Category: Breaking News

Et ullamcorper sollicitudin elit odio consequat mauris, wisi velit tortor semper vel feugiat dui, ultricies lacus. Congue mattis luctus, quam orci mi semper

  • Bupati Lampung Timur Serahkan Syahadah Wisuda Santri Pesantren Assahil

    Lampung Timur: Puncak pelaksanaan pengajian dan Haflah Khotmil Qur’an berlangsung dengan meriah, penyematan kalung diberikan langsung oleh Bupati Lampung Timur H Dawam Raharjo, bertempat di Pesantren Assahil, Desa Tanjung Wangi, Kabupaten Lampung Timur, pada Ahad (13/3/2022). Kegiatan ini merupakan wisuda santri bil ghoib (membaca tanpa melihat mushaf) dan bin nadzar (membaca dengan melihat mushaf).

    Sebanyak 19 orang wisudawan bil ghoib, 6 di antaranya putra dan 13 putri. Serta 72 orang wisudawan bin nadzar. Sebuah kebanggaan bagi keluarga besar Pesantren Assahil dan para orang tua tentunya. Dengan semangat tanpa mengenal lelah para penghafal Al-Qur’an akhirnya tiba pada saat yang ditunggu yaitu Wisuda Haflah yang dihadiri ratusan tamu undangan.

    Turut hadir dalam kesempatan ini menyaksikan prosesi wisuda Plt Kepala Kantor Wilayah (Ka Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Lampung, H Karwito, dan juga pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.

    Suasana haru dan khidmat mewarnai prosesi wisuda. Tampak para orang tua dan segenap tamu undangan tak sedikit yang meneteskan air mata atas kebanggaan santri yang telah menghafal Al-Qur’an.

    Pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Assahil, KH Munaji menyampaikan, rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah swt atas wisuda pada kesempatan tahun ini.

    “Syukur alhamdulillah yang mendalam atas segala nikmat Allah swt. Hari ini dapat melaksanakan wisuda Al-Quran bil ghoib dan bin nadzar ke-16. Semoga para penghafal yang baru saja wisuda mendapat berkah dan kemuliaan dari Al-Quran,” ujarnya.

    Lebih lanjut ia mengatakan tanpa kedisiplinan, ketekunan, istiqamah, dan tekad yang kuat serta pertolongan dari Allah swt tentu keberhasilan tidak akan diraih.

    Sementara Bupati Lampung Timur, H Dawam Raharjo mengatakan, apresiasi kepada para wisudawan dan keluarga besar Pesantren Assahil.

    “Saya sangat bersyukur dan berbangga hati di Kecamatan Waway Karya tempat tinggal saya. Ada Pesantren yang bisa melahirkan santri calon penerus pemimpin agama dan bangsa,” ungkapnya.

    Menurutnya, dengan bekal Al-Quran harapannya para santri mampu mengamalkan dan menjadi pelita di tengah-tengah masyarakat kelak. Para santri Pesantren Assahil harus menjadi garda terdepan dalam menjaga ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin serta menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Pada kesempatan tersebut, Dawam Raharjo memberikan reward (penghargaan) kepada para wisudawan hifdzil Qur’an bil ghoib (membaca tanpa melihat mushaf) Pesantren Assahil dengan memberi uang saku kepada 19 orang hafiz dan hafizah. (Hayatul Islam)

  • Jebakan Algoritma di Medsos Jadikan Warganet ‘Katak dalam Tempurung’

    Bandar Lampung: Media sosial di era digital saat ini menyuguhkan kemudahan untuk mengakses berbagai hal tanpa dibatasi waktu dan tempat. Dengan media sosial, seolah-olah dunia saat ini berada dalam genggaman kita.

    Namun di balik itu, media sosial juga bisa menjadikan seseorang terjebak dalam sistem sempit yang dinamakan sebagai ‘algoritma’. Sebuah sistem yang bekerja secara otomatis dengan memberikan rekomendasi dan rujukan sesuai dengan prilaku warganet dalam bermedia sosial dan menjadikannya ‘tersandra’ di dunia maya.

    Akibat jebakan algoritma ini, seseorang akan mengakses konten-konten yang serupa secara sistematis sehingga ia akan terisolasi karena itu-itu saja yang dikonsumsinya. Sehingga walaupun banyak informasi lain yang mampu memberi nuansa baru dalam bermedsos, namun tidak terakses sehingga ia akan menjadi seperti istilah ‘katak dalam tempurung’. Merasa sudah tahu semuanya, namun ternyata begitu tempurung dibuka, ternyata dunia sangatlah luas.

    “Algoritma pada media sosial dan internet punya dampak negatif yang belum tentu disadari oleh penggunanya. Algoritma itu kerjanya selalu menghadirkan rekomendasi yang paling relevan dari apa yang dilakukan seseorang di dunia maya,” kata pegiat media sosial yang juga Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bandarlampung Rudi Santoso saat berdiskusi tentang efek negatif medsos, Sabtu (12/3/2022).

    Prilaku terkungkung dalam jebakan Algoritma ini bisa mempengaruhi pola pikir seseorang dan bisa terlihat dalam aktivitas di dunia nyata. Ia memberi contoh saat seseorang belajar ilmu agama dengan tidak hati-hati dan tidak sadar memilih penceramah-penceramah radikal di media sosial seperti melalui Youtube, misalnya.

    “Kalau tontonan dan sumbernya itu-itu saja, karena memang sudah disodorkan oleh sistem algoritma, maka bisa dipastikan belajar agamanya akan seperti model penceramah yang ditontonnya,” katanya.

    Dan ini menurut Rudi yang menjadikan seseorang tak pernah melihat sudut pandang berbeda dari orang lain, sehingga ia akan berlarut-larut dalam pandangannya sendiri. Dan setelah pandangannya ‘mendarah daging’ lanjutnya, maka ia akan susah untuk menerima pandangan orang lain dalam beragama.

    “Sehingga terjadi kecenderungan terhadap satu pemikiran dan menimbulkan fanatik dan tidak moderat dalam beragama. Hal itu  kemudian menumbuhkan  pemahaman merasa paling benar sendiri dengan menyalah-nyalahkan orang lain,” tambahnya. Terlebih-lebih jika seseorang secara terus-menerus mengkonsumsi konten medsos dari sumber atau media yang tidak jelas. Ini secara tidak langsung akan membentuk kepribadian yang selalu mencari pembenaran, bukan mencari kebenaran.

    “Dia akan mencari informasi-informasi lain serupa, yang bisa membenarkan pemahamannya dan tak mau ‘piknik’ untuk mencari pandangan dari orang lain yang berbeda,” ungkapnya.

    Inilah yang menurutnya menjadikan sebagian orang ‘terpapar’ virus radikalisme yang mengarah kepada ekstremisme bahkan terorisme akibat terjebak dalam sistem algoritma. Oleh karenanya, pengurus MUI Lampung bidang Infokom ini berharap masyarakat waspada dengan jebakan algoritma ini. (Muhammad Faizin)

  • Dekan Baru Fakultas Syariah Ajak Bekerja Dengan Hati dan Inovasi

    Bandar Lampung: Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, menggelar acara pisah sambut dekan dari Dr. Khumaidi Ja’far, S. Ag, MH, kepada Dr. Efa Rodiah Nur, MH, di GSG fakuktas setempat, Rabu, 9 Maret 2022. Dalam sambutannya, dekan baru mengajak sivitas akademika fakultas untuk bekerja dengan hati.

    Dalam sambutannya, Dr. H. A. Khumaidi Ja’far, MH menyampaikan terimakasih atas terselenggarakannya kegiatan pisah sambut. Dia bercerita selama di fakultas syariah, baik saat dosen biasa, menjadi kajur, wakil dekan 1 hingga menjadi dekan banyak suka dan dukanya. “Tentu banyak suka dan dukanya. Tapi mudah mudahan manisnya yang akan selalu kita kenang,” ujar Khumaidi yang saat ini menjadi kepala LP2M tersebut.

    Dia berharap, kedepan Fakultas Syariah semakin maju dan berkembang melampaui capaian hari ini. Kemajuan bisa diraih dengan kerja keras dan kerjasama semua pihak. Tidak lupa, Khumaidi juga meminta maaf jika selama memimpin terdapat kesalahan. “Kita bisa terus bekerjasama untuk kemajuan fakultas dan UIN. Saya juga meminta maaf jika selama memimpin terdapat kesalahan. Saya mendukung fakultas syariah untuk terus menjadi fakultas terbaik,” ujarnya.

    Dr. Efa Rodiah Nur, MH, dalam sambut mengatakan, fakultas syariah adalah fakultas yang luar biasa dan telah memiliki banyak capaian, baik mahasiswa maupun para dosennya. Dengan capaian itu, dia mengajak sivitas akademika untuk terus bersemangat dan membangun chemistry. “ Capaian selama ini sudah luar biasa. Dengan semangat tinggi, kebersamaan dan inovasi kita bisa lebih baik lagi,” kata dekan yang akrab disapa Uni tersebut.

    Kepada sivitas akademika fakultas syariah, Efa mengajak untuk bekerja dengan hati, yakni hati yang tulus dan ikhlas. Kesuksesan fakultas syariah juga bisa dicapai dengan rumus tiga S, yakni serius, santun dan santai. Terkait dengan struktur wakil dekan, pihaknya sudah mengajukan nama-nama terbaik kepada rektor. “Siapapun nanti yang terpilih itu yang terbaik dan kita dukung bersama,” ujar mantan kepala UPT Karir UIN Raden Intan Lampung tersebut. (Fathul Muin-Arif Fikri-Rudi Santoso)

  • STISDA Lampung Tengah Ikuti Rakor Pimpinan dan MoU KOPERTAIS Wilayah XV Lampung

    Metro: Bertempat di lantai III Rektorat Institut Agama Islam Ma’arif Nahdlatul Ulama (IAIM – NU) Jalan Raden Ajeng Kartini No. 28 , Purwosari, Metro Utara, Kota Metro, Provinsi Lampung, selama satu hari jajaran keluarga besar Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (KOPERTAIS) Wilayah XV Provinsi Lampung
    menggelar agenda Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan dan MOU, Senin, (7/3/2022) pagi.

    Hal tersebut disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Darusy Syafa’ah (STISDA) Lampung Tengah, Dr. Gus Andi Ali Akbar, M.Ag, disela-sela mengikuti agenda tersebut, Senin, (7/3/2022) pagi.

    “Beberapa agenda yang dibahas oleh KOPERTAIS Wilayah XV Provinsi Lampung pada hari ini adalah tentang beberapa agenda akademik diantaranya seputar peningkatan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi antar kampus se Provinsi Lampung dalam bentuk workshop, seminar, lomba, dan MoU antar Perguruan Tinggi dan lain-lain,” ujar penulis buku Hukum Kewarisan Islam Aturan dan Tata Cara Pembagian Harta Warisan ini.

    “Rakor yang digelar oleh KOPERTAIS Wilayah XV Provinsi Lampung ini sangat penting media silaturahim akademik antar pimpinan perguruan tinggi. Saling bertukar pengalaman, ide dan gagasan untuk pengembangan dan kemajuan kualitas perguruan tinggi, meliputi tentang jurnal, website kampus, penelitian, minat bakat mahasiswa, dan lain – lain,” tutup penulis buku Prinsip-Prinsip Dasar Transaksi Syariah ini.

    Saat ini KOPERTAIS XV Provinsi Lampung adalah bagian lembaga yang membantu Kementerian Agama Republik Indonesia khususnya dalam Pendidikan Tinggi Islam, saat ini menaungi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) yang tersebar di 15 Kabupaten / Kota se Provinsi Lampung.

    Sekretariat KOPERTAIS XV Provinsi Lampung beralamat Jalan Lekol Endro Suratmin, Sukarame, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, 35131 / komplek Rektorat UIN Raden Intan Lampung. Website : www.kopertais15.or.id.

    Berikut adalah nama – nama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) se Propinsi Lampung dibawah binaan KOPERTAIS XV Provinsi Lampung antara lain;

    1. FAI UM Kota Metro
    2. FAI UM Bandar Lampung
    3. IAIM NU Kota Metro
    4. IAI An Nur Lampung Selatan
    5. IAI Agus Salim Kota Metro
    6. STIS Darusy Syafa’ah Lampung Tengah
    7. STIT Al Mubarok Bandar Mataram Lampung Tengah
    8. STAI Al Ma’arif Baradatu Way Kanan
    9. STAI Ma’arif Kalirejo Lampung Tengah
    10. STAINU Kota Bumi Lampung Utara
    11. STAI Tulang Bawang
    12. STAI YASBA Kalianda Lampung Selatan
    13. STIT Bustanul Ulum Anak Tuha Lampung Tengah
    14. STIT Pringsewu
    15. STIT Darul Fatah Bandar Lampung
    16. STAI Darussalam Lampung Timur
    17. STIT Multazam Lampung Barat
    18. STEI Darul Quran Minak Sebelah Lampung Timur
    19. STIS Muhammadiyah Pringsewu
    20. STEBIS Nur Ilmi Al Ismailiyun Lampung Selatan
    21. STIS Darul Ulum Sekampung Lampung Timur
    22. STEBIS Tanggamus
    23. STEI Darul Huda Mesuji
    24. STAI Ibnu Rusyd Kotabumi Lampung Utara
    25. STEBI Lampung
    26. STIS Sultan Fatah Lampung Utara
    27. STIT Al Hikmah Bumi Agung Way Kanan
    28. STI Shuffah Al Quran Abdullah Bin Mas’ud Online Lampung Selatan
    29. STES Tunas Palapa Tulang Bawang
    30. STIT Tanggamus
    31. STEBI Liwa Lampung Barat
    32. STIT Darul Ishlah Tulang Bawang
    33. STIES Alifa Pringsewu
    34. IAI Darul A’mal Kota Metro

    (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • MUI Lampung Bakal Gelar Madrasah Kader Moderasi Beragama bagi Pengurusnya

    Bandar Lampung: Sebagai pengurus organisasi yang membawa misi besar Islam Wasathiyah atau moderat dalam beragama, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus bisa menjadi contoh dan tauladan umat dalam mengaplikasikan misi tersebut dalam kehidupan nyata. Sebagai perintah Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dengan term ‘Ummatan Wasatha’, bersikap moderat dalam beragama menjadi fokus pergerakan MUI lampung yang ditangani oleh Komisi Kerukunan Umat Beragama.

    Untuk mencetak para pengurus yang moderat, Komisi Kerukunan Umat Beragama akan menggelar sebuah kegiatan yang dinamakan Madrasah Kader Moderasi Beragama dan Islam Moderat. Program kegiatan ini tercetus dalam rapat Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Provinsi Lampung pada Kamis (10/3/ 2022) di kantor MUI Lampung, komplek Islamic Center Rajabasa Bandarlampung.

    Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Provinsi Lampung Prof Alamsyah mengatakan bahwa program ini menjadi salah satu program yang telah dirumuskan dan masuk dalam Lima Rukun Utama Program Komisi Kerukunan Umat Bergama MUI Lampung Periode 2021 – 2026.

    “Berdasarkan rapat Komisi Kerukunan Umat Beragama MUI Provinsi Lampung, maka dirumuskan draft Lima Rukun Utama Program Komisi Kerukunan Umat Bergama MUI Prov. Lampung Periode 2021 – 2026,” jelasnya.

    Lima Rukun Utama Program Komisi Kerukunan Umat Bergama MUI Lampung Periode 2021 – 2026 yakni: Pertama, penguatan moderasi beragama bagi Pengurus MUI 2021 – 2026 dengan mengadakan kegiatan Madrasah Kader Moderasi Beragama dan Islam Moderat (Islam Wasathiy).

    Kedua, Penguatan kerukunan antar umat beragama yaitu dengan Sosialisasi Moderasi dan Toleransi Beragama melalui sarasehan/temu wicara/ Seminar/Dialog/Muzakarah tentang kerukunan umat beragama (KUB) di berbagai tempat strategis seperti tempat ibadah, di berbagai media massa, media elektronik maupun media sosial.

    “Memperlancar pembangunan tempat ibadah yang sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, menghimbau keamanan, ketertiban dan kenyamanan perayaan hari-hari besar umat beragama, silaturrahmi rutin antar umat beragama, serta aksi sosial antar umat beragama, seperti donor darah, sunatan masal, sembako murah, gotong royong, dan pembersihan tempat ibadah,” tambah Prof. Alam.

    Ketiga, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan program kerukunan umat beragama kepada pemerintah dan dari pemerintah kepada umat beragama, seperti melalui silaturrahmi ulama dan umara’, menghadiri perayaan hari besar umat beragama, bersinergi dengan Kemenag, Pemda, FKUB, Ormas Sosial Keagamaan, dan lain-lain.

    Keempat, pencegahan dan penyelesaian konflik, perselisihan, dan perbedaan antar dan internal umat beragama, dalam bentuk sosialisasi peraturan perundang-undangan terkait kerukunan umat beragama, silaturrahmi dan dialog antar umat beragama, mengadakan kajian/riset mendalam tentang akar dan pemicu konflik keagamaan, serta proaktif menyelesaikan serta menuntaskan perbedaan dan konflik keagamaan tersebut.

    Kelima, mengusulkan dan merekomendasikan peraturan-peraturan kerukunan umat beragama dalam bentuk undang-undang/peraturan pemerintah/PMA/KMA, Perda, dan lain-lain. (Muhammad Faizin)

  • PC Fatayat NU Lamteng Gelar LKD di Ponpes Ash Shidiqqi

    Bandar Lampung: Bertempat di komplek Pesantren Ash Shidiqqi Dusun Sragen, Kampung Mataram Ilir, Kecamatan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, kembali menggelar agenda istimewa proses kaderisasi yakni Latihan Kader Dasar (LKD) Fatayat Nahdlatul Ulama, Sabtu-Ahad, (5-6/3/2022), bertepatan 1-2 Sya’ban 1443 H.

    Ketua PC Fatayat NU Lampung Tengah, Hj. Mar’atus Sholekhah, S.Ag, M.M, dalam sambutannya menyampaikan, program pengkaderan yang ada di Fatayat NU dengan harapan dari kegiatan ini para peserta mendapatkan penguatan kapasitas, bekal dan muatan tentang NU dan perjuangan NU, kita harus merapatkan barisan untuk bergerak bersama dan meningkatkan militansi, berjuang bersama agar maju dan berdayaguna bersama para alim ulama menjaga NKRI sekaligus menjaga tradisi Aswaja an Nahdliyyah.

    “Latihan Kader Dasar ini adalah bagian dari eksistensi organisasi, hidupnya organisasi adalah dengan hidupnya proses kaderisasi dalam setiap tingkatannya, sehingga terwujudlah kader Fatayat NU di Kabupaten Lampung Tengah umumnya, khususnya diwilayah Kecamatan Seputih Surabaya ini, yang istikamah, militan, bermanfaat, dan mandiri seperti dalam tema kegiatan ini ” tutup alumni Pesantren Darul A’mal Kota Metro ini.

    Tema besar yang diusung dalam LKD PC Fatayat NU Kabupaten Lampung Tengah tahun 2022 di komplek Pesantren Ash Shidiqqi Dusun Sragen, Kampung Mataram Ilir, Kecamatan Seputih Surabaya ini adalah “Mewujudkan Kader Fatayat NU Yang Mandiri Bermartabat dan Bermanfaat Bagi Umat”.

    Adapun materi-materi pokok LKD PC Fatayat NU Kabupaten Lampung Tengah yang disampaikan antara lain; Ahlussunnah wal Jama’ah dan Ke-NU-an, Leadership dan Keorganisasian, Islam dan Wawasan Kebangsaan, Analisis Sosial dan Gender, Kewirausahaan, Demokrasi, HAM dan Hak-hak Perempuan, dan Rencana Tindak Lanjut.

    Peserta LKD PC Fatayat NU Lampung Tengah ini adalah dari pengurus PAC Fatayat NU Kecamatan Seputih Surabaya, pengurus Pimpinan Ranting Fatayat NU se Kecamatan Seputih Surabaya, dan lain-lain sebanyak 180 peserta. Disela – sela LKD PC Fatayat NU juga dihelat agenda pelatihan pembuatan sabun cuci piring.

    Sedang para pemateri dari PCNU Kabupaten Lampung Tengah, MWC NU Seputih Surabaya, Idarah Syu’biyah Jatman Lampung Tengah, Drs. KH. A. Jailani MS, Sekretaris PW GP Ansor Lampung, Budi Hadi Yunanto, M.Pd, para alumni ToT PC Fatayat NU Lampung Tengah, dan lain-lain.

    Secara sosiologis dan geografis, kader-kader Fatayat NU Kecamatan Seputih Surabaya, Lampung Tengah tersebar pada tiga belas (13) Kampung / Desa, yaitu; Gaya Baru VI, Sumber Katon, Sri Katon, Gaya Baru VII, Gaya Baru IV, Gaya Baru III, Gaya Baru II, Gaya Baru VIII, Gaya Baru I, Mataram Ilir, Rawa Betik, Sri Mulya Jaya, dan Kenanga Sari. (Akhmad Syarief Kurniawan)

  • Begini Cara Memahami Ciri-ciri Penceramah Radikal Versi BNPT

    Bandar Lampung: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mengeluarkan panduan lima ciri-ciri atau indiokator penceramah radikal sebagai panduan masyarakat dalam memilih sumber dalam belajar agama. Namun ada saja masyarakat yang menilai bahwa ciri-ciri tersebut cenderung tendensius dan menilai BNPT telah melakukan blunder.

    Terkait dengan hal ini, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Dr. Yusuf Baihaqi memaparkan sejumlah catatan penting dalam memahami ciri-ciri penceramah radikal versi BNPT tersebut. Ia berharap masyarakat tidak salah persepsi terhadap langkah BNPT dalam melakukan langkah penanggulangan terorisme di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Yang pertama terkait dengan khilafah, Akademisi UIN Raden Intan Lampung ini menjelaskan bahwa khilafah yang dimaksud oleh BNPT adalah paham agar umat Islam di seluruh dunia ini berada dalam satu pemerintahan atau satu komando. Sedangkan khilafah yang dimaksud oleh yang tidak setuju adalah kepemimpinan.

    “Dalam hal ini kita semua sepakat kalau kepemimpinan dalam Islam adalah penting, tapi bukan khilafah yang dimaksud oleh BNPT. Karena berkaitan dengan khilafah yang dimaksud oleh BNPT, di internal umat Islam saja tidak ada kata sepakat,” jelasnya.

    Kedua terkait dengan paham takfiri yang dimaksud oleh BNPT adalah paham yang cepat-cepat mentakfirkan saudara seiman hanya disebabkan karena perbedaan pada masalah furu’iyyat. Adapun yang dipahami mereka oleh yang tidak setuju, bahwasannya dalam Islam orang yang tidak beriman itu dikatagorikan sebagai orang kafir.

    “Sesungguhnya bukan ini yang dimaksud oleh BNPT,” tegas Dr. Yusuf

    Ketiga terkait dengan kerapnya menyampaikan ujaran kebencian dan berita bohong. Ia menilai, dalam hal ini semua sepakat karena terlalu banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits nabi yang mengingatkan umat Islam untuk tidak menghina dan melakukan kebohongan. Aapalagi kapasitas sebagai seorang pendakwah yang lagi-lagi dalam banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits nabi diingatkan untuk berdakwah secara bijak dan santun.

    “Berkaitan dengan keberadaan buzzer, Al Qur’an mengajarkan kita untuk tidak meniru keburukan yang dilakukan oleh orang lain,” imbuhnya.

    Keempat, terkait dengan penceramah radikal adalah yang intoleran terhadap perbedaan. Hal ini menurutnya tidak bermasalah, apalagi jika memahami konsep toleransi dalam al-Qur’an, kitab suci kita bukan saja mengajarkan kita untuk bersikap toleran terhadap sesama internal umat Islam, bahkan lintas umat manusia.

    “Yang dimaksud oleh BNPT dalam hal ini adalah mereka yang jangankan lintas umat manusia, bahkan sesama internal umat Islam saja susah untuk bersikap toleran dalam keragaman,” ungkapnya.

    Mereka yang tidak sepakat dengan BNPT memaknainya sebagai poin bahwa ajaran Islam tidak mau mencampuri ibadah agama lain. “Saya pikir bukan ini yang dimaksud oleh BNPT, kalau ini yang dimaksud, saya pikir kita sepakat bagiku agamaku dan bagi kalian agama kalian,” tegasnya.

    Kelima terkait penceramah radikal adalah yang anti budaya. Dr Yusuf menilai yang dimaksud oleh BNPT adalah mereka yang sama sekali antipati dengan budaya dan sama sekali tidak mau mengadopsi budaya atau kearifan lokal walaupun itu tidak berseberangan dengan ajaran Islam.

    Jadi menurutnya, BNPT tidak melakukan blunder namun ada masyarakat yang memiliki kesalahan persepsi dari terhadap BNPT seputar kriteria penceramah radikal. (Muhammad Faizin)

  • Tanggapan Prof Alamsyah terkait Ciri Penceramah Radikal versi BNPT

    Bandar Lampung: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mengeluarkan penjelasan terkait dengan ciri-ciri dan indokator penceramah radikal. Terkait hal ini, Ketua Komisi Kerukunan antara Umat Beragama MUI Lampung yang juga Guru Besar UIN Raden Intan Lampung, Prof Alamsyah menilai bahwa indikator tersebut sudah baik.

    “BNPT hanya menyebut radikal secara umum dengan tidak menyebut nama dan kelompok. Itu sudah baik dan sudah seharusnya diterima,” katanya dalam keterangan tertulisnya kepada MUI Lampung Online, Sabtu (5/3/2022).

    Ia menyebut bahwa hal ini bisa menjadi catatan bagi masyarakat dan juga para tokoh agama untuk kembali menguatkan sikap moderat dalam beragama. Kebersamaan dalam berbagai perbedaan, menurut Profesor Ilmu Hadits ini hanya bisa terwujud jika semua kelompok mengutamakan titik temu yang sama dan bukan menonjolkan perbedaan.

    “Titik temu itu hanya ada pada sikap moderat, bukan radikal bukan liberal.
    Moderat adalah sikap di tengah-tengah adil dan seimbang. Moderat lah yang bisa mengumpulkan, menyatukan, dan mendamaikan semua perbedaan,” tambahnya.

    Sebelumnya Dikretur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Jenderal Ahmad Nurwakhid mengurai beberapa indikator yang bisa dilihat dari isi materi yang disampaikan bukan tampilan penceramah. Setidaknya ada lima indikator yang disampaikannya.

    Pertama, mengajarkan ajaran yang anti Pancasila dan pro idieologi khilafah transnasional. Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

    Ketiga, menanamkan sikap anti pemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidak percayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, hate speech, dan sebaran hoaks.

    Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). Kelima, biasanya memiliki pandangan anti budaya ataupun anti kearifaan lokal keagamaan.

    “Mengenali ciri-ciri penceramah jangan terjebak pada tampilan, tetapi isi ceramah dan cara pandang mereka dalam melihat persoalan keagamaan yang selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan dan keragaman”, tuturnya.

    Sejalan dengan itu, Nurwakhid juga menegaskan strategi kelompok radikalisme memang bertujuan untuk menghancurkan Indonesia melalui berbagai strategi yang menanamkan doktrin dan narasi ke tengah masyarakat.

    “Ada tiga strategi yang dilakukan oleh kelompok radikalisme. Pertama, mengaburkan, menghilang bahkan menyesatkan sejarah bangsa. Kedua, menghancurkan budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Ketiga, mengadu domba di antara anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan Isu SARA”, urai Nurwakhid.

    Strategi ini dilakukan dengan mempolitisasi agama yang digunakan untuk membenturkan agama dengan nasionalisme dan agama dengan kebudayaan luhur bangsa. Proses penanamanya dilakukan secara massif di berbagai sektor kehidupan masyarakat, termasuk melalui penceramah radikal tersebut. (Muhammad Faizin)

  • Fatayat NU Ranting Srikaton Pringsewu Gelar Konferensi

    Pringsewu: Fatayat NU Ranting Srikaton Kec. Adiluwih Kabupaten Pringsewu menggelar Konferensi, Senin (28/2/2022) dengan tajuk “Mendorong Perempuan Aswaja untuk Memerankan Diri pada Kancah Kehidupan, Hingga Tercipta Kemandirian, Kecerdasan dan Kesejahteraan Masyarakat”.

    Acara yang digelar di Masjid Ta’limul Hidayah Srikaton dihadiri oleh H. Adek Gunawan Kepala Pekon Srikaton, Iin Irawan, S.Pd.I Anggota DPRD Kabupaten Pringsewu, jajaran PC Fatayat NU Kabupaten Pringsewu, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.

    Hj. Nurul Hasanah, S.Pd.I Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Pringsewu dalam sambutannya mengatakan konferensi adalah agenda rutin untuk mengevaluasi apa saja yang telah dilakukan dikepengurusan ini, dan mudah-mudahan konferensi ini dapat berlangsung dengan khidmah, aman serta terpilihnya ketua yang terus berkomitmen mandiri dan bertanggung jawab menjalankan estafet kepemimpinan kedepan.

    “Semoga kepengurusan kedepan lebih maju dan kompak dalam hal kebaikan. Terus bergerak menerbarkan kebaikan dan membentengi diri dengan ASWAJA An Nahdliyah, sehingga tidak terpengaruh informasi hoaks,” kata Hj. Nurul Hasanah, S.Pd.I

    Hj. Nurul Hasanah, S.Pd.I berharap supaya Fatayat NU sebaiknya diam ketika mendapat informasi hoaks yang belum jelas kebenaranya, sebagaimana anjuran Fatwa MUI No 24 Tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. Fatwa ini sangat bermanfaat bagi umat Islam untuk menjadi panduan dalam menyikapi derasnya informasi di era media sosial saat ini.

    Lebih jauh Hj. Nurul Hasanah, S.Pd.I mengatakan, dalam  menggerakkan Fatayat sebaiknya diniatkan untuk memperbaiki diri, menjaga hati, jari dan lisan. Apa yang keluar dari mulut kita itulah yang mencerminkan siapa kita.

    Senada dengan hal tersebut Kaminem Ketua Muslimat NU Ranting Srikaton yang juga hadir dalam acara ini turut menyampaikan nasihat. Jangan takut tidak memiliki uang atau seragam, semua anggota Fatayat bisa menyampaikan dan koordinasi dengan Muslimat NU, insyaAllah Muslimat akan membantu semaksimal mungkin.

    Sementara Tresnawati, S.Pd.I Ketua Ranting Fatayat NU Srikaton terpilih, menyampaikan terimakasih kepada sahabat Fitriyani, S.Kom atas pengabdiannya selama 4 tahun kepengurusan. Ia akan berusaha semaksimal  mungkin untuk melanjutkan dan menambahkan program kegiatan Fatayat NU Ranting Srikaton yang harapannya bisa lebih baik lagi kedepannya dalam menjalankan Amanah yang mulia ini.

    H. Adek Gunawan Kepala Pekon Srikaton pada kesempatan tersebut mengucapkan terimakasih kepada para suami yang telah mengizinkan para istri untuk aktif di Fatayat NU untuk mengisi kegiatan desa ini, mereka semua adalah para pejuang desa, tanpa izin dari suami tidak mungkin semua akan tercapai sebaik ini.

    “Semoga Fatayat NU bisa memberikan contoh atau teladan dalam lingkup keluarga, karena semua berawal dari dukungan keluarga. Dan selamat menjalankan amanah kepada pengurus baru Fatayat NU, Semoga kepengurusan kedepan dapat terus mencetak dan melahirkan generasi “Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur,” kata H. Adek Gunawan.

    H. Adek Gunawan juga mengajak semua masyarakat supaya tetap tenang menghadapi situasi pandemi, jangan kendor menerapkan protokol Kesehatan. Mudah-mudahan Allah senantiasa segera mengangkat pandemi ini dari muka bumi selamanya, serta ekonomi kita bisa bangkit. (Neneng Yulia Ermawati/Rita Zaharah)

  • PC Fatayat NU Lampung Tengah Gelar LKD di Ponpes Sabilun Najah 

    Lampung Tengah:  Jajajaran keluarga besar Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung kembali menggelar proses kaderisasi, yakni Latihan Kader Dasar (LKD).

    LKD PC Fatayat NU Kabupaten Lampung Tengah di laksanakan di komplek Pesantren Sabilun Najah, Kampung Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu-Ahad, (26 – 27/2/2022), bertepatan 23-24 Rajab 1443 H.

    Ketua PC Fatayat NU Lampung Tengah, Hj. Mar’atus Sholekhah, S.Ag, M.M, dalam sambutannya menyampaikan, program pengkaderan yang ada di Fatayat NU dengan harapan dari kegiatan ini para peserta mendapatkan penguatan kapasitas, bekal dan muatan tentang NU dan perjuangan NU, kita harus merapatkan barisan untuk bergerak bersama dan meningkatkan militansi, berjuang bersama agar maju dan berdayaguna bersama para alim ulama menjaga NKRI sekaligus menjaga tradisi Aswaja an Nahdliyyah.

    “Latihan Kader Dasar ini adalah bagian dari eksistensi organisasi, hidupnya organisasi adalah dengan hidupnya proses kaderisasi dalam setiap tingkatannya, sehingga terwujudlah kader Fatayat NU di Kabupaten Lampung Tengah umumnya, khususnya diwilayah Kecamatan Seputih Raman ini, yang istikomah, militan, bermanfaat, dan mandiri seperti dalam tema kegiatan ini ” tutup alumni IAIN Kota Metro ini.

    Tema besar yang diusung dalam LKD PC Fatayat NU Kabupaten Lampung Tengah tahun 2022 di komplek Pesantren Sabilun Najah, Kampung Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman ini adalah “Mewujudkan Kader Fatayat NU Yang Mandiri Bermartabat dan Bermanfaat Bagi Umat”.

    Adapun materi – materi pokok LKD PC Fatayat NU Kabupaten Lampung Tengah yang disampaikan antara lain; Ahlussunnah wal Jama’ah dan Ke-NU-an, Leadership dan Keorganisasian, Islam dan Wawasan Kebangsaan, Analisis Sosial dan Gender, Kewirausahaan, Demokrasi, HAM dan Hak-hak Perempuan, Dasar-dasar Jurnalistik dan Rencana Tindak Lanjut.

    Peserta LKD PC Fatayat NU Lampung Tengah ini adalah dari pengurus PAC Fatayat NU Kecamatan Seputih Raman, pengurus Pimpinan Ranting Fatayat NU se Kecamatan Seputih Raman, dan lain-lain sebanyak 53 peserta. Disela – sela LKD PC Fatayat NU juga dihelat agenda pelatihan pembuatan sabun cuci piring.

    Sedang para pemateri dari PCNU Kabupaten Lampung Tengah, MWC NU Seputih Raman, PC Lakpesdam NU Lampung Tengah, PC LTN NU Lampung Tengah, PW Fatayat NU Lampung, para alumni ToT PC Fatayat NU Lampung Tengah, dan lain-lain.

    Secara sosiologis dan geografis, kader-kader Fatayat NU Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah tersebar pada empat belas (14) Kampung / Desa, yaitu; Rejo Basuki, Rejo Asri, Rukti Endah, Rama Dewa, Ratna Chaton, Ramayana, Rama Indra, Rukti Harjo, Rama Gunawan, Rama Oetama, Rama Nirwana, Rama Murti, Rama Klandungan dan Buyut Baru. (Akhmad Syarief Kurniawan/Rita Zaharah)