Category: Breaking News

Et ullamcorper sollicitudin elit odio consequat mauris, wisi velit tortor semper vel feugiat dui, ultricies lacus. Congue mattis luctus, quam orci mi semper

  • Kominfo – MUI Pusat Sepakat Berantas Judi Online di Indonesia

    Kominfo – MUI Pusat Sepakat Berantas Judi Online di Indonesia

    Siaran Pers No. 449/HM/KOMINFO/07/2024

    Kamis, 25 Juli 2024

    tentang

    Kominfo – MUI Pusat Sepakat Berantas Judi Online di Indonesia

    Upaya Pemerintah untuk memberantas perjudian online mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan. 

    Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat memberikan dukungan langsung untuk menindak segala bentuk kegiatan judi online.

    “Karena itulah Pak KH Anwar Iskandar dari MUI sangat mendukung dan kita akan melakukan langkah-langkah yang masif agar judi online bisa kita berantas dari muka bumi Indonesia,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Sosialisasi Pencegahan Judi Online di Pressroom Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis (25/07/2024).

    Menteri Budi Arie menyatakan telah berdiskusi dengan Ketua Umum MUI Anwar Iskandar terkait dampak negatif judi online bagi masyarakat Indonesia. Menurutnya, judi online menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat signifikan dari ekonomi negara hingga setiap individu masyarakat.

    “Ekonomi negara hancur, ekonomi masyarakat hancur, ekonomi keluarga hancur dan ekonomi pribadi-pribadi juga hancur,” ujarnya.

    Mengutip data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Menkominfo menyatakan transaksi judi online pada Tahun 2023 sekitar Rp327 Triliun. 

    “Tahun 2024 kalau kita tidak melakukan langkah-langkah itu angkanya bisa mencapai Rp900 triliun. Nah, hingga saat ini kami sudah melakukan banyak langkah-langkah khususnya di Kominfo dengan menutup 2.625.000 lebih situs judi online,” jelasnya.

    Menteri Budi Arie menekankan tindakan yang dilakukan Kementerian Kominfo dalam memberantas judi online akan dilakukan lebih masif untuk melindungi masyarakat.

    “Apa yang kami lakukan ini mampu menahan hingga 50 persen dari kemungkinan dampak judi online. Kalau dalam angka kita mampu menyelamatkan atau menahan orang bermain judi hingga senilai Rp45 Triliun dari apa yang kita lakukan sekarang ini,” ungkapnya.

    Ketum MUI Pusat Anwar Iskandar menyatakan dukungan kepada Pemerintah khususnya Kementerian Kominfo dalam pemberantasan judi online merupakan upaya menyelamatkan anak bangsa dari bahaya judi online.

    “Kami punya jutaan santri, pelajar, dan jamaah di  Indonesia yang tergabung di dalam pendidikan yang bersifat formal dan tidak formal, majelis taklim dan semuanya nanti kita harapkan mengedukasi masyarakat (soal bahaya judi online),” tuturnya.

    Menurut Ketum MUI Pusat upaya ini juga mendapatkan dukungan dair organisasi masyarakat Islam di seluruh Indonesia.

    “Kami bersama lebih dari 87 organisasi masyarakat Islam di seluruh Indonesia bersepakat dan akan membersamai Kementerian Kominfo untuk membulatkan tekad menyelamatkan bangsa dari judi online,” tegasnya.

    Dalam konferensi pers, Menkominfo Budi Arie Setiadi didampingi Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Hokky Situngkir. Sementara itu, Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar didampingi Bendahara Umum MUI Misbahul Ulum.

  • Pj. Gubernur Samsudin Buka Tubaba Art Festival ke-8 di Amphitheater Kota Budaya Uluan Nughik, Tulang Bawang Barat

    Pj. Gubernur Samsudin Buka Tubaba Art Festival ke-8 di Amphitheater Kota Budaya Uluan Nughik, Tulang Bawang Barat

    Tulang Bawang Barat: Pj. Gubernur Lampung Samsudin membuka Tubaba Art Festival ke- 8 yang akan berlangsung tanggal 1-3 Agustus 2024, di Amphitheater Kota Budaya Uluan Nughik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kamis (1/8/2024).

    Samsudin mengapresiasi kegiatan tahunan dan gelaran istimewa bagi masyarakat Tulang Bawang Barat ini sebagai wadah bagi pengembangan kreativitas dan perekonomian lokal.

    “Dengan penuh rasa bangga dan sukacita, saya menyambut kedatangan hadirin sekalian di Tubaba Art Festival ini. Saya berharap festival ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni budaya tetapi juga menjadi wadah bagi pengembangan kreativitas dan perekonomian lokal,” ujar Samsudin.

    Festival yang masuk Karisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini mengusung tema “Self and Space: Festivity From The Kitchen”.

    Menurut Samsudin, Tubaba Art Festival selalu menjadi magnet bagi ribuan pengunjung, dengan rata-rata 3.000 penonton setiap tahunnya yang datang dari berbagai wilayah di Provinsi Lampung dan Pulau Jawa.

    “Berarti kegiatan ini harus terus dilakukan agar supaya banyak orang yang datang. Kalau banyak orang yang datang, maka putaran ekonomi pun semakin banyak dan kalau putaran ekonomi semakin banyak, maka pada saat itu kemakmuran dan kesejahteraan akan semakin meningkat,” katanya.

    Samsudin menjelaskan pluralitas kesenian yang ditampilkan dalam festival ini, ditambah dengan berbagai kegiatan yang menarik, menjadikannya pilihan utama untuk wisata pendidikan dan keluarga.

    “Tubaba Art Festival ini menyuguhkan dan memanjakan mata penonton dengan berbagai karya seni rupa, pertunjukan tari, teater, pertunjukan musik, serta beragam workshop,” ujarnya.

    Samsudin menyebutkan Tubaba Art Festival tahun ini menunjukkan solidaritas terhadap negara sahabat yaitu Palestina. Dalam kegiatan ini juga turut diselenggerakan Pameran Seni Rupa “Palestine Art Care”,

    “Dalam kesempatan ini, saya mengajak kita semua untuk memberikan dukungan motivasi suporting dan dedikasi terhadap sebuah negara yang masih saat ini mengalami guncangan berkepanjangan yaitu Palestina dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan, katanya.

    Pada bagian lain, Samsudin mengaku kagum dengan penampilan anak dan remaja yang mempersembahkan tarian saat pembukaan acara.

    Dia pun mengajak para anak-anak itu nantinya untuk bisa tampil di kediaman dinasnya di Mahan Agung.

    “Pada saat kesempatannya nanti, saya mengundang ke Mahan Agung untuk anak-anak yang tadi ya. Supaya tampil di Mahan Agung dan sebagai apresiasi buat anak-anak yang hebat-hebat tadi,” ujarnya.

    Sementara itu, Direktur Event Daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Reza Fahlevi mengapresiasi Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat karena Tubaba Art Festival kembali terpilih dalam KEN.

    “Yaitu termasuk dalam 110 event terbaik di Indonesia. Tentu ini karena komitmen Pak Bupati dan juga tim Tubaba Art Festival menyusun konsep yang baik sehingga terpilih untuk yang kedua kalinya,” ujar Reza.

    Menurutnya, Tubaba Art Festival ini disusun dengan konsep yang sangat kuat dengan berbasis budaya seni tradisi dan keunikan yang dimiliki oleh Tulang Bawang Barat.

    “Jadi konsepnya sangat kuat, apalagi didukung dengan venue yang sangat luar biasa. Kita sejak pagi tadi sudah keliling melihat berbagai venue yang ada di Tubaba, tidak banyak kabupaten kota yang punya aset seperti ini, ini sangat luar biasa,” katanya.

    Dalam acara ini, Pj. Bupati Tulang Bawang Barat M. Firsada meraih piagam penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

    Tubaba Art Festival ke- 8 ini diisi berbagai kegiatan diantaranya Pertunjukan Teater, Pameran Seni Rupa “Palestine Art Care”, Pameran Seni Rupa “Kitchen”, Pameran Keramik Tanoh Nughik, Instalasi Partisipatoris dan Bazar UMKM.

    Turut hadir pada kesempatan itu, Anggota DPD RI Abdul Hakim, Direktur Tubaba Art Festival Semi Ikra Anggara, Anggota Forkopimda Tubaba, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pemerintah Provinsi Lampung dan Tubaba.

    Kegiatan ini juga dihadiri para seniman mancanegara yang berasal dari Cina, Jepang, USA dan Thailand.(Rita Zaharah)

  • Dr. H. Puji Raharjo,S.Ag., S.S., M.Hum: Indeks Kesalehan Umat Beragama Meningkat 5 Tahun Terakhir

    Dr. H. Puji Raharjo,S.Ag., S.S., M.Hum: Indeks Kesalehan Umat Beragama Meningkat 5 Tahun Terakhir

    Bandar Lampung: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Dr. H. Puji Raharjo,S.Ag., S.S., M.Hum mengungkapkan berbagai keberhasilan yang telah dicapai oleh Kementerian Agama selama lima tahun terakhir.

    Salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan ini adalah peningkatan indeks kesalehan umat beragama, yang pada tahun 2019 tercatat sebesar 83,56 persen, meningkat menjadi 86,08 persen pada tahun 2024.

    Hal ini disampaikan oleh Kakanwil Dr. H. Puji Raharjo,S.Ag., S.S., M.Hum dalam acara Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama yang diadakan di Kahai Beach Hotel, Lampung Selatan, pada Rabu (31/7/24).

    Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Pokja Moderasi Beragama Provinsi Lampung, Marwansyah, dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lampung Selatan, Azhari.

    Dalam paparannya, Kakanwil Dr. H. Puji Raharjo,S.Ag., S.S., M.Hum menekankan pentingnya bagi setiap warga negara untuk memahami konsep moderasi beragama. Ia menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya religius dan majemuk. Meskipun bukan negara agama, kehidupan beragama sangat erat dan kebebasan beragama dijamin oleh konstitusi.

    “Menjaga keseimbangan antara hak beragama dan komitmen kebangsaan menjadi tantangan setiap warga negara. Ada tiga urgensi mengapa pemahaman moderasi beragama sangat penting bagi setiap warga negara,” jelas Dr. H. Puji Raharjo,S.Ag., S.S., M.Hum.

    Pertama, menurutnya, berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang ekstrem yang mengesampingkan martabat kemanusiaan. Hal ini perlu disikapi dengan memperkuat esensi ajaran agama dalam kehidupan masyarakat.

    Kedua, berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik yang berpotensi memicu konflik. Ini perlu disikapi dengan mengelola keragaman tafsir keagamaan dan mencerdaskan kehidupan keberagaman.

    Ketiga, berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI. Untuk menyikapi hal ini, penting untuk merawat keindonesiaan.

    Lebih lanjut, Kakanwil menegaskan bahwa pemahaman konsep moderasi beragama bukan untuk memoderasi agama itu sendiri, melainkan untuk memoderasi cara kita memahami dan mengamalkan ajaran agama dalam konteks kehidupan bersama di tengah masyarakat yang majemuk.

    “Moderasi Beragama ini merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan baik di tingkat lokal, nasional, regional, maupun global. Moderasi Beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Alifah, Ketua Tim Humas dan KUB, melaporkan bahwa kegiatan Sosialisasi PMB Tahun 2024 ini diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung di Kahai Beach Hotel, Lampung Selatan. Acara ini berlangsung dari Rabu 31 Juli hingga Kamis 01 Agustus 2024, diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari ASN di Lingkungan Kemenag Kabupaten Lampung Selatan, tokoh agama, tokoh pemuda, serta perwakilan dari Kesbangpol dan Kesra. (Humas)

  • Wisuda Periode III berlangsung Khidmat dan Meriah, WR I Sebut Masih Terbuka PMB Jalur Mandiri

    Wisuda Periode III berlangsung Khidmat dan Meriah, WR I Sebut Masih Terbuka PMB Jalur Mandiri

    Bandar Lampung: Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menggelar wisuda Periode III Tahun 2024 di GSG KH Ahmad Hanafiah kampus setempat dan disiarkan secara langsung melalui Youtube UIN, Kamis (18/07/2024). Prosesi Wisuda dalam Sidang Senat Terbuka berlangsung cukup khidmat dan meriah. Sebanyak 813 wisudawan dari berbagai program studi resmi menyandang gelar sarjana dan magister.

    Rektor UIN Raden Intan Lampung, melalui Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik dan Kelembagaan Prof Dr H Alamsyah MAg menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian para wisudawan.

    Ia juga menyampaikan, UIN Raden Intan Lampung membuka kesempatan seluas-luasnya  kepada seluruh anggota masyarakat baik yang tinggal provinsi Lampung, di luar provinsi Lampung bahkan kepada masyarakat internasional untuk menempuh pendidikan tinggi di UIN Raden Intan Lampung.

    “Saat ini proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Program Sarjana masih terbuka untuk Jalur Ujian Mandiri. Bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tingkat menengah 5 (lima) tahun terakhir dan belum menikmati pendidikan tinggi, UIN Raden intan memberi kesempatan untuk belajar di UIN Raden Intan Lampung, melalui jalur Ujian Mandiri yang dibuka hingga 31 Juli 2024,” ucap Prof Alamsyah.

    Disamping itu, kami mengajak kepada seluruh anggota masyarakat untuk mendaftarkan anggota keluarganya menjadi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung program Sarjana, Magister dan Doktoral.

    UIN Raden Intan Lampung, sambung Prof Alamsyah, baru saja meraih predikat Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 25 Juni 2024 lalu. Hal ini menunjukkan komitmen UIN Raden Intan Lampung dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kepada para mahasiswanya.

    Prof Alamsyah berpesan kepada para wisudawan untuk terus belajar dan berkarya, serta menjadi alumni yang membawa nama baik almamater. Ia juga mengingatkan agar para wisudawan tetaplah menjadi pembelajar sejati, baik melalui studi formal maupun informal.

    Tercatat sebanyak 813 wisudawan yang diluluskan pada Periode III 2024 ini. Program Magister S2 meluluskan 49 wisudawan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) 329 wisudawan, Fakultas Syariah 185 wisudawan, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) 77 wisudawan, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) 67 wisudawan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) 99 wisudawan, dan Fakultas Adab 7 wisudawan.

    UIN Raden Intan Lampung juga memberikan penghargaan kepada Wisudawan Terbaik Universitas, yaitu Dayu Fatimah dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) FTK, dengan IPK 3,95. Kemudian Wisudawan terbaik Program Magister atas nama Annisa Hanin Larenzi dari Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) IPK 3,98.

    Sedangkan wisudawan terbaik tiap fakultas diantaranya, FTK atas nama Dayu Fatimah, Fakultas Syariah atas nama Dwi Puja Kusuma dari Prodi Hukum Ekonomi Syariah IPK 3,87; FUSA atas nama Andhika Rahman dari Prodi Aqidah dan Filsafat Islam dengan IPK 3,92; FDIK atas nama Muhammad Lutfi Aziz dari Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dengan IPK 3,75; FEBI atas nama Nuralika Yepsi Sarmilantiva Said dari Prodi Ekonomi Syariah dengan IPK 3,89; serta Fakultas Adab atas nama Fegi Sentiana dari Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam dengan IPK 3,87.

    Selain itu, penghargaan terhadap skripsi dan tesis terbaik juga diberikan. Predikat tesis terbaik diraih oleh Muh Iftikar Sahid Dian Mulyadi dari Prodi S2 Manajemen Pendidikan Islam dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Melalui Aktivitas Pasar Yosomulyo Pelangi di Kelurahan Yosomulyo Kota Metro (Studi Pengembangan Ekonomi dan Spiritual).

    Skripsi terbaik atas nama Fegi Sentiana dengan judul Penggunaan Media Flashcard dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Dasar Anak Usia Dini di TK Harapan Muda Rajabasa Bandar Lampung Nilai: 593. (An/AH)

  • Alumni Fakultas Syariah Rizki Isdam Matura, Raih Beasiswa LPDP Glasgow University Scotlandia

    Alumni Fakultas Syariah Rizki Isdam Matura, Raih Beasiswa LPDP Glasgow University Scotlandia

    Bandar Lampung: Rizki Isdam Matura alumni Fakultas Syariah (FS) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) berhasil membawa nama baik almamater dengan lolos beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) hingga mancanegara. (12/06/2024)

    Pengumuman beasiswa pada tanggal 08 Mei 2024 dan Rizki dinyatakan lolos di MSc Digital Society, Glasgow University United Kingdom.

    Rizki menyebutkan bahwasanya terdapat dua persiapan beasiswa LPDP.
    “Persiapan mental dan teknis. Persiapan mental yaitu alasan kita melanjutkan kuliah dan kenapa harus beasiswa LPDP. Kalau sudah selesai dengan diri sendiri baru kemudian mengurus teknis yaitu persyaratan.” Ujar Rizki.

    Selanjutnya Rizki juga menuturkan bahwa persiapan yang paling penting yaitu Essay dan International English Language Testing System( IELTS).

    “Persiapan teknis yang tidak bisa ditolerir itu IELTS. Sebab untuk daftar kampusnya serta seleksinya dan tidak bisa hanya sehari atau dua hari. Kita harus punya komitmen untuk belajar. Dan yang paling penting itu essay kerena kontribusi harus sejalan dengan background kita.” Lanjut Rizki.

    Beliua juga menyampaikan rasa syukur dan bangganya.
    “Ketika saya ikut beasiswa bukan cuma membawa diri sendiri tapi ada do’a orang-orang di belakang kita. Senang boleh, tapi jangan sampai lalai. Kita harus bertanggung jawab atas do’a- do’a mereka.” Ucap beliau.

    Rizki berharap bisa memberikan yang terbaik untuk almamater dan orang-orang terdekat.

    “Semoga bisa memberikan yang terbaik untuk almamater dan orang-orang terdekat. Dengan adanya saya, semoga adik-adik termotivasi untuk daftar beasiswa di luar negeri juga. Karena daftar kampus di luar negeri tidak sesulit yang dibilang orang lain. Selama kita memenuhi syarat, insyaallah bisa diterima.” Tutup Rizki dalam wawancara.

    Selanjutnya Abdul Qadir Zaelani Selaku Pembina Mata Pena sekaligus Dosen Fakultas Syariah memberikan harapan terkait keberhasilan Rizki Idsam Matuna saat diwawancara.

    “Harapan dari saya Selaku dosen yang pernah mengajar di kelasnya, sekaligus sebagai Pembina Mata Pena, Bapak tentu sangat senang sekali dan bersyukur mendengar kabar Riski Idsam Matura alumni Fakultas Syariah sekaligus pernah menjadi Ketua Umum Mata Pena tahun 2018 bisa diterima beasiswa ke luar negeri melalui LPDP, Bapak yakin tentu perjuangan Riski meraih beasiswa tersebut tidaklah mudah. Ada perjuangan yang dilaluinya”, tuturnya.

    Beliau juga menyampaikan ucapan selamat kepada Riski, dan berharap semoga lancar studinya di luar negeri hingga selesai dengan mendapatkan predikat terbaik dari kampusnya di luar negeri.

    ” Bapak berharap Riski Isdam Matura bisa menjadi inspirasi bagi alumni Fakultas Syariah dan juga bagi aktivis Mata Pena agar bisa juga mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Sebelumnya juga pengurus Mata Pena angkatan pertama, Siti Zubaidah, juga diterima beasiswa dalam negeri melalui LPDP ke kampus Unair”, Tutupnya.

    Selain itu Dr. Eva Rodiah Nur selaku dekan Fakultas Syariah, mengungkapkan rasa Bangga nya dan menyampaikan terimakasih bahwa mahasiswa fakultas syariah mampu bersaing dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa/i yang lain,

    Beliau pun menyampaikan Harapan untuk mahasiswa/i fakultas syariah secara umum, contoh senior dan teman yang udh berhasil, terus berprestasi menjadi orang yang baik, beliau juga menuturkan untuk riski tetap rendah hati, khususnya untuk matapena kedepan semoga terus maju dan dapat menembus beasiswa LPDP kedepan/ beasiswa yang lainnya. (Rita Zaharah)

  • Tahniah Milad ke-49 MUI, Gus Yahya: Selamat Tingkatkan Khidmah Lebih Baik

    Tahniah Milad ke-49 MUI, Gus Yahya: Selamat Tingkatkan Khidmah Lebih Baik

    Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menyampaikan ucapan selamat atas Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ke-49 tahun.
    “Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama saya mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-49 kepada Majelis Ulama Indonesia,” sampainya dalam tayangan video yang diterima MUIDigital, Kamis (25/7/2024).
    Gus Yahya, sapaan akrabnya, menyampaikan selamat kepada MUI untuk terus mengembangkan khidmah kepada umat yang lebih baik di masa mendatang. “Selamat mengembangkan khidmah yang lebih baik lagi di masa mendatang,” kata dia.
    Dia optimis, MUI di bawah kepemimpinan KH Anwar Iskandar bisa membawa kebaikan dan keberkahan kepada para umat.
    “Insya Allah di bawah kepemimpinan Kiai Anwar Iskandar sebagai ketua umumnya, MUI bisa membawa berkah kepada kita semua,” ucapnya.
    Rangkaian Milad ke-49 MUI yang mengambil tema “MUI Berkhidmat untuk Kemaslahatan dan Keharmonisan Bangsa” ini disemarakkan dengan berbagai program yaitu Khitanan massal dan pengobatan gratis yang dilaksanakan di Wisma Khadimul Umah MUI Jakarta pada Sabtu, 6 Juli 2024 dan dilanjutkan di Wisma Khadimul Umah Cimacan, Cianjur pada 14 Juli 2024, Isbat perkawinan massal untuk 40 orang pasangan untuk mendapatkkan akte perkawinan di Kec. Pakuhaji Kabupaten Tangerang dan isbat resepsi pernikahannya dilaksanakan di Tigaraksa, Kab. Tangerang.
    Kemudian, ada pula ziarah ke makam ketua umum MUI yaitu makam Buya Hamka, KH Hasan Basri dan KH. Ali Yafie di TPU Tanah Kusir Jakarta. Kemudian dilanjutkan ziarah ke makam Sekretaris Jendral MUI Kyai Ichwan Syam di Karawang.
    Selain itu pula, dialog palestina, dengan tema Kebijakan dan Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian Palestina, pameran dan lelang lukisan yang dihadiri oleh 20 orang pelukis, Rakor (rapat konsolidasi organisasi MUI yang diadakan di Hotel Borobudur, dihadiri oleh 34 MUI provinsi, dan Konferensi Internasional Dai Asia Tenggara. (Rozi, ed: Nashih)
  • Ketua Umum MUI Lampung: Kebaikan Harus Disebarkan

    Ketua Umum MUI Lampung: Kebaikan Harus Disebarkan

    Bandar Lampung: Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Prof KH Moh Mukri mengatakan di era digital saat ini, kebaikan harus disebarkan dan diviralkan. Jangan sampai keburukan yang mendominasi dunia nyata dan dunia maya.

    Hal itu disampaikannya dalam acara Halal bi Halal Pengurus MUI Provinsi Lampung di Resto Rumah Kayu, Bandar Lampung, Senin (15/4/2024).

    “Setiap kita harus menjadi bagian dari terselenggaranya kebaikan. Dan kebaikan jangan hanya diomongkan, kebaikan harus diviralkan,” kata dia.

    Dia meminta, kepada para tokoh agama, khususnya pengurus MUI, Ketua PBNU ini meminta agar mereka menjadi penyejuk dan pencerah dari berbagai masalah yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Masalah ini menurutnya sering muncul karena perbedaan pandangan dan pilihan yang bersifat subjektif.

    Tokoh agama harus mampu menjadi contoh bermuamalah yang baik di dunia maya dan dunia nyata. Dia berharap pengurus MUI tidak malah menjadi provokator dalam menyikapi berbagai macam pro-kontra informasi yang berbeda dalam menyikapinya.

    “Sampai kiamat, perbedaan itu pasti ada karena sudah disebutkan dalam Al-Qur’an. Namun Allah telah mengingatkan perbedaan bukan untuk dipertentangkan. Kita diingatkan untuk senantiasa bersatu dan tidak bercerai-berai,” ujarnya.

    Prof Mukri pun mengingatkan bahwa MUI, sebagai payung besar umat Islam, harus benar-benar dijadikan sebagai organisasi ulama yang mampu benar-benar mengayomi.

    Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, H Puji Raharjo menilai bahwa MUI adalah partner strategis.

    Di antara peran yang dilakukan MUI bersama Kemenag adalah terkait menyikapi isu-isu keagamaan yang saat ini semakin kompleks seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi.

    “Banyak isu agama saat ini yang sensitif dan mudah berkembang di era saat ini. Keterlibatan MUI sangat penting dalam menyikapi hal ini agar tidak menjadi bahan ‘gorengan’ di media sosial,” kata dia.

  • Gelar Halal Bihalal, Ketua MUI Lampung Ajak Viralkan Kebaikan

    Gelar Halal Bihalal, Ketua MUI Lampung Ajak Viralkan Kebaikan

    Bandar Lampung: Ketua Umum MUI Lampung, Prof Moh Mukri mengajak untuk menyebarkan dan memviralkan kebaikan di era digital. Jangan sampai keburukan yang mendominasi dunia nyata dan maya.

    “Setiap kita harus menjadi bagian dari terselenggaranya kebaikan, dan kebaikan jangan hanya diomongkan, kebaikan harus diviralkan,” katanya dalam acara halal bihalal pengurus MUI Lampung, Senin (15/4).

    Ketua PBNU ini juga meminta pengurus MUI agar menjadi penyejuk dan pencerah dari berbagai masalah yang muncul di masyarakat. Masalah yang sering muncul karena perbedaan pandangan dan pilihan yang bersifat subjektif. “Perbedaan itu pasti ada karena sudah disebutkan dalam Al-quran, namun Allah telah meningkatkan perbedaan bukan untuk dipertentangkan, kita diingatkan untuk senantiasa bersatu dan tidak bercerai-berai,” jelasnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa MUI sebagai payung besar umat Islam, harus benar-benar dijadikan sebagai organisasi ulama yang mampu benar-benar mengayomi.

    Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Lampung, Puji Raharjo menilai MUI adalah partner strategis, di antara peran yang dilakukan MUI bersama Kemenag adalah terkait menyikapi isu-isu keagamaan yang saat ini semakin kompleks seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi.

    “Banyak isu agama saat ini yang sensitif dan mudah berkembang di era saat ini, keterlibatan MUI sangat penting dalam menyikapi hal ini agar tidak menjadi bahan di media sosial. Alhamdulilah Ketua MUI Lampung mempu memberikan jawaban dengan sejuk atas berbagai permasalahan keagamaan,” ujarnya (Andira Putri Isnaini)

     

  • MUI Gelar Rakornas, Sekjen Tekankan Pentingnya Membangun Kepercayaan Masyarakat

    MUI Gelar Rakornas, Sekjen Tekankan Pentingnya Membangun Kepercayaan Masyarakat

    JAKARTA,MUI.OR.ID—Majelis Ulama Indonesia menggelar rapat koordinasi nasional yang merupakan agenda tahunan dan melibatkan perwakilan MUI daerah.

    Melalui rapat koordinasi yang diikuti oleh perwakilan MUI daerah ini, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan berharap agar MUI dapat saling bekerja sama untuk menggerakkan segala aspek dalam membangun kepercayaan masyarakat.

    “Konsolidasi ini diharapkan mampu menggerakkan semua aspek, di antaranya kelembagaan, termasuk pembiayaan, sehingga pihak-pihak terkait dapat memanfaatkan atau memberikan kesempatan kepada MUI untuk bekerja sama, bersinergi dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat,” ujarnya saat diwawancara oleh Tim MUIDigital di HotelBorobudur Jakarta, Sabtu (27/7/24).

    Dalam kesempatan tersebut, Buya Amirsyah mengatakan pada rakornas ini akan membahas terkait kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan MUI selama satu tahun terakhir.

    “Beberapa poin yang kita bahas, di antaranya bagaimana caranya kita melakukan penataan oranisasi dengan baik,” kata dia.

    “Penataan itu misalnya manajemen organisasi yang transparan dan akuntabel sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat, atau yang kita kenal dengan social capital sebagai kekuatan yang dapat menumbuhkan kepercayaan semua pemangku kepentingan,” imbuhnya.

    (Dhea Oktaviana/Din)

  • Opini: Fikih Politik

    Fikih Politik
    Oleh: H. M Soffa Ihsan
    Pengurus MUI Pusat
    Wakil LBM PWNU DKI
    Marbot Rumah Daulat Buku (RUDALKU)

    Politik umat sering diidentikkan dengan kehidupan mereka dalam bernegara. Pemahaman ini memunculkan diskursus berkepanjangan mengenai hubungan antara negara dan agama. Hingga saat ini ada dua arus besar, pertama, menginginkan bentuk kekhilafahan sebagai satu-satunya bentuk negara Islam. Kedua, lebih bersikap moderat serta mentolerir semua bentuk negara, sepanjang nilai-nilai (mabadi’) Islam bisa dijalankan dalam negara tersebut.

    Pengalaman Nabi

    Para ulama di masa Islam awal bertolak dari pengalaman Nabi Muhammad di Mekkah dan di Madinah. Periode Makkiyah yang dijalani oleh Nabi selama sekitar 13 tahun merupakan masa yang penuh onak duri. Misi Islam banyak berbenturan dengan para pembesar Quraisy yang merasa kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Arab terancam. Pada periode ini, Nabi lebih mencerminkan sebagai seorang pemimpin agama.

    Barulah setelah Nabi hijrah ke Yatsrib, tatanan “bernegara” umat Islam mulai nampak. Kota Yatsrib pun berganti nama menjadi Madinah. Masyarakat kota Yatsrib cukup beragam dan sudah mengenal pluralisme. Ada sejumlah suku dominan yang mendiami kota itu. Suku Aus, Khazraj, Qainuqa’, Quraidlah dan Bani Nadhir. Penduduknya pun menganut beragam agama: Islam, Yahudi, dan sebagian kecil Kristen Najran. Dalam masyarakat Islam sendiri terdapat dua kelompok, yaitu kaum migran (Muhajirin), dan penduduk lokal (Anshar) yang didominasi oleh suku Aus dan Khazraj. Sedangkan kaum Yahudi berasal dari suku Nadhir, Qainuqa dan Quraidlah.

    Di sini, bisa dipahami kalau pada periode Madaniyyah atau pasca hijrah ini, posisi Nabi bukan hanya sebagai pemimpin agama, tapi juga pemimpin “negara”. Tapi, tentu, istilah negara di sini tidak bisa disamakan dengan negara modern dalam konteks sekarang. Sebut saja, “city-state”.

    Deklarasi berdirinya “negara” tersebut tergambar pada kemunculan  “Piagam Madinah”. Meskipun Madinah saat itu barulah “city state”, harus diakui bahwa tipologi pemerintahan semacam itu merupakan bentuk baru ditengah-tengah menguatnya adikuasa Romawi dan Persia yang feodalistik dan otoriter.

    Pada masa Nabi, masalah politik tidak pernah menjadi persoalan yang cukup menyita perhatian masyarakat Islam. Bahkan, dengan kecakapan dan keahliannya, Nabi berhasil melaksanakan peran politik hingga mampu menyatukan kekuatan politik yang menyebar di beberapa kelompok masyarakat Madinah. Nabi melakukan pengisian jabatan, distribusi peran politik secara adil dan seimbang hingga melaksanakan kebijakan politik. Semua itu dilakukan secara hati-hati dengan mengacu kepada aspirasi masyarakat. Posisi Nabi tidak hanya sebagai seorang pemimpin pemerintahan yang memegang peran besar di bidang politik praktis. Nabi juga memerankan diri sebagai pemimpin keagamaan (ri’asatu al-din wa al-dawlah). Fungsi ganda ini berjalan seimbang.

    Di masa Nabi, syariat menampilkan dua aspek dalam dirinya, aspek eksoterik dan esoterik. Sisi eksoterik syariat Islam, seperti kewajiban puasa, zakat, haji, dan jihad fi sabilillah, baru sempurna ketika kondisi sosial politik serta ekonomi masyarakat Madinah sudah sampai ke situasi stabil. Kondisi masyarakat yang cukup plural, menginspirasi Nabi untuk mendirikan “Negara Madinah”. Konsep “Negara Madinah” tertuang dalam al-Shahifah atau “Piagam Madinah” yang mengandung nilai universalitas, yaitu keadilan, kebebasan, persamaan hak dan kewajiban,  serta perlakuan yang sama di mata hukum.

    Yang menarik, dalam Piagam Madinah tidak ditemukan teks-teks apapun yang menunjukkan superioritas simbol-simbol Islam. Seperti kata “Islam”, “ayat al-Quran”, “syariat Islam” atau sesuatu yang menunjukkan perlakuan khusus terhadap umat Islam. Kota Yatsrib yang berganti nama “Madinah”, mengacu pada  kata tamaddun, yang berarti “peradaban”. Maksudnya, kota atau negara yang mencita-citakan tatanan masyarakat berperadaban. Demi mewujudkannya, Nabi mengembangkan konsep “ukhuwah madaniyah”. Yakni, komitmen bersama untuk hidup dalam sebuah kota atau negeri yang berperadaban.

    Nabi Muhammad selalu mengutamakan pemecahan sosio-kultural atas suatu masalah dibanding sanksi hukum yang sifatnya formal. Masyarakat Islam pun selalu dinamis. Melalui pengalaman Nabi di Madinah ini, syariat  Islam lebih bermakna sebagai upaya untuk saling menghormati dan menghargai, tolong-menolong, cinta tanah air, mewujudkan keadilan dan kemakmuran.

    Politik Sunni

    Teori politik eksistensinya jauh tertinggal dari kondisi riil politik umat Islam.  Nabi Muhammad memang pernah membangun model negara kota di Madinah, kemudian diteruskan para Khulafa’ Rasyidun, lalu dirombak oleh Mu’awiyah ibn Abi Sufyan dalam bentuk dinasti. Bentuk dinasti ini berlanjut di era dinasti Abbasiyah.

              Kesulitan ini sama halnya dengan menggagas seputar isu “negara Islam” di kalangan Sunni. Adakah negara Islam di kalangan Sunni? Kalau ada, negara manakah di dunia ini sekarang yang representatif menyandang sebutan negara Islam?

              Sepengetahuan saya, Taqiyuddin Ahmad Ibn Taimiyah (w. 728 H), salah seorang ulama Hanabilah, yang mencuatkan frame pemikiran fikih politik dalam sebuah karya yang utuh, “al-siyasah al-syar’iyah”. Menurut Ibn Taimiyah, sistem khilafah merupakan satu-satunya bentuk pemerintahan dalam Islam, sehingga wajib hukumnya mendirikan pemerintahan model Khulafaur al-Rasyidun. Karena itu, istilah “ulil amri” (pemerintah atau penguasa) bagi Ibn Taimiyah merupakan kesatuan antara ulama dan umara’.

              Namun, faktanya institusionalisasi agama selalu berdampak pada pen-taqdis-an atau mistifikasi negara. Selain akan menutup pintu transparasi manajemen pemerintahan, mistifikasi ini juga akan membelenggu kreasi dan ekspresi warga. Mistifikasi ini bisa mengarah pada goyahnya kemurnian tauhid seorang muslim, karena mistifikasi tiada lain adalah pen-taqdis-an makhluk Allah (yakni negara). Teori khilafah yang diagung-agungkan Ibn Taimiyah oleh penganutnya justru diganti dengan pola monarki dan lainnya. Disini terjadi pula sentralisasi kekuasaan sehingga rakyat tidak memiliki hak untuk melakukan apapun. Sejarah juga menyingkapkan bahwa kekhilafahan yang pernah ada banyak melahirkan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para petinggi kekhalifahan dari penyimpangan politik hingga penyimpangan keagamaan dengan segala bentuknya. Karena kekuasaan terlalu terpusat dan tidak ada kekritisan yang muncul. Inilah bahayanya bila kekuasaan menjadi ‘pujaan’ terlebih dengan mengatasnamakan ‘titah langit’. Fakta-fakta ‘blunder’ dalam kekhalifahan ini tercatat dalam banyak kitab sejarah seperti ditulis Atthabari, Ibnu Atsir, Ibnu khaldun dan lainnya.

    Kita melihat sebagian umat Islam termasuk di negeri kita yang masih terus menginginkan tegaknya khilafah dengan segala bentuk kegiatannya. Kasus Khilafatul Muslimin yang tengah heboh menjadi contoh betapa tantangan idiologis negeri kita masih terpampang jelas dan membutuhkan sikap dan tindakan yang sistemik. Sekaligus ini cerminan bahwa pemikiran politik disebagian umat Islam masih ‘berjalan ditempat’, tidak bersedia menerima hasil penelitian revisionis yang telah membongkar kesejarahan politik umat Islam terdahulu sembari membangun formulasi politik Islam yang lebih elegan, demokratik dan humanistik.

    Visi politik kalangan Sunni sesungguhnya lebih terfokus pada kemaslahatan rakyat. Seperti diungkap dalam kaidah fikih,“Tasharruful imam ala-r-ra’iyyah manuthun bil mashlahah” (Kebijakan pemerintah kepada rakyatnya harus berorientasi pada kemaslahatan rakyat). Agama diturunkan untuk kemaslahatan umat manusia, dan negara merupakan instrumen untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat tersebut.

    Untuk mewujudkan cita dan visi yang mulia ini, diperlukan partisipasi rakyat. Jika rumusan kemaslahatan lebih dimonopoli oleh pemimpinnya, maka kemaslahatan rakyat akan banyak mengalami distorsi. Agar rakyat bisa berpartisipasi dalam mengambil keputusan, walaupun harus mengambil mekanisme perwakilan, maka diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu dalam partisipasi. Basis doktrinal dalam fikih politik, seperti terpantul dalam konsep “al-dlaruriyah al-khams”, sangatlah relevan dengan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan wajib dijadikan pegangan bagi kelangsungan kemaslahatan di atas.

    Masyarakat menantikan kedatangan pemimpin yang mampu menunjukkan dirinya secara paripurna, sehingga cita-cita bangsa kita akan tercapai dalam meraih keadilan, kemakmuran, dan pemerataan. Seorang pemimpin harus menunjukkan dirinya sebagai pelayan terbaik terhadap rakyat dan umatnya, seperti kata Nabi,“Sayyidul qaumi khadimuhum” (Seorang pemimpin adalah pelayan bagi kaumnya). Nah, fikih politik sesungguhnya terpaut erat dengan misi Islam, yakni menebar rahmat bagi semua makhluk Tuhan.