Ketua Asosiasi FKUB Indonesia: Kerukunan Harga Mati
Bandar Lampung: Ketua Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, menyatakan tantangan globalisasi, persaingan global baik dalam dan luar negeri, maka bangsa Indonesia masih sangat bergantung pada kerukunan.
“Maka kerukunan bagi Indonesia harga mati,” ungkap ketua Asosiasi FKUB Indonesia pada saat menyampaikan orasi ilmiahnya dalam acara Rapat Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Lampung dan FKUB Kabupaten/Kota, Rabu (18/7/2018) di Marcopolo Hotel Bandar Lampung.
Karena menurutnya, sekali kerukunan terganggu dan sifatnya massif, meluas ke seluruh Indonesia, maka ongkosnya sangat mahal. Taruhannya NKRI. Tidak bisa ditebus kecuali air mata. Dan akan terjadi kekacauan yang tidak berkesudahan. “Tidak ada kerukunan jatuh dari langit. Kerukunan harus diperjuangkan kalau kita ingin NKRI tegak selama-lamanya.”
Ia juga menyatakan tokoh agama termasuk FKUB di dalamnya menjadi terdepan dan menjadi contoh dalam kerukunan. “Saya yakin FKUB yang di dalamnya terdapat tokoh lintas agama, dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Apapun masalahnya, harus diselesaikan dengan musyawarah dan diselesaikan dari hati ke hati,” tambah Ida Pangelingsir.
“Saya ingin Lampung menjadi barometer kerukunan Indonesia. Saya juga berharap, rakor ini menjadi contoh untuk rakor daerah lain,” ujarnya di depan puluhan tokoh lintas agama.
Ida Pangelingsir juga berharap pemerintah dapat memfasilitasi FKUB dengan baik, karena jika kerukunan beragama telah hancur, maka biaya pemulihannya sangat mahal sekali. (Abdul Qodir Zaelani)