Penyatu Istanamu

Penyatu Istanamu

Ela Novita Sari

Mahasiswi UIN Raden Intan Lampung

Aku pun begitu

Terkadang rancu akan sayup sosok penyatu

Masih salut akan denyut sosok dahulu

Aku pun begitu

Terkadang pilu akan redup sosok perayu

Rindu akan denyut sosok dahulu

Meski bukan di empat lima meski tiada bekal senjata

Walau raga meriang, satu yang terus terngiang

Kita tetap seorang pejuang yang selalu berjuang

Terkodrat menyimpuhkan darah sang penerjang

Berbekal lidah dengan kosa yang tak sederhana

Agar tercipta insan yang sahaja

Terbubuhi rahim dengan asupan istimewa

Agar bentukan pertama terbibit sempurna

Inilah perjuanganmu,  perjuanganku sebagai penyatu

Yang tak semua dapat memahami naluri itu

Di jadikan tubuh tempat ternyaman semaian sang pelita

Inilah pengabdianmu dan pengabdianku di nusa kita

Yang tak semua dapat memahami arti pentingnya

Inilah karya nyata dari seorang hawa

Yang direstui seluruh citra budaya

Lewat tulisan di lembaran aku berpesan

Pada kaumku wahai sang ratu penyatu

Ragamu, menyimpan benih sang penggigih

Rasamu, menyimpan cinta sang sahaja

Belaimu, menyimpan jiwa sang wira

Brilianmu, menyimpan bulus sang tulus

Untailah kata perkata

Sulamlah mantra permantra

Bukan mereka pembebas nusa dari penjajah

Bukan mereka penyatu pelangi di bhineka

Kitalah, sama istimewa dari dia

Perjuangan tanpa ribuan panah

Perjuangan tanpa ribuan bara

Kita, terlihat dengan alunan nyata

Pencipta sang bijaksana di istana raja

Comments

Leave a Reply