Category: Breaking News

Et ullamcorper sollicitudin elit odio consequat mauris, wisi velit tortor semper vel feugiat dui, ultricies lacus. Congue mattis luctus, quam orci mi semper

  • Kapolri, Panglima TNI, dan Menkes Kunjungi Lokasi Vaksin LDII

    Jakarta: DPP LDII bersama Ponpes Minhaajurrosyidiin dan Puskesmas Cipayung menghelat vaksinasi Covid-19 secara masal sejak 14 Juni 2021. Kesuksesan perhelatan ini membuat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, tertarik meninjau lokasi. (2/7/2021).

    Para pejabat tinggi Indonesia tersebut meninjau secara langsung vaksinasi Covid-19. Dalam kunjungan tersebut, mereka mengapresiasi kinerja Ponpes Minhaajurrosyidiin dan DPP LDII dalam menyukseskan program vaksinasi.

    Apresiasi datang dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Ia memuji Padepokan Pencak Silat Persinas ASAD di pesantren tersebut yang menjadi lokasi vaksinasi. Selain tempatnya luas, padepokan itu juga memiliki sirkulasi udara yang baik, serta tersedia toilet yang memadai.

    Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga berdialog dengan Kepala Puskesmas Cipayung drg. Rini Muharini. Ia menanyakan berbagai kendala yang dialami para tenaga kesehatan (Nakes) dalam melakukan vaksinasi.

    “Kami kekurangan nakes pak, apabila Panglima TNI berkenan menambah nakes, kita akan menambah sentra vaksinasi di wilayah Cipayung agar target segera tercapai,” ujar drg. Rini Muharini.

    Mendengar jawaban itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku siap untuk membantu menfasilitasi, termasuk menambah nakes agar pencapaian target masyarakat yang divaksin segera terpenuhi.

    “TNI siap menambah nakes untuk membantu pelaksanaan vaksinasi di wilayah Jabodetabek. Lalu berapa orang yang di vaksin sehari?” ujarnya bertanya kepada salah satu nakes TNI.

    “Siap, mampu memvaksin 400 lebih masyarakat dalam sehari,” jawab nakes TNI tersebut.

    Marsekal Hadi Tjahjanto pun memberi apresiasi terhadap nakes itu, sekaligus berpesan di samping melaksanakan tugas, harus tetap menjaga kesehatan dan menerapkan disiplin protokol kesehatan. Panglima juga berpesan kepada masyarakat yang akan melaksanakan vaksin, walaupun sudah divaksin agar tetap melaksanakan disiplin protokol kesehatan yang utama.

    Sementara itu, Ketua DPP LDII Teddy Suratmadji yang hadir menemani tiga pejabat negara yang meninjau lokasi juga memberi penjelasan.

    Menurutnya, kegiatan DPP LDII yang diselengarakan 14 Juni 2021 ini, pada awalnya untuk para santri dan guru-guru pondok serta warga di sekitar pondok. Namun, karena dianggap representatif baik tempat maupun panitia penyelenggaranya, petugas dari Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur mengusulkan dibuka untuk umum.

    “Program vaksinasi ini merupakan salah satu wujud permintaan Bapak Presiden Joko Widodo yang disampaikan langsung kepada Ketum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso, agar bisa membantu program pemerintah menyukseskan Vaksinasi target satu juta orang per hari,” ujarnya.

    DPP LDII kemudian bekerja sama dengan Ponpes Minhaajurrosyidiin dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk merealisasikannya. Vaksinasi massal yang dilaksanakan di Padepokan Persinas ASAD, Pondok Gede, Jakarta Timur ini menargetkan 500 peserta sehari dan akan terus bertambah sesuai dengan arahan pemerintah.

    Hingga kini, sudah ada 9.438 warga yang berhasil divaksin. Mereka terdiri dari santri dan pengurus Ponpes Minhaajurrosyidiin, warga LDII, dan warga Kelurahan Lubang Buaya. Dengan adanya bantuan tenaga nakes dari TNI yang semula 50 menjadi 100 orang, harapannya target seribu orang perhari bisa tercapai.

    Kegiatan vaksinasi covid-19 juga diikuti oleh warga LDII di daerah-daerah melalui vaksinasi massal oleh pemda setempat, Polda Lampung maupun puskesmas hingga kelurahan/desa, termasuk saya dan sekretaris LDII Lampung sudah 2 kali disuntik vaksin ujar Aditya ketua DPW LDII. (Rls)

  • Hadapi Covid-19 yang Terus Meningkat, Ketua Komisi Dakwah MUI Ajak Bermuhasabah

    Jakarta: Ketua Komisi Dakwah MUI, KH. Ahmad Zubaidi, menyampaikan bahwa muhasabah merupakan jalan terbaik untuk meredakan Covid-19 saat ini. Menurutnya, para Nabi terdahulu ketika tertimpa musibah segera mengakui kesalahannya kepada Allah SWT. Mereka mengakui dirinya sebagai orang yang dzalim dan setelah itu musibah akan berlalu.

    “Sebelum berdzikir, kita harus merenungi apa yang sudah kita lakukan. Sesungguhnya apa yang terjadi di bumi ini, termasuk musibah Covid-19, tidak lepas dari ulah tangan manusia. Maka, daripada kita menyalahkan orang lain, lebih baik di hadapan Allah SWT kita mengaku sebagai orang yang salah. Kalau kita senantiasa merasa benar, maka justru pertolongan Allah SWT semakin jauh, ” ujarnya dalam kegiatan Muhasabah dan Istighosah Virtual untuk Keselamatan Umat Islam dari Ancaman Covid-19, Sabtu (26/06) malam di Jakarta.

    Dia menyampaikan, selain dzikir, muhasabah adalah upaya batiniah sebagai bukti tunduk kepada Allah SWT. Bagaimanapun, Allah SWT yang menjadi pencipta segalanya termasuk Covid-19. Ikhtiar lahiriyah yang selama ini sudah dilakukan, ujar dia, belum cukup. Karena itu, upaya batiniah seperti muhasabah dan dzikir dibutuhkan untuk menyambungkan hati kepada Allah SWT.

    “Kita semua merasakan musibah yang menimpa negeri ini satu setengah tahun. Harapan kita, Covid-19 ini bisa segera berakhir namun nampaknya sampai hari ini penderitanya terus bertambah dan korban berjatuhan. Istighosah yang dulunya bisa kita lakukan hybrid, namun saat ini semuanya hadir full virtual di rumahnya masing-masing, ” ujarnya.

    Menurutnya, muhasabah juga menjadi koreksi atas upaya lahiriyah yang selama ini sudah dilakukan. Pemerintah sudah mengupayakan vaksinasi maupun literasi kepada masyarakat. MUI juga terus melakukan sosialisasi fatwa Covid-19 ke seluruh Indonesia untuk membangkitkan ikhtiar masyarakat. Karena Covid-19 belum mereda dan justru bertambah, kemungkinan ada yang masih kurang dalam ikhtiar itu.

    Maka selain memaksimalkan ikhtiar lahiriyah, ikhtiar batiniah dengan menyambungkan hati kita berdzikir kepada Allah SWT, bisa menjadi solusi kita untuk menghadapi Covid-19 ini. Hanya kepada Allah SWT kita meminta serta hanya kepada-Nya kita memohon musibah ini lekas berakhir, ” ujarnya. (Muhamad Saepudin/Din/Tim Media MUI Pusat)

  • Masuk Zona Merah, Bupati Pringsewu Larang Acara yang Mengumpulkan Massa

    Pringsewu: Bupati Pringsewu H Sujadi menyebutkan bahwa saat ini Kabupaten Pringsewu masuk dalam zona merah penyebaran Covid-19. Menyikapi kondisi ini ia mengingatkan dan melarag warganya untuk tidak menggelar acara yang mengumpulkan banyak massa sehingga terjadi kerumunan.

    “Pringsewu merah. Hajatan boleh tapi tidak usah undang-undang orang. Kenduren boleh tapi dianter-anter saja. Jaran kepang silahkan tapi tidak perlu ditonton,” katanya, Ahad (27/6).

    Selain itu, ia juga mengingatkan warganya untuk terus menaati protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran Covid-19 yang saat ini terus mengalami lonjakan kasus. “Pakai masker, cuci tangan pakai air mengalir, jaga jarak, hindari kerumunan. Sehat, sehat, sehat,” katanya mengingatkan.

    Sebelumnya Kabupaten Pringsewu juga sudah mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 38 tahun 2020 tentang penanganan penyebaran covid-19 yang mengatur protokol kesehatan secara ketat.

    Saat ini kasus Covid-19 di Kabupaten Pringsewu sudah menyentuh angka lebih dari seribu kasus. Sampai dengan tanggal 24 Juni 2021 sudah ada 45 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Pringsewu.

    Sementara Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Pringsewu, Hadi Mochtarom mengatakan bahwa ada satu pekon yang masuk zona merah covid-19 yakni Pekon (Desa) Fajarbaru, Kecamatan Pagelaran Utara, Pringsewu. Penetapan zonasi itu berdasarkan kondisi daerah tersebut yang terdapat lima rumah di salah satu RT terpapar covid-19.

    Menurutnya saat ini warga yang terpapar menjalani perawatan di rumah sakit dan menjalani isolasi mandiri. Sejauh ini Pemerintah Daerah juga masih menjalankan PPKM Mikro. Sementara Pekon Fajabaru langsung mengaktifkan kembali satgas Covid-19 tingkat Pekon. (Muhammad Faizin)

  • Kolaborasi Ulama dan Umaro, MUI Kabupaten Tulang Bawang Gelar Sosialisasi Kebangsaan

    Tulang Bawang: Majelis Uama Indonesia (MUI) Kabupaten Tulang Bawang menggelar sosialisasi kebangsaan di Islamic Center Menggala, Kamis (24/6/2021).

    Sosialisasi ini mengusung tema “Peran ulama untuk memperkokoh persaudaraan, guna mempersatukan umat dalam upaya bergerak melayani warga”.

    Acara ini dihadiri jajaran Pengurus MUI Lampung diantaranya Drs. KH. Basyaruddin Maisir AM Sekretaris Umum MUI Lampung, H. Suryani M. Nur, S.Sos., MM Ketua MUI Lampung, H. Supriyadi, S.Pd.I Bendahara Umum MUI Lampung, Rudi Santoso, MHI., MH Komisi Infokom MUI Lampung, Pemkab Tulang Bawang Dr. Untung Widodo, M.Si mewakili Bupati Dr. Hj. Winarti, jajaran Forkompinda Kab. Tulang Bawang, Tokoh Ormas Islam dan Tokoh Adat.

    Dalam sambutannya, Ketua MUI Tulang Bawang KH. Yantori mengatakan maksud dan tujuan Sosialisasi Kebangsaan ini untuk merajut kembali ukhuwah Islamiyah dan menumbuhkan rasa kerukunan, kebersamaan untuk mempersatukan umat dalam upaya bergerak melayani warga.

    Sementara Drs. KH. Basyaruddin Maisir AM Sekretaris Umum MUI Lampung mengatakan kegiatan ini dapat menambah wawasan kebangsaan dan keagamaan dalam rangka memperkokoh keimanan. Bergerak Melayani Warga (BMW) adalah program unggulan Bupati Tulang Bawang Winarti, ini sangat sejalan dengan peran ulama untuk mempersatukan umat.

    Drs. KH. Basyaruddin Maisir AM juga berpesan, dengan meningkatnya Covid-19 dengan varian baru, maka semua peserta wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan peserta terbatas,” terangnya.

    Setalah pembukaan dilanjutkan dengan Sosialisasi Kebangsaan dengan menghadirkan 2 narasumber H. Suryani M. Nur Ketua MUI Lampung dan Dr. Untung Widodo, M.Si Asisten III Bidang Administrasi dan Umum dipandu oleh Moderator Rudi Santoso, MHI., MH Komisi Infokom MUI Lampung.

    Usai acara Sosialisasi Kebangsaan Jajaran Pengurus MUI Lampung, MUI Kab. Tulang Bawang dan Tokoh Adat mengunjungi Tugu Garuda Ikon Kabupaten Tulang Bawang dan Ziarah Makam Menak Ngegulung Sakti yang konon cerita beliau adalah sosok Panglima Perang. (Andira Putri Isnaini)

  • Wapres Dorong Indonesia Punya Sertifikat Halal Bertaraf Internasional

    Jakarta: Pemerintah mengupayakan agar Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia. Salah satu upaya yang terus dilakukan adalah membuka pasar ekspor ke berbagai negara.

    Sasaran dari pasar ekspor ini adalah negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang mayoritas penduduknya Muslim. Tetapi untuk mewujudkan semua ini, Indonesia memerlukan satu sertifikat halal yang dapat diterima secara internasional.

    “Tak dapat dimungkiri, sertifikat halal menjadi salah satu syarat produk untuk dapat diterima di negara-negara tujuan ekspor, khususnya negara dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim, termasuk negara-negara anggota OKI,” kata Wakil Presiden (Wapres) Prof KH Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara Closing Ceremony Festival Syawal Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) 1442 H melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (22/6)

    Dalam acara ini, Wapres juga menyampaikan permintaannya pada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) bersama LPPOM MUI untuk berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM guna menyepakati adanya satu sertifikat halal Indonesia yang diterima secara internasional.

    Di samping itu, lanjut Wapres, kemudahan memperoleh sertifikasi halal bagi para pelaku usaha khususnya Usaha Mikro dan Kecil (UMK) juga penting diupayakan untuk mendukung ketersediaan produk halal yang berdaya saing.

    Sebagai contoh, melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 57 tahun 2021, pemerintah telah menetapkan pembebasan biaya sertifikasi halal bagi UMK, sehingga dia mengimbau kepada seluruh pelaku UMK untuk segera mengurus sertifikasi halal bagi produknya.

    “Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing dan menambah nilai produk, sehingga diharapkan produk UMK dapat menjadi penguat ekonomi Indonesia, baik dalam skala nasional maupun internasional,” ujar dia.

    Pada acara yang dikemas bersamaan dengan Webinar Halal bertema “Tingkatkan Daya Saing UMK melalui Sertifikasi Halal yang Mudah dan Terpercaya” ini, Wapres juga menyampaikan selain mempermudah sertifikasi halal, pemerintah juga memberikan perhatian khusus kepada pengembangan UMK sebagai pelaku utama ekonomi dan keuangan syariah karena jumlahnya yang sangat besar.

    Perhatian yang diberikan itu meliputi dukungan kebijakan permodalan, pelatihan manajemen dan pemasaran, serta kemudahan akses pasar termasuk melalui platform digital. “Pemerintah juga mendorong terjadinya sinergi yang saling menguntungkan antara UMK dan pelaku usaha menengah dan besar, serta BUMN,” ujar dia.

    Kiai Ma’ruf menilai perlu adanya fasilitas dari lembaga-lembaga yang berwenang akan hal ini dari BPJPH, LPPOM MUI, dan Lembaga terkait lainnya untuk memperlancar proses sertifikasi produk UMK agar tetap kompetitif dan dapat menembus pasar domestik maupun global.

    Direktur Eksekutif LPPOM MUI, Muti Arintawati, mengatakan UMK saat ini masih menghadapi kesulitan umum dalam mendapatkan sertifikasi halal, seperti kurangnya pengetahuan tentang persyaratan sertifikat halal, terbatasnya akses informasi bahan-bahan halal, sulitnya mendapatkan sumber daging dan produk turunannya yang telah bersertifikat halal di pasaran, serta masalah biaya.

    Oleh sebab itu, Muti menuturkan LPPOM MUI berinisiatif menyelenggarakan Festival Syawal 1442 H sebagai bentuk kepedulian kepada UMK dalam rangka meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk, serta bentuk komitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan jumlah produksi produk halal yang berdaya saing di tingkat global.

    “Adapun bentuk program yang diselenggarakan ada dua, yang pertama adalah fasilitasi sertifikasi halal kepada sejumlah pelaku UMK dari seluruh Indonesia, (dan) yang kedua adalah bimbingan sertifikasi halal,” tuturnya.

    Secara keseluruhan, menurut Muti, terdapat 3.166 UMK yang mendaftar dalam program ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.811 UMK telah mendapatkan bimbingan teknis dan 644 UMK telah difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat halal.

    “Kami yakin jika seluruh stakeholder saling bergandengan tangan baik dari unsur pemerintah, swasta, perguruan tinggi, organisasi massa, juga komunitas dan penggiat halal di seluruh Indonesia, maka UMK di Indonesia akan semakin maju, semakin berkembang, semakin berkualitas, dan tentunya dapat memenuhi syarat halalan thoyiban, sehingga siap bersaing tidak hanya di pasar lokal maupun juga di pasar global,” harapnya.

    Tampak hadir dalam acara ini Wakil Ketua MUI Anwar Abbas, Plt Kepala BPJPH Mastuki, Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo, Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar, Direktur Pelayanan Halal Audit LPPOM MUI Muslich, Asisten Deputi Perlindungan dan Kemudahan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Rahmadi selaku narasumber Webinar, pengurus LPPOM MUI Pusat dan Daerah, perwakilan Kementerian Koperasi dan UKM, perwakilan Asosiasi Penggiat Halal Indonesia, serta para pelaku UMK. Sementara itu, Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bambang Widianto, dan Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi. (EP-BPMI Setwapres/ Hurriyati Aliyah/ Nashih)

  • Sekjen MUI: Perlu Ketegasan Bersama Memaknai Bahaya Zona Merah

    Jakarta: Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan menyampaikan bahwa perlu ada kesamaan pandangan menyikapi zona merah. MUI sejak lama memaknai zona merah, seperti fatwanya, dengan kawasan yang penanganan Covid-19 nya tidak terkendali. Namun pihak lain masih ada yang tidak memaknai bahaya zona merah bahkan sampai menuding Covid-19 tidak ada. Karena itu, ujar dia, diperlukan pemahaman yang seragam dan utuh memaknai bahaya zona merah Covid-19.

    “Ada banyak hal yang perlu kita pertegas, pertama dalam fatwa MUI itu disebutkan ada zona yang terkendali dan tidak terkendali, ada zona merah, zona itu tentu ada fakta dimana di daerah tersebut sudah terbukti ada terkena Covid-19. Namun kemudian jangan digeneralisir, perlu kita dalami mana yang dimaksud dengan zona merah, mana yang dimaksud zona terkendali dan tidak terkendali, ” ujarnya, Rabu (23/06) di Jakarta dalam konferensi pers Pelaksanaan Idul Adha 1442 H Aman Covid-19 yang digelar BNPB.

    Dia mengatakan, kesamaan pemahaman ini nantinya bisa menyamakan langkah gerak melawan Covid-19 menjadi lebih kuat. Dia pun mengajak berbagai pihak, khususnya tim Covid-19 mempertegas makna zona merah ini. Sehingga masyarakat pun semakin sadar akan bahaya zona merah.

    “Saya menyerukan kepada Tim Satgas Covid-19 untuk menyerukan sehingga kita mempunyai satu persepsi yang sama. Kita perlu memantabkan pemahaman kita dalam rangka menegakkan protokol kesehatan. Maka di sinilah diperlukan koordinasi satgas provinsi maupun kabupaten/kota, ” ujarnya.

    Selain penyamaan makna zona merah itu, Buya Amir juga meminta agar protokol kesehatan berlaku seragam pada semua pihak. Selama ini, kata dia, Masjid terus menjadi percontohan tempat untuk merespon Covid-19 yang baik. Selain itu, kata dia, tempat-tempat lain seperti tempat pertemuan umum, pusat perbelanjaan, dan tempat lain yang mengumpulkan banyak masa harus diperlakukan sama. Dengan begitu, maka akan lahir kekompakan semua pihak dalam mengawal Covid-19.

    “Dengan kekompakan itu, kita bisa melawan pandemi Covid-19 melalui kesadaran bersama. Kita tekanan bahwa penanggulangan Covid-19 bukan semata tugas pemerintah, namun juga tugas seluruh bangsa Indonesia, ” ujarnya. (Azhar/Din/Infokom MUI)

  • IPNU IPPNU Tuba Gelar Konfercab di Ponpes Darul Islah

    Tulang Bawang: Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nadhlatul Ulama Kabupaten Tulang Bawang menggelar Konferensi Cabang bertempat di Pondok Pesantren Darul Islah Kecamatan Banjar Margo.

    Kegiatan tersebut mengangkat tema “Rekonstruksi Nahdlatul Ulama menuju peradaban baru di masa Pandemi Covid-19”.

    Ketua PW IPNU Lampung, Sigit Nugroho mengatakan Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama saat ini merupakan gambaran Nahdlatul Ulama dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, jadi IPNU harus mulai dilatih serta dikader secara terus menerus agar menjadi kader-kader muda yang berkualitas.

    Dalam agenda tersebut turut hadir Pimpinan Pondok Pesantren Darul Islah, Jajaran pengurus PW IPNU IPPNU Lampung, PW Fatayat NU Lampung, PCNU Kabupaten Tulang Bawang, PC Muslimat NU Tulang Bawang, PC GP Ansor Tulang Bawang dan PC PMII Tulang Bawang.

    Dalam kesempatan yang lainnya, Ketua PW IPPNU Rekanita Sasa mengatakan Konferensi Cabang adalah Suatu Bentuk Kaderisasi.

    “Setiap organisasi pengkaderan harus ada nya regenerasi pengurus supaya dalam pemberdayaan kader guna upaya dalam menyiapkan generasi setiap tahapan.

    Konferensi Cabang IPNU IPPNU Kabupaten Tulang Bawang menghasilkan suatu keputusan yakni Rekan Muhlisin dan Rekanita Lestari Permata Ningrum sebagai ketua PC IPNU IPPNU Kabupaten Tulang Bawang Masa Khidmat 2021-2023. (Saibani)

  • Pergunu Seminarkan Pendidikan dan Kearifan Lokal Berdaya Saing Global, Fauzi Ajak Minum Vitamin Bersama

    Pringsewu: Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Provinsi Lampung mengadakan Seminar Nasional bertema “Meningkatkan SDM Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Berdaya Saing Global, Ahad (20/6/2021).

    Seminar secara luring di Kampus STIT Pringsewu ini juga dilakukan daring melalui zoom-meeting dan kanal youtube, diikuti lebih dari 480 peserta dari seluruh wilayah Indonesia.

    Secara luring hadir Ketua Pergunu Lampung Dr. KH. Jamaludin Malik, M.Pd.I., Wakil BupatI Pringsewu Dr. H. Fauzi, Tim Teknologi Informasi PP Pergunu Dr. H. Heri Kuswara, Dr. Ihsan Mustofa, Drs. KH Zulqarnain, M.Pd.I., dan moderator Dwi Rohmadi Mustofa, M.Pd., serta anggota Pergunu Lampung. Secara daring narasumber seminar Rektor Universitas Terbuka Prof. Ojat Darojat, Ph.D., Wakil Rektor I IKHAC Pacet Mojokerto Dr. Eng. Fadly Usman, Dosen Universitas Negeri Jakarta yang juga pengembang gurumerdeka.id., Adhariksa Zukhruf, M.Med.Com.

    Saat menyampaikan sambutan, Dr. H. Fauzi mengajak semua pihak agar terus menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas tubuh dan stamina. Menariknya, peserta yang hadir diberikan tablet vitamin dan minum vitamin bersama. “Minum vitamin ini salah satu upaya kita menjaga kesehatan dan meningkatkan stamina. Tentu juga senantiasa berdoa agar wabah covid segara berakhir,” ujarnya.

    Fauzi menambahkan, di era digital agar para guru dan pendidik memperbanyak konten digital sebagai media pembelajaran sekaligus media dakwah. “Kita punya banyak ahli pada berbagai bidang keilmuan. Dengan publikasi digital bisa dipelajari atau dilihat lebih banyak orang dan bisa menjadi jejak digital,” tuturnya.

    Demikian juga kegiatan-kegiatan NU hendaknya dipublikasikan. Tujuannya, agar lebih banyak yang melihat dan menjadi dokumentasi digital yang baik. Niatkan bukan riya’, namun melakukan yang bermanfaat untuk orang banyak dan untuk pemerataan pengetahuan di masa datang. “Kontennya yang positif, perhatikan etika dan UU ITE. Kita perlu memperbanyak dokumentasi dan jejak digital. Saya yakin kita bisa,” imbuhnya.

    Sementara itu, Dr. KH. Jamaluddin Malik mengungkapkan, guru dan dosen harus mampu meningkatkan kualitas diri secara berkelanjutan, lebih khusus lagi di bidang teknologi informasi. Sebab, menurut dia, teknologi informasi memberi dampak perubahan besar dalam pengelolaan pembelajaran dan lembaga pendidikan. “Jadi kita bisa mendesain pembejaran yang menarik dan mengelola pembelajaran yang efektif. Sehingga tujuan pembelajaran tercapai,” kata dia.

    Dalam paparannya Prof. Ojat Darojat, Ph.D. mengatakan, upaya kegiatan belajar berbasis jarak jauh atau online di masa pandemi Covid ini harus dilakukan evaluasi efektivitasnya. Banyak model pembelajaran jarak jauh, baik yang syncronous maupun asyncronous.

    “Sekarang yang terjadi pembelajaran darurat dari rumah, bukan pembelajaran jarak jauh atau online dari rumah. Paradigma ini yang harus diubah, karena pada dasarnya kita bisa melakukan pembelajaran seperti tatap muka dalam kelas meskipun dilakukan secara online,” jelasnya.

    Yang sangat diperlukan sekarang adalah para pendidik hendaknya memperkuat serta memperdalam makna pedagogik berbasis online. Agar pendidik mampu memperdalam serta mengikuti perkembangan pembelajaran berbasis online, dengan memahami karakter setiap siswa melalui berbagai metode.

    Ojat memberikan tips agar pembelajaran dari rumah bisa lebih efektif, antara lain bangkitkan partisipasi siswa, bangun situasi kolaboratif, dukungan terhadap individu siswa, desain strategi pembelajaran yang sesuai, dan evaluasi berkelanjutan.

    Sementara Ardhariksa mengatakan, pentingnya memperhatikan masa depan pendidikan di era digital. Digital dan aplikasi pembelajaran hanyalah alat bantu agar pembelajaran efektif. Menurutnya substansi pendidikan tidak berubah, yakni pembentukan karakter peserta didik. (Idris)

  • Ponpes Nashihuddin Gelar Haflah Akhirussanah Angkatan Pertama

    Bandar Lampung: Memasuki tahun ke 3 setelah resmi dibuka, Pondok Pesantren Nashihuddin dibawah naungan Yayasan Binnur Muttaqin menggelar Haflah Akhirussanah Jami’uddurus, Senin (31/05/2021).

    Pondok Pesantren asuhan Kiai Muda NU Khabibul Muttaqin itu menguji kepiawaian para santrinya dalam menghafal Alquran dan kitab-kitab klasik. Mulai dari kitab yang mempelajari Nahwu Sorof, Fiqih hingga Kitab Tauhid.

    Menurut Kiai Khabibul Muttaqin, terminologi Haflah Akhirussanah adalah perayaan atau pesta yang dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran. Itu sebabnya, Haflah Akhirussanah menjadi ajang unjuk kebolehan para santri dalam bidang menghafal mata pelajaran.

    “Bagi sebagian besar santri atau peserta didik, Haflah Akhirussanah merupakan moment yang sangat berarti, bahkan ditunggu-tunggu,” kata Sekretaris PCNU Bandarlampung itu.

    Dari pantauan, sejumlah santri tampak gembira, terlebih saat menunggu antrian namanya dipanggil kepanggung untuk melafalkan sejumlah hafalan dihadapan para undangan dan wali santri yang hadir, dengan tetap menerapkan protokoler kesehatan dengan ketatat.

    Ya, karena pada moment inilah, berbagai macam prestasi, kreaksi serta unjuk gigi santri digelar. Haflah Akhirussanah seolah menjadi ajang pembuktian akan pembelajaran yang selama ini diajarkan oleh para guru atau asatidz.

    Berikut sejumlah hafalan yang ditampilkan oleh para santri Ponpes Nashihuddin.

    • Khataman Kitab Alala (Si’ir Ta’lim Muta’lim), Ro’sun (Nahwu) oleh 10 orang santri.
    • Khataman Aqidatul Awam (Tauhid) oleh 16 orang santri.
    • Khataman Hidayatussibyan (Tajwid) oleh 13 orang santri.
    • Khataman Si’ir Nahwu oleh 10 orang santri.
    • Khataman Jurumiyah (Nahwu Dasar) oleh 20 orang santri.
    • Khataman Al Imriti (Nahwu Lanjutan) oleh 15 orang santri.

    Selain itu, Yayasan Binnur Muttaqin juga melalukan pelepasan atau wisuda bagi siswa-siswi SMK dan SMP Islam Nashihuddin angkatan pertama (I).

    “Bersyukur kepada Allah dan terus mengharap doa dan dukungan masyarakat agar kedepan Ponpes Nashihuddin terus berkembang dan terus dapat menjaga amanah para wali santri untuk mendidik putra putri harapan bangsa,” pungkas Kiai Khabibul Muttaqin. (Rls)

  • Salamun, Dosen STIT Pringsewu Raih Gelar Doktor

    Pringsewu: Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pringsewu yang juga mantan politisi Partai Golkar Lampung Dr. H. Salamun, M.Pd.I meraih gelar doktor dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam, setelah dinyatakan lulus ujian disertasi dengan predikat sangat memuaskan, di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung secara daring, Senin (31/5/2021).

    Penelitian yang diangkat promovendus dalam disertasinya tentang “Kepemimpinan Profetik dan Kepemimpinan Demokratik Pancasila Dalam Perspektif Islam”.

    Tim Penguji diketuai oleh Rektor UIN Raden Intan Prof. Dr. H. Moh Mukri, M.Ag, Sekretaris Dr. Koderi, M.Pd., Penguji 1 : Prof. Dr. Hj. Siti Patimah, M.Pd., Penguji 2 (Promotor) : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd., Penguji 3 (Co-Promotor 1) : Prof. Dr. H. Achmad Asrori, M.A., Penguji 4 (Co-Promotor 2) : Dr. Hj. Erlina, M.Ag, dan Penguji 5 : Dr. H. Jamal Fakhri M.Ag.

    Ketua Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Islam STIT Pringsewu ini mengangkat penelitian tentang Kepemimpinan Profetik dan Kepemimpinan Demokratik Pancasila Dalam Perspektif Islam, ingin menggali konsep kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di Lembaga Pendidikan Madrasah.

    Kepemimpinan profetik dalam perspektif Islam di lembaga pendidikan madrasah menerapkan konsep prophetic leadership dalam kepemimpinannya dengan menekankan pada keempat sifat-sifat Nabi, yaitu: siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

    Lebih lanjut suami dari Siti Komariyah, M.Pd.I ini mengatakan Kepemimpinan Demokratik Pancasila dalam perspektif Islam di lembaga pendidikan madrasah dimana dalam konsep kepemimpinan yang demokratis Kepala Madrasah harus melakukan dua fungsi kepemimpinan, yaitu manajer dan koordinator yakni segi nilai-nilai kebenaran dan keyakinan dalam menjalankan kepemimpinan dalam sebuah organisasi.

    Sedangkan Kepemimpinan Demokratik Pancasila Dalam perspektif Islam ialah kepemimpinan yang dibangun dan dipraktikkan berdasarkan hikmat atau kebijaksanaan. Dimana hikmat itu ilmu kenabian dan kesempurnaan ilmu yang dapat memahami Al-Qur’an dan Sunnah secara mendalam sehingga dapat membedakan yang haq dan yang bathil, dengan demikian berarti sebangun dengan makna profetik (kenabian) itu sendiri.

    Kepemimpinan Demokratik Pancasila yang berlandaskan kepada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan hikmah serta menjunjung tinggi keadilan ialah merupakan sintesa dari kepemimpinan profetik dengan kepemimpinan demokratik (liberal).

    Kepemimpinan Demokratik Pancasila yang kemudian disebutkan Salamun sebagai model kepemimpinan demokratik berketuhanan (Godly Democratic Leadership) sangat tepat (kompatibel) untuk diterapkan pada kepemimpinan kepala madrasah.

    “Peneliti berkesimpulan bahwa, Kepemimpinan Demokratik Pancasila yang kemudian disebut Kepemimpinan demokratik yang berketuhanan adalah merupakan sintesa kepemimpinan profetik demokratik liberal. Demikian, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kehidupan demokrasi di Indonesia. Kebetulan bersamaan dengan hari lahir Pancasila 1 Juni,” ujar Salamun, mantan anggota DPRD Tanggamus dua periode ini. (Idris)