Breaking News
Hadapi Wukuf Di Arafah, TPIHI Intensif Lakukan Pembinaan Kepada Jamaah
Makkah: Waktu pelaksanaan puncak Ibadah Haji yaitu Wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1438 H sudah semakin dekat. Selain memerlukan kesiapan fisik, Para Jamaah juga harus mempersiapkan diri dengan bekal pengetahuan dan kekuatan mental. Pembinaan tersebut saat ini sudah mulai dilakukan dengan intensif oleh semua kelompok terbang jamaah haji Indonesia.
Hal tersebut disampaikan salah satu Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Lampung KH. Khairuddin Tahmid melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/8).
Ketua Umum MUI Lampung ini menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan pemantapan pembinaan kepada Jamaah tentang bagaimana persiapan dalam menghadapi wukuf di Arafah. “Kita tahu bersama, wukuf di arafah merupakan puncak ibadah haji, maka diperlukan persiapan yang matang, baik kesehatan Jamaah maupun kaifiyat dan ibadah-ibadah apa saja yang dilakukan selama wukuf,” terangnya.
Pembinaan ini terlihat pada pada Ahad, (21/8) saat dirinya melakukan Pembinaan kepada kloter 31 JKG asal Bandar Lampung di Musholla hotel Dar el-Haramain di kawasan Misfalah. Dalam pembinaan tersebut Ia mengingatkan para Jamaah untuk meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah dianugerahkan.
“Tidak semua orang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk berhaji pada tahun ini. Alhamdulillah kita yang dipilih oleh Allah,” katanya didepan Jamaah yang dengan khidmat menyimak pembinaan yang terkadang Ia selingi dengan guyonan segar.
Sekitar 225 Jamaah yang tergabung dalam kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Safir el-Madina juga mendapatkan pengarahan untuk menjaga ritme ibadah menjelang wukuf di Arafah.
“Kita datang ke tempat suci ini semata-mata untuk memenuhi panggilan Allah SWT, yakni untuk menunaikan rukun Islam yang kelima di Baitullah. Maka kegiatan pembinaan seperti ini sangat dipentingkan bagi jamaah agar mendapatkan pencerahan,” kata pendamping KBIH tersebut H. Ihsan.
Dalam pembinaan tersebut juga diberikan kiat-kiat menjaga kesehatan oleh tim kesehatan kloter tersebut. Menurut salah satu tenaga medis pendamping kloter, dr. Eliza Techa, keadaan Makkah sangat berbeda dengan keadaan di tanah air.
“Saat panas ya panas sekali. Demikian pula saat musim dingin juga dingin sekali. Karena itu kita harus mampu memahami dan mengukur daya tahan tubuh kita masing-masing. Disamping harus menjaga kesehatan, mengatur waktu ibadah dengan baik, kita juga jangan ngoyo, memaksakan diri. Kita perlu menyimpan tenaga untuk menghadapi wukuf di Arafah,” himbaunya. (Muhammad Faizin)