Lampung: Saat hadir dan memberikan Tausiyah kebangsaan pada pra Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017 yang diselenggarakan di Lampung, Sabtu (4/11).

    Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin mengingatkan dua hal yang saat ini menjadi tantangan kehidupan bangsa Indonesia.

    Yang pertama, menurutnya, adalah radikalisme dan sikap intoleran yang disebarkan oleh kaum takfiri. Kelompok yang sering menyalahkan dan mengafirkan orang selain golongannya ini bersumber pada pemahaman yang tektualis terhadap sumber-sumber nash agama.

    “Syariat agama lebih banyak berasal dari ijtihad dari pada nash karena perubahan zaman maka perlu terus ada ijtihad dari para ulama sepanjang waktu,” tegasnya pada acara yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Hikmah Bandarlampung.

    Ia mengatakan pula bahwa pemahaman statis pada teks tanpa melihat konteks realita zaman bukan merupakan karakteristik Islam khususnya di Indonesia.

    Oleh karenanya dalam Munas dan Konbes kali ini akan dibahas dan dirumuskan beberapa hal terkait radikalisme melalui kontra radikalisme dan deradikalisme.

    “NU bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk dunia. Dulu NU melawan penjajah, sekarang jihad NU melawan radikalisme dan Intoleran. Ini komitmen NU terhadap bangsa dan negara. Islam di Indonesia adalah Islam yang welcome, Islam yang moderat,” tegas Kiai Ma’ruf.

    Sikap menyejukkan inilah yang membuat Islam di Indonesia dan NU khususnya banyak diterima di level internasional. Dunia Internasional melihat Islam di Indonesia penuh kedamaian dengan fakta banyak sekali perbedaan keyakinan antarmasyarakat yang dapat bersanding dan hidup dengan damai.

    Tantangan yang kedua, menurutnya, adalah kesenjangan ekonomi yang sangat nampak di Indonesia. Menurutnya, hal ini dikarenakan pola pengembangan dan kebijakan ekonomi terdahulu yang memberikan peluang lebih banyak kepada yang kuat. Hal ini tidak akan terjadi jika pemberdayaan ekonomi dimulai dari bawah.

    “Ada upaya pemerintah untuk mengikis kesenjangan ekonomi dengan redistribusi aset dan kemitraan,” katanya seraya memberikan contoh melalui program pemerintah berupa pendirian lembaga keuangan mikro berbasis pesantren. (Muhammad Faizin)

  • LDII Kota Bandar Lampung Hadiri Deklarasi Zona Anti Narkoba

    Bandar Lampung : Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Bandar Lampung Ir. H. Yaumil Khoir menghadiri Deklarasi Zona Anti Narkoba yang diadakan oleh Polresta Kota Bandar Lampung di Lingkungan Pekon Ampi, Teluk Betung, Bandar Lampung. Rabu (1/11/2017)

    Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Murbani Budi Pitono, S.Ik., M.Si. mengatakan abahwa cara ini dilaksanakan sebagai upaya pemberantasan nakoba. “Acara ini sebagai kontribusi kepolisian untuk berkomitmen memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” ujar perwira polisi ini.

    Kegiatan ini dihadiri para pejabat teras di Lampung, diantaranya Kapolda Lampung Irjen. Pol. Drs. Suroso Hadi S, Dandim 0410 KBL Letkol Didik Harmono, Kajari Bandar Lampung, Ketua DPRD Kota Bandar Lampung, Ketua MUI Bandar Lampung, Wakapolda Lampung, pejabat utama Polda, tokoh Masyarakat, Kelurahan Keteguhan, dan warga di lingkungan Pekon Ampai, Teluk Betung, Bandar Lampung.

    Adapun peserta yang hadir, termasuk Ketua LDII Kota Bandar Lampung ikut menandatangani Pakta Integritas Anti Narkoba.

    Sejalan dengan program unggulan LDII untuk menelurkan generasi penerus berkarakter tri sukses. LDII sangat mendukung gerakan ini agar pemuda terbebas dari narkoba sehingga pembentukan karakter bisa terwujud.

    “Sesuai dengan komitmen LDII secara nasional. LDII memiliki program unggulan Tri Sukses, yakni generasi yang paham agama, berakhlakul karimah dan mandiri. Maka secara otomatis, generasi muda harus terbebas dari narkoba. Dalam setiap kegiatan pembinaan generasi muda, LDII selalu memberikan tambahan materi berupa bahaya penyalahgunaan narkoba,” tegas Yaumil Khair. (Frediansyah Firdaus)

  • Region Sumatera VIII Lampung Salah Satu Tiga Region Terbaik se Indonesia

    Bandar Lampung:  Meskipun Laga Seri Nasional Liga Santri Nasional (LSN) telah usai beberapa hari lalu di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung Jawa Barat, Sabtu lalu (29/10), alhamdulillah Region Sumatera VIII Lampung mendapatkan prestasi  yakni terpilih sebagai salah satu tiga region terbaik se Indonesia, setelah Region Jawa Timur 1 dan Region DKI Jakarta.

    Demikian disampaikan Koordiantor Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII  Lampung Munir A Haris di Bandar Lampung, Senin (30/10) seusai pulang mengikuti menyaksikan pertandingan laga Final Liga Santri Nusantara di Kota Bandung Jawa Barat.

    “Ini adalah penghargaan untuk semua panitia Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII  Lampung, wujud nyata keseriusan, kerja keras, kekompakan sahabat-sahabat di Bumi Ruwai Jurai ini”, tambah mantan aktivis PMII Yogyakarta ini.

    Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung, Azhari, menambahkan, bahwa Kabupaten Pesisir Barat siap menjadi tuan rumah Kick Off Nasional Liga Santri Nusantara dan tuan rumah untuk Region Provinsi Lampung pada event Liga Santri Nusantara berikutnya. Kami akan berkoordinasi dengan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pesisir Barat.

    Rombongan Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII  Lampung yang ikut menyaksikan Laga Final Liga Santri Nusantara di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)Kota Bandung Jawa Barat antara lain; Koordiantor Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII  Lampung Munir A Haris, Kadispora Kabupaten Pesisir Barat Azhari, Sugiri Tjastoni (Ketua Panitia), Ahmad Fauzi (Sekretaris Panitia), dan lain-lain.(Akhmad Syarif Kurniawan)

  • Bupati Pringsewu Ajak Santri Tunjukkan Kesantriannya

    Pringsewu: Santri adalah sebutan bagi seseorang yang mencari ilmu khususnya ilmu agama yang menginap di pondok pesantren. Para santri memiliki sorotan dari masyarakat khususnya perilaku dalam kehidupan sehari- hari. Para santri mendapatkan perhatian khusus dalam rangka penanaman moral dan etika tingkah laku di pondok pesantren oleh para ustadz dan kiai.

    Demikian diingatkan Bupati Pringsewu, KH Sujadi dalam amanatnya saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hati Santri Nasional 2017 Kabupaten Pringsewu yang dipusatkan di Halaman Pendopo Kabupaten setempat, Ahad (22/10/17).

    Alumni Pondok Pesantren Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah ini mengingatkan pula kepada para santri selalu menunjukkan kesantriannya kepada masyarakat dan memiliki akhlak yang baik.

    “Pada zaman sekarang ini kita melihat sendiri bahwa godaan dari berbagai penjuru sangatlah berbahaya dan sangat banyak, mulai dari pakaian, makanan dan hiburan yang semua semata-mata akan menyerang dan merusak akhlak para generasi muda,” katanya.

    Oleh karenanya Ia mendorong generasi muda agar bisa lebih menjaga dan menanamkan akhlak mulia. “Santri harus siap mengemban amanah, yaitu amanah kalimatul haq. Berani mengatakan “iya” terhadap kebenaran walaupun semua orang mengatakan “tidak” dan sanggup mengatkan “tidak” walaupun semua orang mengatakan “iya” itulah karakter dasar santri,” tegasnya.

    Terkait dengan Nasionalisme, Ia mengajak para santri untuk menyatukan tekad dan semangat untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda namun tetap satu jua, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Saat menjadi Inspektur Upacara, Bupati Pringsewu dan seluruh petugas upacara serta para peserta upacara mengenakan pakaian khas santri yaitu sarung. Hadir juga dalam upacara tersebut Wakil Bupati Pringsewu, Ketua Umum MUI Pringsewu, Pengurus PCNU, MWC NU, Banom dan Lembaga Se-Kabupaten Pringsewu.

    Setelah kegiatan Upacara Hari Santri Nasional 2017 tersebut Bupati dan Wakil Bupati melepas rombongan Kirab yang diikuti puluhan ribu peserta sekaligus ikut bergabung dengan rombongan kirab yang berjalan menyusuri rute menuju Makam KH. Abdullah Sayuti Pringkumpul. (Muhammad Faizin)

  • Peringati HSN, Lakpesdam NU Lampung Gelar FGD

    Bandar Lampung: Memperingati Hari Santri Nasional 2017, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia NU (LAKPESDAMNU) Lampung menggelar Fokus Grup Diskusi  dengan tema “Memperkuat Santri Mandiri Untuk Indonesia Hebat” di kantor PWNU Rajabasa Bandar Lampung,  Selasa,  (24/10/2017)
    FGD menghadirkan narasumber Prof Dr Ir.  Irwan, Dekan Fakultas Pertanian Unila, Prof Dr Karomani, Wakil Rejtor III Unila, Dr Muhammad Kadafi, Rektor Universitas Malahayati yang juga Ketua KADIN Lampung,  sebagai moderator Iwan Satriawan.
    Prof Karomani pada penyampaian materi diskusi mengatakan “selaku pemangku kebijakan di kampus Unila, bicara ihwal pendidikan pesantren, tidak lepas dari sejarah resolusi jihat tahun 1945, hingga muncul hari santri saat ini dalam mempertahankan negara bangsa, sedang dari sisi pendidikan, santri sering terpinggirkan” urainya.
    Dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara,  Indonesia dalam masalah pendidikan tertinggal pada urutan ke lima, sedang diurutan pertama diduduki Singapur, disusul Brunai, kemudian Malaysia dan Tailand.
    Karomani menambahkan bahwa “Santri patut di advokasi dari sisi pendidikan,
    ada beberapa kelemahan santri disamping memiliki keunggulan. Santri dalam hal keunggulan adalah tingkat kemandiriannya, namun kekurangan dari santri adalah pengelolaan manajemen.
    Pesantren tidak memilik kemampuan dalam bidang Tehnologi Informasi. Salah satu contohnya pada saat ada program bidik misi di perguruan tinggi negeri, cara daftarnya di pesantren masing-.masing, di pesantren tidak bisa mengikutinya. Intinya kita harus membantu pesantren.
    Ketua Kadin Lampung Dr Muhammad Kadafi memaparkan “untuk menjadi santri mandiri, saat ini terdapat kesenjangan di Indonesia yang sangat luarbiasa, apa lagi menghadapi bonus demografi. Untuk jadi orang sukses butuh kesungguhan, tidak cukup dengan berdoa” ujar Rektor Universitas Malahayati.
    Kadafi menjelaskan pada tahun 2025-2030 masa usia produktif mencapai angka 70%, kalau hanya menganandalkan untuk menjadi PNS maka tidak akan terserap, harus muncul interpreneur.
    Ada beberapa custer interpreneur, harus punya gagasan atau ide. Pemerintah mendorong munculnya wirausaha baru, akademis mendorong interpreneur dari kampus, untuk terjun wirausaha modal pinter saja tidak cukup, yang dibutuhkan pengembangan pontensi.
    Life style industri.
    Sementara narasumber yang lain Prof Dr Ir. Irwan, Dekan Fakultas Pertania Unila mengatakan “melaksanaam kewirausahaan harus ditekuni, benyak peluang-peluang usaha yang tidak ditekuni ahirnya negara lain yang mebgambilnya,
    Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bidang usaha, namun kita punya kesenjangan dalam sektor pertanian, karena sektor pertanian tidak diminati bagi generasi muda, mungkin tidak menarik dan dianggap tidak bisa mendatangkan penghasilan”. (Maskut Candranegara)
  • Bonus Demografi, Generasi Muda Produktif Capai 67-70 Persen

    Bandar Lampung: Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Dr. Muhammad Khadafi mengatakan negara Indonesia saat ini mendekati bonus demografi. Pada bonus demografi, jumlah penduduk produktif lebih banyak dibandingkan tidak produktif. “Generasi muda produktif capai 67-70 persen dari total penduduk Indonesia,” kata Khadafi dalam Focus Group Disscussion (FGD) peringatan Hari Santri Nasional di Gedung 3 PWNU Lampung, Selasa (24/10/2017).

    Usia ini dinilai Khadafi sebagai kepositifan apabila dikelola dengan baik. Jumlah yang banyak itu akan menjadi kekuatan terbaru bagi Indonesia. “Solusinya menjadi entepreneur,” kata Rektor Universitas Malahayati ini.

    Namun, jika penduduk produktif ini lebih memilih menjadi Pegawai Negeri Swasta, maka Indonesia tidak akan cepat untuk maju. Ia menilai entepreneur bisa menjadi solusi kemelaratan dan kemiskinan di Indonesia. Saat ini pun, pemerintah tengah mendorong UMKM.

    Terkait santri, Khadafi menjelaskan bahwa output pondok pesantren lebih memiliki nilai positif. Saat ini dengan kemajuan teknologi yang ada, santri banyak berkreasi baik dalam segi dakwah maupun usaha. Ia pun mencontohkan Rasulullah pun memulai entepreneur sejak umur sangat muda. “Umur delapan tahun sudah memulai jual beli domba,” kata pembina pondok pesantren di Aceh ini.

    Sementara Dekan Fakultas Pertanian Unila Prof. Irwan mengatakan santri juga bisa mengelola pertanian di Indonesia. Pendapatan masyarakat Indonesia terbesar berasal dari sektor pertanian. Namun, kata Irwan banyak petani yang berusia lebih dari 50 tahun. “Pertanian kurang menarik bagi generasi muda,”.

    Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila Prof. Karomani menegaskan di dunia banyak negara yang diatur oleh pengusaha. Pejabat pengatur negara hanya seorang yang dipercayai kekuatan ekonomi. Ini menjadi bukti bahwa negara maju bukan karena banyak PNS, melainkan entepreneur atau pengusaha. “Kalau bisnis juga jangan tergantung pada modal,” kata dia. (Erzal/Rfz)

  • LDII Tanjung Senang Gelar Lokakarya Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

    Bandar Lampung: Arus globalisasi diiringi pesatnya kemajuan ekonomi dan teknologi serta era keterbukaan informasi menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini, khususnya generasi muda. Selain memberikan dampak positif, juga bisa memberikan efek negatif bagi generasi muda. Hal ini juga bisa jadi indikasi lunturnya jati diri bangsa dan wawasan kebangsaan nilai-nilai Pancasila yang mulai dilupakan akibat tidak bisa menyaring informasi dan pengaruh budaya asing.

    Melihat fenomena tersebut, LDII merasa terpanggil untuk menggerakkan generasi muda untuk selalu cinta tanah air, berwawasan kebangsaan, dan mengimplementasikan nila-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

    Untuk itu PC LDII Tanjung senang menggelar Lokakarya Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara GSG PC LDII Tanjung Senang pada Jumat malam 20 Oktober 2017. Gelaran ini LDII menghadirkan pemateri dari Koramil 410-06/Kedaton yakni Mayor Inf Hariono S.Pd. yang menyampaikan tentang wawasan kebangsaan dan bela negara serta dari pihak Kepolisian Sektor Kedaton yakni Aiptu Yayan Rodiantara yang menyampaikan tentang bahaya Narkoba.

    Acara ini dihadiri oleh sedikitnya 240 orang generasi muda PC LDII Tanjung Senang dan dibuka oleh Camat Tanjung Senang Andi, S.Sos serta turut hadir Ketua DPD LDII kota Bandar Lampung Ir. Yaumil Khoir dan unsur uspika kecamatan Tanjung Senang.

    “Generasi muda jangan melupakan arti penting 4 pilar kebangsaan. Dan diharapkan untuk menularkan semangat kebangsaan ini kepada generasi muda yang lainnya ”. ujar Ir. Yaumil Khoir, ketua DPD LDII kota Bandar Lampung.

    Menguatkan pernyataan Yaumil Khoir dalam sambutannya, Camat Tanjung Senang, Andi menuturkan bahwa generasi muda harus mempunyai semangat kebangsaan kuat.

    “ Seluruh komponen masyarakat khususnya generasi muda harus mempunyai semangat kebangsaan, tekad yang kuat untuk mewujudkan generasi yang pancasilais, dan semangat itulah yang dimiliki oleh para pejuang terdahulu “. Ungkap Andi.

    Wawasan kebangsaan pada hakekatnya harus berpedoman pada empat pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Yayha Saiful F).

     

  • Peringati HSN, Ribuan Santri PA dan Ponpes Mahmudah Gemakan Sholawat

    Bandar Lampung: Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2017, di PA dan Ponpes Mahmudah Kemiling Bandar Lampung di ikuti ribuan santri, (22/10/2017).

    Gemuruh lantunan shalawat, dan dzikir didengungkan oleh ribuan santri, santriwati, dan para alim ulama keluarga besar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung, menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2017.

    Kyai. Khabibul Mutaqin SHI Pengasuh PA dan Ponpes Mahmudah mengatakan hari santri tahun ini untuk menghidupkan tradisi-tradisi, dan budaya santri, karena tradisi santri yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

    “Alhamdulillah, agenda Gema Sholawat Santri dan Pengajian Akbar ini berjalan dengan lancar, meski dalam persiapannya serba dalam keterbatasan financial, kami mencoba mandiri tanpa menerima bantuan dari luar baik pemerintah dan donator lainnya, tapi dengan spirit para santri agenda ini berjalan meriah,” kata Kyai. Khabibul Mutaqin SHI yang juga Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung.

    Kyai. Khabibul Mutaqin SHI juga mengungkapkan santri kami memiliki semangat jihad, santri mandiri, dan cerdas. Semoga santri semakin tumbuh, dan berkembang, sehingga kebaikan serta kesolehan akan hidup di Kota Bandar Lampung. (Rudi Santoso)

  • Pesantren Al Huda FC Lampung Selatan Bertandang ke Markas Bobotoh Bandung

    Bandar Lampung: Tim kesebelasan Pesantren Al Huda FC Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung beserta Manager dan pelatih akhirnya berangkat ke Markas Bobotoh Kota Bandung Jawa Barat untuk mengikuti laga seri nasional Liga Santri Nusantara yang akan digelar di Kota Bandung Jawa Barat pada Senin-Ahad (23-29/10/2017).

    Pembina Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII  Lampung H. Khaidir Bujung, dalam pelepasannya di Kantor PWNU Provinsi Lampung Jl. Cut Mutia Bandar Lampung, Jumat lalu (20/10), dihadapan para pemain, manager dan pelatih menyampaikan, dengan serba keterbatasan santri harus berjuang untuk hasil yang terbaik, kalau dulu santri santri berada digarda terdepan dalam  mempertahankan Republik ini dari penjajahan, maka hari ini sebagai bentuk pengakuan terhadap perjuangan para santri tersebut diperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2017. Dan salah satu wujud nyatanya adalah digulirnya Liga Santri Nusantara dalam rangka menggali potensi-potensi santri yang terpendam dalam bidang olahraga Sepakbola.

    “Jangan pulang sebelum menang, jika adik-adik santri menang Juara I Liga Santri Nusantara 2017, maka akan saya beri bonus,” tutup Sekretaris Umum IKA SUKA (Ikatan Alumni IAIN-UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) Provinsi Lampung ini.

    Setelah dilepas di Kantor PWNU Provinsi Lampung tim kesebelasan Pesantren Al Huda FC Kabupaten Lampung Selatan menuju Mapolda Lampung untuk berpamitan dengan Kapolda Lampung Irjend. Pol. Drs. Suroso Hadi Siswoyo, M.Si.

    Hadir dalam agenda tersebut Ketua Tanfidziyah PWNU Provinsi Lampung KH R.M. Sholeh Bajuri, Ketua PW LKNU Provinsi Lampung Erlina sekaligus Wakil Bupati Kabupaten Pesisir Barat, Pengasuh Pesantren Al Huda Kabupaten Lampung Selatan KH Ahmad Habib, Koordiantor Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII  Lampung Munir A Haris, hadir pula, Ketua Panitia Pelaksana (Organizing Commitee) Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII  Lampung Sugirin Tjastoni, Manajer Pesantren Al Huda FC Ustadz Budi, Pelatih Pesantren Al Huda FC Andre Bantaeng, beserta 22 pemain Pesantren Al Huda FC Kabupaten Lampung Selatan. (Akhmad Syarif Kurniawan)

  • Gubernur Ridho: Santri Adalah Bagian Tak Terpisahkan Dari Sendi-Sendi Pembangunan

    Bandar Lampung: Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo menghadiri Gebyar Hari Santri Nasional Tingkat Provinsi tahun 2017. Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Korpri Halaman Kantor Gubernur ini dihadiri ribuan santri dari seluruh ponpes di Provinsi Lampung,  (21/10/2017).

    Dalam sambutannya Gubernur Ridho menyampaikan bahwa peringatan hari santri merupakan bentuk pengakuan dari Pemerintah kepada para santri, dimana santri menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sendi-sendi pembangunan.

    “Republik Indonesia tidak akan bisa berdiri tanpa peran serta dari para santri dalam merebut kemerdekaan. Para santri telah ikut berjuang dan mengambil peran signifikan dalam membangun bangsa ini. Saat ini Santri harus terus bisa mengabil peran signifikan dalam proses pembangunan, sehingga Santri bisa terus memberikan yg terbaik bagi bangsa kita” ungkap Ridho.

    Gubernur Ridho juga mengucapkan terima kasih kepada para Kiyai karena telah mendidik akidah dan keimanan anak-anak kita. “Pembangunan fisik tidak akan ada gunanya tanpa pembangunan mental, maka kita perlu memperkuat akidah dan keimanan agar mampu menghadapi perkembangan zaman dan teknologi, sehingga masyarakat Lampung tetap menjadi masyarakat yang religius. Karena hakikat pembangunan adalah membangun manusia Indonesia Seutuhnya”.

    Acara yang diawali dengan pengajian juga diisi dengan pembacaan puisi, pemutaran film dan penapilan musik band dari para santri. Kegiatan yang mengambil tema MENEGUHKAN PERAN SANTRI DALAM BELA NEGARA, PANCASILA dan NKRI juga dihadiri oleh Wakil Bupati Pesisir Barat, PMII Provinsi Lampung, Ketua MUI dan para Kiyai pimpinan pondok pesantren di Provinsi Lampung. (Rudi Santoso)