Breaking News

Tips Hindari Konten Hoaks di Dunia Maya

Bandar Lampung: Wakil Ketua Tanfidziyyah PWNU Lampung yang juga seorang jurnalis, Juwendra Asdiansyah, berbagi tips bagaimana mendeteksi sebuah konten di dunia maya apakah termasuk hoaks atau bukan.

Pertama, menurut Pimred Media Online duajurai ini adalah dengan melihat asal media yang memunculkan, merilis ataupun membagi konten tersebut.

“Situs atau website lembaga resmi atau bukan, media arus utama atau bukan. Jika blogspot atau blog pribadi lihat profil pemilik, pengelola atau penulisnya. Ada tim redaksinya tidak; alamat tercantum atau tidak. Jika tidak ada, hampir pasti media abal-abal,” terangnya.

Selanjutnya warganet harus melihat dari siapa sumber berita yang memunculkan konten tersebut, apakah memiliki kredibilitas dan rekam jejak yang baik atau tidak.

“Apalagi kalau sumbernya anonim, ada deh, atau sebut saja kumbang, patut diduga itu info ngawur tak bertepi. Dalam hal ini berlaku lihat siapa yang mengatakan, bukan cuma apa yang dikatakan,” ujar pria yang biasa disapa Bang Juwe ini.

Jika konten internet tersebut memberikan sebuah hasil penelitian, lanjutnya, harus diteliti kapan penelitiannya, lembaga apa yang meneliti, siapa yang bicara mewakili lembaga tersebut, kapan informasi hasil penelitian dirilis dan dalam momen apa penelitian tersebut disampaikan. Apakah via konferensi pers, wawancara wartawan, seminar, diskusi dan sebagainya.

“Dalam Islam, hadist itu ada tingkatannya. Dari yang sahih hingga yang dhaif. Level itu terutama ditentukan oleh siapa perawinya. Kalau perawinya tidak jelas, kapasitas atau rekam jejaknya meragukan, apalagi cacat moral, atau terputus rantai periwayatannya (sanad) maka ia tergolong hadist dhaif,” lanjut dia.

Bang Juwe memberikan analogi, jika datang ke rumah kita orang yang tidak dikenal dengan tampilan yang aneh mengatakan sekarang ada pembagian sembako gratis dan uang Rp 1 juta di kelurahan, apa serta merta kita berlari ke luar rumah?

Lebih lanjut Bang Juwe menjelaskan bahwa berita atau artikel yang baik di dunia maya bisa dilihat dari judul berita atau artikel dengan bahasa yang baik, tata bahasa merujuk KBBI dan EYD, tidak bernada menghina, mengejek, sadis atau cabul. Hal ini bisa dilihat dari bahasa yang digunakan termasuk tanda baca yang digunakan.

Berita hoaks atau bukan juga bisa dideteksi dari masuk akal atau tidaknya dan sering menggunakan bahasa yang lebay seperti ‘Heboh’, ‘sebarkan’, ‘viralkan’, ‘aminkan’, dan sejenisnya.

“Mari pelihara akal sehat. Hidup sudah berat, jangan ditambah berat dengan informasi sesat,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button