Agama Rahamatan Lil ‘Alamin
Dr. Agus Hermanto, MHI
Komisi Penelitian MUI Lampung
Agama adalah nasehat, sebagaimana sabda Rasulullah saw, (الدّين النصيحة). Agama sebagai pedoman bagi umat manusia, sehingga dengan beragama manusia akan menemukan jalan kemudahan. Allah berfirman dalam al-Quran, (وما جعل عليكم فى الدّين من حرج) tidaklah Allah jadikan agama untuk kalian sesuatu yang menyulitkan. Agama yang merupakan norma dan ajaran yang dapat dijalani oleh setiap hamba, sehingga dengan beragama manusia akan menemukan kebahagiaan, baik di dunia maupun akhirat.
Sesungguhnya Allah memberikan segala sesuatu kepada hambanya tidaklah melebihi dari kapasitas yang ia miliki, sebagaimana dikatakan dalam firman Allah Ta’ala, (لا يكلّف الله إلاّ وسعها). Begitu indah ajaran Islam, yang hadir dibawa oleh baginda Rasulullah Muhammad saw, dengan yang lembut, sehingga dapat tersampaikan dengan baik dan diterima dengan baik. Rasulullah saw, bersabda, (بعثت بالحنيفية السمحة) aku diutus (kata Rasulullah) dengan cara yang lembut. Lemah lembut pada metode penyampaian saja, melainkan juga pada materi dan ajaran yang disampaikan. Rasulullah bersabda, (بعثت لأتمم مكارم الأخلاق) aku diutus (kata Rasulullah) adalah untuk menyempurnakan akhlak. Dengan tujuan mulia dan dengan misi mulia itulah baginda Rasulullah saw, dapat diterima oleh umatnya.
Rasulullah saw, adalah satu-satunya Nabi Allah yang memiliki tugas mulia yaitu menjadi rahmat bagi seluruh alam, hal itu sebagaimana disampaikan dalam firman Allah Ta’ala, (وما أرسلناك إلاّ رحمة للعالمين) tidaklah aku utus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. Begitu dahsyatnya baginda Rasulullah beserta ajaran yang dibawanya, suatu ajaran yang akan membawa umatnya menuju kebahagiaan yang diidam-idamkan yaitu dunia dan akhirat, tidak hanya untuk manusia, melainkan untuk seluruh alam.
Agama Islam adalah agama yang membawa tiga unsur mulia yaitu iman, islam dan ihsan. Tiga unsur inilah yang akan senantiasa menjadikan hamba Allah meyakini dalam hati, mengamalkan dengan penuh jiwa raga, dan dilakukan sesuai dengan poksi yang diajarkannya. Jika umat para Nabi terdahulu hanya untuk umatnya saja, namun umat Nabi Muhammad berlaku secara menyeluruh, meskipun ajaran Islam bukan datang di ruang yang kosong, namun ia datang untuk menyempurnakan atas ajaran-ajaran yang dibawa oleh para nabi terdahulu.
Jika umat para nabi terdahulu ketika melakukan bentuk kejahatan sesuai tantangan yang dihadapi pada masanya, dan Allah secara langsung memberikan teguran berupa musibah yang terjadi, maka umat Nabi Muhammad hadir dengan memberikan syafaat kelak di hari akhir untuk menyelematkan umatnya. Wallahualam.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.