Pencapaian Pembangunan Provinsi Lampung Tahun 2024: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan

Bandar Lampung, MUI Lampung Digital
Pemerintah Provinsi Lampung mengakhiri tahun 2024 dengan sejumlah pencapaian penting dalam pembangunan daerah, dalam acara refleksi akhir tahun yang digelar di Mahan Agung pada Selasa (24/12/2024).
Hadir dalam acara tersebut para pimpinan Forkopimda, Pj. Sekdaprov, Para Asisten, Sekwan, Kaban/Kadis, Bupati/Walikota se-Provinsi Lampung, Rektor UIN Raden Intan Prof. H. Wan Jamaludin Z., M.Ag., Ph.D., Ketua MUI Provinsi Lampung KH. Suryani M. Nur, Ketua Baznas Provinsi Lampung Komarunizar, dan undangan lainnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Dr. Junanto Herdiawan SE, MA., dan Penjabat Gubernur Lampung Dr. Drs. Samsudin M.H., M.Pd. menyampaikan laporan capaian hasil pembangunan daerah Provinsi Lampung selama tahun 2024.
Dalam pemaparannya Junanto mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2024 tumbuh sebesar 4,81% year-on-year (yoy) hingga triwulan III, sedikit lebih tinggi dibandingkan capaian pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95% (yoy) dan konsumsi pemerintah sebesar 2,81% (yoy). Selain itu, sektor ekspor menjadi pilar penting dengan kenaikan sebesar 14,01% (yoy), berkat penguatan komoditas utama seperti kopi robusta dan produk kelapa sawit.
Di sisi lapangan usaha utama, sektor transportasi dan pergudangan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,97% (yoy), menunjukkan peningkatan efisiensi dan aktivitas logistik di Lampung. Sektor industri pengolahan juga mencatat kinerja gemilang dengan pertumbuhan 10,54% (yoy), mencerminkan kontribusi besar terhadap PDRB daerah.
Sementara Pj. Gubernur Samsudin mengatakan bahwa dalam upaya mendorong pembangunan berkelanjutan (sustainable development), Pemprov Lampung telah meningkatkan alokasi anggaran untuk proyek infrastruktur strategis, termasuk jalan, jembatan, dan fasilitas pendukung industri. Meski investasi hanya tumbuh 1,30% (yoy), pemerintah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan daya tarik investasi melalui deregulasi dan penyederhanaan proses perizinan.
Selain pencapaian ekonomi, Pemprov Lampung juga mencatat peningkatan dalam indikator kesejahteraan masyarakat. Tingkat pengangguran terbuka turun, dan angka kemiskinan berkurang secara signifikan. Upaya pengembangan sektor pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas, dengan alokasi anggaran yang lebih besar untuk mendukung program pendidikan inklusif dan peningkatan layanan kesehatan.
Samsudin menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pencapaian pembangunan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mempertahankan tren positif ini. “Tahun 2025 menjadi tahun strategis bagi kita semua untuk mempercepat pembangunan yang inklusif, memperkuat sektor investasi, serta memastikan kesejahteraan masyarakat Lampung terus meningkat,” ujarnya.
Dalam akhir penyampaian materinya, Junanto menyampaikan outlook atau prediksi perekonomian Provinsi Lampung Tahun 2025, “Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera memiliki potensi ekonomi yang berkembang. Pada 2025, fokus pembangunan diarahkan pada penguatan sektor unggulan, digitalisasi, dan keberlanjutan untuk menghadapi peluang dan tantangan global serta nasional”, ujarnya.
Masih menurut Junanto bahwa tahun 2025 Ekonomi Lampung diproyeksikan tumbuh 4,5%-5,0%, didukung sektor pertanian, industri pengolahan, dan pariwisata. Sedangkan Inflasi diperkirakan terkendali pada 2,5%-3,0% melalui penguatan distribusi dan digitalisasi pasar.
Sektor-Sektor Strategis : (1) Pertanian dan Perkebunan fokus pada teknologi modern dan penguatan ekspor komoditas unggulan (kopi, lada, udang), (2) Industri dan UMKM terkait hilirisasi produk lokal serta digitalisasi melalui e-commerce dan fintech, (3) Infrastruktur mengenai penyelesaian proyek strategis dan peningkatan konektivitas wilayah pedesaan, (4) Pariwisata yakni promosi berbasis budaya dan ekowisata dengan peningkatan fasilitas wisata.
Selain itu terkait Transformasi Digital dan Keuangan Inklusif: (1) Digitalisasi Ekonomi yakni penggunaan QRIS dan platform digital untuk UMKM, (2) Keuangan Inklusif melalui edukasi masyarakat dan pengembangan layanan keuangan di daerah terpencil.
Sementara Tantangan berupa Volatilitas harga komoditas, kesenjangan infrastruktur, dan dampak perubahan iklim. Strategi berupa Diversifikasi ekonomi, kolaborasi multipihak, dan kebijakan pro-lingkungan, harus dijalin dengan baik. “Tahun 2025 menjadi momentum bagi Lampung untuk memperkuat perannya sebagai motor ekonomi regional melalui pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Bank Indonesia berkomitmen mendukung visi ini bersama seluruh pemangku kepentingan”, pungkasnya. (Suryani/Rita Zaharah)