Breaking News

Islam Agama Peradaban, Tak Hanya Bawa Doktrin Teologi

Pringsewu: Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Munawir menegaskan bahwa Agama Islam hadir tidak hanya membawa doktrin teologi Rukun Iman maupun Rukun Islam saja. Islam juga hadir dengan memperhatikan aspek lain seperti Ilmu Pengetahuan yang harus dikuasai oleh ummat Islam.

“Islam adalah agama peradaban yang menghormati kearifan budaya serta menempatkan Ilmu Pengetahuan sebagai sesuatu yang penting untuk diraih. Islam itu agama intelektual,” tegasnya saat menyampaikan materi Membangun Kerukunan Antar Ummat Beragama Dalam Pandangan Islam dan Bahaya Teroris pada Acara Dialog Kebangsaan dan Anti Radikalisme yang dilaksanakan oleh Ormas Kepemudaan KNPI Kabupaten Pringsewu, Kamis (24/8/17).

Gus Nawir, sapaannya menambahkan bahwa ada tiga prinsip yang harus dibangun dalam rangka menjadikan Agama Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh Alam. Yang pertama adalah Ruhuddin yaitu semangat beragama, Ruhudinul Adabi wal Hadhoroh yang semangat membangun agama dengan adab dan budaya, Ruhul wathoniyah yaitu spirit kecintaan dengan tanah air.

“Beragama tidak hanya menjalankan rukun iman, rukun Islam, tapi mampu menghayati, memperdalam, dan mengamalkan. Sebab islam adalah agama budaya, agama peradaban, agama ilmu pengetahuan,” kata Gus Nawir pada Acara yang digelar di Aula Kantor Bupati Pringsewu tersebut.

Agama islam juga, lanjutnya, memerintahkan umatnya agar menjadi umat yang beradab, berakhlak, berbudaya, berkepribadian dan harus bergaul dengan siapapun secara baik.

Selain itu kecintaan terhadap Tanah Air juga harus dimiliki Ummat Islam khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Tanah air kita merdeka tidak gratis, tanah air kita merdeka dengan darah, merdeka dengan perjuangan, merdeka dengan perang, sejak dulu para ulama, kyai mengumandangkan jihad, melawan penjajah,” tegasnya.

Oleh sebab itu, Ia merasa prihatin kepada beberapa kelompok yang tidak memiliki rasa nasionalisme serta tidak menghargai perjuangan para pendahulu dengan menebar benih-benih perpecahan dengan dalih agama.

“Agama dan Nasionalisme tidak bisa dipisahkan. Karena Nasionalisme merupakan bagian dari Iman,” pungkas Kiai Muda yang juga Ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Lampung ini. (Muhammad Faizin)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button