Breaking NewsOrmas

Ketua PWNU Lampung Ingatkan Adanya Multikrisis di Masyarakat

Bandar Lampung: Ketua Tanfidziyyah PWNU Lampung KH Sholeh Baijuri mengatakan, di era modern yang cenderung membuat masyarakat bersikap individual, perlu kembali diingatkan pentingnya aktualisasi nilai dasar pembentukan khaira ummah (umat ideal) dan merajut kembali sikap kemasyarakatan.

“Nilai nilai dasar pembentukan khaira ummah saat ini benar-benar mengalami krisis. Pasalnya stasus sosial yang dimiliki masyarakat sudah tidak mengindahkan nilai-nilai assidqu (kejujuran), wal amanah (amanah) wal wafa bil ‘ahdi (tepat janji) wal istiqamah (konsistensi) serta kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar. Untuk itu perlu melakukan langkah positif demi terwujudnya aktualisasi nilai-nilai ini sehingga apa pun status sosial masyarakat atau pun individu akan menjadi baik,” katanya, Selasa (26/12).

Berkait interaksi dengan sesama manusia, lanjut Kiai Sholeh, revitalisasi sikap kemasyarakatan dapat dilakukan dengan mewujudkan sikap tasamuh (toleransi), tawasut (moderat), tawazun (seimbang) dan i’tidal (tegak lurus).

“Sikap ini (tasamuh, tawasut, tawazun, i’tidal) sekarang semakin pudar dan semakin memprihatinkan, sehingga muncul sikap ghuluw (berlebihan dalam memandang teks agama secara harfiyah), muncullah kelompok takfiri, tathorruf atau ekstrim baik kanan maupun kiri di kalangan masyarakat luas,” terangnya.

Hal yang juga saat ini semakin berkembang dan perlu diwaspadai menurut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatus Sholihin, Lampung Selatan ini adalah bahayanya paham sekuler yaitu paham yang bersifat duniawi atau kebendaan dan meniadakan keagamaan.

“Paham ini tidak melihat sisi agama dalam kehidupan sehingga semuanya bebas. Termasuk yang saat ini sedang marak diperbincangkan yaitu masalah LGBT, paham sekuler memperbolehkan tindakan ini. Sementara dari sudut pandang agama jelas ini perbuatan haram yang dilarang serta merusak sendi-sendi kehidupan,” tegasnya seraya mengingatkan bahwa pemerintah harus serius dan berperan serta dalam penegakan moral dan hukum di tengah kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya Kiai Sholeh juga mengingatkan, saat ini di masyarakat juga banyak fenomena kualitas kehidupan semakin baik, namun banyak dari kondisi tersebut yang bertentangan dengan harapan. Ia mencontohkan banyak orang yang gelarnya semakin tinggi, namun akal sehat semakin rendah. Begitu juga dunia ilmu kesehatan semakin canggih, namun kondisi kesehatan semakin buruk.

“Saat ini penghasilan masyarakat semakin meningkat tapi ketenteraman jiwa semakin berkurang. Sering jalan-jalan keluar negeri tapi tidak kenal dengan tetangga sendiri. Jumlah manusia semakin banyak, namun rasa kemanusiaan semakin menipis. Pengetahuan semakin bagus, namun kearifan semakin berkurang,” ujarnya.

Dalam hal keilmuan saat ini juga semakin mudah orang belajar namun pelajar semakin tidak menghargai guru. Begitu juga teknologi Informasi semakin canggih sehingga fitnah dan aib semakin tersebar.

“Saat ini orang yang rendah ilmu banyak bicara dan orang yang tinggi ilmu banyak terdiam, sehingga tontonan semakin banyak, tuntunan semakin berkurang. Akhirnya tontonan jadi tuntunan,” tegas Alumni Pondok Pesantren Al Anwar Maron Purworejo ini. (Muhammad Faizin)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button