Category: Ormas

  • Laznas Dewan Dakwah Launching KWT Bareng Indosat

    Bandar Lampung: Laznas dewan da’wah Lampung hari ini, selasa, 22 mei 2018 sukses menggelar launching program pemberdayaan KWT (Kelompok Wanita Tani) bersama Indosat ooredoo sumbagsel di desa Wawasan, kecamatan Tanjung Sari, kabupaten Lampung Selatan, Selasa (22/05/15)

    Acara yang di gelar di masjid MA terpadu Laznas Dewan Da’wah Lampung ini dihadiri oleh sejumlah kelompok ibu-ibu yang aktif bergerak di KWT. Tak hanya itu, jajaran perangkat desa dan warga sekitar juga turut berpartisipasi.

    Ustadz Yani Majas selaku bendahara mewakili ketua Laznas menyampaikan terimakasih kepada indosat juga desa wawasan. “Kami sangat berterimakasih kepada indosat Selaku donatur penuh program pemberdayaan KWT,  terimakasih juga kepada desa wawasan yang telah mengijinkan kami menjalankan program ini.” ungkapnya.

    KWT adalah program pemberdayaan kelompok wanita tani yang telah berdiri sejak 2016, awalnya hanya terdiri dari 4 kelompok, seiring berjalannya waktu dibawah binaan Laznas Dewan Da’wah saat ini KWT memiliki 12 kelompok. 3 kelompok fokus pada bidang produksi, seperti pembuatan sabun dari bahan organik, sedangkan 9 kelompok lainnya fokus pada bidang pertanian seperti penanaman sayuran dilahan kosong sekitar pekarangan rumah.

    Lebih lanjut, mitra dewan da’wah pada program KWT tahun ini ketua indosat wilayah subagsel Mgs Moh Ali Saplfitri memaparkan pemberdayaan program periode ini juga akan merambah ke dunia digital seperti internet marketing. Beliau juga memaparkan, perempuan memiliki peran yang besar untuk kemajuan perekonomian di Indonesia, dengan cara melakukan inovasi dan kreativitas.

    Karena bertepatan dengan bulan suci ramdhan, tak hanya launching, acara yang di awali sholat ashar bersama ini juga dilengkapi dengan tausiah dan buka bersama.

    Salah satu anggota kelompok wanita tani Ibu Nanik Umi Sa’idah mengaku senang adanya program ini. “Saya mewakili KWT desa wawasan mengucapkan terimakasih kepada Laznas atas motivasi dan bantuannya sehingga wanita di desa ini memiliki kegiatan positif untuk menunjang perekonomian, terkait acara hari ini sangat bagus bisa memperat tali silaturahmi antara kita semua.” Tutupnya. (Nur Tiara Sari)

  • Rumah Zakat Lampung Berbagai Ramadhan Berkah

    Bandar Lampung: Salah satu bentuk kepedulian Rumah Zakat Lampung kepada masyarakat pada bulan Ramadhan adalah dengan menyalurkan bantuan yang terhimpun dalam program Ramadhan Berdaya Jumat (18/05/2018).

    Bantuan tersebut antara lain 120 paket Berbagi Buka Puasa (BBP), 5 Bingkisan Lebaran Keluarga (BLK) dan 14 Paket Syiar Qur’an (SQ) yang disalurkan di Mushola Nurul Iman Kelurahan Sukaraja, Bandar Lampung sore tadi.

    Penyaluran ini merupakan penyaluran perdana Rumah Zakat Lampung di bulan Ramadhan 1439 H. Sulaiman, selaku Branch Manager Rumah Zakat Lampung mengatakan bahwa Program BBP, BLK, dan SQ ini merupakan bagian dari program unggulan Rumah Zakat khusus di bulan Ramadhan yang tergabung dalam Program Ramadhan Berdaya.

    “Pada Ramadhan tahun ini program unggulan kami ada Berbagi Buka Puasa, Bingkisan Lebaran Keluarga, Kado Lebaran Yatim, Syiar Quran, Janda Berdaya, dan Ramadhan Bebas Hutang”, ungkap Sulaiman.

    Pengurus Mushola yang diwakili oleh Suroso menyambut baik kegiatan ini.

    “Alhamdulillah, kami sangat berbahagia dan berterima kasih kepada para donatur bersama Rumah Zakat yang begitu peduli dengan masyarakat kami di sini,”  tutur Suroso.

    “Semoga Allah balas dengan limpahan pahala yang lebih besar,” tutup Suroso. (Rahman Hakim/Andira Putri Isnaini)

  • Satbinmas Polresta dan FKUB, Cegah Radikalisme di Bandar Lampung

    Bandar Lampung: Satbinmas Polresta Bandar Lampung bekerja sama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Bandar Lampung menggelar Forum grup discusion (FGD) Lintas Agama dan Budaya dalam rangka menangkal dan mencegah paham radikalisme di Kota Bandar Lampung, Rabu (16/5/2018) di Begadang Resto.

    Acaranya tersebut diikuti 80 peserta yang terdiri dari tokoh agama dan ketua adat serta Kepala Satuan Bina Masyarakat (Binmas) Polresta Bandar Lampung.

    Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag Ketua FKUB Kota Bandar Lampung mengatakan, dalam kegiatan ini ada upaya untuk merekatkan persaudaraa antar lintas agama dan budaya serta upaya preventif dalam menangkal radikalisme. “Dalam forum ini juga kami menyatakan sikap mengutuk tindakan terorisme,” ujarnya.

    Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag menegaskan, bahwa pelaku pengeboman tidak bisa mengataskan nama agama atas perbuatannya sebab di dalam agama apapun tidak ada yang mengajarkan perbuatan seperti itu.

    Dalam forum inipun seluruh tokoh agama dan adat sepakat untuk membina umatnya masing-masing dan mengajarkan agama yang benar penuh dengan perdamaian.

    “Pelaku teroris ini salah dalam memahami agama, maka dari itu diperlukan pemahaman agama yang benar. Akar radikalisme adalah pemahaman agama yang sempit, mengkliam kebeneran tunggal, antipluralisme dan kulturasi, menjadikan  agama sebagai alat politik,” ujar Ketua FKUB Kota Bandar Lampung.

    Selain membahas tentang faham radikalisme, FGD Lintas Agama dan Budaya ini  juga berkomitmen merawat keberagaman dan perdamaian di Kota Bandar Lampung.

    Kemudian salah satu  rekomendasi dari FGD yang langsung ditindak lanjuti adalah membuat grup tokoh agama dan tokoh adat, sehingga semua bisa saling berbagi informasi. (Karisma D.R/Rudi Santoso)

  • Songsong Ramadhan LDII Rajabasa Gelar Persami

    Bandar Lampung: Ada banyak cara mengenalkan pemahaman agama kepada anak, salah satu caranya adalah dengan ngaji outdoor. Dalam rangka meningkatkan semangat menjalankan ibadah puasa Ramadhan kepada anak usia dini hingga tingkat sekolah menengah, PC LDII Rajabasa bekerja sama dengan PPM Baitusshodiq menggelar ngaji outdoor yang dikemas dengan Persami.

    Kegiatan ini digelar di halaman masjid Baitusshodiq selama dua hari, yaitu (12-13/05). Acara yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB di ikuti lebih dari 40 peserta dan diawali dengan mendirikan tenda bersama-sama. Tujuannya adalah agar peserta memahami pentingnya kerjasama, aktif, kreatif, serta mandiri.

    Hal ini sesuai tema yang diangkat, yaitu “Melalui Gerakan Pramuka Kita Bentuk Generasi Penerus yang Mandiri, Kreatif, Bersahabat, dan Religius”. Peserta diberikan materi tentang pentingnya akhlakul karimah, agar terbentuk sejak dini sikap menghormati kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada sesama.

    Hadir pada acara ini Pinsakoda SPN Lampung Drs. H. Heri Sensustadi, ketua Sakocab SPN Bandar Lampung Tri Sutanto, M.Pd, Babinkamtibmas Rajabasa Bripka Kelo Fatra SH, dan Kepala KUA Rajabasa H. Mulyadi S.Ag, M.M.

    “Pramuka sebagai wadah yang tepat untuk mengenalkan anak cinta agama karna sesuai dengan yang terdapat dalam dasa dharma”, tutur Tri Sutanto.

    “Untuk menjadi generasi yang dibanggakan hindarilah narkoba karna narkoba dapat merusak generasi bangsa, juga jauhi berita hoax yang dapat menimbulkan perpecahan”, pesan Bripka Kelo Fatra.

    “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karna istiqomah dalam membina generasi muda terutama dalam pemahaman agama”, ujar Mulyadi yang sekaligus membuka pelepasan pawai obor.

    Usai pawai obor para peserta melaksanakan upacara api unggun dengan riang gembira dan dimeriahkan dengan pentas seni kreativitas baris-berbaris sambil melantunkan sambung ayat-ayat Al-quran bersama.

    Agar perkemahan ini semakin semarak panitia pelaksana persami mengadakan senam bersama dan outbond bagi peserta yang di isi dengan berbagai macam permaian.

    Rudi Iswanto selaku ketua Pelaksana kegiatan menyampaikan terima kasih untuk semua yang telah mendukung kelancaran kegiatan ini, semoga dengan kegiatan ini semakin tumbuh subur rasa cinta kepada Allah dan menyayangi kepada sesama serta semakin semangat dalam menjalani aktivitas di Bulan Ramadhan. (Tri Pujiasih)

  • Tokoh Lintas Agama FKUB Kota Bandar Lampung Sampaikan Pernyataan Sikap Terkait Aksi Teror di Surabaya

    Berkenaan dengan peristiwa terorisme berupa pengeboman tempati badah, yaitu Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jl. Diponegoro, Gereja Pante kosta dan Gereja Santa Maria Tak Bercela, di Rusunawa dan Polrestabes di Surabaya pada 13 dan 14 Mei 2018, maka Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Bandar Lampung menyatakan sikap sebagai berikut:

    1. FKUB Kota Bandar Lampung menyatakan turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada seluruh korban aksi teriorisme dan mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.
    2. Mengutuk dengan keras aksi pengeboman terhadap tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya serta menyatakan bahwa perbuatan tersebut sangat biadab dan sangat tidak berperi kemanusiaan.
    3. Menolak segala alasan tindakan tersebut yang mengatas namakan agama, karena semua agama pada dasarnya mengajarkan cinta kasih yang tanpa kekerasan.
    4. Meminta kepada aparat keamanan (TNI/POLRI) untuk meningkatkan kewaspadaan dini dan tindakan pencegahan (early warning) terhadap gejala radikalisme yang berbungkus agama.
    5. Mempertimbangkan begitu urgennya peraturan tentang terorisme, maka diminta kepada DPR RI agar segera mengesahkan revisi UU Terorisme, atau agar Presiden mengeluarkan PerppuTerorisme.
    6. Kepada seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat agar merapatkan barisan melakukan pencegahan terhadap radikalisme yang berbungkus agama, dengan menjelaskan ajaran agama yang sebenarnya. Jika mengetahui adanya gejala radikalisme di masyarakat, segera melaporkan kepada kepolisian terdekat. (Call centre: Polresta 110)
    7. Meminta kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan luaskan (share) foto-foto ledakan bom maupun korbannya, karena dapat menambah keresahan di masyarakat, dan dihimbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada.
    8. Meminta kepada para politikus, agar peristiwa ini tidak dijadikan komoditas politik untuk saling menyalahkan satu dengan lainnya.
    9. Disadari bahwa perilaku terorisme sebenarnya merupakan bentuk pemahaman keagamaan yang menyimpang, oleh karena itu diharapkan agar mereka segera bertaubat dan kembali kepada ajaran agama yang sebenarnya.

    Dibuat di      : Bandar Lampung

    Pada tanggal : 14 Mei 2018

    Tokoh Islam : 1.      Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag.
    2.      Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, M.Ag.
    3.      Dr. Idrus Ruslan, M.Ag.
    4.      H. Said Karimin, S.Ag.,M.Kom.I.
    5.      Sairul Basri, S.Ag.,M.Ag.
    6.      H. Purna Irawan, S.Ag.,M.Ag.
    7.      Ir. Yaumil Khair, MS.
    8.      Abdul Qodir Zaelani, S.Ag., M.A.
    9.      Rudi Santoso, S.HI.,M.HI., MH
    10.  Elsiyana, S.Ag. ,M.Ag.
    11.  Dra. Ratna Juwita
    Tokoh Kristen : 12.  Piet Mensana, SH.
    13.  Pdt. Fransisca Sahulata
    TokohKatholik : 14.  AgustinusWarso, S.Sos.
    Tokoh Buddha : 15.  Paulus Petrus, S.E.
    16.  Deddy Wijaya Chandra, S.Kom.
    Tokoh Hindu : 17.  I Ketut Sudama, S.Ag.

  • Terkait Serangan Aksi Terorisme, Ini Pernyataan Sikap Kelompok Studi Kader (KLASIKA) 

    Pagi tadi kembali terjadi ledakan di Mapolresta Surabaya setelah kemarin terjadi di 3 gereja. Peledakan ini dilakukan oleh pasangan suami istri dengan mengendarai sepeda motor. Peristiwa ini cukup mengejutkan masyarakat, khususnya warga Surabaya. Hingga saat ini belum diketahui jaringan teroris mana yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Selain menimbulkan korban jiwa kejadian ini pun meninggalkan rasa takut sekaligus trauma pada masyarakat.

    Hal ini jelas tindakan yang sangat tidak manusiawi, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan teror dan kekerasan. Untuk itu Keluarga besar Kelompok Studi Kader (KLASIKA) mengucapkan berduka yang sedalamnya atas peristiwa teror yang terjadi tersebut, serta menegaskan :

    1. Mengecam keras segala bentuk tindak teror yang dilakukan kelompok tak bertanggungjawab dengan motif dan latar belakang apapun apalagi mengatasnamakan agama.

    2. Menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat waspada dan melawan segala tindakan terorisme,

    3. Meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut dan tetap tenang atas peristiwa teror yang terjadi belakangan,

    4. Meminta kepada instansi negara TNI, POLRI dan MENKUMHAM untuk bertindak cepat dan tegas dalam menyelesaikan kasus tersebut,

    5. Meminta DPR RI segera mengesahkan UU Anti Terorisme demi mewujudkan rasa aman dan ketertiban umum,

    6. Meminta kepada semua pihak untuk berhenti berfikir konspiratif, picik dan tidak manusiawi dengan menganggap kejadian ini bagian dari pengalihan isu, karena ini merupakan persoalan nyawa orang banyak dan sudah menimbulkan korban jiwa,

    7. Menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk menggelar pertemuan dan doa lintas iman di wilayah masing-masing.

    Semoga tuhan selalu melindungi dan mengasihi kita semua, Amin.

    Bandarlampung, 14 Mei 2018

     

    Chepry Chaeruman Hutabarat
    Founder Kelompok Studi Kader (KLASIKA)

  • Fatayat NU Desak Pemerintah Ambil Langkah Extra-Ordinary Hadapi Teror

    Kami dan seluruh bangsa Indonesia dikejutkan dengan adanya aksi terorisme pagi ini di beberapa gereja di Surabaya. Belum juga hilang ingatan masyarakat tentang aksi makar tahanan terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Maka, dengan ini kami Pengurus Pusat Fatayat NU menyatakan sikap sebagai berikut;

    1. Fatayat NU turut berduka cita sedalam-dalamnya pada seluruh korban aksi terorisme dan berdoa semoga keluarga yang ditinggalkan bisa menerima dengan kesabaran.

    2. Desak pemerintah segera ambil langkah tegas dalam penuntasan aksi radikalisme. Karena sampai kapanpun aksi radikalisme tak kan pernah bisa dibenarkan dengan alasan apapun

    3. Mendukung sepenuhnya upaya penuntasan aksi terorisme dan radikalisme kepada pihak berwajib

    4. Fatayat NU melihat perempuan yang sesungguhnya memiliki potensi sebagai agen pendamai di lingkup keluarga. Hari ini, nyata-nyata telah dimanfaatkan untuk memecah belah persatuan bangsa.

    5. Mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk membuka wawasan seluas-luasnya dan menyadari praktik serta gejala aksi radikalisme yang semakin dekat dengan kehidupan kita.

    6. Menyerukan pada seluruh masyarakat Indonesia terutama kaum perempuan untuk berani tegas dan menolak ajakan dalam bentuk dan alasan apapun jika itu terindikasi pada aksi radikalisme.

    7. Menghimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan pengaruh berita hoaks, pun tidak ikut menyebarluaskan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    8. Fatayat NU mengajak organisasi masyarakat dan seluruh organisasi perempuan di Indonesia untuk turut menebar perdamaian, toleransi dan sikap saling menghormati terhadap perbedaan.

    9. Fatayat NU mengajak seluruh keluarga Indonesia untuk menanamkan nilai agama yang rahmatan lil ‘alamamin mulai dari keluarga.

    Jakarta, 13 Mei 2018

    Ketua Umum PP Fatayat NU

    Anggia Ermarini, MKM

  • Pesantren Radikal dan Anti NKRI Harus Dibubarkan

    Pemerintah melalui Kementerian Agama RI akan membuat peraturan baru terkait perizinan pendirian pesantren. Jika sebelumnya perizinan bisa diurus di tingkat kabupaten, maka kedepan proses pendirian pesantren akan ditangani langsung Kementerian Agama tingkat pusat. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berdirinya pesantren-pesantren yang anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Selain itu pemerintah juga tidak akan memberikan bantuan apapun kepada pesantren yang anti NKRI serta tidak akan mengakui ijazah pesantren tersebut.

    Membahas hal ini, Muhammad Faizin dari NU Online melakukan wawancara terkait kebijakan pemerintah ini dengan Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung Aom karomani yang juga Wakil Rektor Universitas Lampung, Ahad (13/5). Profesor Ilmu Komunikasi ini menjelaskan berbagai hal tentang hubungan pondok pesantren yang radikal dengan terorisme di Indonesia.

    Bagaimana pendapat profesor terhadap kebijakan pemerintah yang akan menata perizinan dan memberikan sanksi kepada pesantren yang radikal?

    Saya menilai pemerintah tidak cukup memberikan sanksi dengan tidak memberikan bantuan ataupun tidak mengakui ijazah yang dikeluarkan oleh pondok pesantren tersebut. Jika hanya sanksi seperti itu, tidak diberi bantuan, tidak diakui ijazahnya dan lain-lain mereka tetap akan bergerak di bawah tanah dan lulusaannya nanti akan memasuki lembaga pendidikan swasta lainnya.

    Pemberlakuan kebijakan ini harus berlaku surut kepada seluruh pesantren yang sudah berdiri dan diberi izin. Artinya jika terindikasi dan terbukti ada pesantren yang sudah berdiri mengajarkan radikalisme kepada para santrinya maka pemerintah harus mengambil tindakan dengan tidak mengeluarkan perpanjangan izin operasional atau membubarkannya sesuai mekanisme.

    Pemerintah harus tegas dalam menangani pondok pesantren yang anti NKRI. Pondok pesantren anti NKRI dan juga menggugat dasar negara baik secara terang-terangan maupun secara tersembunyi harus diajukan ke pengadilan dan dibubarkan.

    Ini (pondok pesantren radikal anti NKRI, red) sungguh amat berbahaya bagi keutuhan negara. Pemerintah harus mengevaluasi konten kurikulumnya. Karena orang awam akan percaya dengan ideologi yang mereka kembangkan yang bertentangan dengan negara melalui kemasan agama.

    Jadi apa pandangan profesor terhadap beberapa pesantren-pesantren yang terindikasi radikal sekarang ini?

    Pondok pesantren seperti ini lebih menitikberatkan kepada kemampuan keilmuan yang terlihat dan terdengar. Pesantren seperti ini tidak mengedepankan prinsip Islam moderat dan tidak menghormati nilai-nilai keragaman budaya namun mengandalkan retorika berfikir serta kemampuan berbicara untuk mempengaruhi umat dengan pemahaman tekstualnya.

    Mereka akan fasih baca Qur’an akan hafal Qur’an dan Hadits dan lain-lain. Piawai bahasa Arab  yang membuat takjub publik dan mengikuti ajarannya. Itu sama berbahayanya dengan teroris dan narkoba yang selama ini mengancam negara. Bahaya!

    Pesantren radikal ini sangat mengganggu arah dan tujuan pendidikan negara yang termuat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945. Dan tentunya jika ada satuan pendidikan baik informal maupun non formal yang merongrong Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa maka harus dibawa ke pengadilan.

    Jadi apa langkah pemerintah selanjutnya?

    Kalau ada bukti kuat harus dibubarkan. Dan ini salah satu tugas aparat inteligen untuk mencari bukti-bukti dan dokumen-dokumen mereka. Harus dilihat apa latar belakang pendirian dan pendirinya. Semua harus sadar bagaimana efek dan sepak terjang para lulusan ketika sudah keluar dari pesantren tersebut mereka sudah menguasai dasar-dasar ilmu agama dan dibekali dengan pemahaman radikal dan eksklusif.

    Begitu mereka keluar dari lembaga pendidikan mereka sudah punya kemampuan dasar agama. Ketika menjadi pembicara ustadz di tengah-tengah publik luas mereka menggunakan bungkus-bungkus agama untuk menyerang ideologi kita.

    Sudah saatnya pemerintah lebih fokus menata dan mensinkronkan lembaga pendidikan apa pun dengan undang-undang dan ideologi negara kita. Jika dulu pemerintah banyak memberikan kelonggaran dalam mendirikan pesantren karena memang pesantren merupakan lembaga informal serta tidak memimbulkan efek negatif, namun sekarang pemerintah harus hadir ikut menangani pesantren secara lebih intensif.

    Sebenarnya bagaimana kondisi pesantren saat ini? Dan bagaimana masyarakat menyikapi pesantren yang radikal?

    Kalau dulu pesantren identik dengan NU. Kalau sekarang nama pesantren dikemas dengan paham mereka dan dijual ke masyarakat. Kelompok ini justru sedang jualan. Identitas pesantren dimanfaatkan oleh mereka. Dengan istilah pesantren, bayangan masyarakat tentang mereka pasti baik. Padahal garis keras.

    Fakta ini harusnya menjadi perhatian dan kehati-hatian masyarakat untuk memilih pesantren dengan baik. Tidak hanya melihat fasilitas dan namanya saja namun juga harus paham siapa yang mendirikan dan kurikulum apa yang diajarkan.

    Level pesantren yang identik dengan NU dibajak oleh mereka, publik dikelabuhi masuk dalam jebakan mereka. Bahaya banget ini.

    Saat ini perlu langkah sistematis dari pemerintah untuk menata kembali pesantren yang ada dengan tidak melanggar HAM dan undang-undang pendidikan nasional tetapi bisa mengembalikan pesantren yang menyejukkan tentunya dengan bukti-bukti kuat.

    Apa contoh langkah pemerintah dalam ikut mengembalikan marwah pesantren kepada aslinya?

    Pemerintah harus ikut mengarahkan melalui konten kurikulum semisal dengan memasukkan kitab-kitab moderat seperti Hikam, Ihya Ulumiddin. Semacam mata kuliah umum di perguruan tinggi. Jika pesantren tersebut menolak, ini bisa menjadi indikasi pesantren tersebut memiliki visi dan misi lain. Penolakan pesantren terhadap kurikulum moderat akan menjadi irisan terganggunya negara serta ideologinya.

    Kita resah dengan radikalisme selama ini. Tenaga, fikiran dan anggaran negara kita habis untuk mengantisipasi kelompok yang selalu menggugat dasar negara ini. Kapan kita akan membangun sektor lain yang lebih bermanfaat?.

    Ada benang merah dari penataan pesantren dan pembubaran pesantren radikal yaitu penumpasan terhadap teroris yang sampai dengan saat ini masih saja terjadi di Indonesia. Pesantren radikal sudah jelas  bagian dari masalah munculnya teroris secara sistemik selain hal-hal lain seperti gerakan dan ideologi transnasional yang demikian mudah berkembang akibat kemajuan teknologi informasi.

    Ada pro dan kontra dimasyarakat yang menilai jika ada teroris sering dikaitkan dengan Islam. Apa pendapat profesor?

    Perlu saya tegaskan yang teroris itu bukan Islamnya. Yang teroris adalah pelaku terornya  yang mungkin kebetulan beragama Islam. Sehingga saya mengajak masyarakat untuk dengan jernih melihat akar permasalahan dari terorisme. Tidak ada agama yang mengajarkan teror. Semua agama mengajarkan humanisme, saling menghormati dan saling mencintai. Tidak saling menyakiti.

    Masyarakat harus sadar dan mengutuk sang pelaku teror yang membungkus tindakannya dengan nama agama. Perkembangan media sosial saat ini dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk mencari simpati dan dukungan atas tindakan terornya. Mereka mengajak masyarakat mendukung mereka dengan memelintir motif mereka.

  • PBNU Mengutuk Keras Peledakan Tiga Bom Gereja di Surabaya

    Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1439 H, kita dikejutkan dengan aksi narapidana Terorisme di Mako Brimob serta yang terbaru, ledakan bom di tiga Gererja di Surabaya, Ahad (13/5). Rangkaian kejadian itu menunjukkan bahwa radikalisme, apalagi yang mengatasnamakan agama, sungguh sangat memprihatinkan dan mengiris hati kita semua.

    Oleh sebab itu, menyaksikan dan mencermati dengan seksama rangkaian peristiwa di atas, khususnya peristiwa bom di tiga Gereja di Surabaya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan:

    1. Mengecam dan mengutuk keras segala tindakan terorisme, apapun motif dan latar belakangnya. Segala macan tindakan menggunakan kekerasan, apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menebarkan teror, kebencian, dan kekerasan bukanlah ciri ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Islam mengutuk segala bentuk kekerasan. Bahkan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan dalam kehidupan.

    2. Menyampaikam rasa bela sungkawa yang sangat mendalam kepada keluarga korban atas musibah yang sedang dialami. Segala yang terjadi merupakan suratan takdir dan kita harus menerimanya dengan penuh sikap kedewasaan, lapang dada, ketabahan dan kesabaran.

    3. Mendukung penuh upaya dan langkah-langkah aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut. Gerakan terorisme sudah semakin sedemikian merajalela, maka diperlukan penanganan khusus yang lebih intensif dari pelbagai pihak, utamanya negara melalui keamanan.

    4. Mengajak seluruh warga Indonesia untuk bersatu padu menahan diri, tidak terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan. Jika mendapati peristiwa sekecil apapun yang menjurus pada radikalisme dan terorisme segera laporkan ke aparat keamanan. Segala hal yang mengandung kekerasan sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam dan bahkan bertentangan dengan ajaran agama apapun. Islam mengajarkan nilai-nilai kesantunan dalam berdakwah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

    ‎أدع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن

    Artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Al Hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Q.S. An-Nahl: 125)

    5. Mengimbau warga NU untuk senantiasa meningkatkan dzikrullah dan berdoa kepada Allah Swt. untuk keselamatan, keamanan, kemaslahatan, dan ketenteraman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Nahdlatul Ulama (NU) juga meminta kepada semua pihak untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh peristiwa ini. Kita percayakan penanganan sepenuhnya di tangan aparat keamanan. Kita mendukung aparat keamanan, salah satunya dengan cara tidak ikut-ikutan menyebarkan isu, gambar korban, dan juga berita yang belum terverifikasi kebenarannya terkait peristiwa ini.

    6.Nahdlatul Ulama (NU) mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas serta cepat terkait penanganan dan isu terorisme dan radikalisme. Langkah ini harus ditempuh sebagai bagian penting dari upaya implementasi dan kewajiban Negara untuk menjamin keamanan hidup warganya. Dan apapun motifnya, kekerasan, radikalisme, dan terorisme tidak bisa ditolerir apalagi dibenarkan, sebab ia mencederai kemanusiaan.

    Jakarta, 13 Mei 2018

    Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,

    Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA
    Ketua Umum

    DR Ir H A. Helmy Faishal Zaini
    Sekretaris Jenderal

  • Gerakan Bersih 1.100 Masjid se-Indonesia di Masjid Al Istiqomah Bandar Lampung

    Bandar Lampung: Dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, Rumah Zakat melaksanakan Gerakan Bersih untuk 1.100 Masjid Se-Indonesia. Untuk di Lampung sendiri, gerakan ini dilaksanakan di Masjid Al Istiqomah Pelabuhan Panjang,  Bandar Lampung, Jumat (11/05/2018).

    Kegiatan ini diawali dengan arahan dari Branch Manager Rumah Zakat Lampung, Sulaiman, kemudian dilanjutkan dengan membersihkan Masjid dan area sekitarnya.

    “Dengan gerakan ini, kita ingin menginspirasi banyak orang untuk lebih merawat Masjid khususnya dalam menyambut bulan Ramadhan”, ucap Sulaiman saat memberi arahan.

    Selain membersihkan masjid, Rumah Zakat juga menyumbangkan alat-alat kebersihan untuk masjid dan pembagian jadwal imsakiyah.

    Dalam program ini, Rumah Zakat berkolaborasi dengan Relawan Nusantara Lampung dan pengurus masjid Al Istiqomah.

    Pengurus masjid Al Istiqomah yang diwakili oleh Sarona menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Rumah Zakat.

    “Ini kegiatan real yang sangat positif. Banyak orang menyaksikan dan turut bekerjasama. Semoga menjadi inspirasi untuk kita semua”, ungkap Sarona. (Rahman Hakim)