Bandar Lampung, MUI Lampung Digital
Konsep keagamaan yang benar di Indonesia memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang toleran dan damai. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, KH. Suryani M. Nur, dalam acara Penguatan Kapasitas dan Kompetensi Personel TNI, Polri, dan Instansi Terkait dalam Mendukung Penanggulangan Terorisme di Provinsi Lampung, yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Swiss Belhotel, Bandar Lampung, Kamis (24/10/2024).
Dalam acara yang pesertanya dari personel TNI, Polri, serta ASN dari berbagai instansi terkait tersebut KH. Suryani menekankan bahwa toleransi dan saling menghormati antar umat beragama adalah kunci utama bagi Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan pluralisme agama yang tinggi. “Pemahaman keagamaan yang benar sangat penting dalam menangkal radikalisme. Islam mengajarkan cinta damai, toleransi, dan kemanusiaan. Ulama memiliki tanggung jawab besar untuk meluruskan kesalahpahaman tentang konsep jihad yang sering dimanipulasi oleh kelompok radikal,” ungkap KH. Suryani, yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tulang Bawang.
Acara yang dimoderatori oleh Amar Ma’ruf, Kepala Seksi Pemberdayaan Kemampuan BNPT, juga menghadirkan Martin Sudarmawan, mantan anggota Jama’ah Islamiyah, sebagai narasumber. Martin berbagi pengalaman pribadinya sebagai mantan anggota organisasi terlarang tersebut. Ia menuturkan bagaimana dirinya sempat terjebak dalam narasi radikal yang memanipulasi ajaran agama untuk tujuan kekerasan. “Radikalisasi sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman yang benar tentang agama dan keterpengaruhan pada doktrin yang salah. Saya berharap cerita saya dapat menjadi pelajaran bahwa kekerasan bukanlah solusi, dan pentingnya mencari ilmu dari sumber yang benar,” tutur Martin.
Amar Ma’ruf menambahkan bahwa sinergi antara ulama, pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan dalam menangkal paham radikal. “BNPT terus berupaya memperkuat kemampuan masyarakat dalam mendeteksi serta mencegah radikalisasi sejak dini. Edukasi dan sosialisasi melalui acara seperti ini sangat penting dalam membangun pemahaman komprehensif terkait ancaman terorisme,” katanya.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung aktif, menunjukkan antusiasme peserta dalam mendukung kolaborasi lintas elemen untuk menjaga kerukunan dan keamanan nasional. KH. Suryani menutup dengan menekankan bahwa konsep keagamaan yang menonjolkan nilai toleransi, kasih sayang, dan persatuan adalah benteng utama dalam melawan radikalisme dan terorisme. “Melalui pendidikan yang moderat, dialog antar agama, dan peran aktif ulama, masyarakat dapat dibekali dengan pemahaman agama yang benar. Acara ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat pemahaman keagamaan yang moderat dan damai di tengah masyarakat Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung”, pungkasnya. (HY & Rita Zaharah)
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.