Breaking News

Kepala KUA Kedaton: “Provinsi Lampung Kekurangan Penghulu”

14732114_1098637430243339_8972540035456123894_n

Bandar Lampung: Kepala KUA Kedaton, H. Purna Irawan, S.Ag., menyatakan bahwa dirinya tersanjung diundang pihak kampus. “Saya merasa tersanjung, diundang untuk hadir di tengah-tengah dosen dan mahasiswa-mahasiswi. Biasanya yang saya hadapi pengantin, ini yang saya hadapi orang-orang cerdas, orang-orang ilmiah, agak deg-degan juga saya dibuatnya,” kata kepala KUA yang pernah terpilih sebagai KUA teladan nasional di tahun 2015 ini kepada hadirin di praktikum kepenghuluan Fakultas Syari’ah dan Hukum, Sabtu (15/10/16) lalu, “Saya ingin menyampaikan tentang tugas-tugas penghulu. Sekarang ini sudah tidak ada lagi pembantu PPN/pembantu penghulu, sebabnya adalah sekarang ini akan diganti semua dengan penghulu PNS,” tambahnya.

Ia pun mengungkapkan, 270 kecamatan di provinsi Lampung.Untuk di Bandar Lampung saja dari 18 KUA yang ada, masih ada 7 KUA yang belum mempunyai penghulu. “Masing-masing KUA sekarang baru 1 penghulu, padahal pelayanan kita seperti di kecamatan Kedaton melayani 13 kelurahan, dilayani oleh 1 orang kepala KUA dan satu orang penghulu itu kewalahan,” demikian ia menjelaskan kepada peserta praktikum.

“Menurut kabar tentang penerimaan penghulu, yang dibuka untuk menerima PNS, untuk Lampung saja kita membutuhkan sekitar 500 penghulu. Jadi pak Relit (ketua panitia.red), wajah-wajah inilah esok yang akan menjadi penghulu. Kalau yang perempuannya jadi administratornya,”lanjutnya.

Ia pun menjelaskan bahwa penghulu itu dari kategori agama adalah wakil atau pelayan, sedangkan dari segi administrasi adalah wakil pemerintah. Penghulu itu notabene adalah PNS yang kedudukannya adalah pejabat fungsional. Ia pun melanjutkan bahwa penghulu itu sekarang yang diterima harus golongan III/a. Dan yang lebih diutamakan dalam aturan Menteri Agama itu adalah sarjana syari’ah. Namun harus benar-benar sarjana syari’ah yang mumpuni.

“Tesnya itu lumayan berat, dan harus diseriusi dari sekarang. Saya sampaikan ini supaya menjadi motivasi untuk adik-adik sekalian. Namun semua tidak gratis, tentu kalian harus membayarnya dengan mempersiapkan diri. Mungkin beberapa tahun kedepannya, sogok menyogok itu malah akan menjadi sulit. Mudah-mudahan seperti itu. Artinya memang SDM kita yang harus kita siapkan. Disamping SDM tentunya ada satu hal yang menentukan, yaitu do’a/ibadah,” tuturnya. (Dewie Yulianti/Abdul Qodir Zaelani)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button