Category: Ormas

  • Gelar Pengajian Akbar dan Santunan Yatim Piatu, PHBI Gandeng Muslimat Pringsewu

    Pringsewu: Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Pringsewu akan menggelar Pengajian Akbar sekaligus santunan kepada para anak yatim piatu serta du’afa yang akan dilaksanakan pada Ahad (11/2/18) mendatang. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama dengan PAC Muslimat Kecamatan Pringsewu dan akan dilaksanakan di Masjid Al Hikmah Kuncup Pringsewu Barat.

    Kesiapan pelaksanaan kegiatan tersebut diungkapkan Wakil Ketua PHBI Kecamatan Pringsewu Iswadi Idris saat Rapat Kepanitian dikediaman Ketua Ranting Muslimat Pringsewu Barat, Ahad (4/2/18).

    “Kegiatan bersama ini sudah siap dilaksanakan dan ini merupakan salah satu program kerja PHBI Kecamatan Pringsewu yang ditujukan untuk menambah syiar dakwah Islamiyyah khususnya di Kecamatan Pringsewu,” kata Pria yang akrab disapa Ustad Iswadi ini.

    Ustad Iswadi menambahkan bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan pada siang hari bada dzuhur ini akan diisi oleh KH Surjani dari Kecamatan Ambarawa dan akan dihadiri oleh kaum Muslimin dan Muslimat yang ada di Kecamatan Pringsewu.

    Ia menambahkan bahwa selama ini PHBI secara terprogram sudah merealisasikan program kegiatan yang sudah diputuskan diantaranya melaksanakan Kegiatan Shalat Id, Peringatan Hari Besar Islam dan Bhakti Sosial.

    “Beberapa waktu lalu kami sudah menggelar sunatan masal sekaligus perayaan Isra Miraj Nabi Muhamad SAW yang dilaksanakan bekerjasama dengan Ketakmiran Masjid Nurul Ikhlas Kuncup Pringsewu Barat,” katanya.

    Kedepan Ia berharap para ketakmiran Masjid di Kecamatan Pringsewu dapat berkomunikasi dengan kepengurusan PHBI Pringsewu dalam menyelenggarakan Peringatan Hari Besar Islam. Dengan komunikasi ini, PHBI akan memberikan dukungan kegiatan agar syiar agama tersebut dapat terlaksana dengan baik. (Muhammad Faizin)

  • Akibat Tak Memahami Agama Secara Menyeluruh

    Pringsewu: Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segala hal terkait ibadah dan amaliyah yang dilakukan oleh umatnya selama hidup didunia. Segala aspek kehidupan diberikan panduan aturan oleh Islam dan sudah seharusnya seluruh umat Islam untuk belajar secara menyeluruh tidak secara parsial.

    Jika belajar tidak secara menyeluruh serta tidak melalui guru yang jelas sanadnya, maka seseorang akan mudah terombang ambing dalam beragama. Seseorang akan mudah terseret pemahaman dan aliran yang pada zaman globalisasi informasi saat ini sangat banyak bermunculan serta menganggap pemahamannyalah yang paling sesuai dengan ajaran Islam.

    Hal ini dijelaskan Mustasyar PCNU Pringsewu KH Anwar Zuhdi saat memberikan kajian tasawuf dari Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali pada Jihad Pagi di Gedung NU Pringsewu, Ahad (4/2).

    “Kalau belajar Islam nanggung maka akan gampang terbawa keramaian. Lagi rame paham ini, ikut. Lagi rame aliran ini, ikut. Pelajari secara menyeluruh Ilmu tafsirnya, haditsnya, fiqihnya, termasuk tasawufnya. Insyaallah tidak bingung sendiri,” kata Kiai Anwar.

    Kiai Anwar merasa prihatin apa yang saat ini sedang dihadapi oleh umat Islam. Sebagian sudah mulai gampang terseret pemahaman yang tidak benar, cenderung radikal dan kaku. Masyarakat dengan gampang menghukumi sesuatu hanya berdasarkan kajian dan informasi setengah-setengah yang beredar di media sosial.

    “Istiqomah gondelan (ikut) NU. Ikut ulama Insyaallah selamat berkah dunia akhirat,” ajaknya.

    Kiai Anwar juga prihatin fenomena derasnya arus informasi dan globalisasi yang mampu merubah akhlak serta watak masyarakat. Di akhir zaman ini masyarakat sering disuguhi berbagai macam kenyataan dimana rakyat sudah berani dengan pemimpinnya, murid berani dan gurunya dan anak berani dengan orang tuanya.

    Mulai banyak bermunculan bibit-bibit perpecahan ditengah masyarakat yang diakibatkan kurang jernihnya fikiran dan ketenangan jiwa dalam menyikapinya. Masyarakat gampang termakan provokasi yang merupakan sumber dari konflik berkepanjangan.

    “Mari kembali kepada umatan wahidah (umat yang satu). Jauhi sifat hasud dan cinta dunia secara berlebihan. Karena hasud dan cinta dunia adalah sumber utama munculnya perpecahan,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • PWNU Lampung Lakukan Survei ke Masyarakat untuk Bahan Konferwil

    Bandar Lampung: Panitia Konferensi Wilayah (Konferwil) kesepuluh PWNU Lampung melakukan penggalian data dan informasi ke masyarakat. Hasil survei itu akan menjadi bahan dalam Konferwil di Pondok Pesantren Darus Saadah Lampung Tengah pada 8-10 Maret mendatang.

    “Panitia melakukan survei untuk mendapatkan informasi kondisi Lampung kekinian. Kami membutuhkan masukan-masukan baik dari pihak internal maupun eksternal untuk bahan Konferwil PWNU Lampung, masukan kepada PWNU Lampung dan untuk menjawab tantangan PWNU Lampung ke depan,” kata Ketua Panitia Steering Committee (SC) KH Khairuddin Tahmid, Jumat (2/2/2018).

    Masukan tersebut, lanjut Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung ini, terkait dengan permasalahan keagamaan, kebangsaan dan ekonomi. Survei dilakukan dengan mengirim beberapa kuesioner kepada masyarakat mulai 1 sampai dengan 10 Februari 2018.

    “Hasil dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dikirim via ke WA (0821-7829-4246) sebagai tabung masukan saran,” jelas dosen UIN Raden Intan Lampung ini.

    Adapun pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner meliputi apa saja isu-isu dan langkah PWNU Lampung terkait masalah keagamaan, kebangsaan dan ekonomi yang sedang dihadapi masyarakat serta bagaimana langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh PWNU Lampung.

    Panitia juga memberikan kesempatan kepada warga NU dan masyarakat untuk urun rembuk masalah lain yang perlu diangkat PWNU Lampung dalam konferwil serta solusi dari permasalahan tersebut.

    Ketua MUI Provinsi Lampung ini menjelaskan pula, pada Konferwil X tersebut akan dibahas berbagai permasalahan di setiap komisi yang sudah ditentukan.

    Ada empat komisi yang akan membahas persoalan yang berbeda-beda yaitu Komisi Program kerja, Komisi Organisasi, Komisi Bahtsul Masa’il dan Komisi Rekomendasi.

    “Dengan langkah ini kita berharap Konferwil yang rencananya akan dihadiri oleh Rais ‘Aam dan Ketua Umum PBNU ini akan menghasilkan yang terbaik bagi kemaslahatan jam’iyyah dan jamaah NU serta bagi Provinsi Lampung,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • Potong Tumpeng Meriahkan HARLAH NU Ke 92 PCNU Kota Bandar Lampung

    Bandar Lampung: Bandar Lampung: Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung memperingati HARLAH NU ke 92, dengan berbagai rangkaian agenda diantaranya Istighosah dan Do’a Bersama Untuk Bangsa, Launching Koin LAZISNU PCNU Kota Bandar Lampung dan pemotongan tumpeng, Rabu (31/1/2018) di Sekretariat PCNU Kota Bandar Lampung Jl. Zainal Pagar Alam Gedung Meneng Bandar Lampung.

    Kegiatan yang bertajuk “Merawat Tradisi, Merespon Globalisasi” ini dibuka secara resmi dan dihadiri oleh Pengurus serta Santri Yayasan Mahmudah Bandar Lampung.

    Ichwan Adji Wibowo, MM Ketua PCNU Kota Bandar Lampung mengatakan tanggal 31 Januari 2018 usia Nahdlatul Ulama (NU) menginjak 92 tahun. Sebuah usia yang tidak lagi muda. Sebagai organisasi yang berdiri hampir satu abad, kiprah NU dalam mengawal NKRI tentu tak dapat dibantah. Kiprah tersebut bahkan tertoreh dalam tinta emas, mulai dari perjuangan prakemerdekaan hingga sekarang.

    Menurut Ichwan Adji Wibowo, MM Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia memang harus memiliki rencana ataupun andil dalam menciptakan jalan menuju perdamaian dunia. Dengan konsep Islam Nusantara yang dimiliki NU, Nahdlatul Ulama telah menciptakan inisiatif berupa jalan perdamaian dunia, dan mengedepankan kekuatan moderasi yang mengapresiasi nilai lokal.

    “Tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan bagi organisasi terbesar ini. Oleh karena itu di era melenium PCNU Kota Bandar Lampung kini mempunyai banyak pekerjaan dan garapan yang harus diselesaikan mulai dari Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan,” kata Ketua PCNU Kota Bandar Lampung.

    Sementara Khabibul Mutaqin, SHI Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung mengatakan, acara HARLAH NU ke 92 yang digelar oleh PCNU Kota Bandar Lampung diharapkan dapat memperkuat solidaritas PCNU menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama, oleh karena saat ini penting untuk memperkuat akidah Ahlusunah wal-Jama’ah, dan pemberdayaan umat.

    “Selamat HARLAH NU Ke 92, semoga NU dapat menjadi wadah bagi umat Islam Indonesia yang memiliki pandangan keagamaan dan sosial yang moderat serta seimbang dalam kesetiaannya kepada agama dan tanah air,” kata Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung.

    Momentum HARLAH NU Ke 92, PCNU Kota Bandar Lampung resmi melaunching LAZISNU PCNU Kota Bandar Lampung dan ditutup dengan pemotongan nasi tumpeng. (Rudi Santoso)

  • NU, dan Indonesia Milenial (HARLAH NU Ke 92)

    NU, dan Indonesia Milenial

    Ichwan Adji Wibowo (Ketua PCNU Kota Bandar Lampung)

    Hari ini berdasar kalender masehi, usia NU genap 92 tahun, artinya kurang sewindu menuju satu abad usia jamiyyah yang didirikan para ulama nusantara demi menselaraskan islam rahmatan lilalamin dengan keniscayaan negeri yang beragam kultur.

    Titik temu agama sebagai ruh, sebagai nilai nilai dengan negara sebagai entitas telah dipertemukan tidak sekadar pertemuan konsep, tidak sebatas pertemuan paradigmatik, tetapi diejawantahkan laksana pertemuan antara “wadah dan isi”.

    Maka sublimasi keislaman dan keindonesiaan yang telah dibangun oleh para ulama nahdliyin berimplikasi harmoni, keselarasan, karena islam rahmatan lilalamin dihadirkan melalui karakter moderasi (tawasuthiyah), dan keindonesiaan dengan kulturnya justru tetap dihargai sebagai kerangka, sebagai wadah sebagai model.

    Lantas, “ramuan” kristalisasi islam moderat dengan kekuatan kultur keindonesiaan, apakah perjalanannya hingga kini bebas uji, tentu tidak sejarah telah membuktikan betapa ujian kemenyatuan keduannya datang pergi berganti setiap era, setiap zaman seiring perjalanan usia negeri. Oleh karenanya NU mendedikasikan dirinya menjadi “anak bangsa” yang harus setia merawat harmoni bangunan NKRI.

    Indonesia hari ini adalah Indinesia yang sedang bergairah memasuki peradaban teknologi informasi, sebuah negeri yang hari ini disesaki ekspresi dan kehadiran generasi milenial, generasi yang lahir di era 80 an hingga 90 an yang secara demografi sedang memastikan segera menggesar dan mendominasi karakter bangsa. Generasi ini dicirikan dengan berbagai karakter, salah satunya, generasi milineal mensyaratkan memiliki akun sosial sebagai alat komunikasi dan pusat informasi serta merosotnya ketertarikan membaca secara konvensional.

    Melihat Indonesia hari ini setidaknya tidak sekadar menatapi keragaman yang tidak saja unik tetapi juga sedang -terus menerus- kembali diuji tingkat kelenturannya menghadapi keniscayaan zaman yang terus berubah.

    NU sebagai penjaga harmoni kembali harus mengaktualusasikan dan merefresh karakter wasothiyahnya melalui prinsip prinsip tawasuth, tawazun, tasamuh dan itidal, pada satu sisi dan menguji kembali manhaj atau paradigma aswaja annahdiyah dalam menselaraskan keniscayaan hadirnya peradaban baru, yakni peradaban teknologi informasi, Indonesia milenial.

    Pada sisi lain, secara organisatoris, gerakan (harokah) NU harus memiliki kesanggupan untuk memperbaharui strategi, menjemput keniscayaan zaman yang terus berubah. Sebagai jamiyyah diniyah wal ijtimaiyyah tidak bisa lagi hanya mengandalkan metode dan cara cara lama, mengingat corak, karakter dan orientasi umat juga terus berubah.

    Menjadi niscaya, jamiyyah NU pada semua level untuk menjadikan momentum harlah tahun ini untuk sesegera “melek jaman” menyadari hari ini jamiyyah yang kita urus sedang memasuki peradanan teknologi informasi, yang mensyaratkan serba cepat serba up to date, sekaligus serba terukur. tidak boleh lagi corak kelenturan justru menjadi dalih “berlambat lambat”, tersamar dan tak terukur, dalam menggerakan organisasi.

    Pemanfaatan teknologi informasi harus linier atau sebangun dengan upaya meningkatkan kemaslahatan kehadiran jamiyyah NU dalam kerangka islakhul ummah, upaya perbaikan kualitas hidup umat pada semua sektor kehidupan, dan pada kerangka tugas yang lebih besar NU harus hadir terdepan memasuki dunia baru ini demi menjaga tetap tegak utuhnya NKRI.

    Selamat HARLAH NU ke 92

  • HARLAH NU Ke 92, Dr. Alamsyah M.Ag : NU Penjaga Keutuhan Bangsa

    Bandar Lampung: Memperingati HARLAH Nahdatul Ulama (NU) ke 92, Dekan Fakultas Syariah, UIN Raden Intan Lampung, Dr Alamsyah M.Ag, menyampaikan ucapan selamat sekaligus berpesan kepada ormas terbesar di Indonesia ini.

    “Selama 92 tahun, perjalanan NU telah teruji dengan berbagai gelombang dan ujian sehingga tidak mudah terpecah belah. Hal ini dikarenakan kultur NU itu induknya pada keagamaan, bukan seperti partai politik yang penuh kepentingan,” ujarnya Dr. Alamsyah, M,Ag yang juga Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Lampung kepada Jurnalis MUI Lampung Online bertempat di kediamannya di Palapa, Bandar Lampung (31/1/2018).

    Menurutnya, di umur yang sudah sangat matang ini, NU jangan sampai terjebak pada politik praktis, “Jangan sampai NU sebagai sebuah lembaga jadi pemain politik praktis. Meskipun mungkin ada keuntungan jangka pendek, tarik ulur kepentingan dalam politik praktis bisa merugikan NU dalam jangka panjang terutama kepada jamaahnya. Kalau sudah berpihak sana sini, maka NU tidak bisa lagi berperan sebagai penjaga keutuhan bangsa,” tuturnya.

    Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa belum ada lembaga yang punya peran sebesar NU dalam menjaga keutuhan bangsa.

    “Lembaga yang paling bisa diharapkan untuk bisa menengahi konflik, menciptakan keharmonisan, menjaga kearifan lokal, dan  perdamaian global adalah lembaga atau organisasi keagamaan yang membawa visi rahmatan lil alamin, ukhuwah bagi semua, baik itu ukhuwah islamiyah, basyariyah, ataupun wathaniyah. Nah, itu semua ada di NU, nggak ada yang lain,” ucap Dr. Alamsyah, M,Ag yang juga Dewan Pertimbangan MUI Lampung.

    Terakhir, beliau berharap kontribusi NU semakin besar ke depannya untuk Indonesia. “Selamat Harlah NU ke 22. Semoga NU semakin maju dan berkontribusi besar bagi kehidupan bangsa di level global,” tutupnya. (Matura)

  • Gerakan Tanam Pohon dan Grebeg 92 Tumpeng Warnai Harlah NU 92 PCNU Pringsewu

    Pringsewu: Ada yang menarik pada Peringatan Hari Lahir NU ke 92 tahun 2018 yang akan diselenggarakan oleh PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung. Pada acara yang mengambil tempat di Komplek Gedung NU Pringsewu pada Rabu (31/1/2018) akan diwarnai dengan berbagai kegiatan spesial.

    Kegiatan yang akan dimulai pada pukul 17.00 WIB tersebut di mulai dengan shalat Maghrib dan dilanjutkan dengan shalat Gerhana Bulan Total dan Khutbah Gerhana secara berjamaah. Setelah kegiatan tersebut akan dilakukan penyerahan secara simbolis 20 ribu bibit pohon akasia untuk ditanam oleh warga NU di Kabupaten Pringsewu.

    Menurut Wakil Ketua PCNU KH. Hambali, Gerakan Tanam Pohon dalam rangka Harlah NU tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga agar ekologi lingkungan tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi penerus. Disamping itu keberadaan pohon akasia juga mampu meningkatkan ekonomi warga sekaligus untuk menggapai ridho Allah SWT.

    “PCNU Pringsewu sudah melakukan kerjasama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih-Way Sekampung (BPDAS-WSS) Provinsi Lampung dalam pengadaan bibit sebanyak 20 ribu batang yang akan didistribusikan keseluruh warga NU di Kabupaten Pringsewu,” jelas kiai yang juga merupakan Ketua Umum MUI Kabupaten Pringsewu.

    Selain penyerahan bibit pohon secara simbolis, pada Harlah tahun 2018 kali ini juga akan dilakukan grebeg tumpeng 92 sebagai wujud syukur lahirnya NU pada tahun 1926 dan sampai sekarang sudah memasuki umur 92 tahun.

    “Ada 92 tumpeng yang disiapkan oleh panitia. Tumpeng-tumpeng ini merupakan kreasi dan shadaqoh dari Pengurus dan Lembaga disetiap tingkatannya serta warga NU Kabupaten Pringsewu,” jelasnya tentang tumpeng yang nantinya akan dinikmati bersama pada kegiatan yang dilaksanakan untuk seluruh warga Kabupaten Pringsewu ini.

    Kiai Hambali berharap rangkaian kegiatan Harlah tersebut akan dapat meningkatkan rasa cinta dan memiliki warga NU kepada Nahdlatul Ulama sekaligus sebagai upaya menjalin silaturahmi diantara pengurus dan warga.

    “Kepedulian terhadap lingkungan dan kemeriahan grebeg tumpeng diharapkan mampu menjadi momentum keberkahan dan kebersamaan untuk berkhidmah kepada ummat,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • Konferwil Ke X NU Lampung Akan Bahas Fenomena Lampung Kekinian

    Bandar Lampung: “Konferensi Wilayah Ke X Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung akan membahas persoalan penting fenomena Lampung kekinian, mulai dari isu keagamaan, politik, ekonomi dan sosial budaya,” kata Dr. KH. Khairuddin Khairuddin Tahmid, MH Ketua Steering Committee SC Konferwil ke X NU Lampung saat memimpin rapat SC di Kantor PWNU Lampung, Senin (29/1/2018).

    Untuk mendapatkan informasi kondisi Lampung kekinian SC dan OC membutuhkan masukan-masukan baik dari pihak internal maupun eksternal, sehingga nantinya Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dapat memberikan arahan dan masukan kepada PWNU Lampung apa yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan NU kedepan.

    Adapun konsep untuk mendapatkan informasi kondisi Lampung kekinian Dr. Rudy Lukman telah mendesain survei pra konfrensi dengan menyebarkan formulir, yang dalam satu minggu ini akan disebarkan melalui media sosial kepada Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Lampung.

    Ketua Steering Committee SC Konferwil ke X NU Lampung, Dr. KH. Khairuddin Khairuddin Tahmid, MH mengatakan berbagai persiapan menjelang konferwil telah dipersiapkan dan dirancang sesuai dengan kondisi Lampung zaman now harapannya pertengahan bulan pada tanggal (20-25/3/2018), segala kebutuhan konferwil sudah selesai, sehingga nanti dapat tergelar Pra-Konferwil ke X NU Lampung.

    Konferwil ke X NU Lampung akan berlangsung di Pondok Pesantren Darus Sa’adah Mojo Agung Seputih Jaya Gunung Sugih, Lampung Tengah pada tanggal (8-10/3/2018).

    Sedangkan sidang komisi akan dibagi menjadi 3 Komisi dengan pembagian tugas SC Komisi Program Kerja dan Organisasi Koord.  Dr. KH. Khairuddin Tahmid, MH dengan anggota H. Suryani M Nur MM., Dr. H. M.  Kadafi, MH., H. Hidir Ibrahim M.Si., Drs. Munzir AS, MM., Iwan Sastriawan MH.

    Selanjutnya Komisi Bahtsul Masail Koord.  KH. Munawir, anggota KH. Ihya Ulumuddin, Dr. Bahruddin, Habib Umar, Pengurus LBM.

    Sementara Komisi Rekomendasi Koord.  Dr. Abd. Syukur M.Ag., anggota Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag., Prof. Dr. H. Aom Karomani., Dr. Syamsuri Ali M.Ag., Dr. Safari Daud M.Ag., Dr. A. Farich, Khoirullah AY, Dr. Alamsyah M.Ag, Dr. Rudy. LLM.

    Rencananya, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA Ketua Umum PBNU akan langsung membuka acara secara resmi pada Kamis (8/3/2018), dan malam harinya dilanjutkan dengan tausiah kebangsaan oleh Rais Aam PBNU Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin.

    Pada hari Jum’at, (9/1/2018) akan digelar juga Dialog Publik Membangun  Lampung 5 tahun kedepan dengan menghadirkan narasumber para calon kepala daerah Lampung dengan memberikan porsi yang sama tanpa membeda-bedakan. Dan selanjutnya dilanjutkan dengan siding-sidang komisi.

    Puncak acara pada hari Sabtu, (10/3/2018) dengan agenda pagi sidang pleno IV tata tertib pemilihan dengan menggunakan metode Pemilihan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA), untuk memilih Rais Syuri’ah dan Ketua Tanfidziyah dan Tim Formatur. Setelah itu kemudian penutupan Konferwil X NU Lampung. (Rudi Santoso)

  • LAZISNU Pringsewu Harapkan Rakornas Jadi Motivasi dan Tukar Pengalaman

    Pringsewu: Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) memiliki peran strategis dalam mewujudkan kemandirian ekonomi jamaah dan jamiyah Nahdlatul Ulama. LAZISNU dapat menjadi pioner dalam memberikan edukasi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada setiap jamaah.

    Hal ini dijelaskan oleh Ketua LAZISNU Kabupaten Pringsewu Khairuddin, Senin (29/1) saat melepas tiga pengurus yang akan mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) NU Care-LAZISNU di Pesantren Walisongo, Sragen, Jawa Tengah, 29-31Januari 2018.

    “Hal ini (pioner dalam memberikan edukasi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan) sudah ditekankan dengan mengangkat tema Rakornas Arus Baru Kemandirian Ekonomi NU, Menyongsong 100 Tahun NU,” katanya.

    Upaya-upaya kemandirian jamaah dan jamiyah juga sudah dilakukan oleh LAZISNU Kabupaten Pringsewu dengan melaksanakan berbagai program kemandirian dan kewirausahaan. Diantaranya peluncuran Koin Pondasi Surga yang terus dimaksimalisasikan di setiap tingkatan kepengurusan LAZISNU.

    Selain itu LAZISNU Pringsewu juga sudah menyalurkan berbagai program kewirausahaan dan kemandirian jamaah diantaranya bantuan ternak kambing dan burung love bird kepada para mustahik. Diharapkan ini semua akan mampu mengangkat taraf ekonomi warga NU.

    Pada Rakornas kali ini, LAZISNU Kabupaten Pringsewu mengirimkan 3 orang pengurus yaitu H Abdul Kholiq; H Syahruddin, dan M Kabul Muliarto. Khairuddin berharap kepada delegasi Pringsewu untuk dapat menimba Ilmu tentang pengembangan program LAZISNU dari berbagai daerah.

    “Saya berharap pertemuan dengan pengurus lain seluruh Indonesia dapat menjadi motivasi sekaligus untuk menimba ilmu agar program LAZISNU di Pringsewu semakin maksimal,” kata pria yang akrab disapa Heru.

    Selain tiu inovasi metode-metode lain dalam pengumpulan zakat, infak, sedekah terus dirancang.

    “Ghirah (semangat) pengurus dan manajemen pengelolaan juga harus terus dipupuk sehingga kepercayaan jamaah terhadap LAZISNU semakin meningkat,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

  • Kekuatan Ekonomi dan Iptek, Dua Hal Penentu Posisi Umat Islam

    Pringsewu: Saat melakukan kunjungan kerja resmi di Kabupaten Pringsewu tepatnya di Pondok Pesantren Al Munir al Islamy Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, Jumat (26/1/2018) Ketua PBNU H Hanif Saha Ghofur mengingatkan seluruh umat Islam khususnya warga NU untuk dapat berjuang memposisikan umat Islam pada posisi yang strategis.

    Menurut Pria Alumni Pesantren Sidogiri Jawa Timur ini, ada dua kekuatan yang akan menentukan posisi umat Islam. Jika tidak mampu memiliki kekuatan ini maka posisi umat Islam tidak akan aman dan akan diombang ambingkan oleh kekuatan luar.

    “Yang paling dan sangat menentukan di mana umat ini mau diposisikan ada dua kekuatan. Kekuatan ekonomi dan kemampuan ilmu pengetahun dan teknologi (Iptek),” tegasnya pada acara yang dibarengkan dengan Al Munir Bershalawat bersama Habib Umar bin Muhdor Al-Haddad.

    Hanif menegaskan jika umat Islam tidak memiliki dua kekuatan tersebut maka harapan tipis umat Islam akan memimpin. Tanpa kekuatan tersebut, lanjut pria kelahiran Probolinggo ini, umat Islam akan dipermainkan oleh kelompok yang tidak senang umat Islam maju.

    Oleh karena itu Hanif mengajak ummat Islam khususnya warga NU untuk terus memperteguh serta mempunyai daya juang yang kuat agar dapat menjadi umat yang sukses.

    “Ukurannya sukses. Ukurannya hebat. Ukurannya karakter umat. Itulah yang harus dibidik untuk masa depan umat Islam yang lebih baik dan cerah,” tegasnya pada Acara yang bertemakan Mari perkokoh ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Basyariyah ini.

    Cita-cita ini lanjutnya harus direalisasikan oleh kepengurusan NU dengan konsolidasi intensif di semua tingkatan dan elemen organisasi.

    “Saya berharap hal tersebut dapat dikonsolidasikan dan digerakkan. Saya harap ansor dan banser serta seluruh kengurusan sampai dengan yang paling bawah dapat merealisasikan ini. Mudah-mudahan Allah memperteguh dan memudahkan serta melancarkan usaha kita mencapai tujuan yang kita harapkan,” pungkasnya.

    Hadir pada acara tersebut Ketua PWNU Lampung KH Sholeh Bajuri, Ketua LBMNU Lampung KH Munawir, Ketua PW GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim, Ketua MUI Kabupaten Pringsewu KH Hambali, Rais Syuriyah PCNU Pringsewu KH Ridwan Syuaib bersama Jajaran Tanfidziyah serta Tokoh Agama dan Masyarakat di Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin)