KH. Khairuddin Tahmid Wakili Lampung Dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa
Bandar Lampung: Sebanyak 450 pemuka agama dari seluruh Indonesia berkumpul di di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta selama 3 hari mulai 8 sampai dengan 10 Februari 2018 dalam Kegiatan Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP).
Pada pertemuan tersebut, Provinsi Lampung diwakili oleh Ketua Umum MUI Lampung KH. Khairuddin Tahmid yang merupakan sosok ulama kharismatik dan sangat concern terhadap dakwah Islam washatiyyah atau Islam moderat.
Dihubungi via telpon setelah Kegiatan tersebut, Ahad (11/2), Dosen UIN Raden Intan Lampung ini menjelaskam bahwa peserta kegiatan Nasional tersebut diikuti oleh para pemuka dan tokoh agama, baik dari pusat maupun daerah, baik yang mewakili majelis agama dan ormas keagamaan maupun tokoh perorangan.
Mengangkat Tema besar kegiatan yaitu Rukun dan Bersatu, Kita Maju, kegiatan ini menurutnya merupakan wahana dan sarana silaturrahmi serta dialog dari hati ke hati guna memperoleh kesepakatan-kesepakatan berwibawa sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh bangsa.
“Selama musyawarah besar berlangsung, ada 7 bahasan isu strategis yang menjadi pembahasan,” terang Waki Rais Syuriyah PWNU Lampung ini.
Isu-isu tersebut meliputi Pertama, membahas pandangan dan sikap umat beragama tentang NKRI yang berdasarkan Pancasila. Kedua, membahas pandangan dan sikap umat beragama tentang Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Ketiga, pandangan dan sikap umat beragama tentang pemerintahan yang syah hasil pemilu. Keempat, membahas prinsip-prinsip kerukunan antar umat beragama (teologi kerukunan).
Kelima, membahas masalah penyiaran agama dan pendirian rumah ibadah. Keenam, membahas tentang problematika terhadap masalah internal umat beragama dan menari solusinya. Keenam, problematika terhadap masalah hubungan antar umat beragama dan mencari solusi. Ketujuh, membahas tentang faktor-faktor non agama yang mempengaruhi dan menggaggu kerukunan antar umat beragama.
“Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan menempuh jalan dialog yang dialogis, percakapan dari hati ke hati, yakni dialog yang tertumpu atas ketulusan, keterbukaan, keterusterangan, dan kerjasama untuk menyelesaikan masalah,” jelasnya. (Muhammad Faizin)