Opini: Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu: Dari Lampung untuk Indonesia, Radin Inten II dan K.H. Ahmad Hanafiah

Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu: Dari Lampung untuk Indonesia, Radin Inten II dan K.H. Ahmad Hanafiah
Dr. Efa Rodiah Nur, MH
Dekan Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung
Setiap 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan, sebuah hari untuk mengenang dan menghormati pengorbanan para pejuang yang telah memberikan segalanya demi kemerdekaan bangsa. Tema “Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu” pada peringatan kali ini mengajak kita untuk lebih dari sekadar mengenang. Kita diajak untuk meneladani semangat juang para pahlawan yang telah berkorban, serta menghidupkan kembali rasa cinta tanah air dengan tindakan nyata, demi kemajuan bangsa.
Bagi masyarakat Lampung, momen peringatan Hari Pahlawan tahun ini terasa lebih istimewa. Selain mengenang sosok Radin Inten II yang telah lama diakui sebagai pahlawan nasional, kita juga kini merayakan pengangkatan K.H. Ahmad Hanafiah sebagai pahlawan nasional pada tahun 2023. Kedua pahlawan ini bukan hanya memiliki kisah perjuangan yang luar biasa, tetapi juga semangat yang menginspirasi kita untuk terus mencintai dan berbakti kepada negeri ini.
Radin Inten II, yang gugur pada 5 Oktober 1856, adalah pahlawan yang sangat layak mendapat penghargaan atas perjuangannya dalam mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajahan Belanda. Sebagai pemimpin rakyat Lampung, Radin Inten II memimpin perlawanan dengan semangat yang kokoh dan teguh untuk mempertahankan kedaulatan serta keutuhan wilayah Lampung. Perjuangan beliau didasarkan pada landasan moral dan nasionalisme yang kuat, dan mendapat dukungan penuh dari rakyat Lampung yang percaya pada kepemimpinan dan tekad beliau.
Perjuangan Radin Inten II juga mendapat dukungan dari berbagai daerah lain, termasuk Banten, yang turut memperjuangkan kemerdekaan bersama rakyat Lampung. Keberanian dan semangat perlawanan Radin Inten II tidak berbeda jauh dengan para pahlawan besar lainnya pada masa itu, seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Sultan Hasanuddin, Antasari, dan Pattimura. Mereka semua berjuang dengan jiwa yang sama, yaitu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan tanah air dari cengkeraman kolonialisme Belanda. Radin Inten II, dengan semangat juangnya yang tidak pernah padam, sangat layak diakui sebagai pahlawan nasional atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan tanah air.
Begitu pula dengan K.H. Ahmad Hanafiah, yang pada tahun 1947, memimpin perjuangan rakyat Lampung melawan Belanda di Baturaja. Dengan hanya bersenjatakan golok Ciomas, pasukan yang dipimpin oleh Hanafiah tetap bertempur melawan pasukan Belanda yang jauh lebih lengkap persenjataannya. Perjuangan Hanafiah, seperti halnya Radin Inten II, menunjukkan bahwa cinta tanah air bukan hanya sekadar ucapan atau simbol, tetapi juga tindakan nyata yang berani menghadapi bahaya demi kemerdekaan. Cinta tanah air bagi Hanafiah adalah pengorbanan yang tiada tara, yang tak terukur dengan harta atau gelar.
Kedua pahlawan dari Lampung ini mengajarkan kita bahwa semangat juang dan cinta tanah air harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Cinta tanah air bukan hanya kata-kata atau simbol-simbol patriotik, tetapi pengorbanan yang tulus dan konsisten untuk kebaikan bangsa. Mereka tidak hanya berbicara tentang kemerdekaan, tetapi mereka berjuang untuk mencapainya-termasuk menghadapi segala keterbatasan dan rintangan.
Hari Pahlawan adalah momen yang tepat untuk merenungkan bagaimana kita bisa meneladani semangat para pahlawan ini dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak harus berjuang di medan perang seperti mereka, tetapi kita bisa mengungkapkan rasa cinta tanah air melalui kontribusi positif dalam bidang apapun yang kita geluti. Di Lampung, kita bisa meneladani semangat para pahlawan ini dengan menjaga budaya, melestarikan alam, mengembangkan ekonomi daerah, serta meningkatkan pendidikan yang berkualitas untuk generasi muda.
Semangat Radin Inten II dan K.H. Ahmad Hanafiah mengingatkan kita bahwa perjuangan tidak berhenti pada masa lalu. Kita sebagai generasi penerus harus memastikan bahwa cinta kita terhadap negeri ini tercermin dalam setiap tindakan yang kita ambil untuk memajukan bangsa. Seperti pahlawan-pahlawan kita, kita juga memiliki tugas untuk menjaga keutuhan dan kemajuan negara, meski tantangan yang kita hadapi berbeda dengan yang mereka hadapi.
Selamat Hari Pahlawan, 10 November. Mari kita teladani semangat juang para pahlawan kita, cintai negeri ini dengan cara kita masing-masing, dan teruskan perjuangan mereka untuk Indonesia yang lebih baik.