Category: Ormas

  • Inilah 9 Seruan Menag Terkait Pedoman Ceramah di Rumah Ibadah

    Jakarta: Baru saja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) pada 18/4/2018 di Hotel Bidakara Pancoran Jakarta. Acara yang diinisiasi Kementerian Dalam Negeri ini diikuti tidak kurang dari 1200 orang yang terdiri atas Ketua FKUB kota/Kab dan Provinsi serta Kepala Badan Kesbangpol se Indonesia. Hadir dalam kesempatan tersebut sebagai nara sumber adalah Menkopolhukam Wiranto, Mendagri Cahyo Kumolo, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta, Ketua MUI KH Makruf Amin, serta pimpinan Persatuan Gereja Indonesia (PGI), KWI, Parisada Hindu Dharma, Walubi dan Matakin.

    Dr. H. Afif Anshari, M.Ag, sebagai salah satu peserta Rakornas menyatakan dalam Rakornas tersebut dihimbau agar  Kesbangpol bersama FKUB menyosialisasikan 9 Pedoman Ceramah di rumah ibadah.

    “Kesembilan pedoman ceramah di tempat ibadah tersebut agar disosialisasikan kepada masyarakat secara massif,” tuturnya kepada awak media MLO. Dr. H. Afif Anshori, M.Ag.

    Ia menjelaskan kesembilan pedoman ceramah di tempat ibadah yang diserukan oleh Menteri Agam yaitu, pertama disampaikan oleh penceramah yang memiliki pemahaman dan komitmen pada tujuan utama diturunkannya agama, yakni melindungi harkat dan martabat kemanusiaan, serta menjaga kelangsungan hidup dan perdamaian umat manusia.

    Kedua, disampaikan berdasarkan pengetahuan keagamaan yang memadai dan bersumber dari ajaran pokok agama.

    Ketiga, disampaikan dalam kalimat yang baik dan santun dalam ukuran kepatutan dan kepantasan, terbebas dari umpatan, makian, maupun ujaran kebencian yang dilarang oleh agama manapun.

    Keempat, bernuansa mendidik dan berisi materi pencerahan yang meliputi pencerahan spiritual, intelektual, emosional dan multikultural. Materi diutamakan berupa nasehat, motivasi dan pengetahuan yang mengarah pada kebaikan, peningkatan kapasitas diri, pemberdayaan umat, penyempurnaan akhlak, peningkatan kualitas ibadah, pelestarian lingkungan, persatuan bangsa, serta kesejahteraan dan keadilan sosial.

    Kelima, materi yg disampaikan tidak bertentangan dengan empat konsensus bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, Bhinneka tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

    Keenam, materi yang disampaikan tidak mempertentangkan unsur SARA yang dapat menimbulkan konflik, mengganggu kerukunan ataupun merusak ikatan negara.

    Ketujuh, materi yang disampaikan tidak bermuatan penghinaan, penodaan dan/atau pelecehan terhadap pandangan keyakinan dan praktek ibadah antar/ dalam umat beragama serta tidak mengandung provokasi untuk melakukan tindakan diskriminatif, intimidatif, anarkis dan destruktif.

    Kedelapan, materi yang disampaikan tidak bermuatan politik praktis dan/atau promosi bisnis.

    “Dan terakhir, kesembilan, tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku terkait dengan penyiaran keagamaan dan penggunaan rumah ibadah,” pungkasnya. (Abdul Qodir Zaelani)

  • Menjadi Generasi Millenial Keren dengan Tahfidz Qur’an

    Bandar Lampung: Teknologi kini berkembang pesat sekali bagai desingan peluru yang sulit untuk dihentikan. Tidak ada batasan siapa saja pengguna teknologi. Semua dituntut untuk bisa menggunakan agar tidak tertinggal oleh jaman yang semakin modern. Perkembangan teknologi semakin terasa sekali saat memasuki abad 21. Oleh karena itu, generasi yang terlahir pada abad 21 disebut sebagai generasi millenial. Tak heran, jika kini anak-anak sudah banyak yang memiliki gadged meskipun usianya terbilang masih belum pantas untuk memiliki.

    Manfaat teknologi begitu luas karena ia dapat membantu mempermudah urusan kehidupan. Namun, jika tidak dapat mengendalikan dalam penggunaannya maka akan jadi bumerang untuk diri sendiri bahkan orang lain. Tak jarang kini banyak sekali kasus anak-anak melakukan tindakan kriminal karna modal belajar melalui gadged. Rela membolos sekolah demi mengejar level sebuah game, rela mencuri demi membeli paket internet dan masih banyak perbuatan buruk lainnya akibat gadged. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi perbuatan yang tidak diinginkan PC LDII Sukarame mengadakan program Tahfidzul Quran dengan metode halaqoh.

    Program ini berdiri sejak Agustus 2016 yang diikuti oleh anak mulai usia paud sampai perguruan tinggi. Jumlah santri aktif kini mencapai 45 orang, dan program ini sudah mampu meluluskan beberapa santri yang kini berlanjut di Pondok Pesantren.

    “Saya sama sekali tidak terganggu dengan program ini. Malah semakin membuat saya disiplin mengatur waktu antara hafalan, sekolah, dan aktifitas lainnya”. Tutur Qonita santriwati yang sudah sejak awal mengikuti program ini.

    “Sejak mengikuti Tahfidzul Quran prestasi saya semakin meningkat, bahkan saya mampu mengikuti kompetisi sampai ajang nasional. Nggak cuma itu, saya juga diterima di PTN yang cukup bergengsi di Lampung”. Tambah Qonita

    Program yang sudah aktif hampir 2 tahun telah melahirkan beberapa hafidz quran yang mengagumkan. Salah satunya Zahran, anak usia 10 tahun yang kini sudah mampu menghafal 4 juz.

    “Saya seneng ikut Tahfidz quran, jadi nggal terlalu banyak main. Waktunya dipakai buat hafalan dan ngerjain tugas sekolah. Dulu sebelum ikut program tahfidz saya cuma bisa hafal 1 bari perhari sekarang bisa sampai 6 baris perhari”. Jelas Zahran (Asih)

  • FKPT Lampung: Literasi Digital Langkah Strategis Menanggulangi Cyber Terorisme

    Bandar Lampung: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung, Rabu (11/4/2018), menggelar kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Terorisme di Masyarakat di Kota Bandar Lampung.

    Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Lampung, Irwan Sihar Marpaung, dalam sambutan pembukaan mewakili Pj. Gubernur Lampung, menyambut baik dilaksanakannya literasi media di daerahnya. Literasi digital disebutnya sebagai langkah strategis yang dipilih BNPT untuk dilaksanakan dalam menanggulangi cyber terorisme tengah mengemuka di masyarakat.

    “BNPT adalah institusi yang secara resmi memiliki tugas dan tanggung jawab melaksanakan penanggulangan terorisme. Kami di daerah sepenuhnya mendukung kebijakan-kebijakan yang ditetapkan,” kata Irwan.

    Irwan menambahkan, melalui literasi digital di Provinsi Lampung, peserta yang berkesempatan mengikutinya diharapkan bisa menjadi pioner dalam ikut serta melaksanakan pencegahan secara aktif. “Tadi disampaikan ke saya, peserta akan dilatih membuat konten positif. Ini menarik, semoga bisa menambah pengetahuan dan keterampilan peserta,” tambahnya.

    Dalam sambutannya Irwan juga menyampaikan literasi bisa dilakukan dengan dimulai dari individu yang menjalankannya. Dia menyodorkan 4 karakter yang wajib dimiliki agar literasi berjalan dengan baik.

    “Orang yang akan melaksanakan literasi harus berlaku wajar dan patut, berlaku jujur, meninggalkan kebohongan dan menyampaikan informasi berdasarkan fakta,” jelas Irwan.

    Menutup sambutannya, Irwan mengingatkan kembali bahaya paham radikal terorisme dengan mengajak serta masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahannya. Keterlibatan masyarakay disebutnya akan ikut membantu keberhasilan pencegahan terorisme.

    Kepala Seksi Penelitian dan Evaluasi Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Puput Agus Setiawan, mengatakan literasi digital dilaksanakan sebagai respon atas maraknya penyebarluasan paham radikal terorisme di dunia maya.

    “Kami ingatkan masyarakat untuk selalu cerdas dan bijak di media sosial, tidak mudah menerima dan menyebarluaskan setiap informasi yang diterima. Usahakan menyaring setiap info sebelum sharing,” tutup Puput. (Rudi Santoso)

     

  • Merekat Kerukunan Beragama, FKUB Bandar Lampung Gelar Konsolidasi

    Bandar Lampung: Dalam upaya memperekat kerukunan umat beragama, Forum Kerukuan Umat Beragama Kota Bandar Lampung melakukan konsolidasi internal, beberapa waktu lalu di sekretariat FKUB.

    Dr. H. M. Afif Anshori, M.Ag., Ketua FKUB Bandar Lampung menyatakan konsolidasi internal pengurus FKUB dalam upaya meminimalisir konflik dalam beragama.

    “Kami kumpul dalam upaya memecahkan persoalan keagamaan yang tengah terjadi di Bandar Lampung. Jangan sampai gejolak sudah terjadi, baru kita selesaikan. Kita ingin, sebelum gejolak terjadi, persoalan keagamaan sudah bisa diselesaikan,” ujarnya.

    Dalam rapat konsolidasi tersebut, dirumuskan pula langkah-langkah taktis yang dilakukan oleh FKUB dalam upaya merekatkan keutuhan dalam beragama.

    “Kita akan bentuk angkatan-angkatan muda lintas agama untuk bersama-sama menggerakkan gerakan sosial seperti tanggap terhadap bencana alam terkhususnya di Bandar Lampung,” ungkapnya.

    Rapat konsolidasi juga dibahas program kerja yang akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun. Salah satunya adalah penyuluhan dan wawasan terkait pendirian rumah ibadah bagi tokoh masyarakat dan tokoh agama, sehingga masyarakat memahami regulasi pendirian ibadah yang berlaku di Indonesia. (Abdul Qodir Zaelani)

  • Perkuat Ukhuwah Nahdliyah, MWC NU Kemiling Gelar Lailatul Ijtima’

    Bandar Lampung: Pondok Pesantren Baitus Salam, Kemiling, bergetar ketika peserta lailatul ijtima’ yang diselenggarakan oleh MWC NU Kemiling kompak menyanyikan sholawat badar yang dilanjutkan dengan Mars NU Subhanal Wathon. Udara yang dingin dan berangin tidak menjadi halangan bagi mereka untuk berkumpul membicarakan masalah keumatan.

    Dipandu oleh Sekretaris PCNU Kota Bandarlampung, Kyai Khabibul Muttaqin, SHI kegiatan tersebut berlangsung penuh khidmat dan bersemangat. “Lailatul ijtima’ ini adalah pertemuan yang biasa diadakan rutin setiap bulan di kalangan struktur NU. Lailah artinya malam, dan ijtima’ artinya pertemuan. Maksudnya pertemuan yang diadakan pada malam hari,” ujar Kyai Habib mengawali diskusi.

    Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Bandar Lampung, Ichwan Aji Wibowo, S.Pt., MM pada kesempatan tersebut mengatakan tentang perlunya memupuk kebanggaan sebagai warga NU demi kemajuan negara. “Seluruh nahdliyin adalah santri, meskipun tidak pernah mondok. Itu yang bilang adalah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari sendiri. Beliau menyampaikan siapa yang mau mengurus NU, beliau anggap sebagai santrinya. Dan yang menjadi santri Kyai Hasyim, beliau doakan khusnul khotimah beserta anak cucunya,” ucapnya.

    Beberapa peserta diskusi yang berasal dari berbagai ranting turut memberikan suara dan pandangan terkait perkembangan NU. Seperti yang disampaikan oleh perwakilan dari Ranting Langkapura yang menyebutkan pentingnya komunikasi vertikal antara pengurus atas dan bawah. Ada juga yang mengomentari tentang ciri khas dari warga nahdliyin yang menurut mereka perlu lebih sering dipraktekkan supaya dapat diamalkan oleh nahdlyin lain.

    Dialog tersebut turut dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kota Bandar Lampung, Drs. H. Masdar dan juga Wakil Sekretaris, Rudi Santoso, MHI., MH. Mengakhiri pertemuan, pembicara dan peserta melakukan foto Bersama. (Matura)

  • HPN Lampung Jajaki Kerjasama dengan PCINU Mesir

    Mesir: Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Provinsi Lampung Hj Malikhah Sa’adah mengajak kepada pengurus NU untuk terus mensyiarkan NU bukan hanya di dalam negeri saja namun keseluruh penjuru dunia. Ajakan tersebut diutarakannya saat melakukan kunjungan dan penjajakan kerjasama usaha dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir, Kamis (5/5/2018).

    Menurut wanita yang akrab disapa Ning Malikhah ini, dalam kunjungan tersebut dibicarakan tentang pentingnya syiar NU melalui usaha dan bisnis khususnya dibidang biro perjalanan atau tour dan travel.

    “Kalau bidang biro perjalanan ini mesti umum dan terkait dengan berbagai macam kalangan. Sehingga memiliki peran strategis untuk memperkenalkan NU kepada mereka,” kata Ning Malikhah via telepon kepada NU Online, Jum’at (6/5).

    Dalam kunjungan yang dibarengkan dengan kegiatan rutin lailatul ijtima PCINU Mesir tersebut, pihaknya juga berencana merekrut para pengurus NU dan mahasiswa Mesir untuk bekerjasama menjadi tour guide (pemandu wisata) para wisatawan Indonesia saat berkunjung ke Mesir.

    “Kita nantinya akan merekrut pengurus NU dan mahasiswa Mesir menjadi guide karena peraturan di Mesir, seorang guide harus orang resmi. Dan ketika guide-nya orang Indonesia yang di Mesir, pasti orang Indonesia lebih marem,” jelas Direktur Utama Assa’adah Tour ini.

    Kedepan lanjutnya, HPN Lampung juga akan bekerjasama dengan PCINU Mesir untuk penyediaan kargo serta pengelolaan travel khusus bagi warga Indonesia yang akan mencari ilmu atau kuliah serta kegiatan lainnya di Mesir.

    Pada pertemuan di Kantor Kesekretariatan PCINU Mesir tersebut juga dilaksanakan peringatan Maulid Nabi dan diwarnai dengan pembacaan Al Barzanji dan Maulid Diba’i.

    Saat memberikan mauidzatul hasanah, Ning Malikhah juga menyampaikan perkembangan NU di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung yang baru saja menggelar hajat besar lima tahunan untuk memilih pengurus baru periode 2018-2023 yakni Konferensi Wilayah ke-10.

    Pada Konferwil yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darus Sa’adah Lampung Tengah tersebut terpilihlah KH Muhsin Abdillah dan Prof Muhammad Mukri sebagai Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung. (Muhammad Faizin)

  • Rumah Zakat  Menghadirkan Senyum Anak Yatim dan Dhuafa

    Bandar Lampung: Program Berbagi Bersama Yatim (BBY) merupakan salah satu upaya untuk memuliakan dan menghibur anak yatim dan dhuafa. Program ini terus digulirkan sejak tahun 2016 di berbagai daerah, termasuk di Lampung.

    Awal April ini, Rumah Zakat mengajak wisata sebanyak 460 anak yatim dan dhuafa di 13 cabang yakni Lampung, Bekasi, Cirebon, Depok, Jakarta Barat, Cilegon, Jakarta Timur, Tangerang, Jogjakarta, Kediri, Malang, Padang, dan Pekanbaru.

    Di Lampung sendiri, sudah 30 anak yang ikut berwisata, baik wisata ke Waterpark Tabek Indah ataupun Study Cook (Belajar Memasak) dan bermain di wahana permainan Transmart Lampung. Selain berwisata, anak-anak juga mendapat bingkisan dan uang saku.

    “Kali ini, anak-anak diajak berwisata sekaligus Study Cook di Transmart Lampung. Kegiatan ini sangat positif untuk menghadirkan kreatifitas anak, sehingga tidak hanya berdampak hiburan, namun juga berdampak pada edukasi” terang Ezza fasilitator Pendidikan Rumah Zakat Lampung.

    “Aku baru pertama kali ini melihat dan makan pizza, dan alhandulillah untuk pertama kalinya aku makan pizza hasil buatan sendiri,” ucap Bunga, anak asuh Rumah Zakat dengan nada sangat senang.

    Mari bersama-sama hadirkan senyum anak-anak yatim dan dhuafa di Lampung melalui program Berbagi Bersama Yatim. (Rahman Hakim/Andira Putri Isnaini)

  • Rumah Zakat Rutin Lakukan Pembinaan Member

    Pesawaran: Masyarakat yang mandiri terbentuk dari proses pembinaan yang terstruktur. Kemandirian tersebut dapat berupa kemapanan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun di bidang keagamaan. Oleh karenanya, Rumah Zakat senantiasa menggulirkan program pemberdayaan bagi masyarakat. Sebab dari masyarakatlah dimulainya sebuah perubahan.

    Bentuk pemberdayaan tersebut salah satunya melalui pembinaan keagamaan yang dilakukan secara rutin bagi warga binaan di Desa Sukajaya Lempasing, Pesawaran Lampung, Jumat (6/4/2018). Materi yang diangkat dalam pembinaan kali ini tentang keutamaan bulan Rajab serta persiapan menyambut bulan Sya’ban dan Ramadhan yang disampaikan oleh Ustadz Maftuhi selaku tokoh agama desa setempat.

    Menurut Rahman, koordinator pemberdayaan, pembinaan serupa juga dilaksanakan di beberapa titik lain. Setiap daerah yang dibina, Rumah Zakat menyebutnya sebagai “Desa Berdaya”.

    “Selain desa Sukajaya Lempasing, kami juga mengimplementasikan program pemberdayaan serupa di 11 Desa Berdaya lainnya yang ada di Lampung,” ungkap Rahman.

    “Kami berharap masyarakat senang dengan program yang kami gulirkan dan ke depan masyarakat menjadi mandiri dari seluruh aspek kehidupannya”, tambah Rahman. (Andira Putri Isnaini)

  • Prof. Dr. KH. Moh. Mukri, M.Ag: Warga NU Jangan Golput

    Lampung Utara: Menghadapi Tahun Demokrasi, Ketua PWNU Lampung menghimbau kepada seluruh warga nahdliyin untuk menggunakan hak konstitusinya sesuai dengan hati nurani. “Tidak boleh Golput ! Karena kita perlu pemerintahan yang kuat” papar KH. Mukri saat memberikan tausiyah dalam acara Harlah Muslimat NU ke 72 yang digelar PC Muslimat NU Lampung Utara, selasa 3 april 2018.

    “NU itu besar, nyata, hadir dan bisa di rasakan. Banyak peranan NU dalam menjaga keutuhan NKRI, oleh karena itu jika Negara Maju maka yang akan menikmati adalah warga NU.” sambung Rektor UIN ini.

    Dalam menghadapi hiruk pikuk dunia informasi, ketua PWNU juga berpesan agar warga NU harus selalu mengedepankan sikap tabayun dalam menerima kabar berita.

    Dalam kesempatan ini juga Prof. Dr. KH. Moh. Mukri, M. Ag memaparkan 4 program prioritas PWNU Lampung yang akan dijalankan selama periode kepemimpinannya, yaitu :
    1. Penguatan Dakwah, sesuai prinsip dakwah NU watawashoubilhaq watawa shoubisshobr.

    2. Penguatan Pendidikan, Orang NU di perintah untuk menjadi pintar (iqra) kemudian sujud kepada Allah (fasjud) maka kita akan menjadi orang yang dekat dengan Gusti Allah (waktarib)

    3. Penguatan Ekonomi umat karena kemiskinan dekat dengan kefakiran. NU memiliki potensi ekonomi yang sangat besar yang perlu di garap secara maksimal.

    4. Penguatan kesehatan, dengan mendirikan klinik-klinik kesehatan yang nantinya akan fi tingkatkan menjadi RS NU.

    Terkahir pesan beliau adalah agar warga NU harus selalu menjaga kekompakan, sesuai pesan Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, orang NU jangan mudah di adu domba. (Andira Putri Isnaini)

  • Pesantren dan Kampus Titik Tolak Cegah Radikalisme

    Metro: Keresahan radikalisme saat ini yang menyebar di beberapa daerah di Indonesia tidak hanya menjadi kegelisahan milik Polri dan TNI, namun juga menghantui para intelektual muda nahdliyyin di Kota Metro Provinsi Lampung, tak terkecuali para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

    Ketua PC PMII Kota Metro Lampung, Galih Pangestu, menyampaikan melalui sambungan via selular, Sabtu (31/3/2018) siang, untuk usaha preventif PC PMII Kota Metro Lampung, melakukaan proses kaderisasi berbasis penguatan ideologi. Baik secara transfer pengetahuan maupun kegiatan-kegiatan organisasi. Dalam rangka memutus mata rantai gerakan radikalisme di Kota Metro, PC PMII Kota Metro Lampung memfokuskan agenda kaderisasi untuk (back) kembali ke pondok pesantren dan kampus sebagai titik tolak gerakan, dua ruh pendidikan tersebut, pesantren dan kampus adalah titik tolak awal cegah radikalisme.

    “Kampus yang merupakan corong berkembangnya ideologi adalah ladang subur untuk mengkampanyekan Islam yang damai. Kader-kader PMII dibekali pemahaman bahwa keberlangsungan negara ini adalah tanggung jawab bersama. Sikap moderat (tawasuth), toleran (tasamuh), serta seimbang menjadi pedoman kader-kader PMII dalam memandang realitas yang dihadapi. Sebagai kader PMII senantiasa berfikir jernih dalam menanggapi isu maupun fonomena yang berkembang, jangan sampai menjadi korban provokasi apalagi menjadi provokator yang dapat mengancam kehidupan bernegara”, tutup alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Kota Metro Lampung ini.

    Ditempat berbeda, Ketua Pengurus Rayon PMII Ekonomi Syariah IAIN Kota Metro, Singgih Prayogo, mengatakan, kami berbuat nyata untuk mencegah radikalisme dikalangan mahasiswa dengan menggelar agenda Pendidikan Aswaja (Aswaja Education), kegiatan  ini bertujuan untuk memperkuat ideologi Aswaja para kader atau warga PMII, sekaligus mampu menjadi basis pertahanan untuk menangkal radikalisme di kampus, menjadi pelopor dalam penangkalan radikalisme, dan yang tak kalah penting adalah untuk menambah wawasan tentang pemahaman Islam yang damai.

    Kiai muda NU Kabupaten Lampung Tengah sekaligus pengasuh pesantren Sunan Ampel Kampung Totokaton Kecamatan Punggur, menambahkan, salah satu sumber benih radikalisme yang harus diantisipasi sejak dini adalah bersumber dari media sosial (medsos). Melalui medsos kita harus selektif, banyak sekali berita bohong (hoax) dan berita provokatif yang berujung kepada radikalisme. Radikalisme mampu kita minimalisir dengan memosting berita-berita atau situs-situs yang damai dan menyejukkan. (Akhmad Syarief Kurniawan)