Author: muilampungdigital

  • Prof. Mukri Tegaskan MUI Lampung dengan Pemerintah Akan Terus Bersinergi

    Bandar Lampung: Pada 2022 ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah berumur 47 tahun sejak pertama didirikannya pada 26 Juli 1975. Sesuai dengan hasil Musyawarah Nasional MUI tahun 2015, platform pergerakan MUI adalah sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dalam bentuk himayatuddin (menjaga agama), khimayatul ummat (menjaga umat), dan khimayatuddaulah (menjaga negara). Selain itu MUI juga merupakan lembaga shadiqul hukumah (mitra pemerintah) untuk kepentingan dan kemaslahatan umat.

    Terkait dengan MUI sebagai mitra pemerintah, Ketua Umum MUI Provinsi Lampung Prof. Moh. Mukri menegaskan bahwa MUI akan senantiasa bersinergi dengan pemerintah untuk membangun Provinsi Lampung. Pembangunan jelasnya, bukan hanya bersifat fisik, namun pembangunan kualitas sumberdaya manusia juga harus menjadi perhatian penting dari pemerintah.

    “Kalaupun toh kita harus memberikan kritik, memberikan masukan, tentu komitmen kami juga memberikan kritik dan masukan dengan cara yang santun. Dengan cara yang baik,” katanya saat pengukuhan Pengurus MUI Lampung beberapa waktu lalu.

    Komitmen dan posisi MUI dengan pemerintah ini ditegaskan kembali oleh Prof Mukri dalam koordinasi pengurus harian dan ketua komisi MUI Lampung yang dilaksanakan di Kantor MUI Lampung di Komplek Islamic Center Bandarlampung, Sabtu (26/2/2022).

    MUI Lampung berkomitmen bersama pemerintah untuk mewujudkan Lampung yang sejuk dan damai dengan merespon berbagai permasalahan yang muncul di masyarakat. Sebagai organisasi yang diisi oleh banyak pengurus, maka MUI akan dengan bijak memberikan pernyataan solutif berdasarkan kebijakan kolektif organisasi.

    Namun untuk menyikapi hal-hal yang perlu disikapi secara cepat, maka MUI memiliki satu pernyataan dari ketua umum yang merupakan representasi organisasi.

    Artinya, tidak semua pernyataan dari pengurus MUI mewakili organisasi. Masyarakat pun diharapkan bisa membedakan dan memahami mana pernyataan yang mewakili organisasi dan mana pernyataan pribadi dari pengurus MUI. Oleh karenanya Prof Mukri minta pengurus MUI yang telah dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum MUI Pusat KH Miftachul Akhyar untuk merajut kebersamaan.

    Mengutip surat Al-Imran ayat 103, Profesor Ilmu Ushul Fiqih ini menegaskan bahwa kebersamaan akan mampu mewujdukan visi, misi, dan mimpi organisasi. Apalagi MUI merupakan tenda besar ormas Islam dengan berbagai macam ragam karakter dan paham keagamaan.

    “Wa’ Tashimu Bihablillahi Jami’an Walaa Tafarraqu. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai,” katanya mengutip ayat tersebut.

    “Kalau kita punya mimpi indah, kemudian kamu dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki komitmen, maka mimpi indah akan menjadi nyata. Kenyataan itu hanya persoalan waktu. Karena itu kita perlu kerja nyata, kerja yang bisa dilihat oleh mata dan bisa dirasa,” terang sosok yang juga Ketua PWNU Lampung ini.

    Pada kesempatan tersebut juga dibahas terkait rencana renovasi Kantor MUI Lampung agar menjadi kantor yang representatif dan bisa menjadi pusat munculnya kemaslahatan dan kesejukan religi di Provinsi Lampung.(Muhammad Faizin)

  • Prof Mukri: MUI Jadi Jubir Kebaikan

    Bandar Lampung: Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag., mengajak jajarannya untuk menjadi juru bicara kebaikan.

    “MUI harus menjadi jubir kebaikan. Semua pengurus harus bersinergi dalam memviralkan kebaikan,” ujarnya saat rapat terbatas pimpinan dan ketua komisi pada Sabtu, 26/02/2022.

    “Kita menginginkan MUI menjadi Mazhab yang selalu memviralkan kebaikan. Kita ingin yang dominan di Lampung adalah ajaran Tuhan. Ajaran kebaikan. Jangan sampai narasi-narasi yang berkembang di Lampung lebih dominan narasi kejelekan,” tambah Prof Mukri.

    Ia juga menginginkan semua pengurus bersinergi menjaga marwah MUI dengan cara menjaga kebersamaan dan bersinergi dalam kebaikan.

    “Kita menginginkan, MUI memiliki Marwah organisasi. MUI menjadi rujukan ketika terjadi persoalan kemasyarakatan. Ketika terjadi persoalan dan diminta respon cepat, kita harus memiliki standarisasi pernyataan. Pernyataan yang merukunkan, menyejukkan dan menenangkan. Qul Khairan au liyashmut. Berkata yang baik, atau lebih baik diam ,” imbuh prof Mukri yang juga ketua PWNU Lampung.

    Ia berharap, semua kepengurusan MUI yang baru beberapa hari dilantik, dapat mewujudkan peran dan fungsi MUI di tengah masyarakat.

    “Kalau kamu punya mimpi indah, kemudian kamu dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki komitmen, maka mimpi indah kamu akan menjadi nyata. Kenyataan itu hanya persoalan waktu. Karena itu kita perlu kerja nyata. Kerja yang dapat dilihat dan dirasa,” jelasnya sambil mengutip pernyataan Ibnu Arabi.

    “Mari kita berkhidmat di MUI. Mari saling menghargai. Mari saling menguatkan. Yasyuddu ba’dukum ba’dhan. Bersinergi dalam kebaikan,” ajak prof Mukri. (Abdul Qodir Zaelani)

  • Prof. Wan : Menteri Agama Berupaya Menjaga Toleransi Beragama

    Menteri Agama Berupaya Menjaga Toleransi Beragama
    Oleh: Prof. Wan Jamaluddin, M.Ag., Ph.D
    (Rektor UIN Raden Intan Lampung)

    Maraknya pemberitaan miring yang beredar dimasyarakat tentang pengaturan pemakaian pengeras suara di masjid oleh Menteri Agama perlu kiranya disikapi dengan bijak, pasalnya dasar dari semuanya adalah menjunjung tinggi sikap tenggang rasa, menjaga toleransi umat beragama terhadap seluruh anak bangsa. Pengaturan pengeras suara sesungguhnya tidak hanya di negara Indonesia, namun negara negara muslim lain seperti di Malaysia mapun di Arab Saudi sendiri pengaturan tentang pengeras suara di masjid termasuk ketika Azan itu diatur dengan tepat dan tertib. Maka dalam hal pemberitaan miring  yang menukil vidio Gus Menteri yang diwawancara para awak wartawan Menteri Agama sama sekali tiidak membandingkan suara azan dengan suara anjing, tetapi sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara agar semangat toleransi beragama tetap terjaga. Ketika melihat vidio wawancara Gus Menteri secara utuh saya sama sekali tidak menangkap pesan dan kesan bahwa Menag “membandingkan” antara suara Adzan dengan suara anjing. Beliau santri dan dari keluarga pesantren. Inilah pentingnya mengedukasi masyarakat agar tidak terpengaruh berita-berita yang tidak jelas rimbanya. sebetulnya tidak susah membedakan antara mencontohkan dan membandingkan, kenapa anjing yang dicontohkan? itu yang paling mudah dan banyak ditemukan dan dikeluhkan di lingkungan perumahan. Tetapi ya kalau dasarnya sudah tidak suka, butiran nasi juga dibayangkanbelatung namun kalau dasarnya cinta nalar positiflah pasti yang bekerja. Dengan kata lain dari rentetan kalimat  yang digunakan Gusmen tidak terdapat  kecenderungan dan maksud merendahkan, bahkan terlihat secara kentara ingin menunjukkan  kemuliaan Islam, dan dengan demikian juga sebagai pengayoman terhadap  yang lain.

           Memang, upaya-upaya memunculkan kesadaran baru yang kerap  dikedepankan Gusmen sering menyentakkan kita akan sesuatu yang menjadi  kebiasaan, sehingga kita sering lupa mengevaluasinya. Sebagai pengayoman terhadap  umat beragama di negeri besar ini, akan sangat indah bila kita menghargai upaya-upaya Gusmen dalam memajukan negeri ini dari sudut kehidupan brragama. Hal tersebut menjadi sesuatu yang kita hargai dan apresiasi karena seringkali kita mengurus kemajuan agama ini tidak selalu total karena faktor-faktor kehidupan domestik kita. Tapi Gusmen, telah mendedikasikan segala kemampuan beliau untuk memajukan Indonesia dari sudut keberagamaan sesuai amanat yang diembannya. Semoga Allah terus menjaga Indonesia dan memurahkan rezeki penduduknya. Salah satu fokus perhatian Menteri Agama RI (Gusmen) adalah menjaga kemuliaan umat  dalam posisinya yang mayoritas di negeri ini.

           Disinilah pentingnya menjaga kemuliaan umat tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari dedikasi dan perjuangan keumatan yang beliau tekuni sejak aktif sebagai agamawan dan  cendekiaean Muslim. Salah satu cobaan bagi kemuliaan umat  yang mayoritas  ini adalah, apakah mereka dapat menegakkan sikap adil dan mengayomi bagi semua umat di negeri yang pluralis bernama Indonesia. Wilayah yang sering menjadi ujian adalah bagaimana umat bersifat elegan, mulia, dan mengayomi dalam pelaksanaan ibadah. Sebab sejatinya ibadah adalah memuliakan Tuhan, dan memuliakan Tuhan memiliki konsekuensi memuliakan ciptaan-Nya, terutma manusia, apa pun bentuk agama dan kepercayaannya.

    Kita ambil nukilan Ayat Al-Quran sebagai penguat:

    وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْواتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (لقمان: ١٩

    Artinya, “Dan biasalah dalam berjalanmu (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat dan kurangilah volume suaramu (tidak memaksakan diri untuk terlalu keras, namun sesuai kebutuhannya). Sungguh suara yang paling diingkari (paling jelek) adalah suara keledai (yang terlalu keras),” (Surat Luqman: ayat 19).

    Saat menafsirkan ayat ini, Imam Al-Qurthubi menafsirkan bahwa:

     لَا تَتَكَلَّفْ رَفْعَ الصَّوْتِ وَخُذْ مِنْهُ مَا تَحْتَاجُ إِلَيْهِ. فَإِنَّ الْجَهْرَ بِأَكْثَرَ مِنَ الْحَاجَةِ تَكَلُّفٌ يُؤْذِي.

    Artinya, “Janganlah memaksakan diri mengeraskan suara dan ambillah suara sesuai kebutuhan. Sebab, mengeraskan suara melebihi kebutuhan itu merupakan usaha memaksakan diri yang menyakitkan.”

    Masih dalam Tafsir al-Qurthubi, dikisahkan, Khalifah Umar bin al Khatthab RA, pernah menegur Muazin kala itu, yaitu Abu Mahdzurah Samurah bin Mi’yar RA, yang adzan dengan memaksakan suara sekeras-kerasnya.  (Lihat Muhammad bin Muhammad Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, (Kairo, Darul Kutub Al-Mishriyyah: 1384 H/1964 M], juz XIV, halaman 71).

    Maka dalam hal ini menurut hemat saya yang menjadi nilai penting semangat berbangsa sesungguhnya sesama anak bangsa agar lebih mengedepankan narasi-narasi positif dalam mengaikan pemberitaan aturan pengeras suara, menjaga hidup rukun damai, menjunjung tinggi kebhinekaan yang sudah sejak dulukala diamanahkan oleh para pendiri bangsa. Wa Allahu A’lamu bi al- Shawab.

  • Gubernur akan Perbaiki Kantor MUI Lampung Agar Representatif

    Bandar Lampung: Saat menghadiri pengukuhan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, Gubernur Lampung H Arinal Djunaidi menyatakan akan segera memperbaiki kantor MUI Lampung. Hal itu merespon pernyataan Ketua Umum MUI Provinsi Lampung dalam sambutan pengukuhan yang menyebut kantor MUI Lampung perlu untuk dibangun agar lebih representatif.

    “Oleh karena itu, apa yang disampaikan tadi oleh ketua MUI, saya catat dan segera kita lakukan,” tegasnya pada acara yang dilaksanakan di Ballroom Universitas islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Rabu (23/2/2022).

    Lebih lanjut Gubernur menyatakan optimismenya terhadap MUI di bawah kepemimpinan Prof Mukri akan semakin eksis dan konstributif dengan terus bekerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga sosial keagamaan lainnya. Dengan hal ini, maka keberadaan MUI akan bisa lebih dirasakan oleh umat dan masyarakat Lampung secara umum.

    “Semoga pengurus yang baru ini senantiasa diberikan taufik dan hidayah Allah swt dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai khadimul ummah (pelayan ummat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah) di Provinsi Lampung yang sama-sama kita cintai,” ucapnya.

    Sebelumnya Ketua Umum MUI Lampung mengatakan bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan gubernur terkait kondisi kantor MUI yang akan segera dibenahi. “Ini saya sampaikan (di forum pengukuhan) karena ini adalah bentuk komitmen beliau untuk menjaga suasana religiusitas,” ungkap Prof Mukri.

    Menurutnya dukungan pemerintah Provinsi Lampung untuk mewujudkan kantor MUI yang layak perlu disampaikan ke publik karena komitmen gubernur ini merupakan sebuah kebaikan. Dan kebaikan menurut prof Mukri harus disampaikan kepada khalayak ramai.

    “Yang baik-baik harus ditampakkan termasuk niat pak Gubernur. Nanti kalau tidak, ya saya tagih,” jelasnya disambut senyum dan tepuk tangan yang hadir memenuhi ruangan.

    Terkait dengan hal ini, Ketua Umum MUI Pusat KH Miftahul Akhyar menilai Gubernur Lampung memiliki komitmen yang kuat dalam membangun Lampung. Komitmen ini dibuktikan di antaranya dengan kesuksesan Provinsi Lampung menjadi tuan rumah kegiatan akbar Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di tengah pandemi dengan tidak meninggalkan masalah besar.

    Kiai Miftah juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Lampung yang berkomitmen akan membantu memperbaiki kantor MUI. Komitmen ini semakin menunjukkan sinergisitas pemerintah dengan berbagai elemen untuk membangun Lampung.

    “Termasuk janji yang telah dicatat dan akan dilaksanakan, tadi sudah disampaikan. Jadi ilmu yang amaliah di samping itu juga amal yang ilmiah. Bukan sekedar ilmu saja (tapi) pakai amaliah. Dicatat dan nanti dibuktikan,” ungkap Kiai Miftah.

    Untuk menjalin sinergi elemn di Lampung, dalam acara pengukuhan tersebut juga dilakukan Sarasehan  Ulama dan Umara dengan menghadirkan nara sumber dari akademisi dan juga dihadiri oleh para bupati dan walikota di Provinsi Lampung. (Muhammad Faizin)

  • Prof. Dr. H. Marzuki Noor., M.A : Peran MUI Mewujudkan Ummatan Wasatho

    Bandar Lampung: Dewan Pertimbangan MUI Provinsi Lampung, Prof. Dr. H. Marzuki Noor., M.A menjadi pemateri dalam acara Sarasehan Ulama Dan Umara yang termasuk dalam rangkaian kegiatan Pengukuhan Dewan Pimpinan MUI Provinsi Lampung di Ballroom UIN Raden Intan Lampung pada Rabu (23/2/2022).

    Dalam materinya Marzuki menjelaskan empat peran majelis ulama, empat peran ulama diantaranya peran yang diharapkan, peran yang melekat, peran yang dicapai juga peran yang dimandatkan.

    Ia menyampaikan peran tersebut mampu menjadikan ummat wasatiyah dikelompokkan menjadi empat parameter indikator.

    “Pertama kuat akidahnya masing-masing, kedua tertib ibadahnya bukan hanya tertib dalam shafnya tetapi tertib dalam berhikmahnya maka dari solat tersebut dapat bermuara pada Innas sholata tanha ‘anil fahsya’i wal munkar, ketiga berakhlak yang toleran yang titik toleransi makro pada muamalah dan akhlak, dan ke empat adalah harmoni dalam ber muamalah dalam tiga bentuk serasi, selaras, seimbang,” sambungnya.

    “Hal ini jika di break dalam indikator yang menurun maka akan menjadi parameter seberapa besar derajat wasatiyah nya, ummat wasatiyah dapat terbentuk hanya jika MUI dapat meneguhkan empat peran seperti telah disebutkan sebelumnya,” tambahnya.

    Marzuki juga menambahkan lima konsep peneguhan dalam Al-Qur’an diantaranya yaitu bagaimana meneguhkan agama (An-Nur: 55), hati (An-Nahl: 102, Al-kahf: 14, Fusshilat: 30), keimanan (Ibrahim: 27), janji/sumpah (An-Nahl : 91) dan kedudukan ( Muhammad: 7).

    “Struktur masyarakat yang ada konsep spiritualnya turun dal filosofis kerjanya turun dalam etika ilmiahnya turun dalam moral kehidupan sehari-hari insyaallah akan mendorong mendukung Ummatan Wasatho,” tutupnya. (Sintami/Chelsea/Abdul Qodir Zaelani)

  • Dr. KH. Abdul Syukur, M.A: Saya Harap MUI Menjadi Penengah Kepentingan Antara Masyarakat Dan Pemerintah

    Bandar Lampung: Penutupan acara Sarasehan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, bertempat di Ballroom Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung pada Rabu (23/2/2022).

    Acara sarasehan ditutup oleh pemateri terkahir Dr. KH. Abdul Syukur, M.A., ahli studi keislaman di bidang dakwah, dengan menyampaikan materi secara luas dengan tema “Meneguhkan Peran MUI Dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah di Bumi Lampung”.

    Dr. KH. Abdul Syukur, M.A., mengatakan bahwa seorang ulama harus memiliki sifat illiyin (tinggi).

    “Seorang ulama harus memiliki sifat illiyin (tinggi) sehingga dapat berakhlakul karimah baik ucapan, sikap, dan perbuatan, serta latifun (lembut) dan ma’rifah (mangetahui),” ujarnya.

    Dr. KH. Abdul Syukur, M.A., menyampaikan harapannya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat menjadi penengah kepentingan antara masyarakat dan pemerintah. (Riska/Sintami)

  • Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag: Moderasi Beragama Adalah Jalan Terbaik Membangun Indonesia Yang Damai, Adil, Dan Sejahtera

    Bandar Lampung: Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag., menjadi salah satu pemateri dalam rangkaian kegiatan Pengukuhan Dewan Pimpinan MUI Provinsi Lampung, yakni acara Sarasehan Ulama Dan Umara di Ballroom UIN Raden Intan Lampung pada Rabu (23/2/2022).

    Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag., menyampaikan moderasi beragama adalah jalan terbaik membangun Indonesia yang damai, adil dan sejahtera.

    “Moderasi beragama adalah jalan terbaik membangun Indonesia yang damai, adil dan sejahtera. Dibuktikan dengan sikap toleransi dan meyakini kepercayaan dengan tetap menghargai perbedaan,” ujar Alamsyah.

    “Dua hal penting yang perlu dibangun dalam moderasi beragama menurutnya adalah, pertama komitmen dalam berbangsa yang memfokuskan kepada Pancasila, UUD 1945 dan menjaga kebhinekaan, yang kedua yaitu komitmen dalam beragama seluruhnya membangun jalan tengah dengan moderat dan toleran sehingga setiap perbedaan tidak menjadi perselisihan dan disitulah peran MUI sebagai rumah besar umat Islam yang memiliki tokoh dari berbagai golongan bisa menjembatani sebagai silaturohim, silatulfikri dan silaturharkah,” sambungnya.

    Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag., menyampaikan juga untuk saling menghormati, “komitmen kebangsaan, komitmen beragama kita jaga dan selalu toleran tidak menghina dan saling menghormati,” tutup Prof. Dr. Alamsyah M.Ag. (Chelsea/Sintami/Abdul Qodir Zaelani)

  • Rektor UIN Prof. Dr. Wan Jamaluddin, Ph.D: Ulama Memiliki Peran Strategis dan Vital

    Bandar Lampung: Prof. Dr. Wan Jamaluddin, Ph.D., menyampaikan materi dalam acara Sarasehan Ulama dan Umara yang termasuk dalam rangkaian acara Pengukuhan Dewan Pimpinan MUI Lampung 2021-2026. Acara yang mengusung tema “Meneguhkan Peran MUI Dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah di Bumi Lampung” ini diselenggarakan oleh MUI di Ballroom UIN Raden Intan Lampung pada Rabu (23/02/22).

    Dalam materinya Prof. Dr. Wan Jamaluddin, Ph.d., menyampaikan peranan ulama dalam melakukan akselerasi pemahaman islam sangat strategis dan vital khususnya di Provinsi Lampung.

    “Ulama memiliki peran yang sangat strategis dan vital dalam melakukan akselerasi pemahaman keislaman secara kontekstual dalam bingkai masyarakat budaya di Provinsi Lampung”. papar beliau

    “Pendekatan piil pesenggiri sebagai falsafah hidup hal tersebut menopang kuat pemahaman keislaman tentang nilai nilai tasamuh, i’tidal dan moderasi dapat membumi secara nyata di bumi sai ruwa jurai” tutup Prof. Dr. Wan Jamaluddin, Ph.d. (Chelsea/Sintami/Abdul Qodir Zaelani)

  • KH. Miftahul Akhyar: Derajat yang Tinggi Harus di Kelola dengan Baik.

    Bandar Lampung: KH. Miftahul Akhyar lantik dan kukuhkan susunan dan personalia MUI Provinsi Lampung di Ballroom UIN Raden Intan Lampung pada Rabu (23/2/22).

    KH. Miftahul Akhyar menyampaikan posisi MUI sebagai ulama merupakan orang yang berpengetahuan, orang yang berilmu dan beramal.

    “Tidak ada sebuah kedudukan martabat yang tinggi sebagaimana martabat para ulama karena ilmu itulah derajat paling tinggi,” papar beliau dalam sambutannya pada rabu (23/2/2022).

    Manakala ilmu tidak memiliki pendamping maka akan melakukan perselingkuhan artinya ilmu tersebut tanpa kontrol. Tatkala majelis ulama jika tidak didampingi oleh sebuah kesadaran spiritual maka bahayanya akan sangat luar biasa.

    “Sebuah derajat yang luar biasa jika tidak dikelola dengan baik maka bahayanya juga akan luar biasa, yang hancur adalah nilai nilai utama nilai nilai insaniyah,” tambahnya.

    Selain itu K.H Miftahul Akhyar menyampaikan setelah mengucapkan kalimat baiat sebetulnya sudah cukuplah sebagai pegangan untuk menerapkan dan menyelesaikan tugas tugas sebagai pemakmur di bumi ini.

    Ketua MUI Pusat itu juga berharap majelis ulama dapat meluruskan masyarakat yakni dengan cara sebagai penyatu dan penyeimbang yang mana merupakan kumpulan dari berbagai organisasi organisasi keagamaan, sehingga masing masing dapat melepaskan kepentingan pribadi dan kelompok agar dalam MUI satu langkah satu idealisme dan satu titik tujuan”.

    Terakhir KH. Miftahul Akhyar mendoakan kemudahan dan kesuksesan MUI provinsi lampung dalam menjalankan dakwahnya.

    “Semoga majelis ulama provinsi Lampung diberikan kemudahan oleh Allah bisa melaksanakan tugas tugas dengan baik,” pungkasnya. (Chelsea/Sintami/Abdul Qodir Zaelani)

  • Gubernur Arinal Djunaidi Dukung Fungsi dan Peran MUI Lampung

    Bandar Lampung: Gubernur Lampung, Ir. H. Arinal Djunaidi, menyampaikan ucapan selamat dan sukses dari pemerintah Provinsi Lampung kepada pengurus baru MUI Provinsi Lampung masa khidmat 2021-2026 dalam sambutannya pada acara Pengukuhan Dewan Pimpinan Provinsi Lampung di Ballroom UIN Raden Intan Lampung pada Rabu (23/2/2022).

    Arinal berharap acara tersebut dapat menjadi momentum yang strategis untuk semakin meningkatkan hubungan harmonis antara MUI dan pemerintah dan elemen sosial masyarakat dalam mewujudkan cita-cita bersama.

    “Islam harus kita jaga harus kita pertahankan sesuai dengan prinsip-prinsip apa yang diajarkan oleh Allah SWT dan nabi Muhammad Saw, kepentingan politik diluar itu, diluar MUI,” ujar Arinal.

    Gubernur Lampung itu juga menyampaikan komitmen pemerintah Provinsi Lampung untuk mendukung peran dan fungsi MUI.

    “Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen untuk selalu mendukung peran fungsi MUI provinsi Lampung sebagai pelayan ummat dan mitra pemerintah demi mewujudkan visi Islam yang rahmatan lil alamin,” tutup Arinal dalam sambutannya. (Chelsea/Sintami/Abdul Qodir Zaelani).