Bandar Lampung: LGBT menjadi tranding topik beberapa tahun terakhir. Walaupun kehadiran penganut LGBT telah ada sejak lama. “Sebenarnya LGBT telah ada sejak lama, bahkan sebelum abad masehi. “Pada masa nabi Luth, di kota Sodom yang dikenal sekarang dengan nama Laut Mati, perilaku lesbi (al-shihaq) dan gay (liwath)telah ada,” ungkap Abdul Qodir Zaelani, M.A., dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung pada saat menyampaikan materi LGBT dalam Perspektif al-Qur’an pada acara Seminar Sehari “Kita Bentuk Generasi Muda Lampung yang Tangguh di Era Globalisasi” yang dilaksanakan oleh Lion Club International, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Lampung, SMAN 2 Bandar Lampung di GSG sekolah setempat, beberapa waktu lalu.
Abdul Qodir Zaelani, M.A juga menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa menjadi bagian dari LGBT. “Beberapa penelitian telah menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang terkena LGBT baik dikarenakan faktor internal maupun eksternal. Faktor internal bisa karena faktor biologis, psikologis, dan juga faktor keluarga yang tidak harmonis. Faktor eksternal bisa karena pengaruh sosial dan budaya, pengalaman terhadap lawan jenis atau karena adanya traumatik, dan pengaruh IT yang semakin tidak terkendali yang telah menembus batas teritorial dan budaya”, ujarnya.
Abdul Qodir Zaelani, M.A., yang juga sebagai redaktur pelaksana mui-lampung.or.id menyatakan ada banyak dampak yang diakibatkan terhadap mereka yang masuk ke dalam LGBT. “Berdasarkan penelitian yang ada, dampak dari LGBT biasanya tidak suka dengan lawan jenis, berperilaku ganjil, bisa tertular penyakit AIDS, sipilis, dan dapat merusak sistem kekeluargaan. Bahkan berdasarkan data yang ada, pada tahun 1981, munculnya gejala penyakit AIDS, pertama kali ditemukan di kalangan gay, di kota-kota besar di Amerika Serikat,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan walaupun perilaku LGBT bisa menular, bukan berarti harus dijauhi. “Berikan perilaku positif kepada mereka dan berilah pengaruh positif kepada mereka,” pesannya.
Selain Abdul Qodir Zaelani, M.A., dr. Firhat dan dr. Tendi juga menyampaikan LGBT dalam perspektif kesehatan dan kejiwaan. (Dewi Yulianti)
