Category: Ormas

  • Pelantikan PCNU Kota Bandar Lampung Berjalan Khidmat

    Bandar Lampung: Wali Kota Bandar Lampung menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung, masa Khidmat 2017-2022 yang dilaksanakan di Graha Bintang Universitas Malahayati Lampung, Sabtu (4/11/2017).

    Wali Kota Bandar Lampung Drs. H. Herman HN, MM berharap Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung yang baru saja dilantik dapat berperan penting dalam membangun Kota Bandar Lampung selain itu PCNU Kota Bandar Lampung juga diharapkan dapat menjadi penyambung lidah masyarakat ke Pemerintah Kota Bandar Lampung.

    Acara yang berjalan dengan khidmat tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Maksum Machfud,  didampingi sejumlah jajaran PBNU lainnya seperi Robikin Embas, SH, Hi. Umarsyah, M. Aqil Irham, wali kota Herman HN, Kapolresta Kombespol Murbani Pitono, Serta beberapa pengurus lembaga dan banom, serta organisasi kepemudaan (OKP).

    Kyai Khabibul Mutaqin, SHI Ketua Pelaksana Pelantikan PCNU Kota Bandar Lampung mengucapkan terimakasih banyak atas kesediaan PBNU, PWNU Lampung, MWC, Wali Kota Bandar Lampung, Rektor Universitas Malahayati, Kapolresta Bandar Lampung, Banom NU, serta OKP yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri acara Pelantikan PCNU Kota Bandar Lampung yang telah kami selenggarakan.

    “Dan melalui kesempatan ini pula, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, yang seyogyanya Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA Ketua PBNU akan hadir bersama kita disini, namun berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Prof. Dr. KH. Maksum Machfud,” kata Kyai Khabibul Mutaqin, SHI yang juga Sekretaris PCNU Kota Bandar Lampung.

    Kyai Khabibul Mutaqin, SHI  mengatakan tujuan dari acara ini adalah meresmikan kepengurusan baru PCNU Kota Bandar Lampung sehingga kedepan bisa menjalankan program-program keumatan untuk membangun Kota Bandar Lampung yang madani. Dan untuk mencapai tujuan itu pastilah diperlukan kerja keras oleh semua pengurus, tidak bisa dengan seorang diri. (Rudi Santoso)

     

  • Kiai Maruf Amin: Boleh Beda Madzhab, Agama, dan Partai, Tapi NKRI Sudah Final

    Tanggamus: Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maruf Amin mengatakan bahwa perbedaan adalah fitrah. Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kata Kiai Maruf Amin, setiap warga harus saling menghargai di dalam perbedaan.

    Hal ini disampaikan KH Maruf Amin yang juga Ketua Umum MUI saat memberikan taushiyah pada puncak kegiatan Hari Santri Nasional 2017 Kabupaten Tanggamus di Taman Terbuka Hijau Kota Agung, Sabtu (4/11).

    “Kita harus menghargai setiap perbedaan baik itu beda madzhab, beda paham, dan beda partai sekalipun,” kata Kiai Maruf.

    Ia mengatakan bahwa di Indonesia diskusi soal hubungan beragama dan bernegara sudah selesai. “Kita tidak boleh lagi menjadi kelompok yang intoleran dan kelompok yang menginginkan negara di dalam negara,” jelasnya.

    Ia menegaskan pula bahwa Indonesia sudah memiliki ideologi negara yang tepat di tengah kemajemukan yang ada di dalamnya.

    “Indonesia adalah darus shulhi, negara yang dibangun atas kesepakatan anak bangsa. NKRI bagi NU sudah final,” tegas Kiai Maruf. (Muhammad Faizin)

  • Radikalisme dan Sikap Intoleran Jadi Sumber Kegaduhan Ideologi Negara

    Bandar Lampung: Nahdlatul Ulama adalah Jamiyyah Diniyyah Islamiyyah (Organisasi Keagamaan Islam) yang tanggungjawabnya semakin hari semakin besar. Tanggung jawab ini meliputi banyak hal diantaranya adalah Masuliyyah Diniyyah (Permasalahan Agama), Mas’uliyyah Ummatiyyah (Permasalahan Ummat), dan Mas’uliyyah Wathaniyyah (Permasalahan Kebangsaan dan Kenegaraan).

    Hal ini diingatkan Rais Aam PBNU KH. Ma’ruf Amin saat memberikan taushiyah Kebangsaan pada pada pembukaan kegiatan pra Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017 yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Hikmah Bandarlampung, Sabtu (4/11).

    Kiai Ma’ruf menilai kegaduhan permasalahan kebangsaan saat ini dengan mempermasalahkan ideologi negara yang sudah ada disebabkan oleh kelompok radikal dan intoleran yang ingin merubah negara ini dengan cara kekerasan.

    Kelompok ini lanjutnya tidak mentolelir kelompok lain yang tidak sama dengan kelompoknya. “Hanya kelompoknya saja yang benar. Jangankan non muslim, sesama Islam saja dinyatakan sesat bahkan kafir. Kelompok ini dinamakan kelompok takfiri suka mengkafirkan orang lain. Ini berbahaya sekali,” jelasnya.

    Tanggung jawab NU sebagai sebuah jamiyyah juga ditegaskan oleh Ketua Pusat Munas dan Kombes H. Robikin Emhas yang juga hadir pada Acara tersebut. Ia menegaskan bahwa permasalahan agama, ummat dan bangsa menjadi agenda utama jelang satu abad Nahdlatul Ulama pada 2026.

    “Nahdlatul Ulama tidak ada agenda politik praktis. Politik NU adalah politik kebangsaan ikut serta dalam memecahkan permasalahan keummatan,” tegasnya.

    Oleh karenanya dalam Munas dan Konbes yang akan dilaksanakan di Lombok NTB pada 23 sampai dengan 26 November mendatang, NU akan membahas agenda Penguatan Organisasi Menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama, dan Reforma Agraria untuk Pemerataan Kesejahteraan Warga.

    “Dalam Munas juga akan dilaksanakan Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Waqi’iyyah (Pembahasan masalah-masalah keagamaan aktual), Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Maudlu’iyyah (Pembahasan masalah-masalah keagamaan tematik), dan Bahtsul Masail ad-Diniyyah al-Qonuniyyah (Pembahasan masalah-masalah keagamaan berkaitan dengan perundang-undangan),” katanya. (Muhammad Faizin)

  • Reforma Agraria, Upaya NU Hilangkan Kesenjangan Ekonomi

    Bandar Lampung: Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Sofyan A Jalil mengatakan, Reforma Agraria sangat penting dilakukan sebagai upaya menghilangkan kesenjangan ekonomi di Indonesia.

    Hal ini disampaikannya pada Pra-Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017, di Pondok Pesantren Al Hikmah, Bandarlampung, Sabtu (4/11).

    “Kepemilikan tanah saat ini timpang. Hampir 50 persen perkebunan sawit dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar,” katanya pada acara yang mengangkat tema besar Reforma Agraria untuk Pemerataan Kesejahteraan Warga ini.

    Sementara itu, lanjutnya masyarakat hanya memiliki kebun-kebun kecil yang sudah tidak produktif dikarenakan tidak ada dana untuk peremajaan. Hal ini diperburuk dengan status tanah yang tidak jelas statusnya alias tidak memiliki sertifikat tanah.

    Oleh karenanya, saat ini, sesuai dengan semangat Nahdlatul Ulama yang mendorong dan peduli terhadap reforma agraria ini, Pemerintah mencanangkan program pengadaan sertifikat bagi masyarakat dalam rangka maksimalisasi lahan pertanian dan perkebunan.

    “Jika tanah sudah memiliki sertifikat tentunya akan dapat dengan mudah bekerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan untuk mendapatkan dana mengelola lahan,” katanya.

    Pada tahun 2017 ada 5 juta bidang tanah yang disertifikasi dan pada tahun 2018 akan naik menjadi 7 juta bidang tanah. Sementara pada tahun 2019 diproyeksikan 9 juta bidang yang akan disertifikasi. “Untuk Lampung saat ini mendapat jatah 200 ribu bidang tanah,” jelasnya.

    Dengan status tanah yang telah disertifikasi khususnya milik warga NU, Sofyan berharap warga NU dapat memanfaatkannya dengan maksimal dengan jiwa kewirausahaan yang dimilikinya.

    “Warga NU itu memiliki jiwa entrepreneurship. Umumnya tidak tergantung kepada pemerintah,” tandasnya. (Muhammad Faizin)

  • Pemkab Tanggamus Gelar Pengajian Akbar Bersama Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, MA

    Tanggamus: Peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober, oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus puncak peringatan ditandai dengan mengelar Pengajian Akbar yang dilaksanakan di taman kota, halaman Rumah Dinas Jabatan Bupati Tanggamus di Kota Agung, Sabtu (4/11/2017).

    Pengajian Akbar yang dihadiri ribuan jamaah dari berbagai penjuru Pekon se Kabupaten Tanggamus ini bertindak sebagai  penceramah Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, MA dari Jakarta.

    Wakil Bupati Tanggamus H. Samsul Hadi, M.Pd.I pada sambutannya mengatakan bahwa sangat berbahagia, karena masyarakat Bumi Begawi Jejama Kabupaten Tanggamus dapat dihadiri seorang tokoh nasional yaitu Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI Pusat. “Sungguh merupakan suatu kebahagiaan bagi saya selaku pribadi maupun Pemerintah Daerah di jajaran Pemerintah Kabupaten Tanggamus bahwa Bapak Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, MA berkenan hadir disini ditengah-tengah masyarakat Bumi Begawi Jejama Kabuipaten Tanggamus,” katanya.

    Samsul lebih lanjut mengatakan bahwa sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 yang menetapkan bahwa tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

    Kehadiran Kiai Ma’ruf Amin di Kabupaten Tanggamus didampingi Ketua Umum MUI Lampung Dr. KH. Khairuddin Tahmid, MH. Turut hadir pada Pengajian Akbar ini para pejabat Forum Koordinasi Pemerintah Daerah antara lain Kapolres Tanggamus, Kodim Tanggamus, Kepala-kepala Dinas dan Kepla Badan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tanggamus, serta para Camat. (Maskut Candranegara)

     

  • Inilah Struktur PCNU Kota Bandar Lampung Masa Khidmat 2017-2022

    Bandar Lampung: Prosesi Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung berlangsung khidmat, Sabtu,(4/10/2017), di gedung Graha Bintang Universitas Malahayati Lampung.

    Acara yang dihadiri oleh Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kab/Kota, dan Majelis Wakil Cabang (MWC) Se-Kota Bandar Lampung, Banom NU dan Wali Kota Bandar Lampung, Kapolresta Bandar Lampung, serta para tamu undangan sebanyak 2000an warga nahdliyin.

    Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Maksum Machfud secara resmi melantik PCNU Kota Bandar Lampung Masa Khidmat 2017-2022. Adapun susunan Kepengurusan PCNU Kota Bandar Lampung sebagai berikut.

     

    SUSUNAN PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

    KOTA BANDAR LAMPUNG

    MASA KHIDMAT : 2017-2022

     

    MUSTASYAR

    : KH. Badruzzaman

    : KH. Muhammad Sobari

    : Drs. KH. Hafiduddin Hanief

    : Drs. KH. Heriyuddin Yusuf

    : KH. Sukmaja

    : Dr. KH. Zainul Abidin, S.H., S.Ag., M.Ag.

    : Ir. Hi. Ichwanul Hakim

    : KH. Cecep Sodri

    : KH. Sufroni Alwi

    : Daeng  Kadir

    : Drs. Hi. Masdar, M.M

    : Hi. Madrus Salam

    : Hi. Yuhadi, S.H.I

    : Hi. Tubagus Supaat

     

    SYURIYAH

    Rais                      : KH. Izzudin Abdusalam

    Wakil Rais            : Habib Umar Muhdor Al-Hadad

    Wakil Rais            : KH. Rahmat Hidayat, S.Sos.I

    Wakil Rais            : KH. Muhar

    Wakil Rai s           : KH. Santoni Gaos

    Wakil Rais            : Ki. Asep Syaefulloh

    Wakil Rais            : Ki. Irmansyah, S.Ag.

    Wakil Rais            : KH. Hasan Hidayat, S.Pd.I

    Wakil Rais            : Habib Husen

    Wakil Rais            : KH. Fatoni, M.Ag.

    Wakil Rais            : Ust. Ahmad Sukandi , M.H.I

    Wakil Rais            : KH. Mustain

     

    Katib                   : Hi. Taufik Rahmat, S.Ag

    Wakil Katib          : Muhammad Anwar

    Wakil Katib          : Abdul Jalil, S.Sos.I

    Wakil Katib          : Rodi Nikmat, S.Kom.I., M.Kom.I

    Wakil Katib          : Ismail Sholeh, S.Ag

    Wakil Katib          : KH. Fahrul Rijal

    Wakil Katib          : Marsudi, S.Pd.I

     

    A’wan                : Dr. KH. Muhammad Hakiki

    Anggota               : H. Amiruddin, S.Ag., M.Pd.I

    Anggota               : Kuswarak, S.E., M.M

    Anggota               : Ust. Nur Chozin

    Anggota               : Ust. Ubaidillah, S.Pd.I., M.M.

    Anggota               : Ust. Edi Rosadi

    Anggota               : Habib Ali Ridlo

     

    Tanfidziyah

    Ketua                   : Ichwan Adji Wibowo, S.Pt, MM

    Wakil Ketua         : Hi. Lukman Hakim, S.Ag.

    Wakli Ketua         : Drs. Hi. Maswi

    Wakil Ketua         : Imam Mahali, M.Kom.I

    Wakil Ketua         : Lulu`ul Ma`num

    Wakil Ketua         : Abdul Azis, S.H., S.Pd.I., M.Pd.I

    Wakil Ketua         : Dikky Hidayat, M.Sc

    Wakil Ketua         : Tubagus Sudrajat

    Wakil Ketua         : Rudi Irawan, M.S.I

    Wakil Ketua         : Hayatul Islam, S.E

    Wakil Ketua         : Sudibyo Putra

     

    Sekretaris            : Habibul Mutaqin, S.H.I

    Wakil Sekretaris   : Kusaeri, S.Ag, MH.

    Wakil Sekretaris   : Ade Wawan, M.Pd

    Wakil Sekretaris   : Rudi Santoso, S.H.I., M.H.I ., MH

    Wakil Sekretaris   : Muhammad Ali Asg Felayati

    Wakil Sekretaris   : Maulidin Ansori, S.Sos

     

    Bendahara          : Hi. Abdul Karim

    Wakil Bendahara : Hi. Ainul Wafa

    Wakil Bendahara : Ansori Mangkunegara

    Wakil Bendahara : Mayrozi, S.H.I

    Wakil Bendahara : Aryanto

    Wakil Bendahara : Rudi Kurniawan, STP, MH

    Wakil Bendahara : Haruman, S.E

     

    Ditetapkan di  : Bandar Lampung

    Pada Tanggal  18 Sya`ban 1438 H/ 15 Mei 2017 M.

    (Rudi Santoso)

  • LDII Lampung Hadiri Undangan Pembukaan Pra Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU

    Bandar Lampung: DPW LDII Provinsi Lampung menghadiri undangan Pembukaan Pra Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Al Hikmah, Bandar Lampung pada Sabtu (4/11). Datang langsung dr. H. Aditya, M.Biomed selaku Ketua DPW LDII Provinsi Lampung dalam acara yang dihadiri pula oleh Rais ‘Aam PBNU.

    “LDII Lampung menyambut baik dan mendukung acara ini. Semoga membuahkan hasil yang diinginkan serta membawa kemaslahatan bagi umat,” ujar dr. Aditya.

    KH. Soleh Bajuri selaku Ketua PW NU Lampung mengungkapkan dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya memperjuangkan penegakan moral dan hukum. “Saat ini gencar kita lakukan pengawasan penegakan moral dan hukum di Indonesia. Selain itu, saya ucapkan juga terimakasih atas dukungannya Peringatan Hari Santri Nasional,” ujar Soleh.

    KH. Robikin Emhas selaku Ketua Panitia Munas-Konbes NU 2017 mengatakan bahwa kegiatan Munas akan berlangsung di Lombok pada 23 – 25 November 2017. “Munas ini sendiri akan dibagi menjadi tiga zona, yakni Zona Tengah di Kalimantan Tengah, Zona Barat di Lampung, Zona Jawa di Purwakarta, dan Zona Timur di Manado,” ucap Robikin.

    Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam Pra Munas kali ini adalah pentingnya pengawalan kebijakan reformasi agrarian dengan baik. “Kalau reformasi agrarian bisa kita kawal dengan baik, peningkatan infrastruktur berjalan baik. Maka insya Allah tingkat kesenjangan ekonomi di Indonesia akan berkurang signifikan,” lanjut Robikin.

    Hal ini semua adalah bentuk pengabdian dari NU baik secara vertical maupun horizontal. “Ini semua sebagai bentuk pengabdian NU. Baik secara vertical maupun secara horizontal untuk Negara Indonesia,” tutup Robikin.

    Kegiatan ini sendiri turut dihadiri oleh Sofyan Djalil, Ketua Umum MUI Lampung KH. Khairuddin Tahmid, MH. Rektor UIN Raden Intan Lampung Prof. M. Mukri,  Rektor Universitas Malahayati M Kadafi, Kakanwil Kemenag Lampung Drs. H. Suhaili, M.Ag. Pimpinan Ormas, Forkopimda, dan Alim Ulama se-Sumatera, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat. (Frediansyah Firdaus)

  • Puluhan Ribu Lebih Syekhermania Padati Lapangan Seputih Banyak Lampung Tengah

     

    Lampung Tengah: Untuk ketiga kalinya Habib Syech bin Abdul QadirAssegaf dari Solo Jawa Tengah menyapa para penggemarnya (Syekhermania) di Bumi BeguaiJejamo Wawai tepatnya di Lapangan Merdeka Kecamatan Seputih BanyakKabupaten Lampung Tengah, Kamis malam (2/11/2017).

    Sekretaris Syekhermania Provinsi Lampung H. Muhyidin Thohirmengatakan disela-sela agenda tersebut “Lampung Tengah Bersholawat” diperkirakanjamaah yang hadir pada malam ini 10.000 lebih warga muslim dan muslimat.

    “Dan alhamdulillah beliau (Habib Syech) sudah 6 (enam) kali keProvinsi Lampung, di Kabupaten Lampung Tengah 3 kali, di Kabupaten Pringsewu 1kali, di Kota Metro 1 kali, dan di Kabupaten Lampung Selatan 1 kali”, tambah mantan Sekretaris Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Lampung ini.

    Tema yang diusung dalam “Lampung Tengah Bersholawat” malam iniadalah Sholawat Untuk Keselamatan Umat.

    Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf menyampaikan, semoga dengan lantunansholawat warga Provinsi Lampung diberikan rahmat, dengan lantunan sholawat dijauhkandari segala bencana, terwujudnya Provinsi Lampung yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur.

    “Kita doakan bersama-sama semoga para Kiai, para ulama, para Habaibdi Provinsi Lampung diberikan kesehatan dalam membimbing masyarakat dansantrinya”, pungkasnya.

    Puluhan sholawatan dilantunkan oleh Habib Syech di Bumi LampungTengah dengan iringan group hadroh Ahbabul Musthofa Lampung, dibuka dengan lantunanYa Lal Wathan dan ditutup dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

    Tokoh-tokoh NU Lampung yang hadir antara lain; Rois Syuriyah PWNULampung KH Muhsin Abdillah, Rois Syuriyah NU Lampung Tengah KH Nur Daim, HabibYahya Pringsewu, Habib Asadullah Assegaf Tigeneneng, KH Zakaria Ahmad KotaMetro, Bupati Lampung Tengah H. Mustafa, Bupati Lampung Timur Hj Chusnunia Chalimdan puluhan kiai lainnya, Forkompinda Kabupaten Lampung Tengah, santri-santri danlain-lain. (Akhmad Syarif Kurniawan)

  • Perubahan Pola Fikir Zaman Now, Tantangan Jamiyyah NU

    Bandar Lampung: Tantangan semakin berat dihadapi oleh Jamiyyah Nahdlatul Ulama milenial ini. Menjelang satu abad Jamiyyah Nahdlatul Ulama pada 2026 permasalahan tidak hanya terkait dengan keorganisasian dan struktural NU, namun juga kultural NU yang merupakan kekuatan Jamiyyah.

    Hal ini diutarakan Wakil Sekjend PBNU M. Aqil Irham, Kamis (2/11/2017) menanggapi kondisi perkembangan informasi dan teknologi terutama di media sosial telah memengaruhi tingkah laku dan pola pikir masyarakat.

    Menurutnya perkembangan teknologi khususnya internet dan sosial media menyumbang pengaruh besar terhadap perubahan sudut pandang masyarakat dalam memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama.

    “Saat ini berbagai riset dan survey menunjukkan bahwa otoritas kiai dan ulama yang sohih sanad keilmuannya, masih kalah populer di mata ummat Islam dibanding dengan ustad-ustad muda dan ustad yang melek sosmed,” ujarnya.

    Hal ini tentunya sangat menghawatirkan tidak saja bagi NU namun juga bagi Ormas keagamaan mainstream lainnya di Indonesia. Diperlukan perhatian tersendiri dalam rangka membentengi ummat dari belajar agama secara instan.

    “Basis dakwah di level bawah seperti masjid, surau dan majelis taklim sudah mulai diisi oleh ustad-ustad lain” tambahnya.

    Apalagi saat ini keberadaan pesantren juga tidak lagi menjadi otoritas satu-satunya yang melekat dengan NU.

    “Saat ini tumbuh bagai jamur musim hujan, pesantren-pesantren yang ‘beda’ dengan tradisi Nahdhiyin. Boarding school ala pesantren modern juga makin mengambil hati umat Islam kelas menengah, begitupan pesantren mahasiswa di sekitar kampus umum,” katanya.

    Melihat fenomena ini lanjutnya, Ia menilai perlunya inovasi oleh para Santri milenial dalam berdakwah. “Kita harus melakukan inovasi sistem pembelajaran, pendidikan dan pengajaran. Inovasi model dan gerakan dakwahnya. Alumni santri milenial harus tahu tren perubahan ini,” ajaknya.

    Ia berharap jangan sampai metode dakwah yang dilakukan seperti kegiatan olahraga menggunakan alat treadmill.

    “Kelihatannya jalan bahkan berlari, namun tetap jalan di tempat,” ujarnya.

    Jika ini dibiarkan begitu saja tentunya pergeseran nilai akan berpengaruh dalam jamiyyah NU yang didirikan oleh para ulama sejak 1926. Kekuatan dari sisi kultural merupakan kekayaan dan kekuatan dalam Jamiyyah NU sehingga setiap pengurus dan warga NU harus bahu membahu mempertahankan ini. (Muhammad Faizin)

  • Rais Aam: Kalau Mau Take Off, Landasan Harus Kuat

    Bandar Lampung: Salah satu tema besar yang diangkat pada pra Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017 yang diselenggarakan di Lampung adalah Penguatan Organisasi Menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama.

    Hal ini menjadi sangat penting direalisasikan menjelang satu abad NU yang merupakan Jamiyyah Diniyyah terbesar didunia pada 2026. Hal tersebut diingatkan Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin saat memberikan tausiyah Kebangsaan pada pembukaan kegiatan, di Pondok Pesantren Al Hikmah Bandarlampung, Sabtu (4/11/2017).

    “NU harus siap menghadapi masa satu abad karena tiap awal setelah 100 tahun akan ada pembaharuan persoalan agama dari sisi harakahnya,” kata kiai yang Ketum MUI ini.

    Ia mengibaratkan posisi NU saat ini seperti pesawat terbang yang akan melakukan lepas landas menuju posisi yang lebih tinggi.

    “Kalau mau take off, landasan harus kuat,” tegasnya.

    Selain Penguatan Organisasi, Reforma Agraria untuk Pemerataan Kesejahteraan Warga juga diangkat dalam rangka menghilangkan kesenjangan ekonomi yang ada di Indonesia.

    Menurutnya harus ada arus baru ekonomi Indonesia yang mampu merubah superioritas dari para konglomerat dalam penguasaan aset kekayaan melalui maksimalisasi kekuatan ekonomi dari bawah.

    “Perekonomian lama lebih menguatkan kekuatan atas yang diharapkan dapat memberikan kemakmuran bagi kekuatan bawah. Yang tadinya diharapkan bisa mengalir kebawah ternyata sampai saatnya, netes pun tidak,” katanya pada pada acara yang juga dihadiriMenteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Sofyan A Jalil.

    Oleh karenanya dengan pembahasan reforma agraria pada Munas dan Konbes tahun ini, diharapkan akan dapat tumbuh kekuatan ekonomi bawah.

    “Nantinya akan bisa ada Hamdalah Mart, Basmalah Mart dari Kekuatan ekonomi bawah khususnya dari pesantren,” harapnya.

    Kiai Maruf juga mengatakan akan ada pembahasan dalam Munas dan Konbes mengenai hukum dalam agama Islam tentang individu yang memiliki kekayaan ekonomi dan sangat dominan dari yang lainnya. (Muhammad Faizin)