Category: Breaking News

Et ullamcorper sollicitudin elit odio consequat mauris, wisi velit tortor semper vel feugiat dui, ultricies lacus. Congue mattis luctus, quam orci mi semper

  • BAZNAS Kota Bandar Lampung Menyalurkan Bantuan 120 Ton Beras Kepada 24 ribu Masyarakat Kurang Mampu

    Bandar Lampung: BAZNAS Kota Bandar Lampung menyalurkan bantuan berupa beras kepada 24 ribu masyarakat kurang mampu pada 20 kecamatan se-Kota Bandar Lampung. Penyaluran bantuan beras ini bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan secara simbolis penyerahannya oleh Walikota Bandar Lampung Hj.Eva Dwiana.

    Walikota Bandar Lampung Hj. Eva Dwiana dalam sambutannya pada saat penyerahan beras secara simbolis, mengucapkan terimakasih kepada Pegawai Kota Bandar Lampung dan Masyarakat yang mampu, yang menyisihkan sebagian hartanya membayar Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) melalui BAZNAS Kota Bandar Lampung.

    “Bantuan ini merupakan Zakat, Infaq dan Shodaqoh dari Pegawai Kota Bandar Lampung dan Masyarakat yang mampu. Terimakasih sudah menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu masyarakat kurang mampu di Kota Bandar Lampung” ujar Bunda Eva di Gedung Aula PTPN 7 Kecamatan Kedaton, Sabtu pagi (5/1/2021).

    Menurutnya bantuan beras disalurkan kepada 24 ribu warga kurang mampu yang tersebar di seluruh Kecamatan se Kota Bandar Lampung.

    “Bantuan beras disalurkan kepada 24 ribu warga kurang mampu di seluruh kecamatan. Semoga bantuan ini dapat bermanfaat dan kedepannya bisa lebih banyak lagi yang kita salurkan” kata dia

    Sementara itu Ketua BAZNAS Kota Bandar Lampung H. A Rahman Mustafa mengatakan bahwa beras yang disalurkan secara keseluruhan yaitu sebanyak 120 ton.

    “Bantuan beras yang kami salurkan sebanyak 120 ton untuk 24.000 masyarakat kurang mampu pada 20 kecamatan se-kota Bandar Lampung, masing-masing mendapatkan bantuan beras 5 kg” ujar dia.

    Menurutnya sumber dana bantuan beras berasal dari para muzaki yang sudah menyisihkan sebagian hartanya dalam bentuk zakat, infaq dan shodaqoh melalui BAZNAS Kota Bandar Lampung.

    “Dana bantuan beras berasal dari para muzaki yang menyisihkan sebagian hartanya melalui BAZNAS Kota Bandar Lampung yang kemudian kita salurkan kepada mustahiq yaitu orang yang berhak menerima” kata dia. (Riski)

  • Opini: Keistimewaan Ramadhan Bagi Umat Islam

    Keistimewaan Ramadhan Bagi Umat Islam
    Dr. Agus Hermanto, MHI
    Komisi Dakwah MUI Lampung

    Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, penuh ampunan, malam Lailatul Qadar ada di dalamnya, di bulan ini juga saat diturunkannya Al-Qur’an. Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Sebagaimana hadist Rasulullah Saw bersabda,”Barangsiapa berpuasa karena keimanan dan semata-mata mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    Selama bulan Ramadhan, umat Islam akan melaksanakan puasa dengan menahan rasa haus, lapar dan hawa nafsu dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Dan jika kita berpuasa, maka puasakanlah juga pendengaran, penglihatan, lisan dan seluruh anggota badan. Puasa Ramadhan dilaksanakan selama sebulan penuh, kewajiban tersebut sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya,”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

    Seperti yang diketahui puasa Ramadhan menjadi salah satu ibadah utama yang dijalankan oleh umat muslim, juga segala amal ibadah di bulan Ramadhan termasuk membaca Al-Qur’an, bersedekah, shalat sunah tarawih, shalat Tahajjud, dan amal ibadah lainnya yang mendatangkan pahala berlipat dibanding bulan-bulan lainnya. Berbagai macam keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan menjadikannya berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa umat Islam mendapatkan lima keistimewaan dengan datangnya bulan Ramadhan sebagaimana beliau tegaskan berikut ini: “Di bulan Ramadhan umatku diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.”

    Kelima keistimewaan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih baik dari pada minyak misik

    Secara jujur kita mengakui bahwa bau mulut orang berpuasa tidak sedap. Hal ini terjadi karena produksi air liur dalam mulut dan dalam saluran pencernaan berkurang, sehingga menjadi lebih kering. Akibatnya timbul halitosis atau bau mulut yang khas yang tak jauh berbeda dengan ketika kita bangun tidur. Salah satu kiat kita adalah memperbanyak mengkonsumsi air putih selama berbuka hingga sahur. Kiat lain adalah menggosok gigi sehabis sahur atau paling akhir sebelum masuk waktu dzuhur. Setelah dzuhur, menggosok gigi ataupun bersiwak tidak dianjurkan karena hukumnya makruh. Oleh karena itu setelah dzuhur bau mulut yang tak sedap itu tidak perlu dirisaukan karena bagi Allah SWT bau seperti itu lebih baik dari pada bau minyak misik.

    Selain itu, perlu kita sadari bahwa bau mulut yang tak sedap itu sesungguhnya memiliki hikmah atau manfaat tertentu. Misalnya, bau itu menjadi salah satu pembeda antara orang yang berpuasa dengan orang yang tidak berpuasa. Dengan bau seperti itu orang yang berpuasa akan cenderung lebih banyak diam dari pada bicara yang tidak perlu. Apalagi berkata jorok atau misuh-misuh, jelas hal seperti itu sangat tidak pantas keluar dari mulut orang yang berpuasa karena hanya akan mengurangi kualitas ibadah puasanya. Maka dengan bau tak sedap itu orang-orang yang berpuasa diharapkan dapat menyadari keadaannya sehingga bisa menjaga mulutnya dengan baik dari kata-kata kotor, misalnya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, membaca dzikir, istighfar, shalawat dan sebagainya. Dengan memperbanyak ibadah lisan seperti itu sudah pasti bau tak sedap itu akan mendapat perimbangan dan kemudian diganti oleh Allah dengan bau-bau wangi yang bahkan lebih wangi dari pada minyak misik atau yang dikenal juga dengan minyak kasturi yang berasal dari rusa jantan.

    1. Orang-orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga mereka berbuka

    Keistimewaan kedua ini, menjadi keutamaan besar bagi orang-orang yang berpuasa. Kita semua tahu bahwa malaikat adalah makhluk yang tak kenal maksiat kepada Allah SWT sehingga doa-doanya mudah dikabulkan. Para malaikar itu dari saat imsak hingga berbuka senantiasa memintakan ampunan kepada Allah SWT agar orang-orang yang berpuasa diampuni dosa-dosanya. Oleh karena itu, di bulan puasa ini kita mendapat anugerah yang luar biasa dimana para malaikat mendoakan orang-orang yang berpuasa secara terus menerus dari saat imsak hingga saat berbuka yang durasinya mencapai kira-kira 14 jam. Kita sendiri tak mampu melakukan istighfar secara terus menerus hingga selama itu.

    1. Di bulan Ramadhan para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperti di bulan lainnya

    Kita semua tentu merasakan di bulan puasa, kita menjadi seperti malas untuk berbuat apa saja kecuali ibadah. Semangat kita untuk beribadah meningkat dibandingkan dengan di luar Ramadhan. Hal ini terjadi karena setan-setan dibelenggu hingga selesainya Ramadhan. Ini semua merupakan kemurahan Allah SWT dalam rangka memberi kesempatan kepada kita untuk menambah pundi-pundi amal ibadah kita. Di luar Ramadhan mungkin kita lebih banyak berpikir dan melakukan hal-hal yang bersifat duniawi saja.

    Dengan dibelenggunya setan-setan di bulan Ramadhan, maka secara teori setidaknya kemaksiatan bisa ditekan serendah-rendahnya. Kemaksiatan-kemaksiatan yang ada tentu sulit dikaitkan dengan keterlibatan setan. Mereka alibi dalam hal ini. Jika demikian halnya, maka kemaksiatan-kemaksiatan itu timbul karena kesalahan kita yang tidak mampu mengendalikan nafsu yang ada dalam diri kita sendiri.

    1. Setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga untuk orang-orang yang berpuasa

    Keistimewaan keempat ini dimana Allah menghiasi surga dengan indahnya untuk menyambut para hamba-Nya yang berpuasa memiliki nilai spiritualitas yang sangat tinggi. Kepada surga Allah berfirman,”para hamba-Ku yang berpuasa hampir menemukan hasil dari jerih payahnya hingga sampai kepadamu.” Kalimat ini mengandung arti bahwa tak ada balasan bagi orang-orang yang berpuasa kecuali surga karena ibadah puasa memang untuk Allah, sehingga Allah sendiri yang akan membalasnya.

    1. Di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan

    Dalam keistimewaan kelima ini, Allah mengampuni orang-orang berpuasa pada setiap akhir malam, dan itu bukan merupakan lailatul qadar. Lailatul Qadar adalah satu hal dan ampunan Allah pada setiap akhir malam dibulan Ramadhan merupakan hal lainnya. Artinya orang-orang berpuasa berhak mendapatkan ampunan sebagai imbalan ibadahnya kepada Allah SWT. Sedangkan Lailatul Qadar diberikan kepada orang-orang tertentu sesuai dengan pilihan Allah sendiri. Maka beruntunglah mereka yang selain mendapatkan ampunan dari Allah tetapi juga mendapatkan kebaikan lailatul qadar yang nilainya lebih tinggi dari pada kebaikan seribu bulan.

    Kelima hal diatas sebagaimana telah diuraikan merupakan keistimewaan bulan Ramadhan yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad  Saw. Kita bersyukur bahwa kita semua menjadi umat beliau. Untuk itu semoga kita semua dapat menjalankan ibdah puasa tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan sebaik-baiknya sehingga kelima keistimewaan diatas dapat kita raih seluruhnya. Aamiin yaa rabbal alamiin

  • PMII Rayon Syariah Berbagi Takjil di Bulan Ramadhan 1442 H

    Bandar Lampung: Bulan suci Ramadan 1442 Hijriah merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam.

    Sesuai dengan hal tersebut, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) yang merupakan organisasi mahasiswa keislaman turut merayakan bulan suci Ramadan 1442 H dengan melakukan Gerakan Untuk Berbagi.

    Dalam siaran pers yang diterima Netizenku, Kamis (29/4) malam, selain dalam merayakan bulan suci, gerakan tersebut juga sesuai dengan tujuan PMII yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD PMII) BAB IV pasal 4 yang berbunyi:

    “Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan bertanggug jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.”

    Oleh sebab itulah Gerakan Untuk Berbagi hadir dalam rangka mewujudkan cita-cita PMII.

    Dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19, PMII Rayon Syariah juga melakukan sosialisasi terhadap masyarakat untuk menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan juga membagikan masker secara gratis dalam upaya mengurangi penyebaran Virus Covid-19.

    Gerakan Untuk Berbagi dimulai sejak tanggal 23-24 April dan dilanjutkan kembali pada 27 April dengan melakukan penggalangan dana di beberapa titik Kota Bandarlampung.

    Setelah penggalangan dana tersebut selesai, dana yang terkumpul di distribusikan pada pembangunan masjid yang dilakukan oleh PWC NU Sukarame.

    Harapannya, hasil penggalangan dana tersebut dapat sedikit banyak membantu pembangunan masjid.

    Setelah terselenggaranya gerakan tersebut, PMII Rayon Syariah berharap dapat terus memberikan kebermanfaatan bagi sesama seperti yang dimandatkan oleh organisasi itu sendiri.

    Kegiatan ini sekaligus ingin memberikan pemahaman terhadap anggota dan kader PMII Rayon Syariah agar terus berusaha mewujudkan cita- cita organisasi.

    Selain itu, harapan pengurus PMII Rayon Syariah, dalam Gerakan Untuk Berbagi tersebut dapat memberikan refleksi kepada anggota dan kader terhadap realitas objektif di sekitarnya dapat menjadi spirit perjuangan untuk terus belajar dan menempa diri di organisasi. (Josua)

  • Ma’arif NU Songsong Generasi Emas Indonesia 2045

    Lampung Tengah: Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) PBNU, KH Zainal Arifin Junaidi, menyampaikan, di era pandemi Covid-19 ini adalah semua adalah takdir Allah SWT, semua manusia hanya mempunyai rencana, tapi hingga saat ini pademi Covid-19 juga belum berakhir, yang berimbas pula kepada dunia pendidikan.

    “Proses pendidikan yang terpenting di era pandemi ini adalah pendidikan yang berkarakter, guna menyongsong generasi emas 2045. Islam tidak hanya mengajarkan literasi / iqra saja, yang jauh lebih dalam proses pendidikan adalah akhlakul karimah, karakater dan berketerampilan sosial,” ungkapnya.

    Hal ini disampaikan Ketua LP Ma’arif NU PBNU, KH. Zainal Arifin Junaidi pada Welcome Speech agenda Webinar Pendidikan Nasional zoom meeting, Kamis (29/4/2021) siang, dengan mengusung tema besar Menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045.

    “Merancang masa depan pendidikan Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Arus globalisasi adalah keniscayaan. Peserta didik dibawah naungan payung Lembaga Pendidikan Ma’arif NU harus siap bersaing diera global ini, siapkan sumber daya manusia yang handal, dan berdaya saing tinggi,” tambahnya.

    “Menyongsong Indonesia 2045 konsep pendidikan kita jangan melupakan orientasi kebangsaan, jangan memalsukan sejarah. Generasi emas Indonesia 2045 haruslah mempunyai religiusitas dan karakter yang kuat, selain itu peserta didik LP Ma’arif NU selain harus mampu menjawab tantangan zaman, juga harus bisa memberikan tantangan zaman,” tutupnya.

    Ketua PBNU, Dr. H. Hanief Saha Ghafur, menyampaikan, dalam proses pendidikan yang diutamakan adalah nilai-nilai karakter. Kesuksesan seseorang hanya didukung akademik 20 %, lain-lain 20%, dan yang paling dominan adalah 60% adalah karakter atau akhlak.

    “Penanaman nilai-nilai karakter dalam proses pendidikan yang ideal pada usia 5 – 25 tahun. Pendidikan karakter harus diutamakan dimulai dari lingkungan keluarga, terutama dominasi dari contoh orang tuanya, ibu bapaknya,” ujar dosen UI ini.

    “Generasi Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan dengan mencetak sumber daya manusia yang memiliki karakter dan kepemimpinan. Sangat tepat LP Ma’arif NU tampil didepan optimis untuk mewujudkan cita-cita ini,” tutupnya.

    Anggota BSNP, Dr. Ir. Kiki Yuliati, MSc, dalam pemaparannya, seluruh stakeholder LP Ma’arif NU di Indonesia harus siap menyambut paradigma pendidikan Abad XXI. Pendidikan Nasional Abad XXI seyogyanya bertujuan untuk mewujudkan cita–cita bangsa. Pendidikan Nasional Abad XXI harus menanamkan rasa kebangsaan dan penghayatan dan kemampuan menghargai budaya nasional. Muara pendidikan adalah mewujudkan perilaku beretika yang mencakup kesantunan, keadaban karena pendidikan adalah pengawal peradaban (the guardian of civilization).

    “Songsong Generasi Indonesia Emas 2045, LP Ma’arif NU harus membuat strategi pendidikan masa depan, antara lain; teknologi pendidikan, guru, dosen, peserta didik, metode belajar mengajar kreatif, materi ajar yang kontekstual dan struktur kurikulum mandiri berbasis individu,” ujarnya.

    Pemateri lainnya, Dr. Ki Saur Panjaitan XIII, menyampaikan, dalam rangka mencetak Generasi Indonesia Emas 2045, dalam proses pendidikan jangan meninggalkan kebudayaan. Karena pendidikan adalah proses pembudayaan, proses memanusiakan manusia, proses membentuk bangsa yang berkarakter, yang berkarakter mandiri dalam mencapai cita-cita nasionalnya, tangguh dan digdaya.

    “Pendidikan perlu dihidupakan sebagai proses pembudayaan agar anak-anak Indonesia tetap berpijak kokoh pada budaya bangsanya, budaya Pancasila,” ujar Sekjen Tamansiswa ini.

    Kebudayaan mendesain masa depan, titik tolaknya dalah ke budaya ber-Pancasila. Tanpa kebudayaan kita tidak bisa merancang masa depan,” tutup Ketua PC LP Ma’arif NU Kota Jakarta Utara ini.

    Webinar Pendidikan Nasional zoom meeting ini selain diikuti jajaran pengurus LP Ma’arif NU PBNU juga diikuti, LP Ma’arif NU PWNU se Indonesia, LP Ma’arif NU PCNU, satuan pendidikan di lingkungan Ma’arif NU, pemerhati pendidikan, dan lain-lain. Dengan moderator Wakil Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Gus Hamka (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • Perkuat Ukhuwah, IPNU-IPPNU dan IPM Bandar Lampung Buka Bersama

    Bandar Lampung: Perkuat Ukhuwah Islamiyah, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Bandar Lampung menggelar silaturahmi dan buka puasa bersama.

    Bertempat di Cafe Maha Rindu di Jalan Prof Dr Ir Soemantri Brojo Negoro, Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Ketua PC IPPNU Kota Bandar Lampung, Tira Fitri Yantika berharap, dengan adanya pertemuan tersebut dapat menguatkan ikatan dan jalinan persaudaraan antara organisasi pelajar di bawah naungan NU dan Muhammadiyah tersebut, khususnya di Kota Bandar Lampung.

    “Alhamdulillah, tentunya kita sangat senang dapat kembali berjumpa, bersilaturahmi dalam momen Ramadhan,” kata Tira, Jum’at (23/4).

    Bagi Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Lampung (Unila), pertemuan tersebut tentu menjadi semangat baru bagi dirinya dan rekan-rekanita IPNU-IPPNU, terlebih dalam mempererat ukhuwah.

    “Kedepannya kita berharap ada waktu di mana kita dapat berkolaborasi dalam hal kebaikan dan menebar kebermanfaatan di lingkungan masyarakat,” tambahnya.

    Menurutnya, hal-hal semacam itu harus terus-menerus digalakkan dan dipupuk, terlebih pada kalangan kaum muda agar tidak terjadi kesalahpahaman.

    “Mohon doanya agar kita (IPNU-IPPNU) Kota Bandar Lampung dapat terus menebar kebermanfaatan dan diberi kelancaran serta kemudahan dalam menjalankan roda organisasi,” demikian Tira berharap.

    Senada dengan Tira, Ketua IPM Kota Bandar Lampung, Sutan Yunus Danu Anwari mengatakan, pergerakan pelajar hari ini memerlukan sebuah sinergi dalam gerak organisasi, satu dan lainnya.

    “Menghadapi Kota Bandar Lampung yang kosmopolitan dan kritis, organisasi pelajar muslim dituntut untuk berkolaborasi dalam pola dakwahnya, baik dakwah media maupun konvensional, sehingga dapat menutup celah kekosongan dalam dakwah, baik secara kalangan maupun topik kajian,” ujar Sutan.

    Hal tersebut, demikian Sutan Yunus melanjutkan, yang menjadi penggerak IPM dan IPNU-IPPNU untuk duduk bersama-sama, bercengkrama, serta bertukar pikiran. Dan, memulai hubungan yang lebih erat guna mewujudkan dakwah yang menggembirakan umat.

    “Semoga ke depan kita dapat terus bersama, berkolaborasi, tidak hanya pada satu atau dua kesempatan saja, melainkan dapat terus kontinu,” tutup Sutan. (Disisi Saidi Fatah)

  • Jalin Silaturahmi dan Tingkatkan Kepedulian, PKPT IPNU IPPNU Bagi Takjil Bersama Mahasiswa NU Bandar Lampung

    Bandar Lampung: Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) adakan pembagian takjil gratis pada Sabtu (24/04).

    Bagi takjil tadi di area lampu merah bumi waras yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo, Way Halim Permai, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung. Sasarannya untuk orang tua, pekerja, dan pedagang kaki lima di sekitar area lampu merah.

    Takjil yang dibagikan berupa air mineral, kurma, kue dan manisan dengan jumlah takjil yang di bagikan berjumlah 350 wadah. Untuk persiapan dan pelaksanaan pembagian takjil, yaitu di mulai pukul 09:00 WIB sampai pukul 16:00 WIB, setelah itu pembagian takjil dimulai dengan turun ke area lampu merah bumi waras sampai pukul 17.00 WIB.

    Menurut Ketua PKPT IPPNU, Rekanita Puspa, mengadakan kegiatan ini untuk saling berbagi di bulan suci Ramadhan sekaligus buka bersama dengan para pelajar NU lainnya sebagai penguat tali silaturahmi. Semoga apa yang dilakukan oleh kader-kader IPNU IPPNU ini bisa bermanfaat untuk masyarakat dan para pengendara yang lewat. Semua kader yang membagikan diharuskan memakai masker guna untuk tetap menjaga kesehatan di tengah pandemi corona ini.

    Pada pembagian takjil PKPT berkolaborasi bersama beberapa Perguruan Tinggi Negeri yang didalamnya terdapat organisasi yang berlandaskan ke-Aswajaan di Bawah bendera Nahdhatul `Ulama yang terdiri dari 6 organisasi, diantaranya yaitu : KMNU UNILA, KMNU ITERA, KMNU POLINELA, PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung, UKM Permata Sholawat UIN Raden Intan Lampung, Serta aliran Pencak Silat kebanggaan Nahdhatul Ulama yaitu UKM Pagar Nusa UIN Raden Intan Lampung.

    “Alhamdulillah, pada hari ini 24 April 2021, telah melaksanakan kegiatan berbagi takjil yang mana hal ini dilaksanakan serempak oleh organisasi-organisasi yang berpartisipasi dalam mensukseskan acara tersebut.
    Hal ini sangat indah untuk di pandang dan di rasakan, karena meskipun belum mengenal satu sama lain ketika kita memiliki tujuan yang harus di capai, yaitu mensukseskan acara berbagi tersebut, dengan kami saling bekerja sama, saling melengkapi, saling membantu dan saling saran dan support dalam proses serta pelaksanaan kegiatan tersebut, sehingga rasa kekeluargaan itu semakin erat kami rasakan.” Ujar Rekan Andi selaku Ketua PKPT IPNU UIN RIL. (scr)

  • Opini: Bersahabat Dengan Al-Qur’an

    Bersahabat Dengan Al-Qur’an

    Dr. H. A. Khumaidi Ja’far, S.Ag., M.H.
    Dosen Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung
    Dan Pengurus MUI Provinsi Lampung

                Salah satu amalan Ramadhan yang disukai Allah dan Rasul-Nya adalah membaca al-Qur’an (tilawatil qur’an), sebab bukan saja karena al-Qur’an diturunkan di bulan suci Ramadhan, tetapi al-Qur’an juga bisa menjadi penerang  dan obat hati, bahkan dapat mendatangkan  pahala bagi yang membacanya. Lantas sudah berapa banyak ayat suci al-Qur’an yang kita baca, pahami dan amalkan,  serta apa kegunaannya bagi kehidupan manusia?

                Dalam hal ini al-Qur’an adalah wahyu Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an juga merupakan sarana ibadah kepada Allah dan cahaya di bumi. Ingat hadis Rasulullah yang artinya “Hendaklah kalian membaca al-Qur’an, sebab ia merupakan cahaya di bumi dan simpanan di langit”. Oleh karena itu hendaklah kita selalu membaca al-Qur’an, syukur-syukur memahami dan mengamalkannya, tentunya itu lebih utama.

    Adapun kedudukan dan fungsi  al-Qur’an adalah: Pertama, sebagai petunjuk bagi  seluruh umat manusia, ingat firman Allah yang artinya bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an dimana ia sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kedua, sebagai  pembeda antara yang hak dan yang batil. Ketiga, sebagai obat hati, sebab dengan membaca al-Qur’an, hati akan menjadi tenang dan tentram. Keempat, sebagai sumber hukum, ini artinya bahwa yang benar telah jelas akan hukumnya dan yang salah juga sudah jelas akan hukumnya. Kelima, sebagai sumber ilmu pengetahuan, sebab semua ilmu pengetahuan hakekatnya selalu bersumber kepada al-Qur’an, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya, pertanian, kedokteran, saintek, dan lain sebagainya. Keenam, sebagai pemberi syafa’at di hari kiamat, hal ini sebagai hadis Rasulullah SAW yang artinya “ Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi para pembacanya”.

                Mengingat kedudukan dan fungsi al-Qur’an yang luar biasa, maka jangan pernah kita jauh dengan al-Qur’an, apalagi meninggalkan al-Qur’an. Tetapi kita harus selalu dekat dengan al-Qur’an, bersahabat dengan al-Qur’an dan berinteraksi dengan al-Qur’an. Ingat hadis Rasulullah SAW yang artinya “Bacalah al-Qur’an, dan beramallah dengan al-Qur’an, dan jangan jauhi al-Qur’an”. Berdasarkan hadis ini jelas bahwa: Pertama: Kita senantiasa diperintahkan untuk selalu membaca al-Qur’an, sebab dengan membaca satu huruf saja dari al-Qur’an, kita akan mendapatkan sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan lagi menjadi sepuluh kebaikan, apalagi di bulan suci Ramadhan, tentunya akan lebih istemewa. Kedua, kita senantiasa diperintahkan untuk selalu berbuat, bersikap dan bertingkah laku berdasarkan al-Qur’an, sebab dengan selalu berpedoman kepada al-Qur’an, niscaya semua perbuatan, sikap dan tingkah laku kita akan terjaga, sehingga kita akan mendapatkan keselamatan. Ketiga, kita dilarang  jauh dengan al-Qur’an, sebab jauh dengan al-Qur’an berarti kita dapat kehilangan akan keberkahannya, sebaliknya kita harus selalu dekat dengan al-Qur’an, sehingga kita akan mendapatkan akan nilai-nilai keistimewaannya.

                Dengan demikian jelas bahwa al-Qur’an memiliki kedudukan dan fungsi yang luar biasa bagi kehidupan manusia, sehingga tidak heran kalau orang non Islam pun banyak yang mempelajari al-Qur’an. Untuk itu marilah kita senantiasa bersahabat dengan al-Qur’an dan selalu hidup bersama al-Qur’an, tentunya dengan senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita akan menjadi insan-insan qur’ani. Wallahu’alam Bishawab.

  • Gebyar Ramadanan IKMA PGSD Universitas Muhammadiyah Berbagi Takjil

    Lampung Utara: Ramadhan dapat menjadi momen penguatan berbagai karakter baik, meski pembelajaran masih dilakukan secara daring. Bagi pendidikan tinggi, pendidikan karakter religius di bulan Ramadhan ini dapat dilakukan dengan beragam cara, termasuk melalui kegiatan berbagi maupun berdiskusi.

    Terkait hal itu, Universitas Muhammadiyah Kotabumi atau UMKO menggelar kegiatan “Gebyar Ramadhan 2021” dengan kegiatannya berupa berbagi takjil dan juga diskusi ramadan dengan tema “Ramadan dalam Perspektif Generasi Milenial” Gebyar Ramadhan ini, diadakan oleh Ikatan Mahasiswa (IKMA) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Kotabumi.

    Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilaksanakan oleh IKMA PGSD pada bulan ramadhan setelah diresmikannya IKMA PGSD beberapa waktu lalu.

    Takjil yang sudah disiapkan di bagikan ke lokasi yang sudah ditentukan yaitu, Tugu Payan Mas Kotabumi serta beberapa tim menyusuri jalan setapak menuju Pasar Pagi Kotabumi.

    Ari Wahyudi selaku Ketua Umum IKMA PGSD Mengatakan, “Kegiatan ini adalah suatu kegiatan positif, yang mana mengajarkan kita untuk berbagi terhadap sesama, terlebih ini merupakan bulan suci ramadan.”

    Kegiatan bagi takjil ini dilakukan oleh seluruh Pengurus dan Anggota IKMA PGSD Universitas Muhammadiyah.

    Elizar selaku Kaprodi program studi PGSD Universitas Muhammadiyah Kotabumi sangat mengapresiasi penuh adanya kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa seharusnya seluruh mahasiswa PGSD ikut andil dalam kegiatan positif ini.

    Untuk kegiatan selanjutnya yaitu diskusi ramadan yang akan dilaksanakan pada 24 April 2021. Akan dilakukan secara online karena mengingat kegiatan ini dilaksanakan di tengah masa pandemi Covid-19. Kegiatan acara diskusi ramadan ini terbuka untuk umum. Diskusi ramadan kali ini akan diisi oleh Abi Muryadi, S.H.I.M.Pd.I. sebagai narasumber.

    Ika Mulia Agustin selaku Sekertaris Umum IKMA PGSD Mengatakan, “Saya sangat berharap teman-teman mahasiswa dapat berpartisipasi mengikuti semua kegiatan gebyar Ramadhan sampai akhir”

    Bagi siapapun yang ingin mengikuti kegiatan diskusi ramadan, dapat menghubungi narahubung Carolina (083168494176), pendaftaran sudah dibuka mulai dari tanggal 22 April hingga 24 April 2021 besok. (Rls)

  • Ansor Lampung Utara Imbau Masyarakat Tidak Cemaskan Bom Bunuh Diri di Makassar

    Lampung Utara: Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Kabupaten Lampung Utara imbau masyarakat tidak perlu takut dalam menanggapi peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3).

    Menurut Ketua PC GP Ansor Lampung Utara Hidrikal Mukrom hal tersebut merupakan langkah untuk lebih mudah mengubrak-abrik tatanan ketertiban yang telah berjalan di Indonesia.

    “Masyarakat tidak perlu takut ataupun cemas terhadap peristiwa ini. Semoga masyarakat tetap bersikap dewasa, tak terprovokasi, jangan sampai ada kejadian yang memicu disintegrasi bangsa. Mari kita tetap jaga ukhuwah kebangsaan dengan saudara-saudari kita,” ujarnya di Kota Bumi, Lampung Utara, Senin (29/3).

    Indonesia adalah rahmat bagi semua, oleh sebab itu pemuda yang akrab disapa Ikal itu tidak membenarkan perbuatan tersebut dengan alasan apa pun. Apalagi pada saat ini momentum menjelang Paskah dan bulan suci Ramdhan semakin dekat.

    “Dalam pandangan agama mana pun hal ini sangat tidak dibenarkan dan tidak mencerminkan ajaran agama. Kejadian ini tidak dapat di toleransi meski dengan alasan apa pun. Bom bunuh diri di tengah masyarakat yang dalam, bukan dalam peperangan, adalah perbuatan keji,” katanya.

    Keluarga Besar Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Lampung Utara turut berduka atas peristiwa tersebut. Kendati tak ada korban jiwa, Ansor Banser Lampung Utara mengutuk keras tindakan tersebut serta mendukung penuh dan mendesak aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku, motif, hingga jaringan bom bunuh diri tersebut.

    Lebih lanjut, pemilik Cikael Digital Printing Kota Bumi itu menegaskan, pengusutan secara tuntas sangat perlu dilakukan agar tidak timbul saling curiga di tengah umat beragama yang hidup di tanah Indonesia ini.

    Ia juga mengimbau agar pihak mana pun tidak terpancing akan peristiwa ini, agar tidak digiring menjadi isu permusuhan berbau SARA. Untuk itu mengajak masyarakat untuk terus menyuarakan pengukuhan ukhuwah wathaniyah terhadap persaudaraan sesama anak bangsa dan ukhuwah basyariyah, persaudaraan sesama umat beragama.

    “Kita percayakan kepada aparat keamanan dan pihak yang berwajib untuk mengusut tuntas kasus ini. Mari kita jaga solidaritas, saling menjaga ketertiban keamanan dan berdoa agar tidak lagi terjadi hal serupa,” demikian Hidrikal Mukrom. (Disisi Saidi Fatah)

  • Opini: Merajut Kesalehan Sosial di Tengah Pandemi

    Merajut Kesalehan Sosial di Tengah Pandemi

     Miswanto, M.H.I.

    Dosen UIN RIL/Santri PP. Al Hikmah BL

    Puasa Ramadhan adalah amalan istimewa yang Allah berikan untuk umat Islam, dijadikan istimewa karena puasa ramadhan “hanyalah untuk-Ku (Allah) dan Akulah (Allah) yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung (HR Bukhari : 7/226”. Hikmah dan kebajikannya pun bersifat multidimensional, bukan saja fokus pada kondisi moral dan spiritual, tetapi juga memiliki efek pada kesalehan pribadi (individu) dan juga kesalehan sosial, karena sejatinya tujuan akhir dari ritual puasa yaitu “agar kita menjadi orang yang bertakwa/la’allakum tattaquun (QS. Al-Baqarah: 183)”. Tentu ini semua bisa diraih oleh umat islam yang menjalankan puasa bukan sekedar untuk menahan (imsak) dari hal-hal yang bersifat biologis tapi juga menahan (imsak) dari hal-hal yang bersifat psikologis.

    Dimensi sosial pada ibadah puasa dapat dilihat dari beberapa aspek yang ada di dalam ritual tersebut:

    Pertama : orang yang berpuasa mengharuskan dirinya untuk menahan (imsak) terhadap kebutuhan biologis, yaitu makan dan minum. Proses ini sejatinya merupakan media untuk melatih seseorang agar mampu mengendalikan diri dari dorongan syahwat yang berpusat pada perut dan juga sebagai wahana untuk melatih kepekaan sosial seseorang dengan ikut merasakan beratnya kondisi dikala harus menahan haus dan lapar yang disebabkan karena kondisi kemiskinan terlebih di kala Pandemi Covid 19 yang sedang melanda Dunia.

    Pandemi Covid 19 telah meluluhlantakkan tatanan kehidupan sosial terlebih pada aspek ekonomi, terjadinya PHK secara masal, usaha-usaha individu gulung tikar karena adanya pembatasa sosial, di sisi lain kebutuhan hidup tetap harus terpenuhi. Tentu keadaan ini tidak akan mampu untuk dihadapi secara individu atau kelompok, tetapi membutuhkan semua elemen bangsa bergandeng tangan menyusun strategi dan kekuatan agar mampu mengatasi pandemi secara komprehensif, yang kuat membantu yang lemah dan yang kaya membantu yang miskin. Dan momentum Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk belajar serta membiasakan saling memberi dan membantu sesuai dengan kemampuan masing-masing.

    Kedua : Pada bulan Ramadhan juga disyariatkan Zakat Fitrah, yaitu zakat yang dikeluarkan beberapa hari sebelum bulan puasa berakhir. Kewajiban membayar zakat fitrah berlaku bagi semua Muslim yang mampu dari segi harta, baik bagi laki-laki dan perempuan yang sudah baligh maupun belum baligh. Ada delapan golongan yang berhak untuk mendapatkan zakat fitrah di bulan suci Ramadan. Hal ini dijelaskan di dalam QS. At-Taubah: 60.

    إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاء وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

    Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’alaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. At-taubah:60)

    Selain sebagai penyempurna ibadah Puasa, zakat Fitrah juga semakin memperteguh adanya Kesalehan Sosial yang harus diraih pada seseorang yang menjalankan puasa pada bulan Ramadhan yaitu ikut bahu membahu membantu masyarakat yang kurang mampu dalam sektor ekonomi. “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah, untuk membersihkan orang yang berpuasa dari lontaran kata yang tidak bermanfaat dan kotor, serta untuk memberi makanan kepada orang-orang miskin.” (HR. Abu Daud)”.